Tarekat Shiddiqiyyah

Cabang Aliran Sufisme

Thoriqoh Shiddiqiyyah atau Tarekat Shiddiqiyyah adalah salah satu dari 44 tarekat dalam agama Islam yang saat ini ada dan berkembang di dunia.[1] Thoriqoh Shiddiqiyyah merupakan aliran tarekat yang mengajarkan metode atau sistem untuk menanamkan kalimat Laa ilaaha ilallah ke dalam jiwa, hati, roh yang menyehatkan serta membersihkannya dari bemacam-macam penyakit dan kotoran. Tarekat ini dari Rosululloh Muhammad SAW diturunkan melalui sahabat Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq.

Mursyid Tarekat Shiddiqiyyah saat ini adalah Syaih Muhammad Muhtar bin Abdul Mu'thi – Muchtarulloh Al Mujtaba r.a., yang mulai mengajarkan Tarekat Shiddiqiyyah sejak tahun 1954, setelah memperoleh izin dan perintah dari Mursyidnya, Syaih Ahmad Syuaib Jamali Al Banteni r.a.

Kata Shiddiqiyyah berasal dari gelar dari Sayyidina Abu Bakar ketika Nabi Muhammad SAW menceritakan tentang pengalamannya didalam Isra Mi'raj kepada umatnya saat itu. Sayyidina Abu Bakar adalah salah satu orang pertama percaya akan kebenaran peristiwa Isra Mi'raj yang dialami Nabi SAW. Abu Bakar mendapatkan gelar Shiddiq dari Rasulullah SAW, yang artinya membenarkan, percaya atas kebenaran.

Thoriqoh Shiddiqiyyah sekarang ini di luar Indonesia sudah punah, dan satu-satunya di dunia hanya terdapat di Indonesia yang berpusat di Jombang, Jawa Timur.

Asal-usul Thoriqoh Shiddiqiyyah

Thoriqoh Shiddiqiyyah sudah ada sejak Zaman Nabi Muhammad, meskipun namanya belum bernama Thoriqoh Shiddiqiyyah, karena nama Shiddiqiyyah asalnya dari gelar yang diberikan Nabi Muhammad Kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Qola Rosululloh SAW. Lamma Usriya bihi inni uridu an akhruja ilaa Quraisyin Fa akhbiruhun Fakadzdzabuhu Fashoddaqohu Abu Bakrin Rodliyallohu ‘anhu Fasummiya yaumaidzin Ash-shidqu( ‘An Ummi Hani-Rowahu Thobroni Tafsir Durul Mansur-VI/hal.158). Artinya: Semasa aku di isro’kan, saya hendak keluar untuk menyampaikan kepada kaum Quraisy, kemudian aku ceritakan kepadanya maka mereka mendustkannya. Dan yang membenarkan itu adalah Abu Bakar Rodliyallohu ‘anhu Maka pada hari itu ia saya beri gelar: ‘Ash-Shiddiq’ .

Keterangan:

  1. Sahabat Abu Bakar pada zaman Jahiliyah namanya “Abdul Ka’bah”. Kemudian Rosululloh SAW.memberikan nama “ Abdulloh”, ayahnya bernama “Abi Qukhafah”. Beliau lahir di Makkah setelah peristiwa Fiel (Gajah) berselang dua tahun 14 hari.( Dari Kitab Nurul Abshor, hal 59).
  2. Oleh karena Beliaulah satu-satunya sahabat Nabi yang paling awal menerima kebenaran-nya peristiwa Isra' Mi'raj, maka Rosululloh SAW. Memberikan gelar kepadanya “Ash Shiddiq”, sebagaimana tersebut dalam hadits diatas. Fasammi yaumaidzish shidqu
  3. Menurut kata Sayyidina Ali Karromallohuwajhah Innalloha ta’ala anzala isma Abi Bakrin minassamaa-‘I Ash-Shiddiequ litashdiqihi khobarul isro’I Artinya “ Sesungguhnya Alloh Ta’ala telah menurunkan nama Abu Bakar dari langit:“Ash-Shiddiq” karena dia menerima kebenaran kabar Isro’.(Kitab Nurul Absor,hal 59 Taliiq Asy Syikho mu-min).

