Bandotan candi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Subfilum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Spesies:
T. wagleri
Nama binomial
Tropidolaemus wagleri
(F. Boie, 1827)
Sinonim
  • [Cophias] Wagleri F. Boie, 1827 (nomen conservandum)
  • Tropidolaemus wagleri
    Wagler, 1830
  • Trigonocephalus Wagleri var. Celebensis Gray, 1849
  • Trigonocephalus Wagleri var. Sumatrensis Gray, 1849
  • Tropidolaemus hombronii
    Guichenot In Jacquinot & Guichenot, 1853
  • Tropidolaemus hombroni – A.M.C. Duméril, Bibron & A.H.A. Duméril, 1854
  • Tropidolaemus Schlegelii
    Bleeker, 1857
  • Trimeresurus wagleri
    Günther, 1864
  • Bothrops Wagleri F. Müller, 1880
  • Lachesis wagleri Boulenger, 1896
  • Trimeresurus wagleri
    – Taylor, 1922
  • [Bothrops] philippensis
    Maslin, 1942
  • Tropidolaemus wagleri
    Hoge & Romano-Hoge, 1981
  • Tropidolaemus philippinensis
    David & Vogel, 1996
  • Trimeresurus philippinensis
    – David & Vogel, 1996
  • Tropidolaemus wagleri
    – David & Vogel, 1996[2]

Bandotan candi (Tropidolaemus wagleri) adalah sejenis ular pohon berbisa dari anak suku Crotalinae (bandotan berdekik). Ular ini juga dikenal dengan nama-nama lokal seperti Ular kapak bedong, Dupong (Malay), dan sebagainya. Dalam bahasa inggris dikenal dengan nama Temple viper.[3] Ular ini tersebar di beberapa wilayah di Asia tenggara.

Pengenalan

Ular ini berukuran tidak terlalu besar, ular jantan tumbuh mencapai 75 cm (29½ inchi), sedangkan ular betina bisa mencapai 1 meter (39⅜ inchi). Kepala berbentuk segitiga mencolok dan tubuh ramping, sisik berbentuk belah ketupat, terdiri dari 8 baris sisik pada punggung dan 10 baris sisik di sisi badan. Ular ini memiliki beragam warna yang berbeda, umumnya hitam berbintik kuning dengan belang-belang berwarna kuning pucat atau hijau muda dengan belang-belang berwarna putih. Bahkan sering dijumpai spesimen yang berwarna ungu muda dengan bercak-bercak ungu tua. Perut berwarna pucat. Ular ini berkembang biak dengan beranak, betina melahirkan 15 hingga 21 ekor.

Kebiasaan dan makanan

 

Ular ini tinggal dan hidup di atas pohon. Mereka aktif pada malam hari. Mangsanya adalah mamalia pohon, kadal, dan burung. Di siang hari, ular ini sering terlihat melingkar dan malas. Jika terusik, ular ini akan melilitkan ekornya di cabang pohon, membentuk lehernya seperti huruf "S" lalu menyerang secepat kilat.

Penyebaran dan habitat

Tersebar di Burma (Myanmar) selatan, Thailand, Kamboja, Malaysia, Sumatera, Kepulauan Riau, Bangka-Belitung, Kalimantan, Sulawesi, Buton, dan sebagian Filipina. Lokasi spesimen tipe adalah "Sumatra". Ada pula beberapa laporan yang belum dikonfirmasi namun cukup dipercaya, tentang keberadaan ular ini di beberapa daerah di Jawa dan Bali.[4] Habitat ular ini adalah hutan hujan yang lebat di pegunungan dan dataran rendah, sering pula ditemukan di sekitar pemukiman dan bangunan-bangunan tua yang tidak terawat.

Kerabat dekat

Jenis lain dari ular ini adalah Tropidolaemus huttoni yang terdapat di India dan Sri Lanka.[5]

Referensi

  1. ^ http://www.iucnredlist.org/details/192174/0
  2. ^ McDiarmid RW, Campbell JA, Touré T. 1999. Snake Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference, Volume 1. Herpetologists' League. 511 pp. ISBN 1-893777-00-6 (series). ISBN 1-893777-01-4 (volume).
  3. ^ Gumprecht A, Tillack F, Orlov NL, Captain A, Ryabov S. 2004. Asian Pitvipers. 1st Edition. Berlin: GeitjeBooks. 368 pp. ISBN 3-937975-00-4.
  4. ^ Wawancara dengan penduduk kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 12 Desember 1997.
  5. ^ "Tropidolaemus huttoni". Integrated Taxonomic Information System. Diakses tanggal 27 September 2006. 

Pranala Luar