Film meraup penghasilan dari berbagai media, antara lain bioskop, video rumahan (kaset), hak penyiarantelevisi, dan pernak-pernik. Namun, penghasilan box office bioskop merupakan acuan utama industri dalam menilai kesuksesan sebuah film. Alasannya, data bioskop lebih mudah diakses daripada data penjualan kaset dan hak siar. Selain itu, industri perfilman sudah biasa memakai data bioskop. Artikel ini berisi daftar film peraih box office tertinggi (berdasarkan nilai riil versus nominal penghasilannya), daftar film berpenghasilan tertinggi berdasarkan tahun kalender, urutan peralihan rekor film berpenghasilan tertinggi, dan daftar seri film berpenghasilan tertinggi. Semua daftar diurutkan berdasarkan penghasilan box office bioskop internasional (apabila ada datanya) tanpa menghitung hasil penjualan kaset, hak siar, dan pernak-pernik.
Meski prestasi sebagian besar film tahun 1960-an dan 1970-an terkikis oleh inflasi, masih ada seri film zaman itu yang dilanjutkan sampai sekarang. Selain seri Star Wars dan Superman, film-film James Bond dan Star Trek masih dirilis secara rutin; keempat judul tersebut merupakan seri-seri film berpenghasilan tertinggi. Beberapa film lama yang memegang rekor film berpenghasilan tertinggi masih mempertahankan rekornya menurut standar masa kini, tetapi secara nominal dikalahkan oleh film-film top masa kini yang mendulang hasil dari naiknya harga tiket penonton. Apabila disesuaikan dengan inflasi, secara komparatif, Gone with the Wind—pemegang rekor film berpenghasilan tertinggi selama 25 tahun—masih merupakan film berpenghasilan tertinggi sepanjang masa. Semua penghasilan di daftar ini memakai kurs dolar Amerika Serikat dalam nilai nominal, kecuali penghasilan yang diberi keterangan tambahan.
Dengan penghasilan box office global lebih dari $2,790 miliar, Avengers: Endgame menjadi film "berpenghasilan tertinggi", tetapi klaim ini biasanya hanya mengacu kepada penghasilan dari bioskop tanpa menghitung hasil penjualan kaset dan hak siar televisi (porsinya cukup besar dalam total penghasilan film). Apabila hasil penjualan kaset juga dihitung, film mana yang paling sukses tidak bisa langsung ditentukan. Titanic meraup $1,2 miliar dari penjualan dan penyewaan video dan DVD,[1] ditambah $2,2 miliar dari hasil penjualan tiket. Meski total hasil penjualan Avatar belum diketahui, film ini mendapatkan $345 juta lewat penjualan 16 juta keping DVD dan Blu-ray di Amerika Utara[2] dengan total penjualan 30 juta keping DVD dan Blu-ray di seluruh dunia.[3] Apabila hasil penjualan kaset dihitung, dua film ini masing-masing meraup lebih dari $3 miliar. Hak penyiaran televisi juga berkontribusi besar terhadap penghasilan film. Penjualan hak siar televisi ditambah hasil sewa film (pay-per-view) biasanya setara dengan 20–25% penghasilan box office;[4]Titanic mendapatkan $55 juta dari hak siar NBC dan HBO,[1] setara dengan 9% penghasilan kotornya di Amerika Utara.
Apabila sebuah film sangat mudah dieksploitasi sebagai barang komersial, penghasilan tambahannya bisa mengalahkan hasil penjualan langsung.[5]The Lion King menghasilkan lebih dari $2 miliar lewat pemutaran bioskop dan penjualan kaset,[6] tetapi dikalahkan oleh $6 miliar yang dihasilkan lewat pemutaran adaptasi musikalnya di bioskop-bioskop di seluruh dunia.[7]Pernak-pernik juga sangat menguntungkan: The Lion King mendapatkan $3 miliar lewat penjualan pernak-pernik,[8] sedangkan Cars—$462 juta lewat pemutaran bioskop dan dianggap biasa saja bila dibandingkan dengan film Pixar lainnya[9]—meraup lebih dari $8 miliar lewat penjualan pernak-pernik di seluruh dunia lima tahun setelah dirilis tahun 2006.[10][11] Pixar mencetak rekor lagi melalui Toy Story 3, film yang menghasilkan hampir $10 miliar lewat penjualan pernak-pernik ditambah $1 miliar dari pemutaran bioskop.[12]
Di daftar ini, film diurutkan berdasarkan penghasilan dari pemutaran bioskop dalam nilai nominal dan peringkat tertinggi yang dicapai. Secara keseluruhan, 39 film meraup lebih dari $1 miliar di seluruh dunia, lima di antaranya meraup lebih dari $2 miliar, dipuncaki oleh Avengers: Endgame. Semua film ditayangkan (dan ditayangkan ulang) di bioskop pada abad ke-21. Film-film yang tidak diputar pada abad tersebut tidak masuk daftar karena terkena inflasi harga tiket. Jumlah penduduk dan tren membeli tiket tidak dipertimbangkan.
