Kaisar Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(24 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{redirect|Tennō|pengertian lain|Tenno (disambiguasi)}}
{{Infobox monarchy
| border = Kekaisaranimperial
| royal_title = Kaisar
| realm = Jepang
| native_name = {{lang|ja|天皇}}
| coatofarms = [[File:Flag of the Japanese Emperor.svg|Flag of the Japanese Emperor|border|120px]]
| coatofarmscaption = [[Daftar bendera Jepang#Bendera kekaisaran|KekaisaranLambang kebesaran kaisar]]
| image = Emperor Akihito cropped 2 Barack Obama Emperor AkihitoNaruhito and Empress MichikoMasako 20140424 1(cropped).jpg
| incumbent = [[AkihitoNaruhito]]
| incumbentsince = 71 JanuariMei 19892019
| his/herstyle = [[Yang Mulia (kerajaan)|Yang Mulia]] [[Majesty|Agung]]
| heir_apparent heir_presumptive = [[Fumihito, Putra Mahkota NaruhitoJepang|Fumihito]]
| first_monarch = [[Kaisar Jimmu]] ([[mitos]])<br />[[Kaisar Kimmei|Kaisar Kinmei]] (historis)
| date = [[Hari Pembentukan Negara|11 Februari 660 SM]] (mitos)<br />11 Februari 539 M (historis)
| appointer = [[Monarki herediter|Herediter]]
| residence = [[Istana Kekaisaran Tokyo]]<br /><small>(sebagai kediaman resmi)</small>
| website = [http://www.kunaicho.go.jp/eindex.html Badan Rumah Tangga Kekaisaran]
}}
 
'''Kaisar Jepang''' ([[Kanji]]: 天皇; [[Romaji]]: ''Tennō'') adalah pemimpin keluarga kekaisaran dan [[kepala negara|kepala]] seremonial negara dari sistem [[monarki konstitusional]] Jepang. Berdasarkan [[Konstitusi Jepang|konstitusi tahun 1947]],. kaisarKaisar Jepang adalah "lambang Negara dan kesatuan bangsa." Menurut sejarah, kaisar juga merupakan pemegang kewenangan tertinggi agama [[Shinto]] karena dia dan keluarganya dipandang sebagai keturunan dari dewi matahari [[Amaterasu]],<ref>[http://www2u.biglobe.ne.jp/%257egln/77/7750/775004.htm 役員、総代としての基礎知識 全国神社総代会編集発行「改訂神社役員、総代必携」]{{jp icon}}</ref> dan kepentingannya juga menangani urusan keagamaan, termasuk ritual Shinto dan ritual seluruh bangsa.
 
Saat ini, pemimpin Jepang adalah satu-satunya [[Daftar penguasa monarki berdaulat saat ini|penguasa monarki]] di dunia yang gelarnya diterjemahkan setingkat dengan "Kaisar". Istana Kekaisaran Jepang adalah kediaman tertua yang terus berlanjut sebagai [[monarki herediter|monarki turun-temurun]] di dunia.<ref>{{cite news|title=Japan desperate for male heir to oldest monarchy|url=http://www.independent.co.uk/news/world/japan-desperate-for-male-heir-to-oldest-monarchy-1339667.html|publisher=independent.co.uk|accessdate=June 5, Juni 2010|location=London|date=March1 1,Maret 1996}}</ref> Di [[Kojiki]] atau [[Nihon Shoki]], sebuah buku tentang sejarah Jepang selesai pada abad kedelapan, dikatakan bahwa Jepang didirikan pada tahun 660 SM oleh [[Kaisar Jimmu]]. Kaisar saat ini adalah [[AkihitoNaruhito]], yang telah berada di [[Takhta Krisantemum]] sejak dirinya dinobatkan sebagai kaisar setelah ayahnya, [[Hirohito|Kaisar ShōwaAkihito]] (Hirohito), meninggalturun takhta pada tahuntanggal 30 April 19892019.
 