Perubahan Nama-nama Silsilah Thoriqoh

Menurut Asy-Syaikh Muhammad Amin Kurdi Al Irbili dalam kitab Tanwirul Qulub, Beliau menyusun kitab yang namanya “ Mu'jamul Burdan“ artinya Kumpulan Nama-nama Negara, diterangkan bahwa “ Ada sebuah negeri yang namanya “ Irbil“ . Irbil itu ada dua macam:

  1. Negeri Irbil termasuk wilayah Irak yang jaraknya dengan kota Baghdad jika ditempuh dengan jalan kaki memakan waktu 7 hari.
  2. Negeri Irbil yang kedua terletak di pesisir termasuk wilayah Syam.

Negeri Irbil termasuk wilayah Irak dekat kota Mousol, di Mousol ada makamnya Nabiyulloh Yunus A.S. Di Mousol lahir seorang ulama Tasawuf yang besar namanya yaitu: Asy Syaikh Muhammad Amin Kurdi Al Irbili wafat pada bulan Robi’ul Awwal, hari malam Ahad, tanggal 12 tahun 1332 H. karya Beliau adalah kitab Tanwirul Qulub I Fi Mu' Amalati‘Allamiil Ghuyub. Pada halaman 539 disebutkan demikian I'lam Anna Alqobas Silsilati Takhtalifu Bikhtilaafil Quruni– Famin Hadlotish Shiddieqi Rodliyallohu Ta'ala‘Anhu Ilasy Syaikh Thifuri Bin ‘Isa Abi Yazid Al Busthomi Tusama( Shiddiqiyyah)

Artinya: Ketahuilah bahwa sesungguhnya julukannya silsilah itu berbeda-beda, di sebabkan perbedaanya kurun waktu. Silsilah dari sahabat Abu Bakar Shiddiq R.A.sampai kepada Syaikh Thoifur bin Isa Abi Yazid Al Busthomi dinamakan Shiddiqiyyah.

Dari sini disimpulkan Shiddiqiyyah itu bukan nama ajarannya akan tetapi nama silsilahnya.Ajaran yang silsilahnya dari Sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. sampai kepada Syaikh Thoifur Bin Isa Abi Yazied Al Busthomi dinamakan Shiddiqiyyah. Ilmu Bathin dari Rosululloh yang khusus mengenai rahasianya Ismu Dzat (Alloh) itu dilimpahkan oleh Rosululloh SAW. Kepada ruhaniyah Abu Bakar Shiddiq R.A. dan rahasianya Laa Ilaha Illalloh dilimpahkan kepada ruhaniyah Sayyidina Ali Karromallohu wajhah.Kemudian Sayyidina Ali Karromallohu wajhah, mengambil rahasianya Ismu Dzat (Alloh) dari sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. Dan sahabat Salman Alfarisi mengambil rahasianya Ismu Dzat (Alloh) juga dari sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq r.a.

Adapun sahabat Abu bakar dan sahabat-sahabat lainnya (rodliyallohu’anhum) mengambil rahasianya Laa Ilaha Illalloh dari sahabat Ali Karromallohu wajhah.Dengan Demikian maka Silsilah Shiddiqiyyah itu ke bawah ada yang melalui sahabat Ali (karromallohu wajhah) dan ada yang melalui sahabat Salman Alfarisi Rodliyallohu anhu.