Latar berwarna berarti film masih diputar satu pekan sejak 14 Mei 2024 di bioskop di seluruh dunia.
FBox Office Mojo tidak lagi memperbarui total penghasilan utama Frozen pada bulan Agustus 2014, padahal masih diputar. Total yang dicantumkan di sini mencakup penghasilan di Jepang, Nigeria, Spanyol, Britania Raya, dan Jerman hingga akhir 2015, tetapi tidak mencakup penghasilan di Turki, Islandia, Brasil, dan Australia (2016) yang mencapai sekian ratus ribu dolar. Film ini ditayangkan ulang di Britania Raya pada Desember 2017; Olaf's Frozen Adventure meraup $2,3 juta lagi di negara itu. Totalnya dibulatkan menjadi $1 juga karena memperhitungkan ketidakakuratan angka. F8Penghasilan kotor The Fate of the Furious diambil dari BoxOffice alih-alih sumber utama daftar ini, Box Office Mojo, karena ada anomali dalam jumlah Box Office Mojo. Penurunan total hasil mingguan di beberapa negara—paling parah di Argentina—memicu penurunan total global.[14] Karena ada dugaan anomali di sumber, daftar ini juga menyertakan angka alternatif. TS3Box Office Mojo merevisi penghasilan kotor film-film Pixar pada Agustus 2016. Karena itu, penghasilan kotor Toy Story 3 dikoreksi dari $1,063 miliar menjadi $1,067 miliar.[15][16] Artinya, film ini menempati posisi #4 pada akhir masa rilisnya, bukan #5, sesuai yang tercantum dalam sumber. PSAngka Harry Potter and the Philosopher's Stone adalah penghasilan box office dini yang pada tahun 2001 merupakan angka tertinggi kedua setelah Titanic. Angka Jurassic Park lebih tinggi daripada angka Harry Potter and the Philosopher's Stone karena ditambah hasil penayangan ulang 3-D tahun 2013. DM2Disney merilis perbaikan penghasilan kotor The Lion King dari $987,5 juta menjadi $968,5 juta.[17] Artinya, Despicable Me 2 naik satu tingkat pada akhir masa rilisnya.
Film berpenghasilan tertinggi sesuai inflasi
Karena dampak inflasi berjangka panjang, terutama kenaikan pesat harga tiket bioskop, daftar yang tidak disesuaikan dengan inflasi lebih memihak kepada film-film baru.[18] Daftar yang belum disesuaikan, sering dijumpai di media massa, tidak berguna apabila ingin membandingkan film-film yang rentang tahunnya jauh. Karena itu, banyak film-film lama yang tidak muncul lagi di daftar modern yang belum disesuaikan, padahal pendapatan komersialnya lebih tinggi apabila disesuaikan dengan kenaikan harga tiket.[19] Untuk menutup penurunan nilai mata uang (devaluasi), beberapa tabel menyesuaikan datanya dengan inflasi. Namun, penyesuaian inflasi pun tidak sepenuhnya mengatasi masalah ini karena harga tiket dan inflasi tidak selalu sejalan. Contohnya, pada tahun 1970, harga tiket adalah $1,55, sekitar $6,68 menurut nilai dolar 2004 sesuai inflasi; pada tahun 1980, harganya naik menjadi $2,69, turun menjadi $5,50 menurut nilai dolar 2004 sesuai inflasi.[20] Harga tiket juga naik mengikuti variasi inflasi di berbagai negara sehingga mempersulit penyesuaian penghasilan kotor global.[18]
