Karl Martell: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adesio2010 (bicara | kontrib)
k tambah pranala dalam
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
 
(34 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 22:
| reign3 = 737–741
| coronation3 = 737
| predecessor3 = [[TheuderichIVTheuderich IV]]
| successor3 = [[Childerich III]]
| spouse = [[Rotrude dari TrierHesbaye]]<br/>[[Swanahild]]
| issue = [[Karlmann (Karoling)|Karlmann]]<br/>[[Pippin yang Pendek|Pippin]]<br/>[[Grifo]]<br/>[[Bernard dari Saint Quentin|Bernard]]<br/>[[Remi dari Rouen|Remigius]]<br/>[[Hiltrud]]<br/>Lainnya
| house = [[Kekaisaran Karoling|Wangsa Karoling]]
Baris 36:
| signature =
}}
{{Wangsa Karoling}}
 
'''Karl Martell''' (skt. 686 – 22 Oktober 741) merupakan negarawan [[suku Franka|Franka]] dan seorang pemimpin militer sebagai [[Daftar Penguasa Franka|Adipati dan Pangeran Franka]] dan [[Mayordomo]], ia merupakan seorang pemimpin ''de facto'' di [[Kerajaan Franka]] dari tahun 718 sampai kematiannya.
 
Ayahanda Karl adalah [[Pippin II]] dan ibundanya adalah seorang bangsawan wanita bernama [[Alpaida]], Karl berhasil menjadi ahli waris ayahandanya sebagai seorang [[Mayordomo|tokoh yang berkuasa di dalam]] kancah politik suku Franka. Ia melanjutkan dan membangun karya ayahandanya dan mengembalikan pusat pemerintahan di [[Kerajaan Franka]] serta memulai serangkaian kampanye militer untuk mendirikan kembali suku Franka sebagai master dari seluruh [[Galia]].
 
Setelah bekerja untuk mempersatukan Galia, perhatian Karl beralih ke konflik asing dan ia berurusan dengan [[Serangan Umayyah di Gaul|perkembangan Islam ke Eropa Barat]] yang membuatnya prihatin. Pasukan Arab dan Berber Islam telah menaklukkan Spanyol (711), menyeberangi Pirenia (720), menyita [[Gallia Narbonensis|ketergantungan]] utama [[Penaklukan Umayyah di Hispania|Visigoth]] (721–725), dan setelah tantangan berselang, dibawah [[Abdul Rahman Al Ghafiqi]], Gubernur Arab [[Al-Andalus]], maju menuju Galia dan Tours, "kota suci Galia"; di bulan Oktober 732, pasukan [[Kekhalifahan Umayyah]] yang dipimpin oleh Al Ghafiqi bertemu dengan pasukan Franka dan Bourgogne di bawah pimpinan Karl di sekitar kota-kota Tours dan Poitiers (modern utara pusat-PerancisPrancis, yang menjadi medan pertempuran sengit dan yang menjadi sejarah penting yang dikenal sebagai [[Pertempuran Tours]] (atau ''ma'arakat Balâṭ ash-Shuhadâ'', Pertempuran Istana Para Martir), yang mengakhiri "serangan besar bangsa Arab yang terakhir di PerancisPrancis," kemenangan militer yang "brilian" di bagian Karl. Karl kemudian menyerang Tours, menghancurkan benteng-benteng di [[Agde]], [[Béziers]] dan [[Maguelonne]], dan menghadapi pasukan Islam di [[Nimes]], meskipun akhirnya gagal memulihkan Narbonne (737) atau untuk sepenuhnya merebut kembali Visigoth [[Gallia Narbonensis|Narbonensis]] ini. Ia kemudian mengambil keuntungan dari luar lebih lanjut terhadap kerajaan-kerajaan sesamanya yang Kristen, dengan membangun kendali Franka atas [[Bayern]], [[Suku Alemanni|Alemanni]], dan [[Frisia]], dan menarik beberapa [[Bangsa Sachsen]] untuk menawarkan upeti (738).
 
