Piso Surit

lagu rakyat Batak Karo
Revisi sejak 19 Maret 2015 05.40 oleh Sentabi (bicara | kontrib) (penambahan lirik lagu ini bukan untuk pria, tetapi untuk wanita.)

Piso Surit adalah salah satu lagu, syair, serta tarian Suku Karo yang menggambarkan seorang pria yang sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan digambarkan seperti burung pincala (burung yang berekor panjang dan pandai bernyanyi) yang sedang memanggil-manggil.

Lagu ini seharusnya dinyanyikan oleh seorang pria. Dari rangkaian lirik lagunya, lebih dapat kesan sang penyanyi adalah seorang pria. Lirik lagu ini juga memberikan kesan bagaimana cara Orang Karo jaman dulu berpacaran.

Lirik lengkap lagu Piso Surit [1]

Piso Surit Piso Surit

terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena

Piso Surit Piso Surit
terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena

i ja kel kena tengahna gundari
siangna menda turang atena wari
entabeh naring mata kena tertunduh
kami nimaisa turang tangis teriluh

nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
bage me nindu rupa ari agi kakana

tengah kesain keri lengetna
remang mekapal turang seh kel bergehna
tekuak manuk ibabo geligar
enggo me selpat turang kite-kite ku lepar

Piso Surit Piso Surit
terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena

nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
bage me nindu rupa ari agi kakana
nggo nggo me dagena mulih me gelah kena

bage me nindu rupa ari agi kakana

Piso dalam bahasa Karo sebenarnya berarti pisau dan banyak orang mengira bahwa Piso Surit [1] merupakan nama sejenis pisau khas orang karo. Sebenarnya Piso Surit adalah kicau burung yang suka bernyanyi. Kicau burung ini bila didengar secara seksama sepertinya sedang memanggil-manggil dan kedengaran sangat menyedihkan. Burung Piso Surit biasanya berkicau di sore hari. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut "pincala" bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti "piso serit". Kicau burung inilah yang di personifikasi oleh Komponis Nasional dari Taneh Karo Djaga Depari dari Desa Seberaya, Kabupaten Karo.

Berkat kepiawaian Djaga Depari menciptakan lagu-lagu berbasis lagu Karo, Moralitas Masyarakat Karo,Perkembangan zaman, adat-istiadat Karo, romantisme sampai kehidupan perjuangan masyarakat Karo semasa merebut kemerdekan dari tangan penjajah pada masa lalu, sehingga sang maestro dianugrahkan gelar sebagai komponis nasional Indonesia, dan kini untuk lebih mengenang jasa-jasa dia, maka dibangun sebuah monumen Djaga Depari, di Persimpangan antara Jl Patimura, Jl. Sultan Iskandar Muda dan Jl. Letjen Djamin Ginting Medan.

Referensi

[1] lagu.karo.or.id

  1. ^ a b Lirik Lagu Piso Surit