Kaisar Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan konten, mengganti nama kaisar yang lama dengan yang baru
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 39:
Walaupun sering diterjemahkan sebagai "kaisar", nyatanya sepanjang sejarah, kekuasaan ''tennō'' hanya melingkupi sekitaran Pulau Kyushu, Honshu, Hokkaido, dan Okinawa. Hal ini berbeda dengan kaisar pada umumnya yang wilayah kekuasaannya melingkupi suatu wilayah luas, menjadikannya kedudukannya dipandang di atas raja.
 
Pada masa Restorasi Meiji (1868), Persekutuan Satsuma-Chōshū menjadikan gelar Inggris ''emperor'' (Kaisar atau Maharaja dalam bahasa Indonesia, ''Kaiser'' dalam bahasa Jerman, dan ''l'Empereur'' dalam bahasa Prancis) sebagai padanan kata ''tennō'', alih-alih ''king'' (raja dalam bahasa Indonesia). Hal ini untuk menyatakan tingginya kedudukan pemimpin Jepang atas raja-raja pada umumnya dan menyatakan kesetaraannya dengan para penguasa besar dunia saat itu, seperti Kaisar Rusia, Kaisar Prancis (1857-1871), Kaisar Austria, Kaisar Jerman (dari 1871), dan Ratu-Maharani India (fromdari 1877) – dan juga [[Kaisar Tiongkok]], Meksiko, dan Brazil.
 
=== Sapaan ===
Baris 66:
=== Restorasi Meiji ===
{{main article|Restorasi Meiji}}
Pada tahun 1868, kekuasaan kembali ke tangan kaisar dan keshogunan dibubarkan. Salah satu penyebab restorasi ini adalah kenyataan bahwa Jepang sudah tertinggal jauh dengan negara-negara Barat, terlihat saat kedatangan Komodor Amerika Serikat, Matthew C. Perry, yang memaksa Jepang membuka perdagangan dengan dunia Barat. Pada masa ini pula, wanita dilarang secara resmi naik tahtatakhta sebagai Maharanimaharani.
 
=== Perang Dunia II ===
Baris 76:
 
== Keluarga ==
 
* ''Kōgō'' (皇后) adalah gelar bagi [[permaisuri]] atau istri utama kaisar pria. Sebelum Restorasi Meiji, kaisar pria diperkenankan melakukan praktik poligami. Anak-anak kaisar dengan permaisuri biasanya selalu didahulukan sebagai pewaris tahta. Keberadaan putra-putri dari istri selir juga diakui dan mereka dapat pula menjadi calon pewaris tahta bila permaisuri tidak memiliki keturunan. Sampai pada masa pertengahan [[Zaman Heian|Heian]], kaisar pria hanya memiliki satu permaisuri. Pada masa setelahnya, kaisar kerap memiliki dua permaisuri, dengan permaisuri yang satu bergelar ''kōgō'', sedangkan yang lain bergelar ''chūgū'' (中宮). Pada masa Restorasi Meiji, mulai diperkenalkan larangan poligami di Jepang, menjadikan [[Kaisar Meiji]] sebagai kaisar terakhir yang memiliki istri selir.
=== Istri kaisar ===
* ''Kōtaigō'' (皇太后) adalah gelar bagi [[ibu suri]]. Pemegang gelar ini tidak harus merupakan permaisuri dari kaisar sebelumnya.
 