Hambatan lain adalah perilisan film dalam berbagai format dengan harga tiket yang berbeda. Contohnya, Avatar dirilis dalam format 3D dan IMAX: hampir dua per tiga tiket film ini berasal dari penayangan 3D dengan harga rata-rata $10, sedangkan seperenam lainnya berasal dari penayangan IMAX dengan harga rata-rata di atas $14.50, berbeda dengan harga rata-rata $7,61 untuk penayangan 2D tahun 2010.[21] Faktor sosial dan ekonomi seperti perubahan jumlah penduduk[22] dan pertumbuhan pasar internasional[23][24][25] turut memengaruhi jumlah orang yang membeli tiket bioskop, demografi penonton (beberapa film menjual lebih banyak tiket diskon untuk anak-anak), atau kelarisan/popularitas film di kota-kota besar yang harga tiketnya lebih mahal.[19]
Sistem pengukuran keberhasilan sebuah film didasarkan pada penghasilan kotor tanpa penyesuaian. Alasannya, sistemnya memang seperti ini dari dulu mengikuti praktik industri perfilman: hasil penjualan tiket dihitung per bioskop dan diteruskan ke distributor, kemudian distributor merilis totalnya ke media massa.[26] Beralih ke sistem yang lebih adil yang menghitung penjualan tiket alih-alih hitungan kotor belum tentu cocok karena satu-satunya data yang tersedia untuk film lama adalah total penjualan tiket.[22] Karena industri perfilman semakin mengutamakan pemasaran film-film yang baru dirilis, angka tanpa penyesuaian selalu dipakai di iklan-iklan supaya film blockbuster baru bisa meningkatkan penjualannya secara pesat dan merebut gelar "film top sepanjang masa".[20][27] Karena itu, sedikit sekali alasan untuk beralih ke sistem yang lebih ajeg dari sudut pandang pemasaran maupun pemberitaan.[26]
Meski ada penyesuaian inflasi agak menyulitkan, sejumlah pihak berusaha melakukannya. Perkiraan bergantung kepada indeks harga yang dipakai untuk menyesuaikan penghasilan kotor,[27] lalu nilai tukar yang dipakai untuk menukarkan mata uang juga dapat memengaruhi penghitungan, keduanya dapat memengaruhi peringkat akhir dalam daftar yang sesuai inflasi. Gone with the Wind—pertama dirilis tahun 1939—diakui secara luas sebagai film tersukses sepanjang masa. Pada tahun 2014, Guinness World Records memeprkirakan penghasilan kotor globalnya sesuai inflasi mencapai $3,4 miliar. Perkiraan penghasilan kotor sesuai inflasi Gone with the Wind sangat bervariasi; pemiliknya, Turner Entertainment, memperkirakan penghasilan sesuai inflasinya $3,3 miliar pada 2007, beberapa tahun sebelum Guinness;[28] perkiraan lainnya mencantumkan antara dua angka tersebut, ada yang mencantumkan kurang dari $3 miliar tahun 2010,[29] dan ada yang mencantumkan $3,8 miliar tahun 2006.[30] Film pesaing Gone with the Wind bergantung kepada angka yang digunakan: Guinness meletakkan Avatar di peringkat kedua dengan penghasilan $3 miliar, sedangkan perkiraan lain meletakkan Titanic di peringkat kedua dengan penghasilan penayangan perdnaa global hampir $2,9 miliar menurut harga tahun 2010.[29]
film masih diputar di bioskop di seluruh dunia satu pekan sejak 14 Mei 2024.
Film berpenghasilan tertinggi hingga 2019[update] sesuai inflasi[31][Inf]
InfPenyesuaian inflasi menggunakan indeks harga konsumen negara-negara maju versi Dana Moneter Internasional.[32] Indeks ini digunakan secara seragam ke semua penghasilan kotor di daftar Guinness World Records tahun 2014, dimulai dengan indeks 2014. Angka di tabel di atas mempertimbangkan inflasi tahun 2014 dan seterusnya.
