Dalimend: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(28 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Nama Nias|Mendrofa}}
{{Infobox officeholder
| honorific_prefix =
Baris 33 ⟶ 34:
| birth_name = Dalihuku Mendröfa
| birth_date = {{Birth date|1930|7|1}}
| birth_place = [[Gunungsitoli]], [[Kabupaten Nias|Nias]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{Death date and age|2010|7|5|1930|7|1}}
| death_place = [[Jakarta Timur]], [[Jakarta]], [[Indonesia]]
Baris 80 ⟶ 81:
| nickname = |allegiance = {{flag|Indonesia}}
|serviceyears = 1950—1985
|rank = [[Berkas:Pdu_koloneltni_stafPdu koloneltni staf.png|25px]] [[Kolonel]]
|branch = [[Berkas:LambangInsignia TNIof AUthe Indonesian Air Force.pngsvg|25px]] [[TNI Angkatan Udara]]
|unit = Korps Material (Mat.)<ref name=":2"/>
| commands =
Baris 92 ⟶ 93:
Lahir di [[Gunungsitoli]], Dalimend diadopsi oleh pamannya pada usia belia. Ia kemudian pindah di [[Aceh]] dan menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di daerah tersebut. Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Indonesia merdeka]], Dalimend bergabung dengan kesatuan tentara pelajar dan organisasi pelajar lainnya. Tiga tahun kemudian, ia mengakhiri pengabdiannya di tentara pelajar dan menjadi anggota [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|Angkatan Laut Republik Indonesia]] (ALRI). Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh [[Belanda]] pada tahun 1950, Dalimend keluar dari ALRI dan menjadi [[bintara]] di [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara|Angkatan Udara Republik Indonesia]] (AURI).
 
Dalimend mengalami pemindahan dan promosi jabatan selama beberapa kali selama bertugas di AURI. Dalimend sempat mengawasi pembangunan bandar udara yang akan digunakan untuk menyerang [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI), yang kemudian dibatalkan karena PRRI menyerah sebelum pembangunan bandara selesai. Selain itu,bertugas Dalimendmengawasi bersamapembangunan denganbandara, sejumlahDalimend tokohsempat masyarakat Niasbertugas di JakartaDirektorat menghadapPerbekalan Ketua Dewan Pembina Pariwisata NasionalTNI-AU, [[HamengkubuwanaBandar IX]]Udara untukInternasional menjadikanHalim NiasPerdanakusuma|Lanud sebagaiHalim destinasi wisata nasionalPerdanakusuma]], tetapi Hamengkubuwana kemudian menolaknya dan memintaMarkas NiasBesar untukAngkatan mempersiapkanBersenjata diriRepublik terlebihIndonesia dahulu(ABRI).
 
Dalimend menjabat sebagai Bupati Nias sejak Oktober 1975 setelah mengakhiri penugasan di ABRI sebagai Kepala Biro Perbekalan ABRI. Selama masa jabatannya, Dalimend merumuskan Panca Program Nias sebagai pola induk pembangunan Nias dan memprakarsai perekrutan sarjana ke dalam birokrasi pemerintah daerah Nias dan penempatan mereka ke dalam posisi strategis di birokrasi Kabupaten Nias. Dalam hal pembangunan, Dalimend mengubah kondisi fisik dan tata letak bangunan di Gunungsitoli, ibu kota Nias, dan melakukan perbaikan serta penambahan ruas-ruas jalan yang sudah tidak dapat dilalui lagi di Nias. Pembangunan-pembangunan tersebut membuka isolasi dan memodernisasi Nias. Dalimend juga berhasil membangun bandar udara pertama di Nias, yakni [[Bandar Udara Binaka]], pada tahun 1977.
 
Setelah masa jabatannya sebagai Bupati Nias berakhir pada tahun 1981, Dalimend ditempatkan sebagai Inspektur Operasi Tertib di sejumlah instansi pemerintahan dan mendirikan Yayasan Tentara Pelajar Aceh. Dalimend wafat di Jakarta pada usia 80 tahun pada tanggal 5 Juli 2010. Sejumlah tokoh masyarakat Nias mengusulkan agar nama Bandar Udara Binaka diganti dengan namanya.
 
== MasaRiwayat kecilhidup ==
Dalimend dilahirkan dengan nama Dalihuku Mendröfa pada tanggal 1 Juli 1930 di [[Kota Gunungsitoli|Gunungsitoli]], ibu kota ''Afdeeling'' (Kabupaten) Nias, sebagai anak sulung dari pasangan Tuhombowo Mendröfa dan Kamisa Mendröfa. Dalimend diadopsi oleh pamannya, Dalikhami Mendrofa, yang merupakan seorang pegawai bea cukai. Dalihuku sempat mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat di Gunungsitoli sebelum mengikuti sang paman yang dipindahtugaskan ke Aceh. Di Aceh, Dalihuku menjadi seorang [[mualaf]] dan mengubah namanya menjadi Dalimend, singkatan nama lahirnya.<ref name=":2">{{Cite web|last=Gulo|first=Turunan|last2=Hulu|first2=Desty|date=17 November 2016|title=Dalimend, Sang Pemimpin Visioner|url=https://suaranusantara.com/2016/11/17/dalimend-sang-pemimpin-visioner/|website=Suara Nusantara|archive-url=http://web.archive.org/web/20211113102320/https://suaranusantara.com/2016/11/17/dalimend-sang-pemimpin-visioner/|archive-date=13 November 2021|access-date=14 November 2021}}</ref>
 
