Bandar Udara Internasional Hang Nadim

bandar udara di Indonesia

Letak Bandar Udara di Indonesia

Bandar Udara Internasional Hang Nadim
Photo
Informasi
Jenis{{{tipe}}}

|IATA=BTH |ICAO=WIDD |lokasi=Batu Besar, Nongsa, Batam, Kepulauan Riau |negara= Indonesia |diluncurkan = 1 Februari 1980 (umur 44) |grup = Karyamegah Adijaya |tipe=Publik |waktu=UTC+7 |elevasi=38 m (126 ft) |koordinat=1°7′15″N 104°7′7″E / 1.12083°N 104.11861°E / 1.12083; 104.11861

Landas pacu
Arah Panjang Permukaan
ft m

}} Bandar Udara Internasional Hang Nadim (IATA: BTH, ICAO: WIDD) adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak di Batu Besar, Nongsa, Batam, provinsi Kepulauan Riau. Bandar udara ini mendapatkan nama dari Laksamana Hang Nadim yang termahsyur dari Kesultanan Malaka. Bandara ini memiliki landas pacu sepanjang 4.025 meter yang menjadikan bandara ini sebagai pemilik landas pacu terpanjang di Indonesia. Dengan kondisinya saat ini, Bandara Hang Nadim dapat menampung 18-pesawat berbadan lebar dengan jenis Boeing 767.

Penyebrangan feri telah menjadi metode transportasi utama untuk bepergian ke pulau-pulau seberang, termasuk Singapura. Namun, lama kelamaan, penyeberangan menggunakan feri mulai tidak efektif, sehingga dibangunlah Bandara Hang Nadim. Bandara ini terbukti cukup efektif dan awalnya dikembangkan sebagai alternatif Bandara Internasional Changi yang diletak dari Singapura karena bandara ini memiliki landas pacu yang cukup panjang untuk menampung pesawat-pesawat jenis Boeing 747. Namun, bandara ini juga mendapatkan persaingan yang cukup ketat dari bandara-bandara lain di Wilayah Pertumbuhan Segitiga Sijori seperti: Bandar Udara Internasional Senai yang diletak dari Johor Bahru (ibu kota negara bagian Johor) dari negara Malaysia dan Bandar Udara Internasional Changi yang diletak dari Singapura.

Sejarah

Bandar Udara Hang Nadim mulai beroperasi pada tanggal hari Minggu, 1 Januari 1984 ditandai untuk pertama kalinya melakukan perbaikan yaitu pembuatan landasan pacu (runway) sepanjang 4.025-meter.

1-bulan kemudian dibuka secara resmi pada tanggal hari Jumat, 1 Februari 1985 dengan melayani penerbangan domestik yang melayani rute penerbangan langsung seperti: Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (Jakarta), Bandar Udara Internasional Juanda (Surabaya), Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara (Bandung), Bandar Udara Internasional Polonia (Medan), Pekanbaru, Bandar Udara Tabing (Padang) dan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang).

4-hari kemudian dibuka secara resmi pada tanggal hari Jumat, 5 Januari 1990 dengan melayani penerbangan internasional yang melayani rute penerbangan langsung seperti: Bandar Udara Internasional Senai yang diletak dari Johor Bahru (ibu kota negara bagian Johor) dari negara Malaysia dan Bandar Udara Internasional Changi yang diletak dari Singapura.

Dibuka Umum (3 Januari 1995-sekarang)

2-hari 18-jam kemudian yang diupacara peresmian secara dibuka untuk umum oleh Presiden Republik Indonesia adalah Bapak Jendral Soeharto sejak pada tanggal hari Selasa, 3 Januari 1995 mulai malam ini sejak sekitar pada pukul 19:00 WIB/20:00 SST untuk meresmikan oleh tanda tangan prasasti, gunting pita dan pukul gong resmi dengan melayani penerbangan bandar udara internasional yang lahir nama "Bandar Udara Internasional Hang Nadim" dengan melayani penerbangan internasional ditandai dengan mendaratnya 12-pesawat udara milik Malaysia Airlines dan 12-pesawat udara milik Singapore Airlines yang melandasan yang masih darurat berupa tanah yang diperusahaan penerbangan dari Malaysia & Singapura serta anak perusahaannya Malaysia Airlines dan Singapore Airlines dibentuk. membuka jaringan penerbangan ke Batam secara berkala.

Maskapai penerbangan dan tujuan

MaskapaiTujuanTerminal
Batik Air Jakarta–Soekarno–Hatta Domestik
Citilink Jakarta–Soekarno–Hatta, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, SurabayaDomestik
Citilink Charter: Chongqing Internasional
Express Air Pontianak Domestik
Firefly Kuala Lumpur-Subang Internasional
Garuda Indonesia Jakarta–Soekarno–Hatta,

Banjarmasin (2015),

Surabaya, Bandung, Yogyakarta (2015)
Domestik
Garuda Indonesia Explore Jet Bandar Lampung, Medan, Palembang (Mulai 20 Mei 2015) Domestik
Lion Air Balikpapan, Bandung, Jakarta–Soekarno–Hatta, Jambi, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Surabaya, Yogyakarta Domestik
Malindo Air Kuala Lumpur-SubangInternasional
Sriwijaya Air Jakarta–Soekarno–Hatta, Jambi, Medan, Surabaya, Padang Domestik
Wings Air Bengkulu, Natuna, Pangkalpinang, Silangit, Tanjung Pandan Domestik
Jatayu Air Bandung, Palembang, Medan (Rencana) , Jakarta-Soekarno-Hatta (Rencana)Domestik

Referensi

Pranala luar