TTotal penghasilan sesuai inflasi Titanic menurut Guinness naik $102.000.000 antara edisi 2012 (terbit tahun 2011) dan edisi 2015, kenaikan sebesar 4,2% diterapkan ke total penghasilan sesuai inflasi lainnya di tabel di atas dan tidak menghitung penghasilan kotor dari penayangan ulang 3D tahun 2012.[33][31] Tabel ini menyertakan penghasilan kotor sebesar $343.550.770 dari penayangan ulang dan menyesuaikan inflasinya dari indeks tahun 2014.[34] Penghasilan Titanic bertambah $691.642 setelah penayangan ulang terbatas dalam rangka ulang tahun ke-20 tahun 2017, tetapi angkanya tidak dihitung dalam total penghasilan sesuai inflasi.[35]
AEKarena Avengers: Endgame dirilis tahun ini, penghasilan kotornya tidak mengalami penyesuaian inflasi.
Film berpenghasilan tertinggi menurut tahun
Garis waktu film berpenghasilan tertinggi
Sedikitnya sebelas film memegang rekor 'film berpenghasilan tertinggi' sejak The Birth of a Nation menempati peringkat pertama pada tahun 1915. The Birth of a Nation dan Gone with the Wind masing-masing bertahan sebagai film berpenghasilan tertinggi selama 25 tahun berturut-turut. Rekor ini juga dipegang tiga kali oleh film-film Steven Spielberg dan dua kali oleh film-film James Cameron. Spielberg menjadi sutradara pertama yang memecahkan rekornya sendiri ketika Jurassic Park mengalahkan E.T.. Cameron mengulangi hal yang sama ketika Avatar mengalahkan rekor Titanic. Saat merebut peringkat pertama tahun 2019, Avengers: Endgame menjadi film sekuel pertama yang memegang rekor film berpenghasilan tertinggi. Dengan demikian, berakhir pula dominasi Spielberg/Cameron selama 36 tahun.
Beberapa sumber mengklaim The Big Parade mengalahkan The Birth of a Nation sebagai film berpenghasilan tertinggi, lalu digantikan oleh Snow White and the Seven Dwarfs yang tidak lama kemudian digeser oleh Gone with the Wind.[36] Penghasilan pasti The Birth of a Nation tidak diketahui, tetapi penghasilan globalnya diperkirakan mencapai $5,2 juta tahun 1919 menurut perkiraan modern.[37] Penayangan luar negerinya tertunda akibat Perang Dunia I. Film ini baru dirilis di luar negeri tahun 1920-an; dengan menghitung penayangan perdana beruntun di Amerika Serikat, penghasilan $10 juta yang dilaporkan Variety tahun 1932 cocok dengan perkiraan di atas.[38] Waktu itu, Variety mencantumkan The Birth of a Nation di atas The Big Parade ($6.400.000) menurut hasil sewa distributor dan—jika perkiraannya betul—Snow White and the Seven Dwarfs ($8.500.000)[39] tidak meraup penghasilan yang cukup dalam satu pekan pertamanya untuk menyandang gelar ini;[40] tetapi film ini berpotensi menjadi film bersuara (talkie) berpenghasilan tertinggi dan[41] menggeser The Singing Fool ($5.900.000).[42] Meski publik yakin The Birth of a Nation tidak mungkin dikalahkan oleh film bisu,[43] rekornya akan jatuh ke tangan Ben-Hur keluaran 1925 ($9.386.000) jika penghasilan The Birth of a Nation jauh lebih sedikit daripada perkiraan penghasilan kotornya.[44] Selain penghasilan sewa kotor lewat penayangan publik, The Birth of a Nation diputar di sejumlah acara pribadi, klub, dan organisasi yang hasil penjualannya tidak diketahui.[45] Film ini sangat populer di kalangan anggota Ku Klux Klan yang memanfaatkannya sebagai sarana perekrutan.[46]Variety pernah memperkirakan total penghasilan film ini kurang lebih $50 juta.[47] Walaupun klaimnya sudah dicabut, angka ini masih dilaporkan oleh media massa sekalipun tidak ada buktinya.[37] Meski publik mengakui Gone with the Wind sebagai film berpenghasilan tertinggi saat penayangan perdananya—benar dalam konteks penayangan publik—total penghasilannya mungkin tidak melampaui The Birth of a Nation sampai beberapa tahun berikutnya; film ini masih dinyatakan sebagai film berpenghasilan tertinggi sampai 1960-an.