=== Masa kecil ===
Dalimend bersekolah di Sekolah Menengah Pertama [[Kota Langsa|Langsa]] selama merantau di Aceh. Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1945, Dalimend bersama dengan teman-temannya membentuk Pasukan Pelajar di sekolah untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.<ref name=":1">{{Cite book|last=Notodidjojo|first=Soebagijo Ilham|date=1987|url=https://books.google.co.id/books?id=UIgiAAAAMAAJ|title=Perjuangan Pelajar IPI-IPPI|location=Jakarta|publisher=Balai Pustaka|isbn=978-979-407-116-8|pages=96|language=id|url-status=live}}</ref> Pasukan Pelajar tersebut bertransformasi menjadi Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) dan dirinya menjadi pemimpin ikatan tersebut.<ref>{{Cite book|date=1992|url=https://books.google.co.id/books?id=z-lwAAAAMAAJ|title=Kisah perjuangan mempertahankan daerah modal Republik Indonesia dari serangan Belanda|publisher=Beuna|pages=1991|language=id|url-status=live}}</ref> Beberapa bulan setelah organisasi IPI dibentuk, Dalimend bersama dengan beberapa anggota IPI memisahkan diri dan membentuk Kepanduan Rakyat Indonesia.<ref name=":1" /> Setelah itu, Dalimend bergabung dengan [[Tentara Pelajar]] Resimen II dan ditempatkan sebagai Komandan Batalyon III.<ref name=":4">{{Cite book|last=Thayeb|first=Syarief|date=1986|url=https://books.google.co.id/books?id=x2EeAAAAMAAJ|title=Pocut Meurah Intan, srikandi nasional dari Tanah Rencong|publisher=Tentara Pelajar Resimen II Aceh, Divisi Sumatera 1945-1950|pages=15-19|author-link=Syarief Thayeb|url-status=live}}</ref> Batalyon yang ia pimpin terlibat dalam aksi pelucutan senjata dan perlawanan terhadap tentara Jepang di Langsa.<ref name=":0">{{Cite book|last=Thayeb|first=Syarief|date=1986|url=https://books.google.co.id/books?id=x2EeAAAAMAAJ|title=Pocut Meurah Intan, srikandi nasional dari Tanah Rencong|publisher=Tentara Pelajar Resimen II Aceh, Divisi Sumatera 1945-1950|pages=258|author-link=Syarief Thayeb|url-status=live}}</ref>
Dalimend dilahirkan dengan nama Dalihuku Mendröfa pada tanggal 1 Juli 1930 di [[Kota Gunungsitoli|Gunungsitoli]], ibu kota ''Afdeeling[[Afdeling]]'' ([[Kabupaten]]) Nias, sebagai anak sulung dari pasangan Tuhombowo Mendröfa dan Kamisa Mendröfa. Dalimend diadopsi oleh pamannya, Dalikhami Mendrofa, yang merupakan seorang pegawai bea cukai. Dalihuku sempat mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat di Gunungsitoli sebelum mengikuti sang paman yang dipindahtugaskan ke Aceh. Di Aceh, Dalihuku menjadi seorang [[mualaf]] dan mengubah namanya menjadi Dalimend, singkatan nama lahirnya.<ref name=":2">{{Cite web|last=Gulo|first=Turunan|last2=Hulu|first2=Desty|date=17 November 2016|title=Dalimend, Sang Pemimpin Visioner|url=https://suaranusantara.com/2016/11/17/dalimend-sang-pemimpin-visioner/|website=Suara Nusantara|archive-url=httphttps://web.archive.org/web/20211113102320/https://suaranusantara.com/2016/11/17/dalimend-sang-pemimpin-visioner/|archive-date=13 November 2021-11-13|access-date=14 November 2021|dead-url=no}}</ref>
 