Terlepas dari upaya militer, Karl dianggap sebagai tokoh pendiri [[Abad Pertengahan]]. Terampil sebagai seorang administrator dan sebagai seorang pejuang, ia berjasa di dalam pengembangan sistem [[Feodalisme]] Franka. Lebih dari itu, Karl sebagai pelindung Santo [[Bonifasius]] yang pertama-tama membuat rekonsiliasi di antara suku Franka dan [[Paus Gregorius III|Kepausan]]. [[Paus Gregorius III]], yang kekuasaannya terancam oleh [[Langobardi|Lombardia]], berharap Karl dapat menjadi pembela [[Tahta Suci]] dan menawarkannya menjadi [[Konsul Romawi]], meskipun Karl menolaknya.
Baris 48:
 
== Latar belakang ==
Karl Martell adalah putra [[Pippin II]] dan istri keduanya [[Alpaida]].<ref name="Matthiesen Verlag">{{cite book|author1-last=Joch|author1-first=Waltraud|title=Legitimität und Integration: Untersuchungen zu den Anfängen Karl Martells|date=1999|publisher=Matthiesen Verlag|location=Husum, Germany}}</ref><ref name="ReferenceA">{{cite news|author1-last=Gerberding|author1-first=Richard A.|title=Review of ''Legitimität und Integration: Untersuchungen zu den Anfängen Karl Martells'' by Waltraud Joch|url=https://archive.org/details/sim_speculum_2002-10_77_4/page/1322|date=October 2002|journal=Speculum|volume=77|number=4|pages=1322–1323}}</ref><ref>{{cite book|title=World military leaders: a biographical dictionary|year=2007|publisher=Facts on File|isbn=978-0-8160-4732-1|page=63|url=https://books.google.com/books?id=QSJoaugn2h8C&lpg=PA63&dq=Charles%20Martel%20born%20Herstal&pg=PA63#v=onepage&q=Charles%20Martel%20born%20Herstal&f=false|author=Mark Grossman|accessdate=2 June 2011}}</ref><ref name="Kurth">Kurth, Godefroid (1908). "Charles Martel," In ''The Catholic Encyclopedia,'' Vol. 3, New York, NY, USA: Robert Appleton, see [http://www.newadvent.org/cathen/03629a.htm], accessed August 2, 2015.{{update after|2015|8|3}}</ref> Ia memiliki seorang saudara yang bernama [[Childebrand I]], yang kemudian menjadi ''dux'' PerancisPrancis (yang berarti ''adipati'') di [[Bourgogne]].
 
Di dalam historiografi kuno, Karl digambarkan sebagai "anak haram". Hal ini menjadi sebuah kebudayaan populer karena poligami adalah sah di Franka pada zaman itu oleh karena itu tidak mungkin apabila Karl dianggap sebagai "anak haram". Sangat mungkin bahwa penafsiran "anak haram" adalah sebuah anggapan yang berasal dari istri pertama Pippin, ([[Plectrude]]) yang berhasrat keturunannya dapat menjadi ahli waris kekuasaan Pippin.<ref name="Matthiesen Verlag"/><ref name="ReferenceA"/>
Baris 55:
 
== Bertarung untuk kekuasaan ==
[[Berkas:Francia at the death of Pepin of Heristal, 714.jpg|thumbjmpl|350px|Kerajaan Franka pada saat kematian Pippin II. Aquitaine (kuning) di luar otoritas Arnulfing dan Neustria dan Bourgogne (dadu) disatukan di dalam oposisi untuk melanjutkan dominasi Arnulfing dari kantor tertinggi. Hanya Austrasia (hijau) yang mendukung seorang mayor Arnulfing, pertama-tama Theudoald kemudian Karl. Kadipaten Jerman lainnya di wilayah timur Rhine adalah ''de facto'' di luar kekuasaan raja suku Franka pada saat itu.]]
 
