Menara Kembar Petronas

menara di Malaysia

Menara Petronas atau Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur Malaysia adalah sepasang menara kembar yang pernah menjadi bangunan tertinggi di dunia pada tahun 1998—2004, sebelum dilampaui oleh Burj Khalifa dan Taipei 101. Namun, kedua menara ini masih merupakan pencakar langit kembar tertinggi di dunia pada abad ke-20. Menara Kembar Petronas memegang gelar sebagai bangunan tertinggi dari tahun 1998 hingga 2004 berdasarkan pengukuran dari lantai pintu masuk utama sampai struktur atas, menurut referensi ketinggian asli bangunan yang digunakan oleh organisasi internasional Dewan Bangunan Tinggi dan Habitat Urban sejak tahun 1969 (tiga kategori ketinggian tambahan diperkenalkan ketika menara ini hampir diselesaikan pada tahun 1996).[3]

Menara Kembar Petronas
Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur
Menara Kembar Petronas
Location within Kuala Lumpur
Rekor tinggi
Tertinggi di dunia sejak 1998 hingga 2004[I]
DidahuluiWillis Tower (Menara Willis)
DigantikanTaipei 101
Informasi umum
JenisPerkantoran dan tempat wisata
LokasiKuala Lumpur  Malaysia
Peletakan batu pertama1 Januari 1992
Mulai dibangun1 Maret 1993
Rampung1 April 1994
Diresmikan31 Agustus 1999
Tanggal renovasi1 Januari 1997
BiayaUS$1,6 miliar [1]
PemilikKLCC Holdings Sdn Bhd
Tinggi
Arsitektural451,9 m (1.483 ft) [2]
Atap378,6 m (1.242 ft)
Lantai atas375 m (1.230 ft)
Data teknis
Jumlah lantai88 (+5 bawah tanah)
Luas lantai395.000 m2 (4.252.000 sq ft)
Lift78
Desain dan konstruksi
ArsitekCésar Pelli
PengembangKLCC Holdings Sdn Bhd
Teknisi strukturThornton Tomasetti
Kontraktor utamaMenara 1: Hazama Corporation
Menara 2: Samsung Engineering & Construction dan Kukdong Engineering & Construction
City Center: B.L. Harbert International

Perbandingan dengan menara lain

sunting
 
Perbandingan bangunan tertinggi dunia menurut ketinggian antena bangunan.
 
Menurut CTBUH, puncaknya berpengaruh pada ukuran tinggi menara ini, sehingga dapat melampaui tinggi Menara Willis.
 
Denah lantai pembangunan Menara 1 pada lantai 43 diadaptasi dari simbol geometri dasar Islam yaitu Rub al-hizb.[4]

Menara Kembar Petronas menjadi bangunan tertinggi di dunia—sebelum selesai dibangunnya Taipei 101 pada tahun 2004—yang diukur hingga ke atas komponen strukturnya (puncak, bukan antena).[5] Puncak (spire) dianggap sebagai bagian penting dalam arsitektur bangunan tersebut, dan jika diubah akan banyak mengubah bentuk dan arsitektur bangunan, sedangkan antena bisa dipasang atau dicabut tanpa mempengaruhi bentuk bangunan. Menara Kembar Petronas masih merupakan bangunan kembar tertinggi di dunia.[6]

Menara Willis (sebelumnya Spears) dan World Trade Center terdiri dari 110 lantai yang bisa ditempati, sehingga lebih banyak 22 lantai dibandingkan Menara Kembar Petronas yang berjumlah 88 lantai. Atap dan lantai tertinggi Menara Willis dan World Trade Center agak melebihi ketinggian atap dan lantai tertinggi Menara Kembar Petronas. Antena tertinggi di Menara Willis adalah 75 meter (246 ft) lebih tinggi dibandingkan puncak-puncak Menara Kembar Petronas. Walaupun demikian, menurut peraturan dan pedoman CTBUH,[3] antena-antena Menara Willis tidak diperhitungkan sebagai bagian dari fitur arsitekturnya.[7] Sebaliknya, puncak-puncak pada Menara Petronas dimasukkan dalam pengukuran ketinggian karena bukan merupakan tiang antena. Oleh karena itu, Menara Kembar Petronas melampaui ketinggian resmi Menara Willis dengan perbedaan 10 meter (33 ft), padahal Menara Willis memiliki jumlah lantai lebih banyak.