Dalimend bersekolah di Sekolah Menengah Pertama [[Kota Langsa|Langsa]] selama merantau di Aceh. Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1945, Dalimend bersama dengan teman-temannya membentuk Pasukan Pelajar di sekolah untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.<ref name=":1">{{Cite book|last=Notodidjojo|first=Soebagijo Ilham|date=1987|url=https://books.google.co.id/books?id=UIgiAAAAMAAJ|title=Perjuangan Pelajar IPI-IPPI|location=Jakarta|publisher=Balai Pustaka|isbn=978-979-407-116-8|pages=96|language=id|url-status=live|access-date=2021-11-19|archive-date=2023-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230322193907/https://books.google.co.id/books?id=UIgiAAAAMAAJ|dead-url=no}}</ref> Pasukan Pelajar tersebut bertransformasi menjadi Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) dan dirinya menjadi pemimpin ikatan tersebut.<ref>{{Cite book|date=1992|url=https://books.google.co.id/books?id=z-lwAAAAMAAJ|title=Kisah perjuanganPerjuangan mempertahankanMempertahankan daerahDaerah modalModal Republik Indonesia dari seranganSerangan Belanda|publisher=Beuna|pages=1991|language=id|url-status=live|access-date=2021-11-19|archive-date=2023-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230322193907/https://books.google.co.id/books?id=z-lwAAAAMAAJ|dead-url=no}}</ref> Beberapa bulan setelah organisasi IPI dibentuk, Dalimend bersama dengan beberapa anggota IPI memisahkan diri dan membentuk Kepanduan Rakyat Indonesia.<ref name=":1" /> Setelah itu, Dalimend bergabung dengan [[Tentara Pelajar]] Resimen II dan ditempatkan sebagai Komandan Batalyon III.<ref name=":4">{{Cite book|last=Thayeb|first=Syarief|date=1986|url=https://books.google.co.id/books?id=x2EeAAAAMAAJ|title=Pocut Meurah Intan, srikandiSrikandi nasionalNasional dari Tanah Rencong|publisher=Tentara Pelajar Resimen II Aceh, Divisi Sumatera 1945-1950|pages=15-19|author-link=Syarief Thayeb|url-status=live|access-date=2021-11-14|archive-date=2023-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230322193844/https://books.google.co.id/books?id=x2EeAAAAMAAJ|dead-url=no}}</ref> Batalyon yang ia pimpin terlibat dalam aksi pelucutan senjata dan perlawanan terhadap tentara Jepang di Langsa.<ref name=":0">{{Cite book|last=Thayeb|first=Syarief|date=1986|url=https://books.google.co.id/books?id=x2EeAAAAMAAJ|title=Pocut Meurah Intan, srikandiSrikandi nasionalNasional dari Tanah Rencong|publisher=Tentara Pelajar Resimen II Aceh, Divisi Sumatera 1945-1950|pages=258|author-link=Syarief Thayeb|url-status=live|access-date=2021-11-14|archive-date=2023-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230322193844/https://books.google.co.id/books?id=x2EeAAAAMAAJ|dead-url=no}}</ref>
== Karier militer ==
Usai mengabdi di Tentara Pelajar, Dalimend bergabung dengan [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|Angkatan Laut Republik Indonesia]] pada tahun 1948.<ref name=":0" /> Di kesatuan tersebut, Dalimend dilatih oleh sejumlah perwira angkatan laut seperti [[Sudomo]] dan [[R. Soebijakto]]. Setelah menjalani pelatihan, Dalimend ditempatkan di Kutaraja (sekarang [[Kota Banda Aceh]]) dengan jabatan Komandan Peleton I dari Kompi Peninjau Pantai ALRI. Ia bertugas memimpin pos terdepan di Pelabuhan Krueng Raya (kini Malahayati) dan Ujung Batee.<ref>{{Cite book|last=Zamzami|first=Amran|last2=M. P.|first2=Sugiono|date=1985|url=https://i.ibb.co/2vcMLnD/VBG-PAKET-B-1.png|title=Belajar dan Berjuang|location=Jakarta|publisher=Bulan Bintang|pages=126|archive-url=http://web.archive.org/web/20211114040608/https://i.ibb.co/2vcMLnD/VBG-PAKET-B-1.png|archive-date=14 November 2021|url-status=live}}</ref>
 
=== Karier militer ===
Dalimend bergabung dengan kesatuan Angkatan Udara Republik Indonesia (kini TNI-AU) pada tahun 1950. Pangkatnya pada saat bergabung adalah [[Sersan Mayor (TNI)|Sersan Mayor]], tetapi ia dipromosikan menjadi perwira dengan pangkat Letnan Muda II setelah mengikuti Latihan Dasar Kemiliteran pada tahun 1953.<ref name=":2" /> Selain itu, Dalimend meneruskan pendidikan formalnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kutaraja. Ia kemudian pindah ke SMA Jakarta karena penugasan dan tamat pada tahun 1954.<ref name=":0" /> Dalimend juga menjalani pendidikan dalam bidang militer di [[Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara]]<ref>{{Cite web|date=17 April 2010|title=Angkatan 12|url=https://tni-au.mil.id/angkatan-12-2/|website=TNI Angkatan Udara|archive-url=https://archive.md/6AWYf|archive-date=13 November 2021|access-date=14 November 2021}}</ref> dan [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara]].<ref name=":2" />
Usai mengabdi di Tentara Pelajar, Dalimend bergabung dengan [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|Angkatan Laut Republik Indonesia]] pada tahun 1948.<ref name=":0" /> Di kesatuan tersebut, Dalimend dilatih oleh sejumlah perwira angkatan laut seperti [[Sudomo]] dan [[R. Soebijakto]]. Setelah menjalani pelatihan, Dalimend ditempatkan di Kutaraja (sekarang [[Kota Banda Aceh]]) dengan jabatan Komandan Peleton I dari Kompi Peninjau Pantai ALRI. Ia bertugas memimpin pos terdepan di Pelabuhan Krueng Raya (kini Malahayati) dan Ujung Batee.<ref>{{Cite book|last=Zamzami|first=Amran|last2=M. P.|first2=Sugiono|date=1985|url=https://i.ibb.co/2vcMLnD/VBG-PAKET-B-1.png|title=Belajar dan Berjuang|location=Jakarta|publisher=Bulan Bintang|pages=126|archive-url=httphttps://web.archive.org/web/20211114040608/https://i.ibb.co/2vcMLnD/VBG-PAKET-B-1.png|archive-date=14 November 2021-11-14|url-status=live|access-date=2021-11-14|dead-url=no}}</ref>
 