Di bulan Desember 714, [[Pippin II]] meninggal.<ref name=Kurth/> Sebelum kematiannya, atas desakan istrinya, Plectrude, ia menunjuk [[Theudoald]], cucunya dari mendiang putranya [[Grimaud II]] sebagai ahli waris seluruh kerajaannya. Peristiwa ini langsung ditentang oleh para bangsawan karena Theudoald hanya seorang bocah yang baru berusia delapan tahun. Untuk mencegah Karl menggunakan kerusuhan ini untuk keuntungannya sendiri, Plectrude memenjarakannya di [[Cologne]], kota yang ditakdirkan untuk menjadi ibukotanyaibu kotanya. Hal ini mencegah terjadinya pemberontakan atas namanya di [[Austrasia]], dan bukan di [[Neustria]].
 
=== Perang sipil 715–718 ===
DiPada tahun 715, bangsawan Neustria menyatakan [[Raganfrid]] sebagai [[Mayordomo]]<ref name="Strauss">Strauss, Gustave Louis M. (1854) ''Moslem and Frank; or, Charles Martel and the rescue of Europe,'' Oxford, GBR:Oxford University Press, see [https://books.google.com/books?id=Z4YBAAAAQAAJ], accessed 2 August 2015.{{page needed|date=August 2015}}</ref> atas nama dan tampaknya dengan dukungan [[Dagobert III]], yang secara teori memiliki kewenangan hukum untuk memilih walikotawali kota, meskipun saat itu [[Dinasti Meroving]] mulai memudar pamornya.
 
Bangsa Austrasia tidak dibiarkan mendukung seorang wanita dan seorang bocah. Sebelum akhir tahun, Karl Martell melarikan diri dari penjara dan ditunjuk sebagai mayor oleh para bangsawan di kerajaan tersebut.<ref name=Kurth/> DiPada tahun itu, Dagobert III, seorang Merovingia, meninggal dan bangsa Neustria mengumumkan [[Chilperich II]], putra [[Childerich II]], sebagai raja.<ref name=Costambeys/>
 
==== Pertempuran Cologne ====
DiPada tahun 716, Chilperich dan Raganfrid bersama-sama memimpin pasukan ke Austrasia. Bangsa Neustria bersekutu dengan kekuatan serangan lain di bawah pimpinan [[Redbad dari Frisia]] dan bertemu dengan Karl di medan peperangan di dekat [[Pertempuran Cologne|Cologne]], yang masih dikuasai oleh Plectrude. Karl tidak memiliki banyak waktu untuk mengumpulkan orang-orang atau bersiap-siap, dan hasilnya adalah satu-satunya kekalahan di dalam hidupnya. Raja dan mayornya mengepung Plectrude di Cologne, dimana ia menyogok mereka dengan sebagian besar dari harta Pippin. Kemudian mereka menarik diri.<ref name="Costambeys">Costambeys, Marios; Matthew Innes & MacLean, Simon (2011) ''The Carolingian World,'' p. 43, Cambridge, GBR: Cambridge University Press, see [https://books.google.com/books?isbn=0521563666], accessed 2 August 2015.</ref>
 
==== Pertempuran Amblève ====
Baris 73:
 
==== Pertempuran Vincy ====
Setelah kemenangan di Amblève, Karl memakan waktu untuk menggalang lebih banyak orang dan mempersiapkan. Pada musim semi berikutnya, Karl menarik dukungan yang cukup untuk terjun dengan kekuatan penuh di Neustria.<ref name=Costambeys/> Ia memilih waktu dan lokasinya. Karl akhirnya mengikuti mereka dan menangani mereka [[Pertempuran Vincy|dengan pukulan serius di Vincy]] pada tanggal 21 Maret 717. Ia mengejar raja dan mayor yang melarikan diri ke Paris, sebelum kembali untuk menangani Plectrude dan Cologne. Ia merebut kotanya dan memecat para pengikutnya, namuntetapi mengijinkan baik Plectrude dan Theudoald kecil untuk hidup dan memperlakukan mereka dengan baik, yang tidak biasanya terjadi di [[Zaman Kegelapan|zaman itu]], dimana amnesti jarang diberikan kepada mantan penguasa, atau saingan potensial.
 