[45]Gone with the Wind sendiri mungkin sempat dikalahkan oleh The Ten Commandments (1956) yang terakhir tayang pada akhir 1960 dengan pendapatan sewa global $58–60 juta[48][49] berbeda dengan Gone with the Wind yang mendapatkan $59 juta;[50] apabila benar menduduki posisi pertama, The Ten Commandments tidak bertahan lama karena Gone with the Wind dirilis lagi tahun berikutnya dan menambah penghasilannya menjadi $67 juta. Tergantung keakuratan perkiraannya, Ben-Hur versi baru tahun 1959 mungkin juga menyabet rekor ini dari Gone with the Wind: pada akhir 1961, film ini meraup $47 juta di seluruh dunia,[51] dan pada 1963, film ini berada di posisi kedua setelah Gone with the Wind dengan selisih $2 juta dan penghasilan internasional $65 juta,[52] pada akhirnya meraup $66 juta dari penayangan perdananya.[53]
Film lain yang diklaim sebagai film berpenghasilan tertinggi adalah film pornografiDeep Throat (1972). Pada tahun 1984, Linda Lovelace bersaksi di hadapan Subkomite Kehakiman Senat Amerika Serikat Bidang Hukum Di Bawah Umur bahwa film ini meraup $600 juta;[54] angka ini menuai banyak perdebatan karena apabila benar, penghasilan film ini melampaui Star Wars sehingga Deep Throat menjadi film berpenghasilan tertinggi sampai akhir 1970-an. Pendapat utama yang membantah angka tersebut adalah film ini tidak dirilis secara luas sehingga penghasilan kotor sebesar itu tidak mungkin terwujud.[55] Angka pastinya tidak diketahui, tetapi kesaksian dalam persidangan federal tahun 1976—empat tahun setelah film dirilis—menunjukkan film ini menghasilkan lebih dari $25 juta.[56]Roger Ebert mengira film ini mungkin menghasilkan $600 juta di atas kertas karena mafia memegang kepemilikan bioskop dewasa waktu itu dan akan mencuci uang obat-obatan terlarang dan prostitusi di bioskop. Mafia mungkin saja melebih-lebihkan pendapatan box office film ini.[57]
The Birth of a Nation, Gone with the Wind, The Godfather, Jaws, Star Wars, E.T., dan Avatar menaikkan rekor penghasilan kotornya lewat penayangan ulang. Penghasilan kotor dari penayangan perdananya dihitung di tabel ini ditambah total penghasilan dari penayangan ulang hingga rekornya tergeser; karena itu, total penghasilan The Birth of a Nation mencakup penayangan ulang akhir 1970-an dan awal 1980-an, kecuali edisi khusus tahun 1997; total penghasilan E.T. mencakup penayangan ulang tahun 1985, kecuali tahun 2002; total penghasilan Avatar mencakup edisi khusus tahun 2010 yang mewakili seluruh penghasilannya hingga rekornya tergeser. Gone with the Wind tercantum dua kali di tabel ini: total untuk tahun 1940 mencakup penayangan tahun 1939–1942 (keliling/besar-besaran/bertarif murah)[58] ditambah semua penghasilannya hingga penayangan ulang tahun 1961 sebelum rekornya direbut oleh The Sound of Music tahun 1966; angka tahun 1971—setelah merebut kembali rekornya—meliputi penghasilan dari penayangan ulang tahun 1967 dan 1971, tetapi tidak meliputi penayangan ulang setelahnya. The Godfather dirilis lagi tahun 1973 setelah memenangi penghargaan di Academy Awards ke-45, sedangkan Jaws dirilis lagi tahun 1976. Penghasilan kotor keduanya mungkin mencakup penghasilan dari penayangan ulang. The Sound of Music, The Godfather, Jaws, Jurassic Park, dan Titanic menambah penghasilannya masing-masing lewat penayangan tahun 1973, 1997, 1979, 2013, dan 2012, tetapi tidak disertakan dalam angka total karena rekornya sudah tergeser sebelum dirilis ulang.
Avengers: Endgame masih diputar di bioskop di seluruh dunia satu pekan sejak 14 Mei 2024.
Termasuk penghasilan dari penayangan ulang. Apabila sebuah film menambah penghasilan kotornya lewat penayangan ulang sambil memegang rekor, tahun penghasilan kotor tertingginya dimiringkan.