Silsilah Shiddiqiyyah Melalui Salman Al Farisi

  1. Alloh Ta'ala
  2. Jibril Alaihis Salam.
  3. Muhammad Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam.
  4. Abu Bakar Ash Shiddiqi r.a.
  5. Salman Alfarisi r.a.
  6. Qosim bin Muhammad bin Abi Bakar Ash Shiddiq
  7. Imam Ja'far Shoddiq Siwa Sayyidina Qosim bin Muhammad bin Abi Bakar Ash Shiddiq r.a. (SILSILAH INI DINAMAKAN THORIQOH SHIDDIQIYYAH )
  8. Syaikh Abi Yazid Thoifur bin Isa bin Adam bin Saruyan Albustomi
  9. Syaikh Abil Hasan Ali bin Abi Ja'far Al Khorqoni
  10. Syaikh Abi Ali Alfadlol bin Muhammad Ath Thusi Al Farmadi
  11. Syaikh Abi Ya'qub Yusuf Alhamdani (SILSILAH INI DISEBUT ATH THORIQOH ATH-THOIFURIYYAH. )
  12. Syaikh Abdul Kholiq Alghojduwani Ibnul Imam Abdul Jalil
  13. Syaikh ‘Arif Arriwikari
  14. Syaikh Mahmud Al Anjiri Faghnawi
  15. Syaikh Ali Ar Rumaitani Al Masyhur Bil ‘Azizaani
  16. Syaikh Muhammad Baabas Samaasi
  17. Syaikh Amir Kullaali Ibnu Sayyid Hamzah (SILSILAH INI DINAMAKAN ATH-THORIQOH ALKHUWAAJIKAANIYYAH)
  18. Syaikh Muhammad Baha'uddin Annaqsyabandi bin Muhammad bin Muhammad Syarif Al Husain Al-Ausi Al-Bukho ri
  19. SyaikhMuhammad bin ‘Alaaiddun Al-Athori
  20. Syaikh Ya'qub Al-Jarkhi (SILSILAH INI DINAMAKAN ATH-THORIQOH NAQSYABANDIYYAH )
  21. Syaikh Nashiruddin Ubaidillah Al Ahror Assmarqondi bin Mahmud bin Syihabuddin
  22. Syaikh Muhammad Azzahid
  23. Syaikh Darwis Muhammad Assmarqondi
  24. Syaikh Muhammad Alkhowaajaki Al Amkani Assmarqondi
  25. Asy-syaikh Muhammad Albaaqi Billah (DINAMAKAN ATH-THORIQOHUL AHRORIYYAH )
  26. Asy-syaikh Ahmad Alfaruqi Assirhindi
  27. Asy-syaikh Muhammad Ma'shum
  28. Asy-syaikh Muhammad Saifuddien
  29. Asy-syaikh Muhammad Nurul Badwani
  30. Asy-syaikh Habibulloh Jaanijaani Mubthohir
  31. Asy-syaikh Abdillah Addahlawi (DINAMAKAN ATH-THORIQOTUL MUJADDADIYYAH)
  32. Asy-syaikh Kholid Dliyaa'uddien
  33. Asy-syaikh Utsman Sirojul Millah
  34. Asy-syaikh Umar Alqothbul Irsyad
  35. Asy-syaikh Muhammad Amin Alkurdi Al Irbili (DINAMAKAN ATH-THORIQOTUL KHOLIDIYYAH )

Silsilah Shiddiqiyyah diatas melalui sahabat Salman Alfarisi, berdasar kitab Tanwirul Qulub halaman 501-502.

Sejarah perkembangan di Indonesia

Masuknya Thoriqoh Shiddiqiyyah ke Nusantara dibawa oleh sembilan ulama Shiddiqiyyah dari negeri Irbil (Irak sekarang) yang berlabuh pertama kali di Cirebon, Jawa Barat, kemudian menyebar ke seluruh pulau Jawa.

Satu diantara 9 orang ulama tersebut adalah seorang wanita, Syarifah Baghdadi, makamnya ada di Cirebon. Sebagian besar dari sembilan ulama itu wafat dan dimakamkan di kabupaten Pandeglang, Banten, antara lain Maulana Aliyuddin, Maulana Malik Isroil, Maulana Isamuddin dan Maulana Ali Akbar. Ulama lainnya, Maulana Jumadil Kubro, wafat di Jawa Timur dan dimakamkan di Troloyo, Mojokerjo.