Atas keberhasilan ini, ia mengumumkan [[Clotaire IV]] sebagai raja [[Austrasia]]<ref name=Strauss/> bertentangan degandengan Chilperich dan memecat [[Keuskupan Katolik Roma Reims]], Santo [[Rigobert]], menggantikannya dengan [[Milo dari Trier|Milo]], yang merupakan pendukung seumur hidupnya.
 
== Penggabungan kekuasaan ==
Setelah menundukkan seluruh [[Austrasia]], ia berbaris melawan [[Radbad]] dan mendorongnya kembali ke wilayahnya, dan bahkan mendesak konsesi dari [[Frisi Barat]] (kemudian bagian dari provinsi [[Holandia]]). Ia juga mengirim [[Bangsa Sachsen]] kembali ke atas [[Sungai Weser]] yang dengan demikian mengamankan perbatasannya—atas nama raja barunya Clotaire tentu saja.
DiPada tahun 718, Chilperich menjawab kekuasaan baru Karl dengan menjalin hubungan dengan [[Eudes yang Agung]] (ia kadang dikenal sebagai) [[Daftar Adipati Aquitaine|Adipati Aquitaine]], yang telah mengumumkan kemerdekaannya selama perang sipil dipada tahun 715, namuntetapi sekali lagi dikalahkan di [[Pertempuran Soissons (718)|Pertempuran Soissons]], oleh Karl.<ref name=Strauss/>
 
Chilperich melarikan diri dengan sekutu adipatinya ke wilayah selatan [[Loire]] dan Raganfrid melarikan diri ke [[Angers]]. Tak lama kemudian Clotaire IV meninggal dan Eudes menyerahkan Chilperich dan sebagai imbalan untuk mengakui kekuasaannya, menyerahkan raja kepada Karl yang mengakui kepemimpinannya atas seluruh Franka atas imbalan penegasan kerajaan yang sah dari mayornya dan juga atas seluruh [[kerajaan]] (718).
 
=== Peperangan asing 718–732 ===
[[Berkas:The Saracen Army outside Paris, 730-32 AD.png|thumbjmpl|250px|Pasukan Saracen di luar kota Paris, 730-32, di awal abad ke-19 yang digambarkan oleh Julius Schnorr von Carolsfeld]]
Tahun-tahun berikutnya penuh dengan perselisihan. Di antara tahun 718 dan 723, Karl mengamankan kekuasaannya melalui serangkain kemenangan: ia memenangkan kesetiaan beberapa uskup dan rahib penting (dengan menyumbangkan wilayah dan uang untuk pendirian biara-biara seperti [[Echternach]]), ia menundukkan [[Bayern]] dan [[Suku Alemanni]], dan ia mengalahkan [[Bangsa Sachsen]].
 
Setelah mempersatukan suku Franka di bawah benderanya, Karl bertekad untuk menghukum Sachsen yang telah menyerang Austrasia. Oleh karena itu, di akhir tahun 718, ia menyerang negara mereka di tepi [[Weser]], [[Lippe]], dan [[Sungai Ruhr|Ruhr]]. Ia mengalahkan mereka di [[Hutan Teuto]]. DiPada tahun 719, Karl merebut Frisia Barat tanpa perlawanan besar dari pihak [[Bangsa Frisia]], yang telah menjadi pengikut Franka namun telah merebut kendali setelah kematian Pippin. Meskipun Karl tidak mempercayai pagan, pemimpin mereka, Aldegisel II, menerima Kekristenan, dan Karl mengirim [[Willibrord]], [[Keuskupan Agung Katolik Roma Utrecht]], "Rasul Frisia" yang terkenal untuk menukar agama bangsa. Karl juga melakukan banyak hal untuk mendukung Winfrid, yang kemudian Santo [[Bonifasius]], "Rasul Jerman."
 
