Republik Sentilan Sentilun
Sentilan Sentilun adalah program komedi satir berdurasi 30 yang ditayangkan oleh Metro TV[1] setiap hari Senin malam, bercerita seputar kehidupan Ndoro Sentilan bersama pembantunya, Sentilun. Lakon yang dimainkan oleh aktor kawakan Slamet Rahardjo dan Butet Kertaredjasa, ini setiap episodenya selalu menampilkan bintang tamu, baik narasumber maupun komedian lainnya sebagai bumbu pelengkap.
Latar belakang
Sentilan Sentilun merupakan adaptasi naskah karya Agus Noor berjudul Matinya Sang Kritikus yang awalnya dimainkan secara monolog oleh Butet. Dalam naskah itu, Butet memainkan dua peran sekaligus yaitu sebagai Sentilan dan Sentilun. Kostum yang dikenakan pun tak selayaknya pembantu. Ia memakai baju safari Pegawai Negeri Sipil (PNS) warna abu-abu, bersepatu, kaus kaki merah, peci hitam yang dipasang miring, dilengkapi serbet yang selalu ditaruh dipundak. Tapi seiring kebutuhan program tayangan di televisi, Metro TV mengusung pertunjukan itu dalam bentuk lain, mirip sandiwara. Sentilan dan Sentilun diperankan oleh orang yang berbeda [2].
Bintang tamu
Hampir semua pesohor politik, pejabat, birokrat di Indonesia pernah diundang main dalam program Sentilan Sentilun. Sebut saja presiden Joko Widodo, wakil presiden Jusuf Kalla, Boediono, Dahlan Iskan, Marzuki Alie, gubernur DKI Ahok[3], dan masih banyak lagi. Semua bintang tamu dalam ikut memainkan lakon ini tentu saja memerankan dirinya sendiri sesuai kapasitasnya dan tema yang telah ditentukan oleh Metro TV. Selain bintang tamu pesohor politik, ada juga komedian yang dihadirkan secara bergantian untuk melengkapkan bumbu cerita setiap episodenya. Cak Lontong, Mucle, dan Akbar adalah komedian yang paling sering dimunculkan. Adapun Happy Salma yang memerankan sebagai Juminten (sering jadi rebutan antara Sentilan dan Sentilun) hanya sesekali saja. Meskipun sarat dengan dialog-dialog kritik terhadap penentu kebijakan (penguasa), Sentilan Sentilun tak pernah mengabaikan nilai estetika yang dikemas dengan humor-humor segar[4].