* ''Tai-kōtaigō'' (太皇太后) adalah gelar bagi ibu suri tua atau ibu suri senior.
* ''Kōgō'' (皇后) adalah gelar bagi [[permaisuri]] atau istri utama kaisar pria. Sebelum Restorasi Meiji, kaisar pria diperkenankan melakukan praktik poligami. Anak-anak kaisar dengan permaisuri biasanya selalu didahulukan sebagai pewaris tahtatakhta. Keberadaan putra-putri dari istri selir juga diakui dan mereka dapat pula menjadi calon pewaris tahtatakhta bila permaisuri tidak memiliki keturunan. Sampai pada masa pertengahan [[Zaman Heian|Heian]], kaisar pria hanya memiliki satu permaisuri. Pada masa setelahnya, kaisar kerap memiliki dua permaisuri, dengan permaisuri yang satu bergelar ''kōgō'', sedangkan yang lain bergelar ''chūgū'' (中宮). Pada masa Restorasi Meiji, mulai diperkenalkan larangan poligami di Jepang, menjadikan [[Kaisar Meiji]] sebagai kaisar terakhir yang memiliki istri selir.
* ''Kōtaishi'' (皇太子) adalah gelar bagi [[putra mahkota]].
**''Jōkōgō'' (上皇后) adalah gelar bagi purna permaisuri. Gelar ini disandang oleh istri dari kaisar yang sudah turun takhta.
* ''Shinnō'' (親王) adalah gelar bagi [[pangeran]], bentuk wanitanya adalah ''naishinnō'' (内親王) yang dapat disepadankan dengan [[putri]] dalam bahasa Indonesia. Gelar ini diberikan pada anak, cucu, dan cicit kaisar yang silsilahnya tersambung dengan kaisar dari garis ayah. ''Shinnō'' juga merupakan gelar bagi pemimpin dari empat keluarga (keluarga Fushimi, Arisugawa, Katsura, dan Kan'in) yang merupakan cabang dari keluarga kekaisaran. Istri dari ''shinnō'' bergelar ''shinnōhi'' (親王妃), sedangkan seorang ''naishinnō'' akan kehilangan gelar istananya saat menikah menurut Undang-undang Rumah Tangga Istana tahun 1947, kecuali bila dia menikah dengan keluarga istana.
* *''Kōtaigō'' (皇太后) adalah gelar bagi [[ibu suri]]. PemegangPermaisuri gelaryang inisudah tidakmenjanda harusakan merupakanmenerima permaisurigelar dari kaisar sebelumnyaini.
* ''Ō'' (王) adalah gelar untuk pangeran dalam penggunaan resminya di Jepang. Bentuk wanitanya adalah ''Joō''/''Nyoō'' (女王) yang dapat diterjemahkan menjadi putri. Perbedaannya dengan gelar ''shinnō'' dan ''naishinnō'' adalah gelar ini disandang oleh kerabat jauh kaisar, tetapi silsilah mereka masih tersambung dengan kaisar dari jalur ayah. Di Jepang, kedua gelar ini juga digunakan untuk merujuk raja dan [[ratu]] non-Jepang. Gelar bagi istri dari ''ō'' adalah ''ōhi'' (王妃). Bila ''ō'' dimaknai sebagai raja, ''ōhi'' bermakna permaisuri raja. Sama seperti ''naishinnō'', ''joō'' akan kehilangan gelar istananya bila menikah dengan orang di luar anggota dinasti.
* *''Tai-kōtaigō'' (太皇太后) adalah gelar bagi ibu suri tua atau ibu suri senior.
 
=== Putra mahkota ===
 
* ''Kōtaishi'' (皇太子) adalah gelar bagi putra kaisar yang menjadi [[putra mahkota]]. Istrinya bergelar ''kōtaishihi'' (皇太子妃).
*''Kōshi'' (皇嗣) adalah gelar bagi saudara kaisar yang menjadi putra mahkota. Istrinya bergelar ''kōshihi'' (皇嗣妃).
 
Dalam hukum pewarisan jepang setelah Restorasi Meiji, perempuan tidak diperkenankan naik takhta, sehingga tidak ada gelar untuk putri mahkota.
 
=== Pangeran ===
[[Pangeran]] adalah laki-laki yang silsilahnya tersambung dengan kaisar dari garis ayah.
 
*''Shinnō'' (親王) adalah gelar bagi pangeran yang merupakan anak, cucu, dan cicit kaisar. Gelar ini juga digunakan untuk kepala dari empat keluarga (keluarga Fushimi, Arisugawa, Katsura, dan Kan'in) yang merupakan cabang dari keluarga utama kekaisaran. Istri dari ''shinnō'' bergelar ''shinnōhi'' (親王妃).
*''Ō'' (王) adalah gelar untuk pangeran yang merupakan kerabat jauh kaisar. Gelar ini secara resmi juga digunakan untuk merujuk pada [[Raja (gelar)|raja]] non-Jepang. Istri dari ''ō'' bergelar ''ōhi'' (王妃) dan gelar ini juga bisa digunakan untuk merujuk pada [[permaisuri]] raja non-Jepang.
 
=== Putri ===
Putri adalah perempuan yang silsilahnya tersambung dengan kaisar dari garis ayah.
 
* ''Naishinnō'' (内親王) adalah gelar untuk putri yang merupakan anak, cucu, dan cicit kaisar.
* ''Joō''/''Nyoō'' (女王) adalah gelar bagi putri yang merupakan kerabat jauh kaisar. Gelar ini secara resmi juga digunakan untuk merujuk pada [[Ratu (gelar)|ratu]] non-Jepang.
 
Seorang putri akan kehilangan gelarnya jika menikah menurut Undang-undang Rumah Tangga Istana tahun 1947, kecuali bila dia menikah dengan pangeran.
 
== Catatan kaki ==