Pembangunan

sunting

Menara Petronas yang dirancang oleh arsitek César Pelli dari Argentina selesai dibangun pada tahun 1998. Setelah menghabiskan waktu tujuh tahun, menara ini menjadi bangunan tertinggi di dunia sewaktu diresmikan.[8] Menara ini dibangun di atas fondasi pacuan kuda Kuala Lumpur.[9] Kedalaman batuan dasar menjadikan bangunan ini dibangun dengan fondasi paling dalam di dunia.[10] Fondasi sedalam 120 meter itu memerlukan sejumlah beton yang tidak sedikit untuk dibangun dalam waktu 12 bulan (1 tahun) oleh Bachy Soletanche.[11]

Menara setinggi 88 lantai ini sebagian besar dibangun dari beton bertulang dengan eksterior bangunan dari baja dan kaca yang dirancang menyerupai motif kesenian Islam yang mencerminkan agama Islam di Malaysia.[12] Pengaruh seni Islam lainnya dalam bangunan ini adalah penampang lintang kedua menara yang berbentuk Rub al-hizb, ditambah dengan bagian bundar untuk memenuhi keperluan ruang kantor.[13] Menara 1 dibangun oleh konsorsium Jepang yang dipimpin oleh Hazama Corporation sementara Menara 2 dibangun oleh dua kontraktor Korea Selatan, yaitu Samsung C&T dan Kukdong Engineering & Construction. Jembatannya pun dikerjakan oleh Kukdong.

Dikarenakan kekurangan baja serta biaya pengimporan baja yang mahal, menara kembar ini dibangun dengan beton bertulang yang sangat kukuh berdesain radikal yang lebih murah.[14] Beton yang sangat kukuh dikenal oleh banyak kontraktor Asia dan dua kali lebih efektif mengurangi guncangan dibandingkan baja, tetapi bangunan ini menjadi dua kali beratnya pada fondasi dibandingkan bangunan baja sejenisnya. Didukung oleh inti beton 23 X 23 meter[15] dan lingkaran luar dengan tiang penopang super berjarak lebar, menara-menara ini menggunakan sistem struktur canggih yang sesuai dengan profil bangunannya yang ramping serta menyediakan ruang kantor tanpa tiang seluas 560.000 meter persegi (669.754 sq yd).[16] Di bawah menara kembar ini terdapat pusat perbelanjaan Suria KLCC dan Dewan Filharmonik Petronas.

Penyewa

sunting

Menara Satu ditempati seluruhnya oleh Petronas dan sejumlah anak perusahaan dan perusahaan asosiasi, sedangkan kantor di Menara Dua juga disewakan ke perusahaan-perusahaan lainnya.[17] Perusahaan-perusahaan yang berkantor dalam Menara Dua di antaranya: Al Jazeera,[18] Hess Corporation,[19] Bloomberg,[20] GE,[21] IBM, Khazanah Nasional,[22] McKinsey & Company,[23] Microsoft,[24] Reuters,[25] Shell.[26]

Taman KLCC

sunting

Di bawah bangunan ini, terdapat sebuah Taman KLCC seluas 17 ekar (69.000 m2) yang menyediakan jalur untuk berjoging dan berekreasi, kolam air mancur yang dihiasi pertunjukan cahaya, kolam rendam, dan arena bermain anak-anak. Suria KLCC adalah salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Malaysia.[27]

Jembatan udara

sunting
 
Sebuah jembatan udara menghubungkan kedua menara.
 