Dalimend bergabung dengan kesatuan Angkatan Udara Republik Indonesia (kini TNI-AU) pada tahun 1950. Pangkatnya pada saat bergabung adalah [[Sersan Mayor (TNI)|Sersan Mayor]], tetapi ia dipromosikan menjadi perwira dengan pangkat Letnan Muda II setelah mengikuti Latihan Dasar Kemiliteran pada tahun 1953.<ref name=":2" /> Selain itu, Dalimend meneruskan pendidikan formalnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kutaraja. Ia kemudian pindah ke SMA Jakarta karena penugasan dan tamat pada tahun 1954.<ref name=":0" /> Dalimend juga menjalani pendidikan dalam bidang militer di [[Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara]]<ref>{{Cite web|date=17 April 2010|title=Angkatan 12|url=https://tni-au.mil.id/angkatan-12-2/|website=TNI Angkatan Udara|archive-url=https://archive.mdtoday/20211113102552/https://tni-au.mil.id/angkatan-12-2/6AWYf|archive-date=13 November 2021-11-13|access-date=14 November 2021|dead-url=no}}</ref> dan [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara]].<ref name=":2" />
Ketika ia masih berpangkat Letnan Muda I, Dalimend yang menjabat sebagai Kepala Seksi Pangkalan Bandar Udara Kalijati ditugaskan ke Nias untuk mempersiapkan serangan terhadap PRRI. Dalimend diperintahkan untuk mengawasi perencanaan dan pembangunan bandar udara di Pulau Nias yang nantinya akan digunakan untuk membantu transportasi pasukan dalam [[Operasi Saptamarga|operasi penumpasan PRRI]]. Bandar udara ini diberi nama Bandar Udara Hunambou—yang diambil dari nama sungai yang mengaliri Desa Binaka—dan pembangunannya dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat setempat secara sukarela untuk membersihkan tanah yang akan digunakan sebagai landasan pesawat. Meski demikian, pembangunan bandar udara ini tidak dilanjutkan karena PRRI sudah bubar sebelum bandar udara ini selesai dibangun.<ref name=":7">{{Cite web|date=13 Agustus 2013|title=Dalimend dan Pengabdian Tulus Penuh Makna (Bagian II)|url=http://www.nias-bangkit.com/2013/08/dalimend-dan-pengabdian-tulus-penuh-makna-bagian-ii/|website=Nias Bangkit|archive-url=http://web.archive.org/web/20140812104425/http://www.nias-bangkit.com/2013/08/dalimend-dan-pengabdian-tulus-penuh-makna-bagian-ii/|archive-date=11 Agustus 2014|access-date=14 November 2021}}</ref>
 
Ketika ia masih berpangkat Letnan Muda I, Dalimend yang menjabat sebagai Kepala Seksi Pangkalan Bandar Udara Kalijati ditugaskan ke Nias untuk mempersiapkan serangan terhadap PRRI. Dalimend diperintahkan untuk mengawasi perencanaan dan pembangunan bandar udara di Pulau Nias yang nantinya akan digunakan untuk membantu transportasi pasukan dalam [[Operasi Saptamarga|operasi penumpasan PRRI]]. Bandar udara ini diberi nama Bandar Udara Hunambou—yang diambil dari nama sungai yang mengaliri Desa Binaka—dan pembangunannya dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat setempat secara sukarela untuk membersihkan tanah yang akan digunakan sebagai landasan pesawat. Meski demikian, pembangunan bandar udara ini tidak dilanjutkan karena PRRI sudah bubar sebelum bandar udara ini selesai dibangun.<ref name=":7">{{Cite web|date=13 Agustus 2013|title=Dalimend dan Pengabdian Tulus Penuh Makna (Bagian II)|url=http://www.nias-bangkit.com/2013/08/dalimend-dan-pengabdian-tulus-penuh-makna-bagian-ii/|website=Nias Bangkit|archive-url=httphttps://web.archive.org/web/20140812104425/http://www.nias-bangkit.com/2013/08/dalimend-dan-pengabdian-tulus-penuh-makna-bagian-ii/|archive-date=11 Agustus 2014-08-12|access-date=14 November 2021|dead-url=no}}</ref>
Usai menjalani operasi militer, Dalimend ditempatkan di Direktorat Perbekalan TNI-AU dari tahun 1966 hingga 1970. Setelah itu, Dalimend dipindahkan ke [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Lanud Halim Perdanakusuma]] sebagai Kepala Dinas Logistik hingga tahun 1972.<ref name=":0" /> Dalimend mengakhiri kariernya di TNI AU sebagai Kepala Biro Perbekalan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia<ref name=":0" /> dan secara resmi pensiun dari dinas militer pada bulan Agustus 1985.<ref name=":2" />
 
Usai menjalani operasi militer, Dalimend ditempatkan di Direktorat Perbekalan TNI-AU dari tahun 1966 hingga 1970. Setelah itu, Dalimend dipindahkan ke [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Lanud Halim Perdanakusuma]] sebagai Kepala Dinas Logistik hingga tahun 1972.<ref name=":0" /> Dalimend mengakhiri kariernya di TNI AU setelah menjabat sebagai Kepala Biro Perbekalan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dari tahun 1973 hingga 1975.<ref name=":0" /> danIa secara resmi pensiun dari dinas militer pada bulan Agustus 1985.<ref name=":2" />
== Bupati Nias ==
Dalimend dicalonkan oleh pemerintah pusat sebagai Bupati Nias setelah masa jabatan pendahulunya, [[Sani Zega]], habis pada tahun 1975. Dalimend terpilih dalam pemilihan internal yang dilangsungkan oleh [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nias]] dan ia dilantik sebagai bupati pada bulan Oktober 1975.<ref name=":2" /> Menurut ajudannya Lalaziduhu Mendrofa, Dalimend sudah berencana bahwa ia hanya akan menjabat sebagai bupati selama satu periode (lima tahun) dan "sudah punya target bahwa dalam kurun waktu lima tahun itu, dia sudah cukup kuat membangun fondasi untuk diteruskan kepada bupati selanjutnya."<ref name=":6">{{Cite web|last=Zagötö|first=Ketjel Parangdjati|date=6 Agustus 2013|title=Dalimend, Peletak Fondasi Pembangunan Nias (Bagian I)|url=http://www.nias-bangkit.com/2013/08/dalimen-peletak-fondasi-pembangunan-nias-bagian-i/|website=Nias Bangkit|archive-url=http://web.archive.org/web/20140811190610/http://www.nias-bangkit.com/2013/08/dalimen-peletak-fondasi-pembangunan-nias-bagian-i/|archive-date=11 Agustus 2014|access-date=14 November 2021}}</ref> Ketjel Parangdjati Zagötö, seorang penulis, membandingkan gaya kepemimpinan Dalimend dengan mantan [[Daftar Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]] [[Ali Sadikin]].<ref name=":6" />
 