Sebelum 2000, hanya tujuh seri film yang berpenghasilan kotor di atas $1 miliar di box office: James Bond,[69]Star Wars,[70]Indiana Jones,[71]Rocky,[72][73][74]Batman,[75]Jurassic Park,[76] dan Star Trek.[77] Sejak pergantian abad ke-21, jumlahnya naik menjadi lebih dari 50 (tidak termasuk film top tunggal seperti Avatar, Titanic, dan Frozen).[78] Ini dipicu oleh inflasi dan pertumbuhan pasar serta penerapan model berseri oleh Hollywood: film-film yang temanya sudah dikenal duluan oleh publik, misalnya diangkat dari karya sastra ternama atau tokoh yang sudah lengkap kisahnya. Metodologinya berlandaskan pandangan bahwa film-film yang berkaitan dengan sesuatu yang familier di mata publik akan lebih mudah dipasarkan. Karena itu, film-film seperti ini diberi julukan "pre-sold" (film yang sudah terjual duluan) oleh kalangan industri perfilman.[79]
Seri film sedikitnya terdiri atas dua karya yang berasal dari satu kekayaan intelektual (produk). Biasanya, karya tersebut sejalan dengan produknya, tetapi tidak selalu harus seperti itu. Konsep yang masih bertahan dalam model seri ini adalah crossover (percampuran lintas cerita). Crossover bisa diartikan "cerita yang mempertemukan tokoh atau konsep dari dua teks/seri teks atau lebih".[80]Crossover memungkinkan suatu produk dimanfaatkan oleh lebih dari satu seri film. Misalnya, Batman v Superman: Dawn of Justice tidak semata-mata bagian dari seri Batman dan Superman, tetapi juga bagian dari DC Extended Universe, sebuah jagat bersama (shared universe). Jagat bersama adalah jenis crossover yang memungkinkan beberapa karakter dari berbagai macam karya fiksi menghuni dunia fiksi yang sama.[81] Jagat bersama yang paling sukses dalam perfilman adalah Marvel Cinematic Universe, percampuran beberapa produk pahlawan super milik Marvel Comics. Marvel Cinematic Universe juga merupakan seri film berpenghasilan tertinggi dengan total lebih dari $22 miliar di box office.
Film-film Star Wars adalah seri berpenghasilan tertinggi yang diangkat dari satu kekayaan intelektual/produk dengan total penghasilan lebih dari $9 miliar di box office (tetapi film-film James Bond produksi Eon meraup lebih dari $18 miliar apabila disesuaikan dengan harga saat ini[83]). Apabila penghasilan tambahan dari pernak-pernik juga dihitung, maka Star Wars adalah kekayaan intelektual paling benilai;[84]Star Wars memegang rekor dunia Guinness sebagai "seri pernak-pernik film tersukses" dengan nilai £19,51 miliar pada tahun 2012 (sekitar $30 miliar).[85][86] Marvel Cinematic Universe adalah seri dengan jumlah film berpenghasilan kotor >$1 miliar terbanyak (8 film). Empat film Avengers merangkai satu-satunya seri yang setiap filmnya berpenghasilan kotor lebih dari $1 miliar. Avengers juga merupakan satu-satunya seri yang penghasilan rata-ratanya lebih dari $1 miliar per film. Namun, penghasilan rata-rata seri Star Wars, Pirates of the Caribbean, Jurassic Park, dan Finding Nemo, film-film Harry Potter, dan adaptasi Middle-earth oleh Peter Jackson mencapai lebih dari $1 miliar sesuai inflasi.[79][87]
sedikitnya satu film dalam seri ini masih diputar satu pekan sejak 14 Mei 2024.
^Vogel, Harold L. (2010). Entertainment Industry Economics: A Guide for Financial Analysis. Cambridge University Press. hlm. 224. ISBN978-1-107-00309-5. Most pictures would likely receive 20% to 25% of theatrical box office gross for two prime-time network runs.