Pemandangan dalam jembatan.

Terdapat sebuah jembatan udara yang menhubungkan kedua menara di lantai 41 dan 42, yang menjadikannya jembatan dua lantai tertinggi di dunia.[28] Jembatan ini tidak dipasang langsung pada struktur utama, sebaliknya dirancang untuk bergeser ke dalam dan ke luar menara agar tidak patah akibat angin kencang atau pergerakan lempeng seismik. Hal ini juga untuk mengendalikan akumulasi tekanan berlebihan yang terjadi di bagian tengah jembatan, karena jika jembatan dibangun begitu dekat dan terlalu menekan ke struktur menara, perpindahan tekanan menyebar di sekitar jembatan yang akhirnya menciptakan fenomena "jembatan tertekan", yang dapat menyebabkan jembatan runtuh dengan mudah.[29] Jembatan ini terletak 170 meter (558 ft) dari permukaan jalan dan panjangnya 584 meter (1.916 ft), sedangkan beratnya 750 ton (750.000 kg).[30]

Jembatan udara Petronas juga diperkuat lagi dengan 2 kaki "busur tergantung" yang tiap sisinya berpasangan; panjang setiap satu kaki adalah 51 meter yang terkunci ke lantai 29 pada masing-masing menara.. Setelah dibangun di darat, jembatan udara diangkat ke tempatnya di menara selama tiga hari.[31] pada bulan Juli 1995.[32] Alih-alih langsung terhubung ke menara, jembatan udara dapat bergeser atau terdorong ke dalam dan ke luar untuk mengimbangi efek dari angin. Terletak di lantai 41 dan 42, jembatan udara menghubungkan ruang konferensi, ruang makan eksekutif dan ruang sembahyang.[31]

Kunjungan jembatan

sunting

Lantai 41 dan 42 juga dikenal sebagai podium, karena para pengunjung yang ingin ke lantai lebih tinggi harus berganti lift di sini. Jembatan ini terbuka untuk semua pengunjung, para pengunjung yang ingin mengunjungi jembatan untuk tujuan rekreasi harus memperoleh tiket dan pas kunjungan. Awalnya tiket yang dikeluarkan adalah gratis, tetapi untuk menjaga kualitas dan standar sistem pemeliharaan jembatan dan anjungan pemandangan yang tampaknya membutuhkan biaya yang semakin tinggi, manajemen Jembatan Menara Kembar Petronas telah memutuskan untuk mengenakan biaya kunjungan dengan harga yang wajar.

Semua tiket yang dijual, rata-rata menerapkan metode penjualan tiket berkonsep 'siapa datang pertama, dia akan dapat (first come first serve)'. Pada bulan Ramadan, penerbitan tiket hanya dialokasikan terbatas sekitar 600 lembar. Sedangkan untuk bulan-bulan lain, penerbitan tiket dialokasikan sekitar 1500 hingga 1700 orang sehari. Namun begitu, para pengunjung dianjurkan untuk berada di garis antrean (queue-point) lebih awal yakni pada pukul 06.00. Ini karena loket tiket hanya mulai beroperasi pada pukul 08.30 setiap hari, kecuali hari Senin (ditutup untuk tujuan pemeliharaan).[33] Waktu keberangkatan pertama itu akan dimulai pada pukul 09.00 dan berakhir pada pukul 19.00. Pengunjung bebas memilih waktu kunjungan pada hari tersebut tergantung ketersediaan tempat. Biasanya, tiket yang diberikan akan habis dijual oleh pihak manajemen Jembatan Petronas pada pukul 09.30 pagi, hanya tiket yang dikembalikan atau tiket penjualan langsung untuk perjalanan hari ketiga dari hari ketika beroperasi akan terus dijual sampai loket ditutup pada pukul 17.00.

