Gua

lubang alami di tanah yang cukup besar untuk dimasuki manusia
(Dialihkan dari Goa)

Gua adalah sebuah lubang alami di tanah yang cukup besar dan dalam. Beberapa ilmuwan menjelaskan bahwa dia harus cukup besar sehingga beberapa bagian di dalamnya tidak menerima sinar matahari; namun dalam penggunaan umumnya pengertiannya cukup luas, termasuk perlindungan batu dan gua laut.

Penelusur gua sedang melakukan pemeetaan di Gua Gambrit, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan. Pemetaan goa dilakukan mengetahui bagian-bagian goa
Hall Speleothem Mountain Kings, Ogof Craig a Ffynnon, Wales Selatan.
Acsibi gua, Argentina.

Kata "gua" berasal dari bahasa Sanskerta guha.[1]

Karena gua baru terus dijelajahi, oleh karena itu rekor ukuran gua terus diperbarui.

Sistem gua terbesar (dalam jarak) adalah Gua Mammoth (Kentucky, Amerika Serikat) dengan panjang 579 km. Rekor ini sepertinya tidak akan dilewati dalam waktu dekat karena gua terpanjang kedua yang diketahui berada di Pechera Optymistychna di Ukraina dengan panjang 214 km.

Pada tahun 2005, gua terdalam yang diketahui (diukur dari tempat masuk sampai titik terendahnya) adalah Gua Voronya (Abkhazia, Georgia, dengan kedalaman 2.080 m. Ini merupakan gua pertama yang pernah dijelajahi sampai kedalaman lebih dari 2 km. Gua pertama dengan kedalaman lebih dari 1 km yang pernah dijelajahi adalah Gouffre Berger yang terkenal di Prancis. Gouffre Mirolda - Lucien Bouclier gua di Prancis dan Lamprechtsofen Vogelschacht di Austria merupakan gua ke-dua dan ke-tiga terdalam dengan kedalaman 1.733 m dan 1.632 m, berurutan. Rekor ini telah berganti beberapa kali dalam tahun-tahun terakhir.

Rekor kedalaman gua menjorok ke bawah dipegang oleh gua Vrtoglavica di Slovenia dengan 603 m, diikuti oleh gua Velebit di gunung Velebit di Kroasia dengan kedalaman 553 m.

Gua terbesar yang pernah ditemui adalah Sarawak Chamber, di Taman Nasional Gunung Mulu (Sarawak, Borneo, Malaysia), dengan luas 600 m x 400 m dan ketinggian 80 m.

Catatan

sunting
  1. ^ Daigorō Chihara, Hindu-Buddhist architecture in Southeast Asia, 1996

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting