Boentaran Martoatmodjo

bapak palang merah Indonesia

Dr. Boentaran Martoatmodjo (11 Januari 1896 – 3 Oktober 1979) adalah Menteri Kesehatan Indonesia yang pertama pada masa Kabinet Presidensial.[1]

Boentaran Martoatmodjo
Menteri Kesehatan Indonesia Ke-1
Masa jabatan
19 Agustus 1945 – 14 November 1945
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Tidak ada,Jabatan baru
Sebelum
Doctor in de Geneeskundig
Informasi pribadi
Lahir(1896-11-01)1 November 1896
Loano, Purworejo, Hindia Belanda (kini Indonesia)
Meninggal4 Oktober 1979(1979-10-04) (umur 82)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Suami/istriYM Aji Maryam Noerdin gelar Aji Raden Sarasvati
Anak5
AlmamaterUniversitas Leiden
PekerjaanMenteri Kesehatan Republik Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Riwayat Hidup

sunting

Pendidikan

sunting

Boentaran Martoatmodjo menerima pendidikan dasar dan menengah di Jawa Tengah, dan kemudian mengenyam pendidikan tinggi Diploma di STOVIA di Batavia hingga tahun 1918. Hingga tahun 1928, Boentaran mengemban tugas sebagai dokter dalam pemerintahan kolonial Hindia Belanda, salah satunya adalah ikut menangani wabah kolera yang sedang terjadi di Kalimantan pada awal dekade 1920-an.[2] kemudian mengikuti ekpekdisi ke "Curah Brem-Brem" Sungai Balungan Tanjung Selor (Borneo).[3]

Pada tahun 1928, Boentaran mengenyam pendidikan lanjutan dalam bidang kedokteran di Universitas Leiden setelah mendapatkan beasiswa. Boentaran juga aktif dalam Perhimpunan Indonesia dan berkenalan dengan beberapa anggota PI seperti Achmad Soebardjo, Iwa Koesoemasoemantri, dan Soekiman Wirjosandjojo. Setelah lulus dengan gelar Doctor in de Geneeskundig pada tahun 1931, Boentaran kembali ke Hindia dan melanjutkan kiprahnya dalam bidang kesehatan.

Aktivitas Sosial dan Politik

sunting

Pada akhir tahun 1935, Boentaran ikut mendirikan Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI) dan menjadi ketua pertama selama 5 tahun sejak pendiriannya pada 26 Desember 1935.[4]

Dalam masa pendudukan Jepang, Boentaran ditunjuk sebagai wakil ketua dari Chuo Sangi-In (terusan dari Volksraad) dan anggota dari organisasi pemuda pergerakan kemerdekaan Indonesia, Barisan Pelopor.[5] Boentaran juga kemudian ditunjuk sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan pada tanggal 29 April 1945.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Boentaran ditunjuk menjadi Menteri Kesehatan pertama dalam Kabinet Presidensial pada tanggal 19 Agustus 1945. Ia pulalah yang membentuk Palang Merah Indonesia (PMI) pada tanggal 5 September 1945 atas perintah Presiden Soekarno, dengan Boentaran menjabat sebagai wakil ketua dan Mohammad Hatta menjabat sebagai ketua.

Pada 1946, Boentaran juga tercatat sebagai salah satu pendiri Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada (yang kemudian menjadi Universitas Gadjah Mada) bersama saudaranya, Mr. R. S. Budhyarto Martoatmodjo yang menjadi promotor.

Ia pernah menjabat sebagai anggota Seksi Kemasyarakatan Bappenas dalam periode 21 September 1959 - 18 November 1959.[6]

Kehidupan Pribadi

sunting

Boentaran Martoatmodjo merupakan keturunan keluarga priyayi di Karesidenan Bagelen, tepatnya dari Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen. Boentaran lalu menikah dengan seorang wanita bangsawan Kutai yang bernama Aji Maryam Noerdin dan dikaruniai 5 orang anak, salah satunya adalah Soekarni Catur Oetami Munandar, salah satu pakar psikologi Indonesia.

Salah satu saudaranya adalah Budhyarto Martoatmodjo yang merupakan advokat dan promotor BPT Gadjah Mada.

Referensi

sunting
Jabatan politik
Posisi baru Menteri Kesehatan Indonesia
1945
Diteruskan oleh:
Darma Setiawan