Para pengunjung hanya diperbolehkan berada di lantai 41 karena lantai 42 hanya dibuka kepada staf penghuni bangunan. Atas dasar kemampuan jangkauan muatan, lift hanya bisa membawa 20 orang pengunjung dalam satu waktu ke jembatan. Lift ini adalah lift berkecepatan tinggi yang bergerak hanya 41 detik ke podium jembatan. Maka pengunjung perlu menunggu di ruang tunggu yang disediakan oleh manajemen. Ruang tunggu menyediakan fasilitas teater, video DVD pembangunan menara, panel informasi, pusat penyortiran barang, loker penyimpanan barang dan beberapa fitur lain. Pengunjung akan dibawa mengunjungi jembatan selama 15-20 menit dengan ciri tag warna tertentu.[34][35]

Harga tiket penjualan adalah sebagai berikut:[36]

  1. Anak-anak (3—12 tahun): RM.35,00 (bukan warga Negara Malaysia) RM.15,00 (warga negara Malaysia).
  2. Dewasa (13—60 tahun): RM.85,00 (bukan warga negara Malaysia), RM.30,00 (warga negara Malaysia).
  3. Lansia (61 tahun dan ke atas): RM.45,00 (bukan warga negara Malaysia) RM.15,00 (warga negara Malaysia)

Anjungan pemandangan terletak di lantai 86 Menara 2 Petronas. Perjalanan ke sana memerlukan waktu 86 detik dari ruang keberangkatan. Pengunjung yang memilih paket 2 sering diberi kesempatan hingga 45 menit untuk menyelesaikan kunjungan untuk jembatan udara dan anjungan pemandangan.

Fungsi keamanan jembatan

sunting

Jembatan ini juga berperan sebagai peranti keamanan; jika terjadi kebakaran atau keadaan gawat darurat semacamnya di salah satu menara, maka para penghuni bisa mengosongkannya dengan menaiki jembatan ke menara yang satu lagi.[37] Evaluasi pengosongan dipicu oleh ancaman bom palsu pada 12 September 2001[38] (sehari setelah tragedi kehancuran menara kembar World Trade Center di New York) menunjukkan bahwa jembatan tersebut tidak berguna selama kedua bangunan perlu dikosongkan serentak, karena muatan tangga darurat tidak cukup untuk menghadapi kejadian seperti ini. Oleh karena itu, lift dirancang agar dapat digunakan jikalau kedua menara perlu dikosongkan, lantas berhasil karena latihan darurat menurut rancangan itu dalam tahun 2005.

Jembatan udara Menara Kembar Petronas ini juga selalu dilengkapi alat pemadam api mutakhir, terdapat juga sistem pendeteksi panas, asap dan suhu, dengan alarm keamanan dan alat penyemprot air. Terdapat juga panel penyedot asap di sisi jembatan untuk menyedot asap kebakaran jika kebakaran terjadi di dalam kompleks jembatan.

Sistem lift

sunting

Poros utama lift buatan Otis terletak di pusat setiap menara. Semua lift utama merupakan lift dua tingkat yang terdiri dari dek bawah yang mengangkut penumpang ke lantai bernomor ganjil dan dek atas untuk ke lantai bernomor genap. Untuk mencapai lantai bernomor genap dari tingkat bawah, penumpang harus menaiki eskalator ke dek atas lift.[39]

Dari lantai bawah, terdapat tiga kelompok lift. Kelompok enam lift "jarak pendek" mengangkut penumpang ke antara lantai 2/3 dan lantai 16/17. Kelompok enam lift "jarak sederhana" pula mengangkut penumpang ke antara lantai 18/19 dan lantai 37/38. Terdapat juga lima lift segera yang membawa penumpang terus ke lantai 41/42. Untuk ke lantai-lantai melebihi 41/42, penumpang perlu menaiki lift segera, kemudian menukar lift ke lantai-lantai tinggi itu. Lift-lift penyambung ini melebihi paras tertinggi lift-lift yang mencapai lantai 2 hingga 38. Corak pelayanan lift berulang dengan lantai-lantai atas, yaitu satu set ke lantai antara 43/44 dan 57/58 dan satu set lagi ke lantai antara 59/60 dan 73/74.[39]

