Bendungan Gondang (Lamongan)

salah satu bendungan di dunia
Revisi sejak 10 Oktober 2023 02.32 oleh Ardfeb (bicara | kontrib) (merapikan, akan dilengkapi di lain waktu)

Waduk Gondang adalah sebuah waduk yang terletak di Lamongan, Jawa Timur, Indonesia. Waduk ini dibangun dengan membendung Sungai Gondang. Secara administratif, waduk ini meliputi dua kecamatan di Lamongan, yakni Sugio dan Sambeng. Waduk ini terletak 19 kilometer di barat pusat kota Lamongan. Untuk menuju ke waduk ini, selain dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi, juga dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum dari pusat kota Lamongan.

Waduk Gondang
NamaWaduk Gondang
LokasiKecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur
Koordinat7°12′29″S 112°16′11″E / 7.208113°S 112.269834°E / -7.208113; 112.269834Koordinat: 7°12′29″S 112°16′11″E / 7.208113°S 112.269834°E / -7.208113; 112.269834
KegunaanIrigasi dan Air Baku
StatusDigunakan
Mulai dibangun1976
Mulai dioperasikan1986
Bendungan dan saluran pelimpah
Tipe bendunganEarthfill
Tinggi27 meter
Panjang903 meter
Peta

Pembangunan

Waduk Gondang mulai dibangun pada tahun 1976 dan dapat diselesaikan pada tahun 1986 dengan menghabiskan biaya sebesar Rp 14,902 miliar. Waduk ini kemudian diresmikan oleh Presiden Suharto pada tahun 1987. Waduk ini memiliki luas 6,60 hektar dengan kedalaman sekitar 29 meter. Panjang bendungan dari waduk ini mencapai 903 meter dan tingginya mencapai 27 meter.

Pemanfaatan

Waduk ini dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian di Lamongan seluas 6.233 hektar, terutama pada musim kemarau, karena pada musim hujan, air hujan masih cukup untuk mengairi lahan pertanian. Selain untuk mengairi lahan pertanian, waduk ini juga dimanfaatkan untuk memasok air baku. Waduk ini kini juga dikembangkan untuk budidaya ikan dan pariwisata, yakni dengan dilengkapi fasilitas perahu motor, taman, dan kandang satwa.

Makam Dewi Sekardadu

Tidak jauh dari waduk ini, terdapat makam dari Dewi Sekardadu atau juga disebut sebagai Mbok Rondo Gondang. Ia merupakan ibu dari Jaka Samudra atau Sunan Giri. Makam tersebut ditemukan pada tahun 1911 dan dipugar pada tahun 1917.

Lihat pula

Pranala luar