S. Budhyarto Martoatmodjo

Revisi sejak 12 Juni 2015 09.23 oleh Rita Raska Nika (bicara | kontrib) (Merubah nama lengkap Mr. R. S. Budhyarto Martoatmodjo)

Mr. R. S. Budhyarto Martoatmodjo (atau lebih dikenal dengan Budhyarto saja, dalam penulisan pun di beberapa tempat ditulis dengan Boediarto atau Budiarto, bernama lengkap Mr. Raden Sundoro Budhyarto Martoatmodjo) adalah seorang advokat pertama di Indonesia yang lahir pada tanggal 16 November 1898. Ia meninggal tahun 1981 pada usia 83 tahun.

Biografi

Pada tahun 1930 (usia 32 tahun) Mr. R. S. Budhyarto Martoatmodjo menikah dengan putrinya Haji Shaleh Idris yang berusia 22 tahun (waktu itu Haji Shaleh Idris adalah ketua PNI di Banyuwangi). Ia dikaruniai 6 orang anak. Ia adalah adik kandung dr. Boentaran Martoatmodjo, Menteri Kesehatan Indonesia yang pertama pada masa Kabinet Presidensial.

Pendidikan

Mr. R. S. Budhyarto Martoatmodjo pernah mengenyam pendidikan hukum di Universitas Leiden Belanda sampai mendapatkan gelar Meester in de Rechten (Mr.) dan biaya pendidikannya di sana waktu itu tidak berasal dari pemerintah tapi dari kakaknya sendiri dr. Boentaran Martoatmodjo. Sewaktu kuliah di Belanda ia juga bergabung dengan Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia yang merupakan organisasi mahasiswa di negeri Belanda, atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama Perhimpunan Indonesia.

Aktifitas Sosial dan Politik

Sekembalinya ke Indonesia yang waktu itu masih berada di bawah kekuasaan pemerintah Belanda, aktifitas politiknya mulai terlihat ketika ia bergabung dan ikut mendirikan Partai Nasional Indonesia yang merupakan kelanjutan dari perjuangan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Belanda melalui Indische Vereeniging.

Peristiwa 3 Juli 1946, Mr. R. S. Budhyarto Martoatmodjo tercatat sebagai orang yang termasuk beroposisi dengan pemerintah Kabinet Sjahrir II di Indonesia. Ia bersama Tan Malaka, Muhammad Yamin, Ahmad Subarjo, Boentaran Martoatmodjo, Sukarni, Chaerul Saleh, Sudiro, Gatot, dan Iwa Kusuma menginginkan kedaulatan penuh, sedangkan Kabinet Sjahrir II waktu itu hanya menuntut kedaulatan atas Jawa dan Madura terhadap Belanda.

Di bidang sosial ia tercatat sebagai pendiri Universitas Gadjah Mada dalam susunannya ia berada di bagian promotornya. Mr. R. Sundoro Martoatmodjo juga sebagai peletak dasar pendirian organisasi Persatuan Lawn Tennis Indonesia (PELTI). Selain itu, ia juga termasuk tokoh dibalik berdirinya PMI Palang Merah Indonesia. Bahkan waktu itu ia mendirikan lembaga Transfusi Darah Budhyarto yang sekarang diganti nama menjadi Lembaga Transfusi Darah Jakarta.

Referensi

Buku Sedjarah Pergerakan Rakjat Indonesia, Pustaka Rakjat Djakarta, 1965, oleh Mr. A.K. Pringgodigdo.

Buku Di Negeri Penjajah: Orang Indonesia di Negeri Belanda 1600-1950, Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) Jakarta, 2014, oleh Harry A. Poeze.

Majalah Tempo edisi Khusus Muhammad Yamin, 18-24 Agustus 2014.

Pranala luar

1. Sejarah lahirnya PELTI http://www.pelti.or.id/id/about_us

2. Tentang Mr. R. Sundoro Budhyarto Martoatmodjo http://www.pustokum.org/2015/03/mr-r-sundoro-budhyarto-martoatmodjo.html