Selain lift-lift utama ini, terdapat juga sejumlah lift "penyambung" yang mengangkut penumpang di antara kelompok tingkat lift utama. Berbeda dengan lift utama tersebut, lift tambahan ini bukan berjenis dua tingkat. Dua buah lift disediakan untuk mengangkut penumpang dari lantai 37/38 ke lantai 41/42 (lantai 39 dan 40 tidak bisa dimasuki). Oleh karena itu, tidak perlu seseorang di paruh bawah bangunan untuk turun ke tingkat bawah untuk sampai ke paruh atas bangunan.

Lift-lift ini dilengkapi beberapa fitur keamanan, seperti kemampuan mengeluarkan orang dari lift yang macet di antara lantai dengan membimbing salah satu lift yang bersebelahan secara manual ke sisinya, kemudian membuka panel pada dinding untuk membuka rute kepada penumpang dalam lift yang macet agar melintas ke gerbong lift yang lain.[40] Ketika mengosongkan bangunan, hanya lift darurat yang bisa digunakan, karena hanya dilengkapi pintu keluar di lantai G/1 dan lantai 41/42; oleh karena itu jika terjadi kebakaran di paruh bawah bangunan, poros yang terlindung ini tidak akan terpengaruh. Lift pemadam kebakaran turut disediakan untuk tujuan darurat.[40]

Fungsi pendingin udara terpusat

sunting

Di kawasan timur lapangan Menara Kembar Petronas, di sebelah utara Masjid Asy-Syakirin,[41] terdapat sarana utilitas KLCC District Cooling yang bertujuan menyediakan air dingin kepada semua bangunan di lapangan KLCC. Unit air dingin yang dihasilkan turbin gas ini mampu menyediakan udara yang nyaman sebanyak 42.000 RT,[41] tidak hanya pada Menara Kembar Petronas dan Suria KLCC, bahkan juga Menara Maxis, Menara Exxon Mobil, Pusat Konvensi Kuala Lumpur, Mandarin Oriental Kuala Lumpur dan Masjid As Syakirin.

Peristiwa terpenting

sunting

Ribuan orang berhamburan keluar dari gedung setelah menerima telepon ancaman bom pada tanggal 12 September 2001, sehari setelah serangan 11 September menghancurkan menara kembar World Trade Center di New York. Regu penjinak bom dikerahkan tetapi tidak menemukan bom di kedua menara Petronas setelah mengevakuasi semua orang. Para pembeli dan pengunjung diizinkan masuk kembali tiga jam kemudian pada tengah hari. Tidak ada seorang pun yang terluka dalam langkah evakuasi tersebut.[42]

Pada tanggal 4 November 2005 tengah malam, terjadi kebakaran di kompleks bioskop di pusat perbelanjaan Suria KLCC di bawah Menara Kembar Petronas. Tidak dilaporkan adanya korban. Ketika itu, kedua menara hampir kosong (kecuali Suria KLCC yang diisi pengunjung bioskop dan pelanggan restoran).[43]

Pada tanggal 1 September 2009 pagi, ahli pemanjat bangunan dari Prancis, Alain "Spiderman" Robert, berhasil memanjat sampai ke puncak Menara Dua dengan hanya mengandalkan tangan dan kaki tanpa kelengkapan keamanan dalam waktu tidak lebih dari dua jam, setelah dua percobaan sebelumnya terhalang oleh polisi di tengah-tengah menara.[44] Pada 20 Maret 1997, pihak polisi menangkap dia di lantai 60; 28 lantai lagi sampai ke puncak. Percobaan keduanya pada 20 Maret 2007—genap 10 tahun kemudian—sekali lagi terhalang di lantai yang sama (tetapi di menara yang satu lagi).[45]