Dilihat dari sejarahnya, peran Kaisar Jepang berganti-ganti antara peran simbolis seremonial dan peran seorang penguasa kekaisaran sebenarnya. Sejak berdirinya [[shogun|keshogunan]] pada tahun 1192, Kaisar Jepang sudah jarang sekali mengambil peran sebagai panglima tertinggi dalam medan pertempuran, tidak seperti [[Kaisar#Kaisar Romawi|kekaisaran]] di Barat. Kaisar Jepang telah hampir selalu dikendalikan oleh kekuatan politik eksternal, hingga berbagai tingkatan. Faktanya, dari tahun 1192 sampai 1867, [[shogun]], atau bupati ''[[shikken]]'' di [[Kamakura, Kanagawa|Kamakura]] (1203–1333), merupakan penguasa ''de facto'' Jepang, meskipun status jabatan mereka ditunjuk oleh Kaisar. Setelah [[Restorasi Meiji]] pada tahun 1867, Kaisar adalah perwujudan dari semua kekuasaan yang berdaulat di dunia, sebagaimana tercantum dalam [[Konstitusi Meiji]] tahun 1889. Status Kaisar Jepang saat ini hanya sebatas simbol negara sejak [[Konstitusi Jepang|Konstitusi tahun 1947]], tanpa memiliki kewenangan politik.
Baris 26 ⟶ 27:
Sejak abad pertengahan kesembilan belas, Istana Kekaisaran disebut ''Kyūjō'' (宮城), yang kemudian dinamai sebagai ''[[Kokyo|Kōkyo]]'' (皇居), dan berlokasi di situs bekas [[Istana Edo]] di pusat [[Tokyo]]. Sebelumnya, Kaisar tinggal di [[Kyoto]] selama hampir sebelas abad.
 
[[Hari Ulang Tahun Kaisar]] (saat ini dirayakan pada 23 DesemberFebruari) dijadikan sebagai hari libur nasional.
 
== Gelar dan sapaan ==
 
=== Gelar ===
Gelar resmi Kaisar Jepang dalam bahasa aslinya adalah ''tennō'' (天皇), yang secara harfiah bermakna "penguasa langitsurgawi." Gelar ini hanya dikhususkan untuk menyebut Kaisar Jepang. Walaupun menurut catatan resmi terdapat 125126 orang yang menyandang gelar ini sejak tahun 660 SM hingga masa Kaisar AkihitoNaruhito (memerintahberkuasa sejak tahun 19892019), para sejarawan percaya bahwa gelar ini baru pertama kali digunakan pada masa Kaisar Tenmu (berkuasa pada 672–686 M) dan Maharani Jitō (berkuasa pada 686–697 M). Gelar ''tennō'' tidak memandang jenis kelamin dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi "[[kaisar]]" untuk laki-laki dan "[[maharani]]" untuk perempuan. Sepanjang sejarah, terdapat delapan wanita yang menyandang gelar ini, dua di antaranya berkuasa dua kali. Lihat [[Maharani Jepang]].
 
Istilah lain yang juga digunakan untuk merujuk Kaisar Jepang adalah ''kōtei'' (皇帝) untuk kaisar pria dan ''jotei'' atau ''nyotei'' (女帝) untuk kaisar wanita (maharani) dan keduanya dapat digunakan oleh orang-orang Jepang untuk merujuk pada kaisar non-Jepang. Istilah ''sumeramikoto'' juga digunakan dalam bahasa Jepang kuno. Istilah ''tennō'' digunakan sampai pada masa Abad Pertengahan, sampai pada masa tidak digunakannya gelar ini, dan kemudian digunakan kembali pada abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ''mikado'' (御門 atau 帝 atau みかど), secara harfiah bermakna "gerbang kehormatan," juga digunakan untuk merujuk Kaisar Jepang, walau penggunaannya sekarang sudah dipandang ketinggalan zaman.<ref name="Asakawa1903">Kanʼichi Asakawa. ''[https://books.google.com/books?id=K1MuAAAAYAAJ&pg=PA25 The early institutional life of Japan: a study in the reform of 645 A.D.]''. Tokyo: Shueisha (1903), p. 25. "We purposely avoid, in spite of its wide usage in foreign literature, the misleading term ''Mikado''. If it be not for the natural curiosity of the races, which always seeks something novel and loves to call foreign things by foreign names, it is hard to understand why this obsolete and ambiguous word should so sedulously be retained. It originally meant not only the Sovereign, but also his house, the court, and even the State, and its use in historical writings causes many difficulties which it is unnecessary to discuss here in detail. The native Japanese employ the term neither in speech nor in writing. It might as well be dismissed with great advantage from sober literature as it has been for the official documents."</ref>
Baris 39 ⟶ 40:
Walaupun sering diterjemahkan sebagai "kaisar", nyatanya sepanjang sejarah, kekuasaan ''tennō'' hanya melingkupi sekitaran Pulau Kyushu, Honshu, Hokkaido, dan Okinawa. Hal ini berbeda dengan kaisar pada umumnya yang wilayah kekuasaannya melingkupi suatu wilayah luas, menjadikannya kedudukannya dipandang di atas raja.
 
