Armenia

negara di Asia Barat
Revisi sejak 3 Agustus 2007 21.56 oleh Byrialbot (bicara | kontrib) (bot Menambah: ht:Ameni)

Republik Armenia adalah sebuah negara yang terletak di antara Laut Hitam dan Laut Kaspi di kawasan Kaukasus. Negara ini berbatasan dengan Turki di sebelah barat, Georgia di sebelah utara dan Azerbaijan dan Iran di sebelah timur. Perbatasan dengan Azerbaijan meliputi eksklave Nakhichevan.

Հայաստանի Հանրապետություն
Hayastani Hanrapetutyun
Semboyan
Lokasi Armenia
Ibu kota
Yerevan
Bahasa resmiArmenia
PemerintahanRepublik
Kemerdekaan
 - Perairan (%)
4,7%
Populasi
 - Perkiraan 2005
2.982.904 (133)
 - Sensus Penduduk 1989
3.288.000
PDB (KKB)2005
 - Total
US$12,34 miliar (130)
US$3.806 (119)
Mata uangDram
(AMD)
Zona waktu
(UTC+4)
 - Musim panas (DST)
UTC+5
Kode telepon374
Kode ISO 3166AM
Ranah Internet.am
1. Tidak mencakup wilayah Nagorno-Karabakh.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Provinsi

Armenia terbagi menjadi 11 provinsi (marz):

 
Peta pembagian provinsi Armenia
  1. Aragatsotn
  2. Provinsi Ararat
  3. Provinsi Armavir
  4. Geghark'unik'
  5. Kotayk'
  6. Lorri
  7. Shirak
  8. Syunik'
  9. Tavush
  10. Vayots' Dzor
  11. Yerevan


Sejarah

Armenia merupakan salah satu daerah peradaban tertua dunia dan terkenal dengan Gunung Ararat, yang dalam tradisi Yahudi-Kristen disebut sebagai gunung di mana bahtera Nabi Nuh mendarat setelah bencana banjir besar yang menghancurkan kehidupan sebelumnya. Armenia merupakan negara pertama yang menyatakan agama Kristen sebagai agama resminya (sekitar tahun 300 M).

Pada abad ke-6 M, orang Armenia mendirikan kerajaan pertamanya di Urarty (sebutan orang Assiriyah bagi Ararat). Di bawah pemerintahan Tigrane yang Agung (memerintah antara tahun 95-55 SM), kemaharajaan Armenia mencapai puncak kejayaannya dan menjadi salah satu negara paling kuat di Asia, meliputi kawasan antara Laut Kaspia hingga Laut Tengah. Akan tetapi, sepanjang sejarahnya, Armenia terus-menerus diserang oleh berbagai kerajaan. Oleh karena terus-menerus terancam oleh kekuasaan asing, orang Armenia menjadi lebih terbuka sekaligus fanatik dalam mempertahankan kebudayaan dan tradisi mereka.

Selama berabad-abad, Armenia ditaklukkan oleh orang Yunani, Romawi, Persia, Bizantium, Mongol, Arab, Turki Ottoman, dan Rusia. Sejak abad ke-17 hingga masa Perang Dunia I, sebagian besar tanah orang Armenia dikuasai oleh penjajahnya yang paling brutal, orang Turki Ottoman, di mana orang Armenia menderita akibat diskriminasi, penganiayaan agama,pajak yang berat dan tindakan kekerasan. Akibat munculnya nasionalisme Armenia, orang Turki membantai beribu-ribu orang Armenia antara tahun 1894 hingga 1896. Akan tetapi pembantaian yang paling mengerikan terjadi pada bulan April 1915, saat berlangsungnya Perang Dunia, di mana orang Turki melakukan pembersihan etnis dengan menggiring orang-orang Armenia ke gurun pasir Suriah dan Mesopotamia. Menurut perkiraan para sejarawan, antara 600.000 hingga 1,5 juta orang Armenia dibunuh atau mati kelaparan dalam peristiwa ini. Pembantaian terhadap orang Armenia merupakan genosida pertama pada abad ke-20. Akan tetapi hingga sekarang Turki tidak mengakui kejahatan tersebut dan menutup-nutupinya dengan menyatakan bahwa jumlah korban yang jatuh lebih kecil dan mereka mati karena perang saudara bukan karena pembersihan etnis. Selama bertahun-tahun, kebanyakan negara Barat sendiri menghindari isu ini demi menyenangkan hati orang Turki yang menjadi sekuler setelah pemerintahan Ataturk.

Setelah kekalahan Turki dalam Perang Dunia II, sebuah republik Armenia diproklamasikan pada tanggal 28 Mei 1930. Akan tetapi usianya pendek karena Tentara Uni Soviet menyerangnya dan kemudian membagi wilayahnya dengan orang Turki. Wilayah Armenia yang dikuasai Uni Soviet kemudian digabungkan dengan wilayah Georgia dan Azerbaijan menjadi Republik Sosialis Soviet Transkaukasus. Pada tahun 1936, setelah reorganisasi pemerintahan Uni Soviet, Armenia menjadi republik tersendiri dalam lingkungan negara Komunis tersebut.

Semenjak tahun 1988, Armenia terlibat pertikaian dengan Azerbaijan mengenai wilayah kantong Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah Azerbaijan yang mayoritas penduduknya orang Armenia. Pada tahun yang sama, terjadi gempa bumi dahsyat di Armenia yang menewaskan ribuan orang dan menghancurkan perekonomian negeri itu.

Armenia memproklamasikan kemerdekaannya setelah keruntuhan Uni Soviet pada tanggal 23 September 1991. Pada tahun-tahun selanjutnya, Armenia terus-menerus berperang dengan Azerbaijan untuk menguasai Nagorno - Karabagh. Mayoritas penduduk kantong tersebut adalah orang Armenia Kristen yang ingin memisahkan diri dari Azerbaijan dan bergabung dengan Armenia. Suatu perjanjian gencatan senjata dicapai antara kedia negara yang bertikai pada tahun 1994, namun nasib Nagorno-Karabakh tetap tidak diputuskan. Azerbaijan menawarkan otonomi luas kepada wilayah tersebut sebagai ganti penarikan pasukan Armenia dari wilayah orang Azeri. Akan tetapi daerah kantong itu menginginkan merdeka atau bergabung dengan Armenia.

Orang Armenia tersebar di seluruh dunia sejak zaman dahulu, dan perpindahan orang Armenia semakin meningkat sejak runtuhnya Uni Soviet. Diperkirakan 60% dari 8 juta orang Armenia yang ada saat ini hidup di luar negeri, di mana masing-masing 1 juta orang hidup di Amerika Serikat dan Rusia. Selain itu terdapat pula komunitas-komunitas Armenia yang cukup besar di Georgia, Perancis, Iran, Lebanon, Suriah, Argentina, dan Kanada.

Lihat pula

Pranala luar