^Glenday, Craig, ed. (2011). Гиннесс. Мировые рекорды [Guinness World Records] (dalam bahasa Russian). Diterjemahkan oleh Andrianov, P.I.; Palova, I.V. (edisi ke-2012). Moscow: Astrel. hlm. 211. ISBN978-5-271-36423-5.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^ abWasko, Janet (1986). "D.W. Griffiths and the banks: a case study in film financing". Dalam Kerr, Paul. The Hollywood Film Industry: A Reader. Routledge. hlm. 34. ISBN9780710097309. Various accounts have cited $15 to $18 million profits during the first few years of release, while in a letter to a potential investor in the proposed sound version, Aitken noted that a $15 to $18 million box-office gross was a 'conservative estimate'. For years Variety has listed The Birth of a Nation's total rental at $50 million. (This reflects the total amount paid to the distributor, not box-office gross.) This 'trade legend' has finally been acknowledged by Variety as a 'whopper myth', and the amount has been revised to $5 million. That figure seems far more feasible, as reports of earnings in the Griffith collection list gross receipts for 1915–1919 at slightly more than $5.2 million (including foreign distribution) and total earnings after deducting general office expenses, but not royalties, at about $2 million.
^"Biggest Money Pictures". Variety. June 21, 1932. hlm. 1. Cited in "Biggest Money Pictures". Cinemaweb. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 5, 2011. Diakses tanggal June 25, 2015.
^Block & Wilson 2010, hlm. 237. "By the end of 1938, it had grossed more than $8 million in worldwide rentals and was ranked at the time as the second-highest-grossing film after the 1925 epic Ben-Hur".
^Finler 2003, hlm. 47. "Walt Disney took a big risk when he decided to invest $1.5 million in his first feature-length animated film, Snow White and the Seven Dwarfs. It became the biggest hit of the sound era and the largest-grossing movie since The Birth of a Nation – until the release of independent producer David O. Selznick's Gone with the Wind just two years later."
^Barrios, Richard (1995). A Song in the Dark: The Birth of the Musical Film. Oxford University Press. hlm. 49. ISBN9780195088113. Since it's rarely seen today, The Singing Fool is frequently confused with The Jazz Singer; although besides Jolson and a pervasively maudlin air the two have little in common. In the earlier film Jolson was inordinately attached to his mother and sang "Mammy"; here the fixation was on his young son, and "Sonny Boy" became an enormous hit. So did the film, which amassed a stunning world-wide gross of $5.9 million...Some sources give it as the highest gross of any film in its initial release prior to Gone with the Wind. This is probably overstating it—MGM's records show that Ben-Hur and The Big Parade grossed more, and no one knows just how much The Birth of a Nation brought in. Still, by the standards of the time it's an amazing amount.
^Everson, William K. (1998) [First published 1978]. American silent film. Da Capo Press. hlm. 374. ISBN978-0-306-80876-0. Putting The Birth of a Nation in fifth place is open to question, since it is generally conceded to be the top-grossing film of all time. However, it has always been difficult to obtain reliable box-office figures for this film, and it may have been even more difficult in the mid-1930's. After listing it until the mid-1970's as the top-grosser, though finding it impossible to quote exact figures, Variety, the trade journal, suddenly repudiated the claim but without giving specific details or reasons. On the basis of the number of paid admissions, and continuous exhibition, its number one position seems justified.
^Hall & Neale 2010, hlm. 163. "MGM's silent Ben-Hur, which opened at the end of 1925, had out-grossed all the other pictures released by the company in 1926 combined. With worldwide rentals of $9,386,000 on first release it was, with the sole possible exception of The Birth of a Nation, the highest-earning film of the entire silent era."
^ abdu Brow, Rick (September 22, 1965). "Documentary On The Klan Made Quite An Impact On Du Brow". The Columbus Dispatch. hlm. 12.
^Klopsch, Louis; Sandison, George Henry; Talmage, Thomas De Witt (1965). "Christian Herald". 88: 68. Yet "The Ten Commandments" has earned 58 million dollars in film rentals and is expected to bring in 10 to 15 million each year it is reissued.
^Hall & Neale 2010, hlm. 160–161. "General release began at normal prices in 1959 and continued until the end of the following year, when the film was temporarily withdrawn (the first of several reissues came in 1966). The worldwide rental by this time was around $60 million. In the domestic market it dislodged Gone with the Wind from the number one position on Variety's list of All-Time Rentals Champs. GWTW had hitherto maintained its lead through several reissues (and was soon to regain it through another in 1961)."
