Jamalul Kiram III

sultan Suluk
Revisi sejak 11 Agustus 2015 22.09 oleh Jayrangkoto (bicara | kontrib) (Jayrangkoto memindahkan halaman Jamalul Kiram III, Sultan Sulu ke Jamalul Kiram III menimpa pengalihan lama: Ejaan yang lazim.)

Jamalul D. Kiram III (16 Juli 1938 – 20 Oktober 2013; memerintah 1974 - 1981, 2012 - 2013) adalah Sultan Sulu di Sulu, di selatan Filipina selama era Marcos. Ia merupakan kandidat senator pada Pemilihan umum Filipina 2007.[1] Dengan pensiun, hak suksesi kesultanan diperdebatkan di kalangan ahli warisnya seperti Mohammad Akijal Atti. Sengketa hak suksesi berakhir pada tangga 11 November 2012 ketika semua penggugat dari keluarga Kiram bertemu bersama di Sulu, mengakhiri perseteruan panjang mereka selama beberapa dekade.

Jamalul Kiram III
Sultan Sulu
Berkas:Jamalul Kiram III.jpg
Sultan Sulu
Berkuasa1984 – 20 Oktober 2013
Penobatan15 Juni 1986
PendahuluDatu Punjungan Kiram
Heir apparentIsmael Kiram II
Ismael Kiram II
Kelahiran(1938-07-16)16 Juli 1938
Maimbung, Sulu, Filipina
Kematian20 Oktober 2013(2013-10-20) (umur 75)
Quezon City, Filipina
PasanganFatima Celia H. Kiram
KeturunanJacel Kiram
Nama lengkap
Jamalul Dalus Strattan Kiram III
WangsaWangsa Kiram
AyahDatu Punjungan Kiram
IbuSharif Usna Dalus Strattan
AgamaIslam

Kebuntuan Lahad Datu 2013

Dimulai pada tanggal 9 Februari 2013, sekitar 235 orang bersenjata yang dipimpin oleh Raja Muda Agbimuddin Kiram saudara Sultan Sulu Jamalul Kiram mendarat secara ilegal di Lahad Datu, sebuah provinsi dari negara bagian Sabah, Malaysia, menuntut pengakuan dari Malaysia sebagai pemilik sah Sabah serta melakukan negosiasi ulang persyaratan sewa, yang sebelumnya dilakukan dengan perusahaan perdagangan Inggris. Jamalul Kiram III dilaporkan telah mengarahkan orang tersebut untuk tidak pergi, karena Malaysia "hanya menyewa" Sabah dari pewaris Kesultanan.

Meninggal

Pada 20 Oktober 2013 Kiram III meninggal karena kegagalan multi organ. Dia membuat permintaan untuk dimakamkan di ibu kota Kesultanan di Maimbung, Sulu. Dia meninggalkan delapan anak dengan dua istri.[2] Banyak tokoh-tokoh politik memberikan penghormatan terakhir mereka kepada Sultan termasuk gubernur Wilayah Otonomi Muslim Mindanao saat ini, Mujiv Sabbihi Hataman dan wakil gubernur Sulu, Abdusakur Mahail Tan,[3] Mantan Ibu Negara Filipina, Imelda Marcos,[4] dan dari Istana Malacanang.[5]

Polisi Diraja Malaysia di Sabah bereaksi terhadap kematian Kiram dengan mengatakan bahwa mereka "akan terus waspada terhadap gangguan apapun."[6] Juru bicaranya mengatakan bahwa Keluarga Kerajaan Kiram akan terus melakukan persengketaan Sabah.[7]

Referensi

Pranala luar

Gelar kebangsawanan
Hanya gelar saja
Didahului oleh:
Aguimuddin Abirin
— TITULER —
Sultan Sulu
1983-1990
Alasan kegagalan suksesi:
Kekuasaan Kesultanan diserahkan ke Filipina
Diteruskan oleh:
Mohammad Akijal Atti
Didahului oleh:
Mohammad Akijal Atti
— TITULER —
Sultan Sulu
2012 - 2013
bersama Ismael Kiram II
Alasan kegagalan suksesi:
Kekuasaan Kesultanan diserahkan ke Filipina
Diteruskan oleh:
Ismael Kiram II