Jatiasih, Bekasi
Jati Asih adalah sebuah kecamatan di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
-
Bundaran Jatiasih
Jati Asih | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Barat | ||||
Kota | Bekasi | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Drs. AHMAD ZARKASIH | ||||
Populasi | |||||
• Total | 169,289 Jiwa jiwa | ||||
Kode pos | 17422 | ||||
Kode Kemendagri | 32.75.09 | ||||
Kode BPS | 3275020 | ||||
Desa/kelurahan | - | ||||
|
Jatiasih berbatasan dengan Kecamatan Bekasi Selatan di sebelah utara, Kecamatan Pondok Gede di sebelah barat, Kecamatan Rawa Lumbu di sebelah timur, dan Kecamatan Jatisampurna dan Gunung Putri di sebelah selatan.
Pembagian wilayah
Wilayah kecamatan Jatiasih terbagi atas 6 kelurahan, 52 RW dan 601 RT dengan luas 1.610 ha dan dihuni sekitar 65.800 jiwa dengan pertumbuhan penduduk 3,7 % per tahun (menurut Data wilayah Kotamadya Bekasi pada tahun 2004).
Daerah ini memiliki tingkat pertumbuhan penduduk per tahun yang tinggi setelah Kecamatan Pondok Gede, Kecamatan Jatisampurna dan Kecamatan Bekasi Selatan.
Kelurahan/desa
Perumahan
Di Jatiasih Terdapat cukup Banyak Komplek perumahan seperti Perumahan Bumi Nasio indah, Graha indah, Angkasa puri, Villa Jatirasa, Sakura Regency dll, Beberapa Komplek perumahan tersebut mulai Berdiri sejak 1980, hingga kini masih melakukan pengembangan.
Perekonomian
Perekonomian di Jatiasih semakin meningkat. Akibat dari Krisis moneter pada tahun 1997, Perekonomian di Jatiasih semakin terganggu karena diberi pinjaman dari IMF. Setelah terjadi Krisis moneter pada tahun 1997, ekonomi di wilayah Jatiasih sudah bagus.
Data keuangan di wilayah Kecamatan Jatiasih
Data keuangan di wilayah Kecamatan Jatiasih (menurut data wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi tahun 1992-1996, Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi tahun 1997-2000, Kotamadya Bekasi tahun 2001-2006 dan Kota Bekasi tahun 2007-2015):
Tahun | Keuangan (Rp.) | Kenaikan/penurunan keuangan (Rp.) | Tingkat kenaikan/penurunan keuangan (%) | Catatan |
---|---|---|---|---|
1992 | Rp1.380.000,00 | - | - | Menurut data wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi pada tahun 1992-1996 |
1993 | Rp2.000.000,00 | Rp620.000,00 | 31,0 % | |
1994 | Rp2.500.000,00 | Rp500.000,00 | 20,0 % | |
1995 | Rp2.850.000,00 | Rp350.000,00 | 12,29 % | |
1996 | Rp1.250.000,00 | Rp1.600.000,00 | 56,15 % | |
1997 | Rp500.000,00 | Rp750.000,00 | 60,0 % | Menurut data wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi pada tahun 1997-2000.
Menurun akibat dari Krisis finansial Asia 1997. Menurut data IMF. |
1998 | Rp250.000,00 | Rp250.000,00 | 50,0 % | |
1999 | Rp1.000.000,00 | Rp750.000,00 | 75,0 % | |
2000 | Rp1.250.000,00 | Rp250.000,00 | 20,0 % | |
2001 | Rp1.300.000,00 | Rp50.000,00 | 3,84 % | Menurut data wilayah Kotamadya Bekasi pada tahun 2001-2006 |
2002 | Rp2.000.000,00 | Rp700.000,00 | 35,0 % | |
2003 | Rp2.500.000,00 | Rp500.000,00 | 20,0 % | |
2004 | Rp2.750.000,00 | Rp250.000,00 | 9,1 % | |
2005 | Rp3.000.000,00 | Rp250.000,00 | 8,33 % | |
2006 | Rp3.500.000,00 | Rp500.000,00 | 14,28 % | |
2007 | Rp3.250.000,00 | Rp250.000,00 | 7,69 % | Menurut data wilayah Kota Bekasi pada tahun 2007-2015 |
2008 | Rp3.000.000,00 | Rp250.000,00 | 7,69 % | |
2009 | Rp2.450.000,00 | Rp550.000,00 | 18,33 % | |
2010 | Rp2.800.000,00 | Rp350.000,00 | 14,28 % | |
2011 | Rp3.000.000,00 | Rp200.000,00 | 7,14 % | |
2012 | Rp3.200.000,00 | Rp200.000,00 | 6,67 % | |
2013 | Rp3.800.000,00 | Rp600.000,00 | 18,75 % | |
2014 | Rp4.120.000,00 | Rp320.000,00 | 8,42 % | |
2015 | Rp4.500.000,00 | Rp380.000,00 | 9,23 % |
Sekolah
Di Jatiasih terdapat sekolah-sekolah, seperti:
- SDN 02 Kel. Jatiasih Kota
- SDN 03 Kel. Jatiasih Kota
- SDN 04 Kel. Jatimekar, didirikan pada tahun 1968 di Jl. Durian no. 6, pada tahun pelajaran 1981/1982 pindah ke Jl. Maniki no. 15, pada tahun pelajaran 1996/1997, saat berubah status menjadi kota, pindah ke Jl. Apel no. 11 dan pada tanggal 2 Mei 2006, bertepatan dengan hari pendidikan, pindah ke Jl. Nangka no. 15.