Pada masa Restorasi Meiji (1868), Persekutuan Satsuma-Chōshū menjadikan gelar Inggris ''emperor'' (Kaisar atau Maharaja dalam bahasa Indonesia, ''Kaiser'' dalam bahasa Jerman, dan ''l'Empereur'' dalam bahasa Prancis) sebagai padanan kata ''tennō'', alih-alih ''king'' (raja dalam bahasa Indonesia). Hal ini untuk menyatakan tingginya kedudukan pemimpin Jepang atas raja-raja pada umumnya dan menyatakan kesetaraannya dengan para penguasa besar dunia saat itu, seperti Kaisar Rusia, Kaisar Prancis (1857-1871), Kaisar Austria, Kaisar Jerman (dari 1871), dan Ratu-Maharani India (fromdari 1877) – dan juga [[Kaisar Tiongkok]], Meksiko, dan Brazil.
 
=== Sapaan ===
Baris 49 ⟶ 50:
 
== Sejarah ==
Walaupun kaisar merupakan perlambang kesinambungan antara masa lalu, kewenangan kaisar berbeda-beda dalam sepanjang sejarahnya. Pada abad ketujuh masehi, kaisar mulai dipanggil dengan sebutan "[[Putra Langit]]" (天子 ''tenshi'' atau 天子様 ''tenshi-sama'').<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=kO0tUpCViA8C&pg=PA300&dq=%22son+of+heaven%22#v=onepage&q=%22son%20of%20heaven%22&f=false|title=Rethinking Japan: Social Sciences, Ideology and Thought|editor-first=Adriana| editor-last=Boscaro| editor2-first=Franco | editor2-last=Gatti| editor3-first=Massimo | editor3-last=Raveri|publisher=Japan Library Limited|year=2003|isbn=0-904404-79-X|page=300|volume=II}}</ref>
 
=== Asal muasal ===
Kaisar paling awal yang tercatat pada ''[[Kojiki]]'' dan ''[[Nihon Shoki]]'' adalah Kaisar Jimmu, yang dikatakan merupakan keturunan dari Ninigi, cucu dari Dewi Amaterasu. BerdasaeBerdasarkan ''Nihon Shiki'', kaisar memiliki silsilah dari jalur laki-laki yang tak terpatahkan hingga 2.600 tahun. Gelar ''tennō'' diambil dari Tiongkok, diturunkan dari huruf Tiongkok.<ref name="Holcombe2001">{{cite book|author=Charles Holcombe|title=The Genesis of East Asia: 221 B.C. - A.D. 907|url=https://books.google.com/books?id=XT5pvPZ4vroC&pg=PA198#v=onepage&q&f=false|date=January 2001|publisher=University of Hawaii Press|isbn=978-0-8248-2465-5|pages=198–}}</ref>
 
=== Kendali faksi ===
Baris 62 ⟶ 63:
=== Shogun ===
{{main article|Shogun}}
Dari tahun 1192 sampai 1867, shogun bertindak sebagai ''de facto'' penguasa Jepang, walaupun mereka dinobatkan oleh kaisar dalam upacara formalitas.<ref>{{cite web|url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/541431/shogunate|title=Shogun|work=Encyclopaedia Britannica|accessdate=November 19, 2014}}</ref> Shogun sendiri adalah jenderal kemiliteran yang kedudukannya diwariskan turun temurun. Wilayah kewenangan shogun disebut keshogunan yang dalam bahasa Jepangnya disebut ''bakufu'' (幕府) yang awalnya digunakan untuk merujuk rumah jenderal.<ref>{{cite journal |title=Political Succession in The Tokugawa Bakufu: Abe Masahiro's Rise to Power, 1843–1845 |url=https://archive.org/details/sim_harvard-journal-of-asiatic-studies_1966_26/page/102 |first=Conrad |last=Totman |journal=Harvard Journal of Asiatic Studies |volume=26 |year=1966 |pages=102–124 |doi=10.2307/2718461 |jstor=2718461}}</ref>
 