Silsilah Thoriqoh Shiddiqiyyah Sampai Kepada Syaih Muctarulloh Al Mujtaba'

  1. Robbul Arbab Alloh SWT.
  2. Sayyidina Jibril AS.
  3. Sayyidina Muhammad SAW.( 571-634M)
  4. Sayyidina Abu Bakar As Shiddiq r.a.( 572-637M).
  5. Sayyidina Ali krw.
  6. Sayyidina Hasan r.a. bin Ali bin Abu Tholib.
  7. Syaih Imam Zainal Abidin r.a.
  8. Syaih Muhammad bin Ali bin Husain Al Baqir r.a.
  9. Syaih Imam Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Husain As-Shoddiq r.a.
  10. Syaih Musa bin Ja’far Al Kadzim r.a.
  11. Syaih Abil Hasan Ali r.a.
  12. Syaih Ma'ruf Al-Karohi r.a.( Wafat 201H/816M)
  13. Syaih Sirru Suqti r.a.( Wafat 253H/867M)
  14. Syaih Junaidi Al Baghdadi r.a.(Wafat 297H/910M)
  15. Syaih Abu Bakar Asibli r.a.(wafat 334H/946M)
  16. Syaih Abdul Wahid Attammimi r.a.
  17. Syaih Farabi At Turtusi r.a.
  18. Syaih Abil Hasan Ali Al Syaukari r.a.
  19. Syaih Abi Said Mahzumi r.a.
  20. Syaih Abu Muhammad Muhyidin r.a.
  21. Syaih Abdul Aziz r.a.
  22. Syaih Muhammad Al-Huttaqi r.a.
  23. Syaih Syamsudin r.a.
  24. Syaih Syarifudin r.a.
  25. Syaih Nurrudin r.a.
  26. Syaih Waliyuddin r.a.
  27. Syaih Hisyamudin r.a.
  28. Syaih Yahya r.a.
  29. Syaih Abu Bakri r.a.
  30. Syaih Abdul Karim r.a.( Lahir 1366M~Wafat1408M)
  31. Syaih Utsman r.a.
  32. Syaih Abdul Fatah r.a.
  33. Syaih Murodi r.a.
  34. Syaih Syamsudin r.a.
  35. Syaih Ahmad Hothi Al Makiyyi r.a.
  36. Syaih Ahmad Syuaib Jamali Al banteni r.a.
  37. Syaih Muhammad Muhtar bin Abdul Mu'thi – Muchtarulloh Al Mujtaba r.a. (Lahir Fajar hari Ahad Kliwon,28 Robiul Akhir 1347H- 14 Oktober 1928M), mulai mengajarkan Tarekat Shiddiqiyyah sejak tahun 1954 sebagai Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah

Keterangan:

  • Muhammad bin Abdulloh, Nabi dan Rosululloh SAW lahir tahun 571M/53SH~Wafat 634M/10H.
  • Shohabat Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. lahir 573M/55SH~Wafat 637M/13H.
  • Shohabat Ali bin Abi Tholib krw. Lahir 595M/29SH~Wafat
  • Syaikh Sirris Suqthi, wafat 253H/867M adalah paman dari As Syaikh Junaidi Baghdadi, Murid dari As Syaikh Ma'ruf Al Karkhy Rohimakumulloh, jauh sebelum Imam Ghozali lahir.

Dasar Thoriqoh Shiddiqiyyah

Dasar Thoriqoh Shiddiqiyyah adalah Dan jika manusia tetap pada suatu Thoriqoh, pasti mereka akan mendapatkan air yang menyegarkan (Qs: Al-Jin: 16).

Berdasarkan Qs: Al-Jin: 16, ajaran Thoriqoh adalah ajaran agama Islam, bukan ajaran Ulama’ Salaf, yaitu Ulama pertengahan setelah para sahabat, sebagaimana anggapan sebagian kecil ummat Islam. Ajaran Thoriqoh dititikberatkan kepada ajaran Dzikrulloh. Masalah Dzikrulloh telah dicontohkan atau diajarkan oleh Nabi Besar Muhammad SAW. Disebut di dalam al-Qur’an Sungguh ada bagi kamu di dalam diri Rosul itu contoh yang bagus, bagi siapa saja yang ingin bertemu Alloh dan hari akhir, maka Dzikirlah kepada Alloh yang sebanyak-banyaknya(Qs: Al-Ahzab: 21).