- SMP Az-Zahra 02 Kel. Jatiasih Kota
- SMP Az-Zahra 03 Kel. Jatiasih Kota
- SMP Az-Zahra 05 Kel. Jatiasih Kota
- SMP Al-Azhar 04 Kel. Jatiasih Kota
- SMP Al-Azhar 06 Kel. Jatimekar
- SMA Al-Azhar 02 Kel. Jatiasih Kota
Transportasi di Jatiasih
Jalan raya
Jatiasih dilalui Jalan Tol JORR yang memudahkan akses jalan ke Jakarta Selatan, Jalan Tol Jagorawi, Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Cikunir, Bintara, Cakung, dan Jakarta Utara. Ada pula Jalan Jatisari yang menghubungkan Jatiasih langsung dengan Jatisampurna, Depok, dan Kab. Bogor dan Jalan Jatimekar yang menghubungkan Jatiasih langsung dengan Pondok Gede, Makasar, Kramat Jati, dan Jalan Tol Insinyur Wiyoto Wiyono. Jalan lain ada Jalan Swatantra - Jatiasih yang menghubungkan langsung dengan pusat kota Bekasi dan Jalan Wibawa Mukti 2 yang menghubungkan Jatiasih langsung dengan Kab. Bogor.
Data statistik Jalan raya
Total panjang jalan raya di Jatiasih adalah 402,25 km dari total semuanya (menurut data wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi pada tahun 1999) dan 403,30 km dari total semuanya (menurut data wilayah Kotamadya Bekasi pada tahun 2004) dengan perincian:
Kondisi jalan | Panjang jalan raya (km) | Persentase (%) |
---|---|---|
Jalan baik | 315,80 km | 78,3 % |
Jalan sedang | 69,25 km | 17,17 % |
Jalan rusak | 18,25 km | 4,53 % |
TOTAL (2004) | 403,30 km | 100,00 % |
2002 | 402,90 km | 100,00 % |
1999 | 402,25 km | 100,00 % |
1994 | 381,80 km | 100,00 % |
Jalan tol Jatiasih-Sukabumi
Jalan Tol Jatiasih-Sukabumi | |
---|---|
Berkas:Proyek jalan tol Jatiasih-Sukabumi.jpg | |
Panjang | 64,5 km |
Dibangun | 2007-2008 |
Pengelola | PT Marga Jaya Kabupaten Bogor (Persero) Tbk PT Datuk Arif Sugondo, pengelola asal Sumatera Barat |
Pada tahun 2007, sudah dibangun Jalan tol Jatiasih-Sukabumi dengan jarak 64,5 km yang memudahkan akses jalan ke Ciangsana, Cileungsi, Puncak dan Sukabumi tanpa perlu melewati Jalan Tol Jagorawi.
Jalan tol ini mulai dibangun pada tahun 2007 oleh Pengusaha asal Sumatera Barat, Datuk Arif Sugondo dan diresmikan pada tanggal 25 Mei 2008 jam 10.00 WIB oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan.
Pintu tol
Prasarana transportasi
Terminal Jatiasih adalah prasarana angkutan umum di kecamatan ini. Dulunya di kecamatan ini pernah dilalui jalur kereta api rute Stasiun Cibitung-Jatiasih. Namun kini jalur kereta api telah dinonaktifkan sejak dibuka jalur baru yakni melewati Stasiun Tambun pada tanggal 2 September 2000. Pada Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiasih segmen Jabung Jagalan (km 9+570) - Jatiasih (km 11+000) dan Jalur kereta api Bekasi-Jatiasih Jatiasih (km 0+200) - Pacung Asem (km 1+750), 7 stasiun kereta api dibongkar akibat pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta segmen Hankam - Cikunir pada tahun 2006.