^Oviatt, Ray (April 16, 1961). "The Memory Isn't Gone With The Wind". Toledo Blade. hlm. 67–68.
^Bartel, Pauline (1989). The Complete Gone with the Wind Trivia Book: The Movie and More. Taylor Trade Publishing. hlm. 127. ISBN978-0-87833-619-7. At the end of the 1941 general release, MGM decided to withdraw GWTW again. The prints were battered, but the studio believed one final fling for GWTW was possible. The film returned to movie theaters for the third time in the spring of 1942 and stayed in release until late 1943 ... When MGM finally pulled the film from exhibition, all worn-out prints were destroyed, and GWTW was at last declared out of circulation. MGM, which by then had sole ownership of the film, announced that GWTW had grossed over $32 million.
^Dick, Bernard F. (1997). City of Dreams: The Making and Remaking of Universal Pictures. University Press of Kentucky. hlm. 168. ISBN9780813120164. Jaws (1975) saved the day, grossing $104 million domestically and $132 million worldwide by January 1976.
^Kilday, Gregg (July 5, 1977). "Director of 'Jaws II' Abandons His 'Ship'". The Victoria Advocate. hlm. 6B.
^New York (AP) (May 26, 1978). "Scariness of Jaws 2 unknown quantity". The StarPhoenix. hlm. 21.
^Cook, David A. (2002). Lost Illusions: American Cinema in the Shadow of Watergate and Vietnam, 1970–1979. Volume 9 of History of the American Cinema, Charles Harpole. University of California Press. hlm. 50. ISBN9780520232655. The industry was stunned when Star Wars earned nearly $3 million in its first week and by the end of August had grossed $100 million; it played continuously throughout 1977–1978, and was officially re-released in 1978 and 1979, by the end of which it had earned $262 million in rentals worldwide to become the top- grossing film of all time – a position it would maintain until surpassed by Universal's E.T.: The Extra-Terrestrial in January 1983.
^Sebelum Spectre dirilis tahun 2015, penghasilan kotor seri James Bond kurang lebih $17,7 miliar sesuai harga tahun 2015;[82] setelah menghitung hampir $900 juta dari Spectre, seri ini mendapatkan sedikitnya $18,6 miliar sesuai inflasi.
^ abKesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama jp
^ abKrämer, Peter (1999). "Women First: Titanic, Action-Aventure Films, and Hollywood's Female Audience". Dalam Sandler, Kevin S.; Studlar, Gaylyn. Titanic: Anatomy of a Blockbuster. Rutgers University Press. hlm. 108–131. ISBN9780813526690. p. 130: The list has Jurassic Park at number one with $913 million, followed by The Lion King...
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama BlockWilson434
^The Atlantic Monthly. 231. 1973. hlm. 2. As of the end of 1971, GWTW stood as the all-time money-drawing movie, with a take of $116 million, and, with this year's reissues, it should continue to run ahead of the second place contender and all-time kaffee-mit-schlag spectacle.
^ abKesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama BlockWilson527
^New Times. 2. 1974. Coppola is King Midas, the most individually powerful U.S. filmmaker ." His credits include directing the first Godfather (worldwide earnings: $142 million, ahead of Gone with the Wind, The Sound of Music and The Exorcist)...(Online copy at Google Books)
^Kilday, Gregg (July 5, 1977). "Director of 'Jaws II' Abandons His 'Ship'". The Victoria Advocate. hlm. 6B.
^Harmetz, Aljean (May 18, 1980). "The Saga Beyond 'Star Wars'". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 31, 2012. Diakses tanggal January 30, 2012. "Star Wars" has brought 20th Century-Fox approximately $250 million in film rentals ... "Star Wars" grossed $410 million, and his share was enough to allow him to finance its sequel, "The Empire Strikes Back," himself.
^ abKesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama et first-run
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama BlockWilson609
Block, Alex Ben; Wilson, Lucy Autrey, ed. (2010). George Lucas's Blockbusting: A Decade-by-Decade Survey of Timeless Movies Including Untold Secrets of Their Financial and Cultural Success. HarperCollins. ISBN9780061778896.
Finler, Joel Waldo (2003). The Hollywood Story. Wallflower Press. ISBN978-1-903364-66-6.