=== Panca ProgramBupati Nias ===
Dalimend dicalonkan oleh pemerintah pusat sebagai Bupati Nias setelah masa jabatan pendahulunya, [[Sani Zega]], habis pada tahun 1975. Dalimend terpilih dalam pemilihan internal yang dilangsungkan oleh [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nias]] dan ia dilantik sebagai bupati pada bulan Oktober 1975.<ref name=":2" /> Menurut ajudannya Lalaziduhu Mendrofa, Dalimend sudah berencana bahwa ia hanya akan menjabat sebagai bupati selama satu periode (lima tahun) dan "sudah punya target bahwa dalam kurun waktu lima tahun itu, dia sudah cukup kuat membangun fondasi untuk diteruskan kepada bupati selanjutnya." Ketjel Parangdjati Zagötö, seorang penulis, membandingkan gaya kepemimpinan Dalimend dengan mantan [[Daftar Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]] [[Ali Sadikin]] dalam hal ketegasan dan kedisiplinan.<ref name=":6">{{Cite web|last=Zagötö|first=Ketjel Parangdjati|date=6 Agustus 2013|title=Dalimend, Peletak Fondasi Pembangunan Nias (Bagian I)|url=http://www.nias-bangkit.com/2013/08/dalimen-peletak-fondasi-pembangunan-nias-bagian-i/|website=Nias Bangkit|archive-url=httphttps://web.archive.org/web/20140811190610/http://www.nias-bangkit.com/2013/08/dalimen-peletak-fondasi-pembangunan-nias-bagian-i/|archive-date=2014-08-11 Agustus 2014|access-date=14 November 2021|dead-url=no}}</ref> Ketjel Parangdjati Zagötö, seorang penulis, membandingkan gaya kepemimpinan Dalimend dengan mantan [[Daftar Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]] [[Ali Sadikin]].<ref name=":6" />
Panca Program Nias dibentuk sebagai respon Dalimend terhadap kenyataan bahwa Kabupaten Nias tidak memiliki Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Selain itu, Rencana Pembangunan Lima Tahun yang ada di tingkat pusat juga tidak terdokumentasikan di Kabupaten Nias.<ref name=":6" /> Untuk mengatasi hal ini, Dalimend bersama dengan Sekretaris Wilayah Daerah Nias Hanati Nazara menyusun Panca Program Nias yang meliputi sektor perhubungan, pendidikan, pertanian, kesehatan, dan pariwisata. Rancangan ini kemudian diusulkan ke DPRD Nias yang diketuai oleh Domine Lossi.<ref>{{Cite book|last=Soediro|date=1986|url=https://i.ibb.co/XWvKMLN/VBG-PAKET-B-1.jpg|title=Pelangi kehidupan: kumpulan karangan|publisher=Inti Idayu Press|pages=161|author-link=Soediro|archive-url=http://web.archive.org/web/20211113103418im_/https://i.ibb.co/XWvKMLN/VBG-PAKET-B-1.jpg|archive-date=13 November 2021|url-status=live}}</ref> Rancangan ini disetujui dan dijadikan sebagai panduan untuk pembangunan Nias selama masa pemerintahannya.<ref name=":6" />
 
==== BirokrasiPanca Program Nias ====
Panca Program Nias dibentuk sebagai respon Dalimend terhadap kenyataan bahwa Kabupaten Nias tidak memiliki Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Selain itu, Rencana Pembangunan Lima Tahun yang ada di tingkat pusat juga tidak terdokumentasikan di Kabupaten Nias.<ref name=":6" /> Untuk mengatasi hal ini, Dalimend bersama dengan Sekretaris Wilayah Daerah Nias Hanati Nazara menyusun Panca Program Nias yang meliputi sektor perhubungan, pendidikan, pertanian, kesehatan, dan pariwisata. Rancangan ini kemudian diusulkan ke DPRD Nias yang diketuai oleh Domine Lossi.<ref>{{Cite book|last=Soediro|date=1986|url=https://i.ibb.co/XWvKMLN/VBG-PAKET-B-1.jpg|title=Pelangi kehidupanKehidupan: kumpulanKumpulan karanganKarangan|publisher=Inti Idayu Press|pages=161|author-link=Soediro|archive-url=httphttps://web.archive.org/web/20211113103418im_20211113103418/https://i.ibb.co/XWvKMLN/VBG-PAKET-B-1.jpg|archive-date=13 November 2021-11-13|url-status=live|access-date=2021-11-14|dead-url=yes}}</ref> Rancangan ini disetujui dan dijadikan sebagai panduan untuk pembangunan Nias selama masa pemerintahannya.<ref name=":6" />
 
==== Birokrasi ====
Struktur birokrasi dan SDM di lingkungan pemerintahan daerah (pemda) Kabupaten Nias pada masa-masa awal pemerintahan Dalimend sangatlah timpang. Sejumlah lembaga dan dinas yang seharusnya ada di tingkat pemda kabupaten belum terbentuk. Hanya ada dua orang dengan gelar [[sarjana]] dan satu orang dengan gelar [[magister]] yang bekerja di pemda Nias.<ref name=":6" />
 