=== Restorasi Meiji ===
{{main article|Restorasi Meiji}}
Pada awalnya Jepang merupakan negara yang menerapkan politik ''Sakoku''<ref>{{Cite journal|date=2017-11-30|title=Sakoku|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Sakoku&oldid=13396679|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref> atau politik isolasi. Politik tersebut dijalankan oleh pemerintahan Shogun Tokugawa sejak tahun 1639, disebabkan karena adanya kekhawatiran kemunculan orang-orang asing, teurtama bangsa Portugis dan Spanyol, yang menyebarkan agama Katholik yang akan mengintervensi pemerintahan Jepang. Pada tahun 1868, kekuasaan kembali ke tangan kaisar dan keshogunan dibubarkan. Salah satu penyebab restorasi ini adalah kenyataan bahwa Jepang sudah tertinggal jauh dengan negara-negara Barat, terlihat saat kedatangan Komodor Amerika Serikat, [[Matthew C. Perry pada tanggal 31 Maret 1854. Komodor |Matthew C. Perry Memaksa Jepang untuk menandatangani Perjanjian Kanagawa (1854)]], yang isinya yaitu: 1)memaksa Jepang membuka diriperdagangan terhadapdengan Bangsadunia Barat. denganPada membukamasa pelabuhan-pelabuhannyaini untuk kapal asung yang ingin berdagangpula, 2)Jepangwanita menjamindilarang keselamatansecara kapalresmi Amerikanaik yangtakhta karam,sebagai da 3)Jepang mendirikan kedutaan Amerika secara permanenmaharani.
 
Dibukanya pelabuhan-pelabuhan Jepang, yang diikuti masuknya pengaruh asing telah menyadarkan Jepang bahwa selama ini mereka terlah tertinggal dari bangsa Barat. Hal inilah yang membuat Kaisar Jepang yaitu Kaisara Meiji mengadakan perubahan melalui kebijakan Restorasi Meiji. Beberapa kebijakan Restorasi Meiji Anrra lain: 1) Melaksanakan wajib militer untuk laki-laki berusia 21 tahun selama 4 tahun, 2) melaksanakan wajib belajara 6-14 tahun, 3) membangun pabrik industri, 4) menghapus empat kelas dalam sistem kemasyarakatan Jepang, 5) mengubah sistem hukum dan konstitusinya mengikuti model hukum dan konstitusi Barat.
 
Setelah Restorasi berjalan dengan yang memaksa Jepang membuka perdagangan dengan dunia Barat. Pada masa ini pula, wanita dilarang secara resmi naik tahta sebagai Maharani
 
=== Perang Dunia II ===
Baris 80 ⟶ 77:
 
== Keluarga ==
 
* ''Kōgō'' (皇后) adalah gelar bagi [[permaisuri]] atau istri utama kaisar pria. Sebelum Restorasi Meiji, kaisar pria diperkenankan melakukan praktik poligami. Anak-anak kaisar dengan permaisuri biasanya selalu didahulukan sebagai pewaris tahta. Keberadaan putra-putri dari istri selir juga diakui dan mereka dapat pula menjadi calon pewaris tahta bila permaisuri tidak memiliki keturunan. Sampai pada masa pertengahan [[Zaman Heian|Heian]], kaisar pria hanya memiliki satu permaisuri. Pada masa setelahnya, kaisar kerap memiliki dua permaisuri, dengan permaisuri yang satu bergelar ''kōgō'', sedangkan yang lain bergelar ''chūgū'' (中宮). Pada masa Restorasi Meiji, mulai diperkenalkan larangan poligami di Jepang, menjadikan [[Kaisar Meiji]] sebagai kaisar terakhir yang memiliki istri selir.
=== Istri kaisar ===
* ''Kōtaigō'' (皇太后) adalah gelar bagi [[ibu suri]]. Pemegang gelar ini tidak harus merupakan permaisuri dari kaisar sebelumnya.
 
