Heinrich V, Kaisar Romawi Suci
Heinrich V (11 Agustus 1086[1] – 23 Mei 1125) merupakan Raja Jerman (dari 1099 sampai 1125) dan Kaisar Romawi Suci (dari 1111 sampai 1125), yang merupakan penguasa dari dinasti Salian yang keempat dan yang terakhir. Pemerintahan Henrich bertepatan dengan fase akhir dari Kontroversi Pentahbisan besar yang membuat Paus berselisih dengan Kaisar. Dengan Perjanjian Pakta Kalikstinum ia menyerah pada tuntutan generasi kedua reformis Gregorian.
Heinrich V | |
---|---|
Kaisar Romawi Suci | |
Berkuasa | 1111–1125 |
Pendahulu | Heinrich IV |
Penerus | Lothar III |
Raja Jerman (Awalnya Raja Romawi) | |
Berkuasa | 1099–1125 |
Pendahulu | Heinrich IV |
Penerus | Lothar III |
Raja Italia | |
Berkuasa | 1098–1125 |
Pendahulu | Corrado II |
Penerus | Konrad III |
Kelahiran | Goslar, Sachsen | 11 Agustus 1086
Kematian | 23 Mei 1125 Utrecht, Friesland | (umur 38)
Pemakaman | |
Pasangan | Permaisuri Matilda menikah 1114; cerai des. 1125 |
Wangsa | Wangsa Salier |
Ayah | Heinrich IV, Kaisar Romawi Suci |
Ibu | Bertha dari Savoia |
Agama | Katolik |
Mendapatkan kekuasaan
Orangtua Heinrich adalah Heinrich IV, Kaisar Romawi Suci, dan Bertha dari Savoia. Kakek dan nenek kandungnya adalah Oddone I dan Adelaide dari Susa. Pada tanggal 6 Januari 1099, ayahandanya memahkotainya sebagai Raja Jerman di Aachen untuk menggantinya kakandanya, pemberontak Corrado II.[2] Heinrich bersumpah untuk tidak mencampuri bisnis Kekaisaran selama ayahandanya masih hidup, namun ia dihasut untuk memberontak oleh musuh ayahandanya pada tahun 1104, untuk mengamankan dispensasi dari sumpah tersebut oleh Paus Paskalis II,[2] dan beberapa pangeran bersumpah setia kepadanya di Mainz di bulan Januari 1105. Meskipun kemunduran awal pemberontak, Heinrich IV dipaksa untuk mengabdikan diri dan meninggal tak lama kemudian.[3] Perintah segera dipulihkan di Jerman, warga negara Cologne dihukum tilang, dan sebuah ekspedisi melawan Robert II dari Flandria, membuat pemberontak itu bertekuk lutut.[4]
Pada tahun 1107, Heinrich berkampanye untuk memulihkan Borivoi II in Bohemia yang berhasil hanya sebagian. Heinrich memanggil Svatopluk si Singa, yang menawan Adipati Borivoi.[5] Borivoi dibebaskan atas perintah kaisar dan menjadikannya ayah angkat untuk bayi laki-laki Svatopluk yang baru lahir. Namun demikian, sekembalinya Svatopluk ke Bohemia, ia naik takhta. Pada tahun 1108, Heinrich pergi berperang dengan Koloman dari Hongaria mewakilkan Álmos dari Hongaria. Suatu serangan Bolesław III Krzywousty dan Borivoi pada pasukan Svatopluk memaksa Heinrich untuk menyerah didalam kampanyenya. Sebaliknya ia menyerang Polandia untuk memaksa mereka untuk memperbaharui upeti biasa mereka namun dikalahkan di dalam Pertempuran Głogów dan Hundsfeld.[6] Pada tahun 1110, ia berhasil mengamankan wilayah adipati Bohemia untuk Vladislav I.
Ekspedisi Pertama Italia
Perhatian utama Heinrich di masa pemerintahannya adalah menyelesaikan Kontroversi Pentahbisan, yang menyebabkan perseteruan serius di masa pemerintahan sebelumnya. Pihak kepausan yang mendukung Heinrich didalam perlawanannya dengan ayahandanya berharap ia akan menyetujui keputusan Paus, yang telah diperbaharui oleh Paus Paskalis II di sinode Guastalla pada tahun 1106. Namun raja terus menginvestasikan para uskup, namun berharap agar Paus mengadakan konsili di Jerman untuk menyelesaikan problem tersebut. Setelah mempertimbangkan, Paskalis memilih Perancis dari Jerman, dan setelah mengadakan konsili di Troyes,[7] memperbaharui larangannya atas kontroversi penobatan. Masalah itu terkubur sampai dengan tahun 1110, ketika negosiasi diantara raja dan paus gagal, Paskalis memperbaharui dekritnya dan Heinrich menyerang Italia dengan sebuah pasukan besar.