Ketika Chilperich II meninggal dipada tahun berikutnya (720), Karl melantik ahli warisnya putra Dagobert III, [[Theuderich IV]], yang masih bocah, dan yang bartakhta dari tahun 720 sampai 737. Karl tidak melantik raja-raja yang seharusnya ia layani, ''[[Roi fainéant|rois fainéants]]'' yang berarti raja boneka; di akhir pemerintahannya mereka begitu tidak berguna sehingga ia tidak ingin repot-repot menunjuk satu di antaranya. Pada saat itu, Karl sekali lagi berbaris melawan bangsa Sachsen. Kemudian bangsa Neustria memberontak di bawah pimpinan Raganfrid, yang telah meninggalkan provinsi Anjou. Mereka dengan mudah dikalahkan (724), namuntetapi Raganfrid menyerahkan putra-putranya sebagai tawanan sebagai imbalan untuk menyimpan negaranya. Perisitiwa ini mengakhiri peperangan sipil di masa pemerintahan Karl.
 
Enam tahun berikutnya dikonsentrasikan sepenuhnya untuk meyakinkan otoritas Franka atas suku-suku Jermanik yang mandiri. Di antara tahun 720 dan 723, Karl berperang di Bayern, dimana para adipati [[Agilolfing]] secara bertahap telah berkembang menjadi penguasa mandiri, dan baru berhubungan dengan [[Liutprando]]. Ia mendesak [[Suku Alemanni]] untuk mendampinginya, dan Adipati [[Hukbert dari Bayern|Hukbert]] menyerah kepada kedaulatan Franka. Ia membawa kembali putri Agilolfing, [[Swanahild]], yang menjadi gundiknya.
 
DiPada tahun 725 dan 728, ia sekali lagi memasuki Bayern. DiPada tahun 730, ia berbaris melawan [[Lantfrid]], adipati Alemannia, yang juga telah menyatakan kemerdekaannya dan membunuhnya di medan peperangan. Ia mendesak kapitulasi Alemanni untuk kedaulatan Franka dan tidak menunjuk ahli waris Lantfrid. Dengan demikian, Jerman selatan sekali lagi menjadi bagian dari kerajaan Franka seperti yang dilakukan Jerman utara dipada tahun pertama pemerintahan.
 
DiPada tahun 731, kerajaan aman dan Karl mulai mempersiapkan secara khusus krisis yang datang dari selatan dan barat.
 
== Pembukaan ke Tours ==
 
=== Menuju ===
DiPada tahun 721, [[Keamiran Kordoba]] telah memiliki pasukan yang kuat dari [[Maroko]], [[Yaman]], dan [[Suriah]] untuk menaklukkan [[Aquitaine]]. Sebuah kadipaten besar di barat daya Galia yang merupakan nominal di bawah kedaulatan Franka, namuntetapi sesungguhnya hampir mandiri di bawah kekuasaan [[Eudes yang Agung]], [[Daftar Adipati Aquitaine|Adipati Aquitaine]], karena raja-raja Meronvingia telah kehilangan kekuasaan. Muslim yang menyerang mengepung Toulouse, kemudian Aquitaine yang merupakan kota yang terpenting, dan Eudes (juga disebut Eudo) segera pergi untuk mencari bantuan.
 
[[Berkas:Age of Caliphs.png|thumbjmpl|400px|"Usia [[Kekhalifahan]]:" wilayah Umayyah yang membentang dari Timur Tengah ke Iberia yang termasuk pelabuhan [[Narbonne]], skt. tahun 720]]
 
Kembali tiga bulan kemudian, Eudes tiba tepat waktu untuk mencegah penyerahan kota dan mengalahkan penjajahan Muslim pada tanggal 9 Juni 721, di [[Pertempuran Toulouse (721)]]. Setelah Eudes melarikan diri, pasukan Muslim menjadi terlalu percaya diri sehingga mereka gagal untuk mempertahankan keamanan atau patroli. Ketika pasukan Eudes melancarkan serangan mendadak, pasukan musuh menjadi tercerai berai dan dapat dengan mudah dikalahkan. Mereka diserang pada saat beristirahat atau melarikan diri tanpa senjata atau armor.
 
