Templat:Infobox artis indonesia

Barry Williem (lahir 28 Maret 1993) adalah seorang pelawak tunggal berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui kompetisi Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV musim ke-5 (SUCI 5) tahun 2015.[1] Dia merupakan peserta yang lolos ke final melalui audisi Bandung, dan meneruskan tradisi kontestan keturunan Tionghoa-Indonesia yang mampu tampil di SUCI Kompas TV[2].

Karir

Barry atau yang akrab dengan sapaan Jeki, ini menempuh pendidikan di BSI, Salemba, Jakarta. Barry mengenal stand up comedy sejak 2011 dan mulai menekuninya untuk mencari kesibukan lain di samping kuliah dan komunitas motornya. Kemudian bergabung dengan komunitas Stand Up Indo Bekasi[3].

Selama bergelut dengan stand up comedy, Barry beberapa kali telah mengikuti lomba di seputaran Jabodetabek dan beberapa kali berhasil menjadi juara. Salah satunya menjadi juara Stand Up Comedy Antar Kampus yang diadakan Metro TV di Universitas Trisakti, Jakarta di tahun 2012. Lalu pada tahun yang sama Barry menjadi salah satu finalis Street Comedy II yang diadakan Stand Up Indo di Depok, dan berkompetisi dengan para komika berpengalaman yang nantinya juga terkenal seperti Fico Fachriza, Pras Teguh, Heri Horeh, dan Bintang Timur yang merupakan teman sekomunitasnya[4]. Barry juga dipercaya oleh Ernest Prakasa menjadi komika pembuka tour-nya yang bertajuk Illucinati bersama tiga komika keturunan Tionghoa-Indonesia lainnya yaitu Dwika Putra, Alonkie, dan Liant Lin yang tergabung dalam grup The Oriental Bandits[5].

Seperti komika keturunan Tionghoa-Indonesia pada umumnya, Barry mengangkat materi mengenai keresahannya sebagai kaum minoritas. Namun berbeda dengan komika lainnya, Barry mengangkat sisi lain keresahannya yang ternyata berbeda dari keturunan Tionghoa-Indonesia pada umumnya. Seperti misalnya bagi orang pribumi mereka rata-rata kaya, punya usaha, kuliah di kampus terkenal, dan sukses di beberapa bidang. Hal ini berbeda dengan Barry yang berasal dari keluarga sederhana, kuliah di kampus swasta, anak motor dimana tidak banyak keturunannya yang ikut komunitas tersebut, dan tidak banyak merasakan suksesnya sebagai keturunan Tionghoa-Indonesia. Barry mengemasnya menjadi sebuah materi komedi yang mengundang tawa namun juga syarat akan pesan moral bahwa tidak semua keturunan Tionghoa-Indonesia itu lebih baik dari pribumi, bahwa mereka juga sederajat selayaknya orang biasa[6].

Acara TV

Referensi

Pranala luar