Kekuatan pasukannya membantunya untuk mengamankan pengakuan umum di Lombardia, dimana Uskup Agung Grossolano berniat untuk memahkotainya dengan Mahkota Besi Lombardia.[8][9] Di Sutri ia menyimpulkan sebuah perjanjian dengan Paskalis dimana ia akan meninggalkan ritual penobatan sebagai imbalan atas janji penobatan dan restorasi kekaisaran umat Kristen, yang selama itu berada di tangan negara dan gereja Jerman sejak jaman Charlemagne.[9] Perjanjian tersebut merupakan sebuah perjanjian mustahil untuk mengeksekusi, dan Heinrich yang menyetujui dikatakan telah bergantung oleh penerimaan para pangeran dan uskup Jerman, yang mungkin meramalkan akan kesempatan pelanggaran diantara ulama Jerman dan paus.
Setelah memasuki Roma dan bersumpah seperti biasanya, raja memperkenalkan dirinya di Basilika Santo Petrus pada tanggal 12 Februari 1111 untuk penobatannya dan ratifikasi perjanjian. Perintah ulama untuk mengembalikan vasal dari mahkota ke Heinrich dibacakan ditengah kekacauan kemarahan, dimana Paus menolak mahkota raja yang dibalas menolak penyerahan hak kontroversinya.[3] Paskalis dan enam Kardinal ditangkap oleh pasukan Heinrich.[10] Didalam gangguan umum yang diikuti dengan upaya untuk membebaskan Paus yang gagal didalam suatu perjuangan dimana raja terluka. Pasukan Normandia yang dikirim oleh Daftar Pangeran Capua Robert I dari Capua untuk menyelamatkan paus dibalikkan oleh Comte Tusculum, Ptolemaeus I dari Tusculum.
Kemblai ke Jerman
Templat:Wangsa Salier Heinrich meninggalkan Roma dengan paus bersamanya. Kegagalan Paskalis untuk memperoleh bantuan menarik darinya konfirmasi hak raja atas kontroversi dan sebuah janji untuk menjadikannya seorang raja.[3] Upacara pemahkotaan dilangsungkan pada tanggal 13 April, setelah kaisar kembali ke Jerman, dimana ia berupaya untuk memperkuat kekuasaannya dengan menjamin hak-hak istimewa kepada warga wilayah Rhine hulu.[11]
Pada tahun 1112, Lothar dari Supplinburg, Adipati Sachsen, mengangkat senjata melawan Heinrich, tapi tidak berhasil. Namun pada tahun 1113, sebuah pertikaian atas suksesi wilayah kabupaten Weimar dan Orlamünde memberikan peluang jedah di pihak Lothar, yang pasukannya ditaklukkan di Pertempuran Warnstadt,[12] meskipun adipati kemudian diampuni.
Pada tanggal 7 Januari 1114 di Mainz, Heinrich menikahi Matilda, putri Henry I dari Inggris.
Keturunan
Lihat pula
- Silsilah keluarga Raja Jerman. Ia memiliki hubungan dengan seluruh raja Jerman lainnya.
- Konsili Lateran Pertama
Referensi
- ^ Kleinhenz, pg.492
- ^ a b Kleinhenz, pg. 492
- ^ a b c Canduci, pg. 260
- ^ Holland, A. W., Germany (Adam & Charles Black, 1914), pg. 70
- ^ Vickers, Robert, History of Bohemia, 1894, pg. 137
- ^ Halecki, A History of Poland (Routledge, 1978), pg. 23
- ^ Comyn, pg. 176
- ^ I.Montanelli;Storia d'Italia Vol 476–1250 pag 440, Rizzoli
- ^ a b Comyn, pg. 177
- ^ Bryce, pg. 306
- ^ Comyn, pg. 180
- ^ Comyn, pg. 181
Sumber
- Kleinhenz, Christopher. Medieval Italy: an encyclopedia, Volume 1. Routledge, 2004.
- Canduci, Alexander (2010), Triumph & Tragedy: The Rise and Fall of Rome's Immortal Emperors, Pier 9, ISBN 978-1-74196-598-8
- Bryce, James. The Holy Roman Empire. MacMillan, 1913
- Comyn, Robert. History of the Western Empire, from its Restoration by Charlemagne to the Accession of Charles V, Vol. I. 1851
- Gwatkin, H.M., Whitney, J.P. (ed) et al. The Cambridge Medieval History: Volume III. Cambridge University Press, 1926.
- Norwich, John Julius. The Normans in the South 1016–1130. Longmans: London, 1967.
- Milman, Henry. History of Latin Christianity, including that of the Popes, to the Pontificate of Nicholas V, Vol. III. 1854
- Artikel ini memuat teks dari suatu penerbitan yang sekarang berada dalam ranah publik: Herbermann, Charles, ed. (1913). "nama artikel dibutuhkan". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton.
- Artikel ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publik: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "perlu nama artikel ". Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University Press.
Heinrich V, Kaisar Romawi Suci Lahir: 1086 Meninggal: 1125
| ||
Gelar | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Conrad II |
Raja Italia 1098–1125 |
Diteruskan oleh: Conrad III |
Raja Jerman (awalnya Raja Romawi) 1099–1125 |
Diteruskan oleh: Kaisar Lothair III | |
Didahului oleh: Kaisar Henry IV |
Raja Arles 1105–1125 | |
Kaisar Romawi Suci 1111–1125 |