Tepatnya 500 m menjelang Stasiun kereta api Jatiasih dan 500 m setelah Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Tanjung Barat dan Jonggol dan 600 m setelah Stasiun kereta api Jatiasih dan 500 m menjelang Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Bekasi. Tepatnya 400 m menjelang Stasiun kereta api Jatimekar (dulu Jabung) dan 400 m setelah Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Nambo dan Kec. Gunung Putri serta 500 m setelah Stasiun kereta api Jatimekar (dulu Jabung), terdapat percabangan ke Stasiun Kranji. Namun kini jalur ini sudah dinonaktifkan akibat dari banjir besar melanda wilayah kecamatan ini dan Kabupaten Bogor sekitar pertengahan dekade 1990an akibat hujan turun yang cukup deras dan Sungai Cikeas meluap mengakibatkan jembatan perbatasan antara Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor itu roboh serta mengakibatkan Lokomotif BB301 ini jatuh ke sungai sehingga masinis bernama Yadi Sukirno kelahiran tanggal 29 April 1925 di daerah Jember, Jawa Timur ini hilang terbawa arus sungai.
Inilah peristiwa terjadi kali ke-9 setelah terjadi kecelakaan lokomotif anjlok di Grobogan (Jawa Tengah), Madiun, Widodaren dan Jember (Jawa Timur), Perbaungan (Sumatera Utara), Lembah Anai, Padang Panjang dan dekat Danau Singkarak (Sumatera Barat) pada tanggal 17 Desember 1995 [1] serta sudah 6 kali mobil dan motor tertabrak kereta api pada tahun 1995, yakni di Tebet, Lenteng Agung, Tanjung Barat dan Jalan Dewi Sartika, Pancoran Mas, Bogor. (Sumber: Media Indonesia, 2 Januari 1996)
Sementara itu jalur kereta api itu sudah dinonaktifkan. Maka diaktifkan pada tahun 2013 mendatang. Pada ruas tersebut adalah rute Jatimekar-Stasiun Nambo, Jatiasih-Jonggol dan Jatimekar-Stasiun Cakung. Ketiga jalur kereta api tersebut mati total akibat banjir setelah terjadi kecelakaan yang melibatkan Lokomotif BB301 yang kecemplung ke Sungai Cikeas dan terseret luapan sungai sejauh 1,5 km dan mengakibatkan seorang masinis tewas terseret arus saat terjadi banjir merendam wilayah Kecamatan Jatiasih, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tepatnya di km 4+1/750, perbatasan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor pada hari Senin (1/1/1996) sekitar pukul 16.00 WIB sore hari. (Sumber: Pikiran Rakyat, 2 Januari 1996)
Prasarana transportasi
Terminal Jatiasih adalah prasarana angkutan umum di kecamatan ini. Dulunya di kecamatan ini pernah dilalui jalur kereta api rute Stasiun Cibitung-Jatiasih. Namun kini jalur kereta api telah dinonaktifkan sejak dibuka jalur baru yakni melewati Stasiun Tambun pada tanggal 2 September 2000. Pada Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiasih segmen Jabung Jagalan (km 9+570) - Jatiasih (km 11+000) dan Jalur kereta api Bekasi-Jatiasih Jatiasih (km 0+200) - Pacung Asem (km 1+750), 7 stasiun kereta api dibongkar akibat pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta segmen Hankam - Cikunir pada tahun 2006.
Tepatnya 500 m menjelang Stasiun kereta api Jatiasih dan 500 m setelah Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Tanjung Barat dan Jonggol dan 600 m setelah Stasiun kereta api Jatiasih dan 500 m menjelang Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Bekasi. Tepatnya 400 m menjelang Stasiun kereta api Jatimekar (dulu Jabung) dan 400 m setelah Perlintasan sebidang, terdapat percabangan ke Stasiun Nambo dan Kec. Gunung Putri serta 500 m setelah Stasiun kereta api Jatimekar (dulu Jabung), terdapat percabangan ke Stasiun Kranji. Namun kini jalur ini sudah dinonaktifkan akibat dari banjir besar melanda wilayah kecamatan ini dan Kabupaten Bogor sekitar pertengahan dekade 1990an akibat hujan turun yang cukup deras dan Sungai Cikeas meluap mengakibatkan jembatan perbatasan antara Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor itu roboh serta mengakibatkan Lokomotif BB301 ini jatuh ke sungai sehingga masinis hilang terbawa arus sungai.
