Raden Sjamsoeddin

Revisi sejak 18 Januari 2015 15.51 oleh 202.62.17.56 (bicara)

Mr. Raden Syamsudin (1 Januari 1908 – 15 Oktober 1950) adalah Walikota Sukabumi pertama. Dia juga adalah ketua Gerakan 3A anggota BPUPKI dan juga Wakil Perdana Menteri I pada Kabinet Amir Sjarifuddin II [1]

Berkas:Mr-R-Syamsuddin.jpg
R. Sjamsudin

Pendidikan

Beliau mengenyam pendidikan di Sekolah Agama di Sukabumi tahun 1915, Sekolah ELS (Europesche Lagere) di Sukabumi tahun 1926, AMS (Algemene Middelbare School) di Bandung tahun 1929, RH (Rechtoge School) Universitas Leiden Bagian Hukum di Belanda, Lulus (Predikat Cum Laude) pada tanggal 4 Oktober 1935. [2]

Keluarga

Beliau adalah Putra dari Hoofd Penghulu Sukabumi, R.H. Ahmad Juwaeni Seorang tokoh Ulama Pakauman Sukabumi, yang senantiasa di kritisi oleh K.H. Ahmad Sanusi sekaitan dengan tugas-tugas ulama pakauman diantaranya pengumpul Zakat, Infak, Shodaqoh, dll. yang dianggap oleh Ahmad Sanusi tidak sesuai/menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. [3]

Pemikiran

Syamsudin tertarik dengan pemikiran Ahmad Sanusi, akhirnya ia termasuk menjadi murid dan pengikut Ahmad Sanusi bahkan menjadi anggota dan pengurus Al-Ittihadiyatul Islamiyyah yang berganti nama menjadi Persatuan Ummat Islam (PUI) Tahun 1944.

Riwayat Mr. R. Syamsuddin

Tahun 1937 menjadi Volientair di Algemeene Secretaris Bogor.

Tahun 1938 menjadi Comerse Redaktur di Deptemen Urusan Ekonomi Jakarta

Tahun 1940 menjadi Loco Burgemeester (Wakil Walikota) Bogor

Tanggal 20 Januari 1941 diangkat menjadi Anggota Volksraad mengganti posisi Almarhum M.H. Thamrin

Tahun 1942 menjadi Ketua Muda Partai Indonesia Raya (Parindea)

Tanggal 18 April 1942 menjadi (Ketua) Gerakan 3 A (San A Undo Tyuoo Honburtyo atau Jepang Cahaya Indonesia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Indonesia). Dalam rangka mempercepat tugas-tugasnya sebagai Ketua 3A, ia menerbitkan Surat Kabar yang bernama Asia Raya (Asia Raya,12 Mei 1942)

Tanggal 1 Mei 1943 menjadi Wakil Ketua dari Kantor Besar Pusat Kebudayaan (Keimin Bunka Shidosho Tyuoo Honbu Zityo) di Jakarta

Tahun 1943 diangkat oleh Ir. Sukarno menjadi Kepala Bagian Keselamatan di Kantor Besar Putera di Jakarta

Tanggal 4 Oktober 1943 menjadi menjadi anggota Cuo Sangi In oleh Saiko Sikikan di Jakarta

Tanggal 1 Maret 1944 diangkat menjadi Kaigikatyo dari Kantor Besar Jawa Hookookai

Tanggal 2 November 1944 menjadi Walikota (Shicho) Kota Sukabumi (Sukabumi Shi)

Tanggal 28 Mei 1945 menjadi anggota BPUPKI

Tanggal 1 Oktober 1945 dikukuhkan menjadi Walikota Sukabumi oleh BKR Sukabumi pimpinan K.H. Acun Basyuni dan KNID Kota Praja Sukabumi yang diketuai oleh dr. Abu Hanifah

Antara tahun 19451946 menjabat Komandan Hizbullah yang bermarkas di Pondok Pesantren Gunung Puyuh Sukabumi

Tahun 1947 ikut Hijrah ke Yogyakarta beserta pejabat pemerintah RI lainnya sebagai konsekwensi dari perjanjian Renville antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda

Tanggal 11 November 1947 s.d. 29 Januari 1948 menjadi Wakil Perdana Menteri 1 mewakili Masyumi (pada Kabinet Amir Sjarifuddin II)

Tanggal 4 Agustus 1949 s.d. 20 Desember 1949 menjadi Menteri Penerangan mewakili Masyumi (pada Kabinet Moh, Hatta II ) berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1949

Tanggal 23 Januari 1950 s.d. 15 Oktober 1950 (sampai dengan meninggal dunia), Era Kabinet Muhammad Natsir jilid 2 ia diangkat menjadi Duta Besar Luar Biasa berkuasa penuh pada Pemerintah Republik Pakistan berdasarkan Keputusan Presiden RIS Nomor 75 Tahun 1950.[4]

Wafat

Pada tanggal 15 Oktober 1950, Syamsuddin meninggal dunia. Jenazahnya di shalatkan di Masjid Agung Sukabumi dan dikebumikan di pemakaman umum Ciandam Sukabumi.

Untuk mengenang jasa-jasanya Pemerintah Kota Sukabumi mengabadikan namanya pada nama Rumah Sakit Daerah dan atas saran Ir. Sukarno namanya diabadikan pula menjadi nama jalan di depan Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Sukabumi, sedangkan Presiden Republik Indonesia (H.M. Suharto) menganugerahkan Bintang Maha Putra Utama pada tanggal 12 Agustus 1996 di Jakarta kepada Mr. Syamsudin[5]

Rujukan