Keroncong

genre musik Indonesia
Revisi sejak 8 Juli 2007 09.56 oleh Andri.h (bicara | kontrib) (Trivia: perjelas)

Keroncong adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Sejarah keroncong di Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke-16, di saat kekuatan Portugis mulai melemah di Nusantara. Pada sekitar abad 19-an musik ini juga masuk ke Semenanjung Malaya[1]. Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari daratan India (Goa) serta Maluku. Bentuk awal musik ini disebut moresco.

Berkas:Keroncong04.jpg
Orkes Keroncong di Belitung

Alat-alat musik

Pada awal kemunculannya alat-alat musik yang dimainkan untuk suatu orkestra keroncong antara lain adalah:

Sejalan dengan perubahan waktu, saat ini, Alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup:

  • Ukulele cuk, gitar akustik kecil berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E.
  • Ukulele cak, gitar akustik kecil berdawai 4 (baja), urutan nadanya A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak bermain pada tangga nada F (dikenal dengan sebutan in F).
  • Gitar akustik (Ukulele dan Gitar menggatikan Sitar)
  • Biola (menggantikan Rebab)
  • Flute (mengantikan Suling Bambu)
  • Cello (menggantikan Gamelan)
  • Kontrabas (menggantikan Gong)[2]

Penjaga irama dipegang oleh ukulele dan bas. Gitar dan celo mengatur peralihan akord. Biola berfungsi sebagai penuntun melodi. Flut mengisi hiasan (ornamen), yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong.

Jenis-jenis keroncong

Musik keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan pola yang berlaku. Pengembangan dilakukan dengan menjaga konsistensi pola tersebut.

Keroncong asli

Keroncong asli memiliki bentuk lagu A - B - C. Kebanyakan dibawakan sebanyak dua kuplet utuh (dari atas). Alur akordnya seperti tersusun di bawah ini:

  • | I , , , | I , , , | v , , , | V , , , | II , , , | II , , , | V , , , | V , , , | V , , , | V , , , |
  • | IV , , ,| IV , , ,|IV , , , | V , , , | I , , , | I , , , | V , , , | V , , , | I , , , | IV , V , |
  • | I , , , | IV , V , | I , , ,| I , , , | V , , , | V , , , | I , , ,|

Keroncong asli terkadang juga di awali oleh prospel terlebih dahulu. Prospel adalah seperti intro yang mengarah ke nada/akord awal lagu, yang dilakukan oleh alat musik melodi seperti seruling/flut, biola, atau gitar.

Langgam

Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A - A - B - A dengan pengulangan dari bagian A kedua. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B. Meski sudah memiliki bentuk baku, namun pada perkembangannya irama ini lebih bebas diekspresikan. Penyanyi serba bisa Hetty Koes Endang misalnya, dia sering merekam lagu-lagu non keroncong dan langgam menggunakan irama yang sama, dan kebanyakan tetap dinamakan langgam. Alur akord-nya sebagai berikut:

  • | I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I , , , | I , , , |
  • | I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I , , , | I , , , |
  • |IV , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | II , , , | II , , , | V , , ,| V , , ,|
  • | I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I , , , | I , , , |

Bentuk adaptasi keroncong terhadap tradisi musik gamelan dikenal sebagai langgam Jawa, yang berbeda dari langgam yang dimaksud di sini. Langgam Jawa memiliki ciri khusus pada penambahan instrumen antara lain siter, kendang (bisa diwakili dengan modifikasi permainan cello ala kendang), saron, dan adanya bawa atau suluk berupa introduksi vokal tanpa instrumen untuk membuka sebelum irama dimulai secara utuh.

Stambul

Stambul merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan nama Komedi stambul. Nama "stambul" diambil dari Istambul di Turki.

Stambul memiliki dua tipe progresi akord yang masing-masing disebut sebagai Stambul I dan Stambul II. Stambul diawali oleh penyanyi itu sendiri, atau intro lagu bukan dari alat musik melainkan dari penyanyi tanpa iringan instrumen terlebih dahulu. Contoh: Stb. Jauh Di Mata, Stb.II Dewa-dewi

Tokoh Keroncong

Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan musik keroncong adalah bapak Gesang. Lelaki asal kota Surakarta (Solo) ini bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari pemerintah Jepang karena berhasil memperkenalkan musik keroncong di sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah Bengawan Solo. Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki "Buaya Keroncong" oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong.

Trivia

  • Asal muasal sebutan "Buaya Keroncong" berkisar pada lagu ciptaannya, Bengawan Solo. Bengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah Surakarta. Seperti diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai. Reptil terbesar itu di habitanya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi pemangsa yang ganas. Pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa Gesang disebut sebagai "Buaya Keroncong".

Pranala luar

Referensi

  1. ^ "Seni Muzik Keroncong", Penerbit UKM, diakses Juni 2007
  2. ^ "SYNCRETIC SONG BASED FORMS: Keroncong", Musical Malaysia, diakses Juni 2007