Kutipan

sunting

Kutipan terkenal dari arsitek Menara Kembar Petronas:

"Menurut Laozi, realitas benda be-ruang adalah ruang kosongnya dan bukan pada dinding yang membatasinya. Tentunya dia berbicara mengenai realitas spiritual. Ini juga merupakan realitas bagi Menara Petronas. Tenaga kekosongan ditingkatkan dan dibuat lebih jelas dengan adanya jembatan pejalan kaki yang ... dengan struktur pendukung yang dibangun sebagai gerbang ke angkasa ... sebagai pintu ke alam maya."

César Pelli, arsitek (1995)

Galeri

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Petronas Twin Towers". Encyclopedia of Things. Glasssteelandstone. 13 January 2010. Diakses tanggal 13 January 2010. 
  2. ^ "Petronas Twin Towers Official Website - General Statistics". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-22. Diakses tanggal 2013-11-14. 
  3. ^ a b Council on Tall Buildings and Urban Habitat Diarsipkan 2007-10-11 di Wayback Machine. preamble to High Rise Database: other measurements of height"
  4. ^ "Galal Abada, "2004 On Site Review Report: Petronas Office Towers, Kuala Lumpur, Malaysia"" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-10-01. Diakses tanggal 2013-11-13. 
  5. ^ Lee, C. Y.; Binder, Georges (2008). Taipei 101. Images Publishing. m/s. 7.
  6. ^ Palmer, Alison Lee (2008). Historical Dictionary of Architecture. Scarecrow Press. m/s. 209.
  7. ^ The Willis Tower Diarsipkan 2012-02-10 di Wayback Machine.. thesearstower.com.
  8. ^ Sebestyén, Gyula (1998). Construction: craft to industry. Taylor & Francis. m/s. 205.
  9. ^ Žaknić, Ivan; Smith, Matthew; Rice, Doleres B. (1998). 100 of the world's tallest buildings. Images Publishing. m/s. 208.
  10. ^ Baker Jr, Clyde N.; Drumwright, Elliott; Joseph, Leonard; Azam, Tarique (November 1996). "The Taller the Deeper." Civil Engineering–ASCE. 66 (11): 3A-6A.
  11. ^ Petronas Towers Base Diarsipkan 2013-11-14 di Wayback Machine.. thepetronastowers.com.
  12. ^ Wee, C. J. Wan-Ling (2002). Local cultures and the "new Asia": the state, culture, and capitalism in Southeast Asia. Institute of Southeast Asian Studies. m/s. 193.
  13. ^ Moskal, Greg (2004). Modern Buildings: Identifying Bilateral and Rotational Symmetry. Rosen Classroom. m/s. 28.
  14. ^ Wells, Matthew (2005). Skyscrapers: structure and design. Laurence King Publishing. m/s. 170.
  15. ^ "Information Malaysia." (2005). Berita Publ. Sdn. Bhd.
  16. ^ Taranath, Bungale S. (2004). Wind and earthquake resistant buildings: structural analysis and design. CRC Press. m/s. 748.
  17. ^ Chandran, Sheela (25 Ogos 2005). "Documentary on the Petronas Twin Towers". The Star. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-17. Diakses tanggal 2013-11-13. 
  18. ^ Aljazeera.net/Al Jazeera International (Malaysia Office) Diarsipkan 2011-09-28 di Wayback Machine., JobStreet.com. Diakses pada 14 November 2010
  19. ^ Global Offices - KUALA LUMPUR, MALAYSIA (CTOC OFFICE) Diarsipkan 2013-11-13 di Wayback Machine., Hess. Diakses pada 16 November 2010.
  20. ^ Bloomberg (Malaysia) Sdn Bhd Diarsipkan 2013-11-13 di Wayback Machine., 88db.com. Diakses pada 14 November 2010.
  21. ^ Contact Us - Energy Diarsipkan 2010-08-14 di Wayback Machine., GE Malaysia. Diakses pada 16 November 2010.