Dalimend melengkapi struktur birokrasi pemda Nias dengan membentuk instansi-instansi baru seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat Daerah, Dinas Pendapatan, dan Dinas Pariwisata. Untuk mengisi jabatan-jabatan birokrat di pemerintahan daerah Nias, Dalimend melobi Ephorus [[Banua Niha Keriso Protestan]] (BNKP, gereja Kristen Protestan di Nias) agar guru-guru BNKP dengan gelar sarjana dapat dipekerjakan di pemerintahan daerah Nias. Dalihuku Zagӧtӧ, salah satu sarjana BNKP yang ditunjuk Dalimend, ditunjuk sebagai kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang baru dibentuk. Jabatan-jabatan lainnya, seperti Kepala Inspektorat dan Kepala Dinas Pendapatan, diduduki oleh camat Fatiaro Gulӧ dan Sarodӧdӧ Zega.<ref name=":6" /> Untuk mengisi jabatan Kepala Dinas Pariwisata, Dalimend merekrut Bamböwö Laiya, seorang antropolog lulusan Universitas Siliman, Filipina. Ia diminta untuk merencanakanmenyusun rencana besar untuk pariwisata di Nias. Namun, ia mengundurkan diri setelah dua tahun menjabat dan pindah ke Yogyakarta untuk mengajar di [[Universitas Gadjah Mada]].<ref name=":62">{{Cite web|last=Zagötö|first=Ketjel Parangdjati|date=Agustus 2013|title=Dalimend Serius Menata Pariwisata Nias (Bagian III)|url=http://nias-bangkit.com/2013/08/dalimend-serius-menata-pariwisata-nias-bagian-iii/|website=Nias Bangkit|archive-url=https://web.archive.org/web/20211219141325/http://nias-bangkit.com/2013/08/dalimend-serius-menata-pariwisata-nias-bagian-iii/|archive-date=20 November 2021-12-19|access-date=20 November 2021|dead-url=yes}} (salinan oleh [httphttps://web.archive.org/web/20211120075735/https://renicahyamutiasari.wordpress.com/2013/08/17/dalimend-serius-menata-pariwisata-nias/ Reni Cahaya Mutiasari])</ref>
 
==== Penataan Kota Gunungsitoli ====
[[File:Beringin Market in Gunungsitoli, Sumatera Utara Membangun, p330.jpg|thumb|Pasar Beringin di Gunungsitoli yang dibangun pada masa pemerintahan Dalimend.]]
Kondisi Kota Gunungsitoli sebelum Dalimend memerintah cukup semrawut dan tidak tertata rapihrapi. Bangunan-bangunan yang ada di Gunungsitoli masih beratapkan [[rumbia]] sehingga rawan akan bencana kebakaran. Tata letak Kota Gunungsitoli juga kurang baik karena adanya kios-kios yang kumuh dan tersebar tidak teratur.<ref name=":6" />
 
Dalimend kemudian meminta bantuan finansial dari sejumlah bank pemerintah seperti [[Bank Sumut|Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara]], [[Bank Negara Indonesia]], dan [[Bank Rakyat Indonesia]]. Bank-bank tersebut menawarkan kemudahan pinjaman berupa angsuran ringan bagi warga yang mengganti atap rumahnya dengan atap seng. Masyarakat dari beberapa desa di sekitar Gunungsitoli lalu dikumpulkan dan diberikan penjelasan mengenai penggantian atap rumbia dengan atap seng. Penggantian tersebut dapat berjalan dengan lancar dan pinjaman dari bank-bank pemerintah dapat dilunasi.<ref name=":6" />
Baris 131 ⟶ 134:
Dalimend membangun situs-situs pasar seperti Pasar Gomo, Pasar Gudang Garam, dan Pasar Beringin, sebagai tempat relokasi bagi kios-kios pedagang. Menurut Lalaziduhu Mendröfa, Dalimend beberapa kali turun secara langsung menemui para pedagang untuk meyakinkan mereka bahwa relokasi diperlukan untuk membangun kota Gunungsitoli. Relokasi tersebut dapat dilakukan dengan lancar dan kios-kios liar di sekitar kota Gunungsitoli dapat dibongkar.<ref name=":6" />
 
==== Pembangunan ruas jalan ====
[[File:Kampung Baru street in Gunungsitoli, Sumatera Utara Membangun, p331.jpg|thumb|250px|Pembangunan jalan Kampung Baru di Gunungsitoli yang dilakukan pada masa pemerintahan Dalimend.]]
Sebelum Dalimend memerintah Nias, pemerintah [[Hindia Belanda]] telah membangun jalan sepanjang 367 kilometer di sepanjang Pulau Nias yang menghubungkan ibu kota Nias, Gunung SitoliGunungsitoli, dengan ibu kota kecamatan-kecamatan yang ada. Namun, seiring waktu, jalan-jalan yang dibangun menjadi rusak, hingga hanya tersisa 50 &nbsp;km jalan yang dapat dilalui oleh mobil pada tahun 1966. Kerusakan jalan ini berdampak pada kesulitan masyarakat desa di Nias untuk memasarkan barang dagangan mereka dan kenaikan harga bahan pangan. Akibatnya, masyarakat desa di Nias lebih memilih untuk memperdagangkan [[minyak nilam]] yang didapat dari tanaman [[nilam]] karena jauh lebih ringan dan nilai jualnya yang lebih tinggi.<ref>{{Cite news|title=Nasib Mereka Berjalan Kaki|url=https://niasonline.net/2010/09/01/nasib-mereka-berjalan-kaki/|work=Tempo|archive-url=httphttps://web.archive.org/web/20211113100200/https://niasonline.net/2010/09/01/nasib-mereka-berjalan-kaki/|archive-date=24 Juni 19782021-11-13|access-date=14 November 2021|dead-url=no}}</ref>
 
