Irman Gusman

politisi Indonesia
Revisi sejak 23 April 2015 14.37 oleh Setiawanpanjiputra (bicara | kontrib) (mencatat)

H. Irman Gusman, S.E., MBA (lahir 11 Februari 1962) adalah seorang negarawan, politisi, pejabat, dan pengusaha asal Indonesia. Irman Gusman merupakan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang mencatat sejarah dengan terpilih dua kali berturut turut yakni pada periode 2009-2014 dan periode 2014-2019.

H.
Irman Gusman
Ketua Dewan Perwakilan Daerah 2
Mulai menjabat
1 Oktober 2009
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Joko Widodo
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir11 Februari 1962 (umur 62)
Indonesia Padang Panjang, Sumatera Barat, Indonesia
KebangsaanIndonesia Indonesia
Suami/istriLiestyana Rizal Gusman
AnakIrviandari Alestya Gusman
Irviandra Fathan Gusman
Irvianjani Audria Gusman
Tempat tinggalKompleks Denpasar Raya, Kuningan, Jakarta Selatan
AlmamaterUniversitas Kristen Indonesia
University of Bridgeport
PekerjaanPolitisi,
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Pada pemilihan periode pertama pemilihan, Irman Gusman menyisihkan saingannya, anggota DPD asal Sulawesi Utara Laode Ida. Dalam pemungutan suara yang dilaksanakan dalam rapat paripurna DPD di Gedung Nusantara V Jakarta, Jumat (02/10/2009) dini hari, Irman Gusman berhasil meraih suara dukungan sebanyak 81 suara sedangkan Laode Ida mendapat 46 suara.

Sedangkan pada pemilihan periode kedua Kamis (02/10/2014) pemilihan berlangsung sangat alot. Penentuan Irman Gusman sebagai Ketua DPD berlangsung dengan empat kali tahapan. Penentuan pimpinan DPD ini dimulai pada pukul 14.30 WIB dan berakhir pada pukul 22.30 WIB. Irman Gusman akhirnya menang dengan memperoleh 66 suara melawan saingan ketatnya senator asal Nusa Tenggara Barat, Farouk Muhammad yang meraih 53 suara.

Dengan demikian, maka Irman Gusman tercatat dalam sejarah sebagai satu-satunya pimpinan lembaga legeslatif yang terpilih dua kali sejak bangsa Indonesia berdiri.

Latar belakang

Irman merupakan putra Minangkabau pasangan Gusman Gaus asal Padang Panjang dan Janimar Kamili asal Guguak Tabek Sarojo, Agam.[1] Ayahnya pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, sedangkan ibunya merupakan anak dari pedagang emas yang cukup sukses. Irman menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia, dan meraih gelar Master of Business Administration (MBA) dari Graduate School of Business, University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat.

Karier

Politik

Irman memulai karier politiknya sejak tahun 1999 dengan menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia mewakili Sumatera Barat. Kemudian pada Pemilu 2004, Irman yang dikenal sebagai penggagas lahirnya Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, terpilih sebagai anggota DPD RI mewakili Sumatera Barat dan menjadi Wakil Ketua DPD RI bersama Ginandjar Kartasasmita sebagai Ketua DPD RI periode pertama. Pada tahun 2009, Irman kembali terpilih sebagai anggota DPD RI mewakili Sumatera Barat dan terpilih sebagai Ketua DPD RI.

Dalam perjalanan karier politiknya, Irman mencurahkan perhatiannya untuk membangun Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan daerah-daerah. Irman Gusman dikenal sebagai pejuang daerah yang konsisten pada pemikiran dan cita-citanya yaitu membangun negeri dari daerah. Irman dikenal sebagai salah seorang penggagas sistem politik dua kamar (bikameral) pada Majelis Permusyawaratan Rakyat. Pada saat reformasi bergulir, Irman berperan sebagai salah satu penggagas amandemen UUD 1945 yang saat itu menjadi anggota MPR RI utusan Sumatera Barat tahun 1999. Berkat perjuangannya tersebut, terjadi perubahan yang mendasar dalam sistem ketatanegaraan bangsa Indonesia. Dimana presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat, pembatasan masa jabatan presiden hanya dua periode, lahirnya Mahkamah Konstitusi serta Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI).

Pada bulan Maret 2013, Irman Gusman diangkat sebagai keluarga kehormatan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam rangkaian HUT ke-61 Kopassus. Penghargaan ini termasuk langkah untuk kalangan sipil karena penghargaan militer diberikan dengan kriteria dan pertimbangan yang ketat, mengingat TNI harus tetap netral di bidang politik.

Bisnis

Selain dikenal sebagai politisi, Irman juga merupakan seorang pengusaha ulung. Kariernya sebagai pengusaha dimulai pada tahun 1988, ketika ia terjun ke bisnis milik keluarga PT Khage Lestari Timber. Pada saat itu ia ditugasi untuk mengembalikan keadaan perusahaan yang terlilit hutang. Berkat kemampuan dan intelektualitasnya, ia berhasil membalikkan posisi keuangan perusahaan menjadi positif. Dan perusahaan itu bisa mengekspor produk-produknya ke luar negeri. Disamping mengelola perusahaan kayu, Irman juga mendirikan Padang Industrial Park, sebuah kawasan industri yang didirikan di atas lahan seluas 200 hektare. Disini ia sempat menjadi Komisaris Utama perusahaan.

Keluarga

Irman menikah dengan seorang wanita asal Sungai Batang, Maninjau bernama Liestyana Rizal Gusman. Dari pernikahannya itu, ia telah dikaruniai dua putri dan seorang putra, yaitu Irviandari Alestya Gusman, Irviandra Fathan Gusman dan Irvianjani Audria Gusman.[2][3]

Organisasi

Jabatan

  • Komisaris Utama PT Padang Industrial Park (PIP)
  • Komisaris Utama PT Khage Lestari Timber
  • Komisaris Utama PT Sumatera Korea Motor
  • Komisaris PT Abdi Bangsa, Tbk
  • Komisaris Independen PT Media Nusantara Citra, Tbk
  • Direktur Utama PT Prinavin Prakarsa
  • Komisaris Utama PT Guthri Pasaman Nusantara
  • Komisaris Utama PT Kopitime DotCom, Tbk

Penghargaan

  • Bintang Mahaputra Adipradana
  • Pemimpin Muda Berpengaruh oleh Majalah Biografi Politik
  • Pemimpin Muda Indonesia oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
  • Pemimpin Muda Berpengaruh oleh Majalah Jakarta Political Club
  • Pemimpin Muda Potensial di Parlemen oleh Pemerintah Amerika Serikat

Lihat pula

Catatan kaki

Referensi

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Ginandjar Kartasasmita
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
2009 - Sekarang
Petahana