  22. ^ Hubungi Kami Diarsipkan 2013-11-13 di Wayback Machine., Khazanah Nasional. Diakses pada 16 November 2010.
  23. ^ "Locations - McKinsey Worldwide". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-24. Diakses tanggal 2013-11-13. 
  24. ^ Microsoft Malaysia - Contact, Microsoft. Diakses pada 15 November 2010.
  25. ^ Home > NEWS SERVICE > Reuters (Malaysia) Sdn Bhd[pranala nonaktif permanen], eguide (Malaysia). Diakses pada 15 November 2010.
  26. ^ Offices and Installations Diarsipkan 2012-10-05 di Wayback Machine., Shell Malaysia. Diakses pada 15 November 2010.
  27. ^ de Ledesma, Charles; Lewis, Mark; Savage, Pauline (2003). Rough guide to Malaysia, Singapore & Brunei. Rough Guides. m/s. 132.
  28. ^ Frankham, Steve (2008). Malaysia and Singapore. Footprint Travel Guides. m/s. 68.
  29. ^ Moskal, Greg (2004). Modern Buildings: Identifying Bilateral and Rotational Symmetry. Rosen Classroom. m/s. 26.
  30. ^ Chang, Fu-Kuo (2005). Structural health monitoring, 2005: advancements and challenges for implementation. DEStech Publications, Inc. m/s. 270.
  31. ^ a b Wheeler, Mark (May 1996). "The World's Tallest Building". Popular Mechanics. Diakses tanggal 29 March 2012. 
  32. ^ "The PETRONAS Twin Towers Official Website". PETRONAS Twin Towers. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-01-14. Diakses tanggal 29 March 2012. 
  33. ^ The Petronas Towers Skybridge Diarsipkan 2009-11-07 di Wayback Machine.. thepetronastowers.com.
  34. ^ Rowthorn, Chris; Cohen, Muhammad; Williams, China (2008). Lonely Planet Borneo. Lonely Planet. m/s. 71.
  35. ^ "How to Visit the Petronas Twin Towers". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-14. Diakses tanggal 2013-11-14. 
  36. ^ "Ticket Price". Petronas Twin Towers. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-09. Diakses tanggal 09 April 2017. 
  37. ^ Wood, A.; Chow, W. K.; McGrail D. (2005). "The Skybridge as an Evacuation Option for Tall Buildings for Highrise Cities in the Far East." Journal of Applied Fire Science. 13 (2): 113–124.
  38. ^ "World's Tallest Towers in Malaysia Evacuated After Threats". People's Daily. 12 September 2001. 
  39. ^ a b Petronas Towers Lift System[pranala nonaktif permanen]. petronastowers.com.
  40. ^ a b Wong, Ronald. Using Lift as an Alternative Means of Egress for Evacuation Diarsipkan 2009-04-08 di Wayback Machine.. The Institution of Fire Engineers (Hong Kong Branch).
  41. ^ a b KLCC District Cooling Plant (Kuala Lumpur), Wikimapia. Diakses pada 16 November 2010.
  42. ^ Yoong, Sean (12 September 2001). "World's tallest towers, IBM building in Malaysia evacuated after threats". Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-19. Diakses tanggal 2013-11-13. 
  43. ^ "Fire Forces Evacuation at Malaysia Towers". CBS News. 4 November 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-13. Diakses tanggal 2013-11-13. 
  44. ^ "'Spiderman' scales Malaysia tower". BBC News Online. 1 September 2009. 
  45. ^ "'Spiderman' has another go at Twin Towers]". The Star. 21 Mac 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-22. Diakses tanggal 2021-11-07. 

Pranala luar

sunting