Pada tahun pertama masa pemerintahannya, Dalimend awalnya merencanakan pembangunan ruas jalan baru dari Kota Gunungsitoli menuju ke [[Kecamatan Teluk Dalam]] sepanjang 108 kilometer, yang dianggapnya penting sebagai akses masuk wisatawan. Kendati demikian, rencana tersebut dibatalkan karena perbaikan jembatan-jembatan yang berada di antara kedua wilayah tersebut membutuhkan biaya yang besar sekali. Dalimend kemudian memilih untuk membuka ruas jalan dari Kabupaten Nias Tengah dan Nias Barat menuju ke Kecamatan TelukdalamTeluk Dalam. Meskipun jalan tersebut jauh lebih panjang dibandingkan dengan ruas jalan Gunungsitoli-Teluk Dalam, jumlah jembatan yang perlu diperbaiki lebih sedikit sehingga biaya yang dibutuhkan lebih sedikit. Dalimend juga membangun ruas-ruas jalan kecil lainnya seperti ruas jalan Gunungsitoli-[[Lahewa, Nias Utara|Lahewa]], [[Lolowau, Nias Selatan|Lölöwa’u]]-[[Sirombu, Nias Barat|Sirombu]], dan Gunungsitoli-[[Alasa, Nias Utara|Alasa]]. Pembangunan dan rehabilitasi ruas jalan yang dilakukan oleh Dalimend membuka isolasi kecamatan di Nias dan memodernisasi kehidupan masyarakat di wilayah yang sebelumnya terisolasiNias.<ref name=":6" />
 
==== Pembangunan bandabandar udara dan pelabuhan laut ====
[[File:Binaka Airport, Sumatera Utara Membangun, p326.jpg|thumb|Bandar Udara Binaka beberapa saat setelah mulai beroperasi.]]
Dalimend memprioritaskan untuk melanjutkan pembangunan Bandar Udara Hunambou berdasarkan hasil rapat para pejabat pemda dan tokoh masyarakat serta agama di Nias.<ref>{{Cite news|date=22 Juli 2009|title=KMP Pulo Tello Melakukan Pelayaran Perdana Teluk Dalam-Pulau Tello|url=https://niasonline.net/2009/07/22/kmp-pulo-tello-melakukan-pelayaran-perdana-teluk-dalam-pulau-tello/|work=Sinar Indonesia Baru|archive-url=httphttps://web.archive.org/web/20211113100145/https://niasonline.net/2009/07/22/kmp-pulo-tello-melakukan-pelayaran-perdana-teluk-dalam-pulau-tello/|archive-date=2021-11-13 November 2021|access-date=14 November 2021|dead-url=no}}</ref> Pembangunan bandara tersebut lalu diteruskan kembali pada awal tahun 1976<ref name=":7" /> kendati Pemda Nias sedang mengalami kekurangan anggaran.<ref name=":2" /> Dalimend berhasil bernegosiasi dengan sejumlah tokoh masyarakat Nias untuk memperoleh tanah hibah. Pembangunan bandar udara tersebut dapat diselesaikan dan mulai beroperasi pada pertengahan bulan Juli 1976.<ref name=":2" /> Bandar udara ini akhirnya diresmikan dengan nama Bandar Udara Binaka pada tahun 1977 oleh [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan]] [[Emil Salim]].<ref name=":7" /> Peresmian bandar udara juga melibatkan atraksi terjun payung oleh anggota [[Korps Pasukan Khas|Komando Pasukan Gerak Cepat]].<ref name=":5" />
 
Usai membangun bandar udara, Dalimend berfokus pada pembangunan pelabuhan laut pada akhir masa jabatannya. Dalimend memprakarsai pembangunan Pelabuhan Angin Gunungsitoli agar kapal-kapal bisa berlabuh di Gunungsitoli. Pemasangan tiang pancang Pelabuhan Angin Gunungsitoli dilakukan beberapa bulan sebelum akhir masa jabatannya.<ref name=":7" /> Selain itu, Dalimend juga memperluas pelabuhan di beberapa titik seperti Gunungsitoli, TelukdalamTeluk Dalam, [[Pulau Tello]], Lahewa dan Sirombu.<ref name=":2" />
 
==== Wabah muntaber ====
Pada bulan Maret 1978, terjadi wabah [[Gastroenteritis|muntaber]] yang menewaskan puluhan warga Nias dan menjangkiti ratusan warga lainnya. Investigasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Nias menemukan bahwa wabah tersebut disebabkan oleh sebuah pabrik es yang menggunakan sumber air yang kurang higienis. Dalimend kemudian menutup pabrik es tersebut. Ia juga membentuk posko penanggulangan muntaber yang berkantor di Rumah Sakit Umum Gunungsitoli dan membentuk satuan tugas yang terdiri 145 siswa Sekolah Perawat Gunungsitoli. Satuan tugas tersebut disebar ke berbagai wilayah di Nias untuk mengobati warga yang terjangkit wabah tersebut.<ref>{{Cite news|date=17 Juni 1978|title=Wabah, Bah Dan Orang Nias|url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1978/06/17/KSH/mbm.19780617.KSH72004.id.html|work=Tempo|archive-url=httphttps://web.archive.org/web/20100117051950/http://majalah.tempointeraktif.com:80/id/arsip/1978/06/17/KSH/mbm.19780617.KSH72004.id.html|archive-date=17 Januari 2010-01-17|access-date=14 Desember 2021|dead-url=no}}</ref>
 