Ajaran Thoriqoh / Dzikrulloh ini adalah ajaran yang bersifat khusus, artinya tidak akan diberikan / diajarkan kepada siapa saja, selama orang itu tidak memintanya. Oleh sebab itu untuk menerima ajaran Thoriqoh/Dzikrulloh ini harus melalui Bai’at, seperti keterangan dalam al-Qur’an Sesungguhnya orang-orang yang Baiat kepadamu (Muhammad), sesungguhnya mereka Baiat kepada Alloh (Qs: Al Fath: 10).

Baiat adalah Bentuk Proses Ijab Kobul Pelajaran Untuk memperoleh pelajaran Shiddiqiyyah harus melalui proses pengajaran dan pengesahan ijab kobul antara seorang guru ( Mursyid atau wakil yang ditunjuk ) dengan murid, disebut Baiat. Baiat bukan sumpah setia kepada guru atau lembaga thoriqoh / organisasinya.Pelajaran Thoriqoh tanpa melalui proses Baiat, maka Barokah Ilmu Khusus dari Rosululloh SAW melalui guru-guru yang secara berantai, tentulah tidak dapat mengalir.


Arti Thoriqoh Shiddiqiyyah

Dari segi bahasa, Thoriq berasal dari kata Thoriq artinya Jalan, Shiddiqiyyah berasal dari kata Shiddiq artinya Benar. Jadi Thoriqoh Shiddiqiyyah artinya Jalan yang Benar, bukan jalan yang salah. Dan dikatakan Thoriqoh Shiddiqiyyah sebab:

  1. Silsilahnya melalui Sayyidina Abu Bakar Shiddiq r.a.
  2. Ajarannya berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Besar Muhammad SAW.


Tujuan Thoriqoh Shiddiqiyyah

  1. Manusia dididik, dibimbing, dituntun agar dekat kepada Alloh yang sebenar-benarnya dekat melalui praktek Dzikir Jahar Nafi Itsbat.
  2. Manusia dididik, dibimbing, dituntun agar kenal kepada Alloh yang sebenar-benarnya kenal melalui praktek Dzikir Sirri Ismu Dzat Untuk tercapainya dekat dan kenal kepada Alloh, praktek Dzikir Jahar dan Sirri harus selalu ditingkatkan secara istiqomah.
  3. Manusia dididik, dibimbing, dituntun agar menjadi manusia Taqwalloh, taqwa yang sebenar-benarnya Taqwa.


Untuk mencapainya ada 3 jalan pokok yang harus dilaluinya (dikerjakan), yaitu:

  • melalui Jalan IbadahSholat,Wahai seluruh manusia beribadahlah (Sholat) kepada Tuhanmu yang menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, barangkali kamu menjadi taqwa (Qs: Al-Baqoroh: 21).
  • melalui Jalan Puasa, Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, barangkali kamu menjadi Taqwa (Qs: Al-Baqoroh: 183).
  • melalui Jalan Dzikir, Dan tetapkanlah (hubungkanlah) jiwamu dengan kalimah Taqwa (Qs:Al fath: 26).

Faham Thoriqoh Shiddiqiyyah

Thoriqoh Shiddiqiyyah berfaham Tasawuf. Yang dimaksud faham tasawuf adalah faham kebersihan jiwa. Orang-orang Shiddiqiyyah adalah orang-orang Tasawuf, orang-orang yang selalu menjaga kebersihan jiwanya. Jiwa harus dijaga dan dibersihkan dari sifat-sifat yang kotor, tercela, tak terpuji, dan diisi dengan sifat-sifat suci, bersih, terpuji, sebagaimana perintah Rosululloh di dalam Hadits yang berbunyi Takholaku bi akhlakillah artinya: Berakhlaklah kamu dengan akhlaknya Alloh

Dan jiwa yang suci, bersih, terpuji itu harus dihayati, diresapi sampai menjadi kenyataan di dalam pergaulan sehari-hari, di masyarakat. Tanpa memiliki jiwa yang suci, bersih dan terpuji, tak mungkin kita bisa dekat, kenal dan taqwa kepada Alloh, meskipun Dzikrulloh kita kerjakan sebanyak-banyaknya, tersebut di dalam al Qur’an Maka diilhamkan kepadanya sifat Fujur dan sifat Taqwa, sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwanya (QS: Asy-syamsi: 8).