Inilah peristiwa terjadi kali ke-9 setelah terjadi kecelakaan lokomotif anjlok di Grobogan (Jawa Tengah), Madiun, Widodaren dan Jember (Jawa Timur), Perbaungan (Sumatera Utara), Lembah Anai, Padang Panjang dan dekat Danau Singkarak (Sumatera Barat) pada tanggal 17 Desember 1995 [2] serta sudah 6 kali mobil dan motor tertabrak kereta api pada tahun 1995, yakni di Tebet, Lenteng Agung, Tanjung Barat dan Jalan Dewi Sartika, Pancoran Mas, Bogor. (Sumber: Media Indonesia, 2 Januari 1996)
Sementara itu jalur kereta api itu sudah dinonaktifkan. Maka diaktifkan pada tahun 2013 mendatang. Pada ruas tersebut adalah rute Jatimekar-Stasiun Nambo, Jatiasih-Jonggol dan Jatimekar-Stasiun Cakung. Ketiga jalur kereta api tersebut mati total akibat banjir setelah terjadi kecelakaan yang melibatkan Lokomotif BB301 yang kecemplung ke Sungai Cikeas dan terseret luapan sungai sejauh 1,5 km dan mengakibatkan seorang masinis tewas terseret arus saat terjadi banjir merendam wilayah Kecamatan Jatiasih, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tepatnya di km 4+1/750, perbatasan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor pada hari Senin (1/1/1996) sekitar pukul 16.00 WIB sore hari. (Sumber: Pikiran Rakyat, 2 Januari 1996)
Pesawat
Kalau untuk angkutan udara bagi warga Kecamatan Jatiasih, yang dijangkau adalah melalui Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Pesawat diantaranya seperti Citilink, Wings Air, Riau Airlines dan Lion Air.
Angkutan kota dan Bus
Data statistik penumpang
Pada saat Terminal Jatiasih diresmikan (tahun 1990), Jumlah penumpang yang naik angkot mencapai 70.580 orang dan turun mencapai 27.730 orang dengan total 98.310 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 7.562 mobil angkot. Sedangkan, Jumlah penumpang yang naik bus kota mencapai 45.800 orang dan turun mencapai 9.440 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 921 mobil bus kota.
Pada saat dibangunnya agen bus antarkota (tahun 1994), Jumlah penumpang yang naik angkot dari Terminal Jatiasih mencapai 98.780 orang dan turun mencapai 37.200 dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 11.332 mobil angkot. Sedangkan, jumlah penumpang yang naik bus kota mencapai 56.000 orang dan bus antarkota mencapai 42.950 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.120 mobil bus kota dan 716 mobil bus antarkota. Sedangkan, jumlah penumpang yang turun dari bus kota mencapai 65.800 orang dan bus antarkota mencapai 51.750 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.316 mobil bus kota dan 862 mobil bus antarkota.
Pada tahun 1999, Jumlah penumpang yang naik angkot mencapai 178.200 orang dan turun mencapai 56.760 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 19.580 mobil angkot. Sedangkan, jumlah penumpang yang naik bus kota mencapai 62.000 orang dan turun mencapai 69.750 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 2.195 mobil bus kota. Selain itu, jumlah penumpang yang naik bus antarkota mencapai 49.760 orang dan turun mencapai 60.750 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.700 mobil bus antarkota.
Tahun | Jumlah penumpang naik Angkota Kabupaten Bogor (orang) | Jumlah penumpang turun dari Angkota Kabupaten Bogor (orang) | Jumlah penumpang total Angkota Kabupaten Bogor (orang) | Jumlah penumpang naik Angkot KOASI (orang) | Jumlah penumpang turun dari Angkot KOASI (orang) | Jumlah penumpang total Angkot KOASI (orang) | Jumlah penumpang naik Mikrolet (orang) | Jumlah penumpang turun dari Mikrolet (orang) | Jumlah penumpang total Mikrolet (orang) | Jumlah penumpang naik Buskota Metromini (orang) | Jumlah penumpang turun dari Buskota Metromini (orang) | Jumlah penumpang total Buskota Metromini (orang) | Jumlah penumpang naik Buskota Mayasari Bakti (orang) | Jumlah penumpang turun dari Buskota Mayasari Bakti (orang) | Jumlah penumpang total Buskota Mayasari Bakti (orang) | Kapasitas Angkota Kabupaten Bogor (orang) | Kapasitas Angkot KOASI (orang) | Kapasitas Mikrolet (orang) | Kapasitas Buskota Metromini (orang) | Kapasitas Buskota Mayasari Bakti (orang) | Jumlah kendaraan Angkota Kabupaten Bogor yang terangkut (kendaraan) | Jumlah kendaraan Angkot KOASI yang terangkut (kendaraan) | Jumlah kendaraan Mikrolet (kendaraan) | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1990 | 45.690 | 57.800 | 103.490 | 47.800 | 60.100 | 107.900 | 45.000 | 57.750 | 102.750 | 46.800 | 9.680 | 56.480 | 57.200 | 9.650 | 66.850 | 12 | 13 | 12 | 25 | 60 | 8.624 | 8.300 | 8.563 | |
1995 | ||||||||||||||||||||||||
2000 | ||||||||||||||||||||||||
2005 |
Angkot/Bus
- Mayasari Bakti AC52A patas ke Tanah Abang (via Komdak - Sudirman - Thamrin - Jatibening - Tol JORR)
- KOASI K21A jurusan Kampung Rambutan - Bantar Gebang via Swantara - Jatiasih - Pondok Gede - Bambu Apus.