=== Inspektur Operasi Tertib ===
Setelah mengakhiri masa jabatannya sebagai bupati, Dalimend ditempatkan sebagai Inspektur Operasi Tertib — operasiTertib—operasi yang dilakukan untuk memberantas pungutan liar di lingkungan pemerintahan<ref>{{Cite book|last=Febari|first=Rizki|date=2015|url=https://books.google.co.id/books?id=dBpJDAAAQBAJ&pg=PA116|title=Politik Pemberantasan Korupsi|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-979-461-969-8|pages=116|language=id|url-status=live|access-date=2021-11-20|archive-date=2023-03-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20230322193917/https://books.google.co.id/books?id=dBpJDAAAQBAJ&pg=PA116|dead-url=no}}</ref> — di—di beberapa instansi pemerintahan. Dalimend ditugaskan di Nias untuk mengawasi pelaksanaan Operasi Tertib di pemerintahan daerah [[Timor Timur|Provinsi Timor Timur]] hingga tahun 1983. Ia kemudian pindah ke Jakarta dan bertugas di Departemen Kehakiman dari tahun 1983 hingga 1985 dan Departemen Tenaga Kerja dari tahun 1985 hingga 1988.<ref name=":0" />
 
== Pensiun dan wafat ==
Setelah pensiun, Dalimend bersama dengan sejumlah tokoh Tentara Pelajar Aceh mendirikan Yayasan Tentara Pelajar Aceh. Dalimend duduk di dalam kepengurusan organisasi tersebut sebagai anggota badan pendiri dan pembantu umum badan pengurus. Selain itu, ia juga aktif di kepengurusan Persatuan Eks Tentara Pelajar Resimen II Aceh Divisi SumateraSumatra dalam bidang pengerahan tenaga.<ref name=":4" /> Dengan keterlibatannya dalam [[Revolusi Nasional Indonesia]], Dalimend juga memperoleh kehormatan untuk ditetapkan sebagai anggota veteran pejuang kemerdekaan golongan A.<ref name=":0" />
 
Dalimend wafat di rumahnya yang terletak di Jalan Cipinang Bundar, Jakarta Timur, pada pukul 21.30 tanggal 5 Juli 2010. Jenazahnya kemudian dibawa ke masjid untuk dishalatkandisalatkan dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|Taman Makam Pahlawan Kalibata]].<ref>{{Cite web|title=Daftar Makam Tahun 2010-2012|url=http://pahlawancenter.com/daftar-makam-provinsi/jakarta/tmpn-utama-kalibata/daftar-makam-tahun-2010-2012/|website=Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial|archive-url=https://web.archive.org/web/20140516143130/http://pahlawancenter.com:80/daftar-makam-provinsi/jakarta/tmpn-utama-kalibata/daftar-makam-tahun-2010-2012/|archive-date=15 Oktober 20132014-05-16|access-date=7 Januari 2022|quote=76. H. Dalimend, L, W-743, 04-07-2010, Kolenel [sic] Mat Purn, Denmabesau|dead-url=no}}</ref> Tujuh tahun setelah ia wafat, Ketua Umum Himpunan Masyarakat Nias Indonesia mengusulkan agar Bandar Udara Binaka yang dibangun pada zamannya diganti namanya menjadi Bandar Udara Dalimend.<ref name=":5" /> Gagasan ini didukung oleh sejumlah tokoh masyarakat Nias, seperti mantan [[Daftar Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih|Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih]] [[Christian Zebua]] dan pejabat Kementerian Pertahanan Enuar Mendrofa. Namun, gagasan ini juga ditentang oleh hakim Kasianus Telaumbanua,. yang alihAlih-alih menggunakan nama Dalimend, Telaumbanua mengusulkan agar nama bandar udara tersebut diubah menjadi nama objek wisata di Nias.<ref name=":5">{{Cite news|date=22 Maret 2017|title=Nama Bandara Binaka Diusulkan jadi Bandara Dalimend|url=https://nawacitapost.com/news/2017/03/22/nama-bandara-binaka-diusulkan-jadi-bandara-dalimend/|work=Nawacita Post|archive-url=httphttps://web.archive.org/web/20211113103321/https://nawacitapost.com/news/2017/03/22/nama-bandara-binaka-diusulkan-jadi-bandara-dalimend/|archive-date=2021-11-13|access-date=14 November 2021|dead-url=no}}</ref> Hingga tahun 2022, nama bandara Binaka belum mengalami perubahan.<ref>{{Cite news|date=12 Januari 2022|title=Bandara Taufik Kiemas Pesisir Barat kembali beroperasi|url=https://www.antaranews.com/berita/2639589/bandara-taufik-kiemas-pesisir-barat-kembali-beroperasi|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=14 NovemberJanuari 20212022|last=Saputra|first=Agus Wira Sukarta/Emir Fajar|editor-last=Yuliastuti|editor-first=Nusarina|archive-date=2022-06-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220620170512/https://www.antaranews.com/berita/2639589/bandara-taufik-kiemas-pesisir-barat-kembali-beroperasi|dead-url=no}}</ref>
 
== Kehidupan pribadi ==
Baris 177 ⟶ 180:
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Authority control}}
{{Artikel pilihan}}
 
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]]
[[Kategori:Tokoh Nias]]
[[Kategori:Marga Mendrofa]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Utara]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Tokoh yang berpindah agama ke Islam]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
== [[Kategori:Bupati Nias ==]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]