Pelajaran-pelajaran dalam Thoriqoh Shiddiqiyyah

Pelajaran-pelajaran di dalam Thoriqoh Shiddiqiyyah, secara garis besar dibagi dua:

  1. Pelajaran Habluminalloh, yaitu pelajaran pokok yang cara mengajarkannya disebut Baiat. Yaitu: Baiat Dzikir Jahar-Nafi Isbat, Baiat Dzikir Sirri-Ismu Dzat, Baiat Thobib dan Baiat Fatihah
  2. Pelajaran Habluminannas, yaitu pelajaran tambahan yang cara mengajarkannya disebut ijazah atau bimbingan. Contohnya amalan Salamun, amalan Surat Iqro 1-5, amalan wa alafa dan lain-lainya.

Cara Menuntut Ilmu dalam Thoriqoh Shiddiqiyyah

Untuk mendapatkan Ilmu di dalam Thoriqoh Shiddiqiyyah ditempuh Melalui Dua Jalur, yaitu:

  1. Jalur Mujahadah sendiri, yaitu dengan cara mengerjakan baiat-an atau pelajaran yang sudah kita dapatkan dari Shiddiqiyyah secara Istiqomah.
  2. Jalur Shillaturrohmi ke sesama warga, ke para kader dan terutama adalah ke para Kholifah, dan kalau memungkinkan langsung pada beliau Mursyid Shiddiqiyyah untuk menempuh kelanjutan ilmu-ilmu yang sudah kita miliki.

Delapan Kesanggupan Thoriqoh Shiddiqiyyah

Didalam thoriqoh shiddiqiyyah para murid-murid dengan segenap hati melaksanakan kesanggupan yang dikenal dengan delapan kesanggupan.

  1. Sanggup Taat Kepada Alloh Ta'ala, Bakti Kepada Allah Ta'ala.
  2. Sanggup Taat Kepada Rosululloh, Bakti Kepada Rosululloh.
  3. Sanggup Taat Bakti Kepada Orang Tua ( Ibu – Bapak ).
  4. Sanggup Bakti Kepada Sesama Manusia.
  5. Sanggup Bakti Kepada Negara Republik Indonesia (Untuk warga negara Indonesia).
  6. Sanggup Cinta Tanah Air Indonesia (Untuk warga negara Indonesia).
  7. Sanggup Mengamalkan Thoriqoh Shiddqiyyah.
  8. Sanggup Menghargai Waktu.

Lembaga-lembaga di Lingkungan Thoriqoh Shiddiqiyyah

Yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah

Yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah, sebagai badan hukum untuk pengembangan dakwah Thoriqoh Shiddiqiyyah di wilayah Indonesia. Yayasan tersebut berkedududukan di Desa Losari Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang Jawa Timur. Sekarang ini (tahun 2006M) Yayasan ini sudah mempunyai 60 cabang di berbagai kota di Pulau Jawa dan Sumatera dan perwakilannya di Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat serta negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

Selain menyampaikan pelajaran khusus Thoriqoh Shiddiqiyyah, Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah juga menyelenggarakan pengajian-pengajian umum dan Wirid berjamaah secara rutin dari tahun 1973 sampai sekarang.