* ''Tai-kōtaigō'' (太皇太后) adalah gelar bagi ibu suri tua atau ibu suri senior.
* ''Kōgō'' (皇后) adalah gelar bagi [[permaisuri]] atau istri utama kaisar pria. Sebelum Restorasi Meiji, kaisar pria diperkenankan melakukan praktik poligami. Anak-anak kaisar dengan permaisuri biasanya selalu didahulukan sebagai pewaris tahtatakhta. Keberadaan putra-putri dari istri selir juga diakui dan mereka dapat pula menjadi calon pewaris tahtatakhta bila permaisuri tidak memiliki keturunan. Sampai pada masa pertengahan [[Zaman Heian|Heian]], kaisar pria hanya memiliki satu permaisuri. Pada masa setelahnya, kaisar kerap memiliki dua permaisuri, dengan permaisuri yang satu bergelar ''kōgō'', sedangkan yang lain bergelar ''chūgū'' (中宮). Pada masa Restorasi Meiji, mulai diperkenalkan larangan poligami di Jepang, menjadikan [[Kaisar Meiji]] sebagai kaisar terakhir yang memiliki istri selir.
* ''Kōtaishi'' (皇太子) adalah gelar bagi [[putra mahkota]].
** ''Jōkōgō'' (上皇后) adalah gelar bagi purna permaisuri. Gelar ini disandang oleh istri dari kaisar yang sudah turun takhta.
* ''Shinnō'' (親王) adalah gelar bagi [[pangeran]], bentuk wanitanya adalah ''naishinnō'' (内親王) yang dapat disepadankan dengan [[putri]] dalam bahasa Indonesia. Gelar ini diberikan pada anak, cucu, dan cicit kaisar yang silsilahnya tersambung dengan kaisar dari garis ayah. ''Shinnō'' juga merupakan gelar bagi pemimpin dari empat keluarga (keluarga Fushimi, Arisugawa, Katsura, dan Kan'in) yang merupakan cabang dari keluarga kekaisaran. Istri dari ''shinnō'' bergelar ''shinnōhi'' (親王妃), sedangkan seorang ''naishinnō'' akan kehilangan gelar istananya saat menikah menurut Undang-undang Rumah Tangga Istana tahun 1947, kecuali bila dia menikah dengan keluarga istana.
** ''Kōtaigō'' (皇太后) adalah gelar bagi [[ibu suri]]. PemegangPermaisuri gelaryang inisudah tidakmenjanda harusakan merupakanmenerima permaisurigelar dari kaisar sebelumnyaini.
* ''Ō'' (王) adalah gelar untuk pangeran dalam penggunaan resminya di Jepang. Bentuk wanitanya adalah ''Joō''/''Nyoō'' (女王) yang dapat diterjemahkan menjadi putri. Perbedaannya dengan gelar ''shinnō'' dan ''naishinnō'' adalah gelar ini disandang oleh kerabat jauh kaisar, tetapi silsilah mereka masih tersambung dengan kaisar dari jalur ayah. Di luar penggunaan resminya di Jepang, kedua gelar ini dapat digunakan untuk merujuk raja dan [[ratu]]. Gelar bagi istri dari ''ō'' adalah ''ōhi'' (王妃). Bila ''ō'' dimaknai sebagai raja, ''ōhi'' bermakna permaisuri raja. Sama seperti ''naishinnō'', ''joō'' akan kehilangan gelar istananya bila menikah dengan orang di luar anggota dinasti.
** ''Tai-kōtaigō'' (太皇太后) adalah gelar bagi ibu suri tua atau ibu suri senior.
 
=== Putra mahkota ===
 
* ''Kōtaishi'' (皇太子) adalah gelar bagi putra kaisar yang menjadi [[putra mahkota]]. Istrinya bergelar ''kōtaishihi'' (皇太子妃).
* ''Kōshi'' (皇嗣) adalah gelar bagi saudara kaisar yang menjadi putra mahkota. Istrinya bergelar ''kōshihi'' (皇嗣妃).
 
Dalam hukum pewarisan jepang setelah Restorasi Meiji, perempuan tidak diperkenankan naik takhta, sehingga tidak ada gelar untuk putri mahkota.
 
=== Pangeran ===
[[Pangeran]] adalah laki-laki yang silsilahnya tersambung dengan kaisar dari garis ayah.
 
* ''Shinnō'' (親王) adalah gelar bagi pangeran yang merupakan anak, cucu, dan cicit kaisar. Gelar ini juga digunakan untuk kepala dari empat keluarga (keluarga Fushimi, Arisugawa, Katsura, dan Kan'in) yang merupakan cabang dari keluarga utama kekaisaran. Istri dari ''shinnō'' bergelar ''shinnōhi'' (親王妃).
* ''Ō'' (王) adalah gelar untuk pangeran yang merupakan kerabat jauh kaisar. Gelar ini secara resmi juga digunakan untuk merujuk pada [[Raja (gelar)|raja]] non-Jepang. Istri dari ''ō'' bergelar ''ōhi'' (王妃) dan gelar ini juga bisa digunakan untuk merujuk pada [[permaisuri]] raja non-Jepang.
 
=== Putri ===
Putri adalah perempuan yang silsilahnya tersambung dengan kaisar dari garis ayah.
 
* ''Naishinnō'' (内親王) adalah gelar untuk putri yang merupakan anak, cucu, dan cicit kaisar.
* ''Joō''/''Nyoō'' (女王) adalah gelar bagi putri yang merupakan kerabat jauh kaisar. Gelar ini secara resmi juga digunakan untuk merujuk pada [[Ratu (gelar)|ratu]] non-Jepang.
 
Seorang putri akan kehilangan gelarnya jika menikah menurut Undang-undang Rumah Tangga Istana tahun 1947, kecuali bila dia menikah dengan pangeran.
 
== Catatan kaki ==