- KOASI K40 ke Kampung Rambutan Jatiasih - Pondok Gede - Pinang Ranti - TMII.
- KOASI K44 ke Kampung Rambutan via Kranggan Permai - Cibubur - Tol Jagorawi.
- KOASI K02 jurusan Pondok Gede - Bekasi via Jatiasih - Pekayon.
- KOASI K02B jurusan Pondok Gede - Cileungsi via Jatiasih - Bojong Kulur - Ciangsana
- KOASI K24 jurusan UKI Cawang - Pondok Gede
- Angkutan Kabupaten Bogor 93 ke Ciangsana via Narogong - Bojong Kulur - Pasar Atas - Ciangsana
- Angkutan Kabupaten Bogor 94 ke Cileungsi via Narogong - Bojong Kulur - Pasar Atas - Ciangsana - Jalan alternatif Cibubur-Cileungsi
Bus antarkota
- Bus 3/4 ke Cianjur
- Bus 3/4 ke Karawang
- Elf ke Karawang, Cibarusah, Jonggol, Cianjur, Bandung Barat, Purwakarta, Sukamakmur, Cariu, Antajaya, Tanjung Sari, Cikalong Kulon
- Elf Cipaganti ke Bandung
- Bus AKAP yang ke Cirebon, Jateng dan Jatim, di agen depan Superindo dan eks-Halte Jatiasihpasar.
Angkutan umum lain
Selain itu, angkutan umum melayani kecamatan ini adalah ojek, becak, taksi, kancil, rakit, bajaj dan angkutan pedesaan.
Angkutan pedesaan
Angkutan pedesaan melayani penumpang di daerah pedesaan, tepatnya daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Angkutan pedesaan menghubungkan Terminal Jatiasih dengan kampung-kampung sekitar Kecamatan Jatiasih.
Angkutan pedesaan beroperasi dari jam 05.00 wib sampai jam 19.00 wib. Angkutan ini pada tahun 2004 mencapai 1.580 unit dengan jumlah orang dalam 1 mobil angkutan pedesaan adalah 14 orang dan jumlah penumpang yang terangkut semua 22.120 orang.
Ojek dan Becak
Ojek dan Becak melayani penumpang di wilayah kecamatan ini, melayani penumpang yang berangkat sekolah, kerja di kantor, dll selama 24 jam. Merek motor ojek adalah:
- Honda Supra
- Honda Karisma
- Honda CB100
- Suzuki Smash
- Suzuki Win
- Yamaha Mio
Taksi
Taksi melayani penumpang di wilayah kecamatan ini, melayani penumpang yang berangkat sekolah, kerja di kantor, dll selama 24 jam menggantikan becak yang sedang masalah. Taksi yang melayani Kecamatan Jatiasih adalah:
- Blue Bird 021-77182610, 0251-89172651
- Gamya 021-77186200
- Putra 021-7781425
- Express 021-771826190, 0251-816261
- Kosti Jaya 021-77152619
- Koperasi Taxi 021-77182651, 0251-8162510
Rakit
Rakit atau getek melayani penumpang di wilayah kecamatan ini, melayani penumpang yang berangkat sekolah, kerja di kantor, dll selama 24 jam.
Rakit atau getek di Kecamatan Jatiasih, adanya di Sungai Cikeas.
Daftar referensi
- ^ "Inilah kecelakaan yang misterius di tahun 1995". Merdeka. 2013-12-09. Diakses tanggal 2014-02-14.
- ^ "Inilah kecelakaan yang misterius di tahun 1995". Merdeka. 2013-12-09. Diakses tanggal 2014-02-14.