Pesantren Majma-Al Bahroin

Untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam melalui Thoriqoh Shiddiqiyyah, Mursyid thoriqoh Shiddiqiyyah mempimpin Pesantren dengan Nama Pesantren Majma-Al Bahroin, yang terletak di Desa Losari Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang, Propinsi Jawa Timur. Di Pesantren ini ada dua sistem pengajaran, yakni sistem klasikal yang dinamakan Tarbiatul Hifdzul Ghulam Wal Banad, calon santrinya syaratnya umur 6th dan waktu belajarnya 12 tahun, kemudian dilanjutkan dengan Pendidikan Persiapan Madrashah Maqosidul Qur'an kemudian masuk ke Tarbiyah Madarsah Maqosidul Qur'an selama sekitar 3 tahun, dan Lanjutan Maqosidul Qur'an selama 2 tahun yang ajar langsung oleh Mursyid.

Adapun pengajaran untuk santri yang umurnya tanpa batasan adalah dalam bimbingan para kholifah untuk mendapatkan bimbingan Ilmu tasawuf, sambil mengembangkan bakat masing-masing. Ada yang bertani, beternak, perkebunan, menukang batu, menukang kayu, mengukir, sablon, dan lain-lainnya.

Jam'iyyah Kautsaran Putri Fatimah Binti Maimun Haajarulloh

Adalah lembaga pembinaan murid shiddiqiyyah dari kaum wanita yang diikat melalui pengamalan Wirid Kautsaran. Pada awalnya ini adalah Lembaga Doa Wanita Shiddiqiyyah. Nama awalnya adalah Jam'iyyah Kautsaran Putri Fatimah Binti Maimun Hibbatulloh Dewi Ratna Swari, kemudian pada Bulan Muharrom tahun 1423H/ Maret 2002M berubah menjadi seperti nama sekarang ini. Nama Fatimah Binti Maimun adalah mengambil nama Mubalighot tanah jawa yang pertama sebelum dakwah para wali songo, dia berasal dari negeri Kedah Malaysia pada abad 11 masehi. Yang makamnya ada di desa Leran, Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik Jawa Timur.

Organisasi Shiddiqiyyah

Ini adalah Lembaga yang memayungi seluruh kegiatan murid-murid Shiddiqiyyah dan lembaga-lembaga otonom dikalangan Shiddiqiyyah.

Berdiri 30 Rojab 1420H/2000M dan Pengurus di tingkat pusat disebut DPP berkedudukan di Losari Ploso Jombang, dan Pengurus ditingkat wilayah berkedudukan di wilayah provinsi disebut DPW dan pengurus di tingkat daerah kabupaten/kotamadya disebut DPD berkedududukan di daerah kabupaten atau kotamadya dan pengurus ditingkat cabang disebut DPC mencakup satu wilayah kecamatan dan pengurus ditingkat ranting disebut DPC mencakup wilayah satu desa. Dan untuk murid shiddiqiyyah di luar negeri membentuk Pengurus Perwakilan Luar Negeri

Yayasan Sanusiyah

Adalah lembaga pengembangan sumber daya masyarakat sekitar pesantren yang khususnya bergerak dalam bidang bimbingan ketrampilan perajin anyaman. Khususnya di desa Kauman dan Jasem Kecamatan Kabuh

Dhilal Berkat Rohmat Alloh

Lembaga khusus untuk menyalurkan shodaqoh untuk menyantuni orang-orang lemah, fakirmiskin dan anak yatim piatu serta korban bencana alam. Berdiri tahun 2001M telah memiliki banyak pengurus daerah.

Organisasai Pemuda Shiddiqiyyah

Lembaga ini adalah khusus lembaga yang mewadahi kegiatan kepemudaan para pemuda yang menjadi murid Shiddiqiyyah. Pemuda adalah warga yang berumur 16 tahun sampai dengan 30 tahun atau sampai menikah.

Lembaga Teknologi Informasi Shiddiqiyyah

Lembaga Teknologi Informasi Shiddiqiyyah (LTIS) diprakarsai oleh beberapa kader Shiddiqiyyah, untuk mewujudkan sarana komunikasi, berbagi informasi dan bertukar pikiran bagi warga Thoriqoh Shiddiqiyyah di seluruh Indonesia.

Lihat pula

Tarekat lainnya

Referensi

  1. ^ Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ikhtiar Van Hoven. 1994. hlm. Jilid V, Bab Thoriqot, Huruf T, Halaman 67, No urut 34. 

Pranala Luar