Syailendra adalah wangsa atau dinasti bercorak Buddha Mahayana yang berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno sejak tahun 752. Wangsa ini hidup berdampingan dengan Wangsa Sanjaya yang berkuasa sejak tahun 732, di daerah Jawa Tengah bagian selatan.

Candi Borobudur, salah satu peninggalan Wangsa Syailendra.

Asal-usul

Leluhur wangsa Syailendra diperkirakan berasal dari daratan Indocina (sekarang Kamboja dan Vietnam selatan). Nama "Syailendra" diduga berarti "penguasa gunung", yang oleh para ahli sejarah diperkirakan merupakan varian dari gelar "Sailaraja" (raja gunung), yaitu gelar raja-raja kerajaan Funan di Indocina. Gelar ini sering terlihat dalam epigrafi raja-raja keturunan Syailendra, walaupun gelar ini tidak semestinya dipergunakan oleh para keturunan tersebut. Bhanu disebut-sebut sebagai raja pertama dan pendiri wangsa ini pada tahun 752.

Era Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh dua wangsa yaitu wangsa Sanjaya yang beragama Hindu Syiwa dan wangsa Syailendra yang beragama Buddha. Pada awal era Mataram Kuno, Wangsa Syailendra cukup dominan di Jawa Tengah. Menurut para ahli sejarah, wangsa Sanjaya awalnya berada dibawah pengaruh kekuasaan wangsa Syailendra. Mengenai persaingan kekuasaan tersebut tidak diketahui secara pasti, akan tetapi kedua-duanya sama-sama berkuasa di Jawa Tengah.

 
Prajñāpāramitā sebagai personifikasi Dewi Tara.

Raja-raja yang berkuasa dari keluarga Syailendra tertera dalam prasasti Ligor, prasasti Nalanda maupun prasasti Klurak, sedangkan raja-raja dari keluarga Sanjaya tertera dalam prasasti Canggal dan prasasti Mantyasih. Berdasarkan candi-candi, peninggalan kerajaan Mataram Kuno dari abad ke-8 dan ke-9 yang bercorak Buddha (Syailendra) umumnya terletak di Jawa Tengah bagian selatan, sedangkan yang bercorak Hindu (Sanjaya) umumnya terletak di Jawa Tengah bagian utara.

Wangsa Syailendra pada saat berkuasa, juga mengadakan hubungan yang erat dengan kerajaan Sriwijaya di Sumatera. Pada masa pemerintahan raja Indra (782-812), puteranya, Samaratungga, dinikahkan dengan Dewi Tara, puteri raja Sriwijaya. Pada tahun 790, Syailendra menyerang dan mengalahkan Chenla (Kamboja), kemudian sempat berkuasa di sana selama beberapa tahun.

Candi Borobudur selesai dibangun pada masa pemerintahan raja Samaratungga (812-833). Borobudur merupakan monumen Buddha terbesar di dunia, dan kini menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia. Samaratungga memiliki puteri bernama Pramodhawardhani dan dari hasil pernikahannya dengan Dewi Tara, putera bernama Balaputradewa.

Runtuhnya Wangsa Syailendra

Pramodhawardhani, puteri raja Samaratungga menikah dengan Rakai Pikatan, yang waktu itu menjadi pangeran Wangsa Sanjaya. Sejak itu pengaruh Sanjaya yang bercorak Hindu mulai dominan di Mataram, menggantikan agama Buddha. Rakai Pikatan bahkan menyerang Balaputradewa, yang merupakan saudara Pramodhawardhani. Sejarah Wangsa Syailendra berakhir pada tahun 850, yaitu ketika Balaputradewa melarikan diri ke Sriwijaya yang merupakan negeri asal ibunya.

Daftar raja-raja

  • Bhanu (752-775), raja pertama dan pendiri Wangsa Syailendra
  • Wisnu (775-782), Candi Borobudur mulai dibangun
  • Indra (782-812), menyerang dan mengalahkan Kerajaan Chenla (Kamboja), serta mendudukinya selama 12 tahun
  • Samaratungga (812-833), Candi Borobudur selesai dibangun
  • Pramodhawardhani (833-856), menikah dengan Rakai Pikatan, pangeran Wangsa Sanjaya
  • Balaputradewa (833-850), melarikan diri ke Sriwijaya setelah dikalahkan Rakai Pikatan

Lihat pula