DiPada tahun 730 [[Abdul Rahman Al Ghafiqi]] saat itu berada di Toulouse, ia merupakan [[Keamiran Kordoba]]. Babad Arab menjelaskan bahwa ia sangat menentang keputusan pendahulunya untuk tidak mengamankan pertahanan luar melawan pasukan pembebas, yang membuka jalan bagi pasukan Eudes untuk menyerang dengan kekuatan penuh sebelum kavaleri Islam dapat dihimpun.
 
Saat itu pasukan berkuda Umayyah siap untuk bertempur, dan hasilnya mengerikan bagi rakyat [[Aquitaine]].
 
=== Meningkatkan pasukan ===
Sejarawan [[Paul K. Davis (sejarawan)|Paul K. Davis]] menulis, "Setelah mengalahkan Eudes, ia berpaling ke Rhine untuk memperkuat wilayah perbatasan timur lautnya—namun dipada tahun 725 dialihkan ke selatan dengan kegiatan Muslim di Acquitane."<ref>{{cite book | last = Davis | first = P. K. | authorlink = Paul K. Davis (historian)
| title = 100 Decisive Battles: From Ancient Times to the Present | publisher = [[Oxford University Press]]
| year = 1999 | chapter = Tours (Poitiers)
| oclc = 442348155 | isbn = 978-0-19-514366-9 |page = 104
}}</ref> Karl kemudian memusatkan perhatiannya kepada Umayyah, hampir selama sisa hidupnya.
Karena situasi di Iberia, Karl percaya ia membutuhkan pasukan penuh waktu yang dapat dilatihnya secara intens, sebagai inti dari veteran Franka yang akan meningkatkan wajib militer yang dapat dipanggil pada saat perang. (Di masa [[Abad Pertengahan Awal]], pasukan hanya tersedia setelah panen dan sebelum.) Untuk melatih jenis infanteri yang dapat menahan kavaleri berat Muslim, Karl membutuhkan mereka sepanjang tahun, dan ia perlu membayar mereka sehingga keluarga mereka dapat membeli makanan yang biasanya dapat mereka dapatkan dari hasil panen.
 
Untuk mendapatkan uang, ia menyita wilayah-wilayah dan properti gereja dan menggunakan dana tersebut untuk membayar para prajuritnya. Karl yang telah mendapatkan dukungan dari ''ekklesia'' dengan menyumbangkan wilayah, menyita kembali beberapa diantaranya di sekitar tahun 724 dan 732. Tentu saja para pejabat gereja menjadi tidak senang dan untuk sementara waktu tampaknya Karl dikucilkan atas tindakannya. Namun kemudian sebuah serangan besar terjadi.
Baris 127:
 
=== Kepentingan ===
Eudes yang menjadi pahlawan Toulouse, kalah telak di dalam serangan Muslim tahun 732 di pertempuran sebelumnya, sebelum Muslim menjarah [[Bordeaux]], dan sekali lagi di [[Pertempuran Sungai Garonne]] setelah ia mengumpulkan tentara—penulis kronik Kristen menyatakan, "Hanya Tuhan yang mengetahui berapa banyak korban yang tewas terbunuh"— dan kota Bordeaux dirangsak dan dijarah. Eudes melarikan diri ke Karl untuk mencari bantuan. Karl setuju untuk menolong Eudes asal ia bersedia untuk mengakui Karl sebagai tuannya di dalam wilayahnya, yang pernah dilakukan olehnya. Eudes dan sisa bangsawan Aquitaine membentuk sayap kanan pasukan Karl di Tours. Karl mengalahkan Moors yang dipimpin oleh [[Abdul Rahman Al Ghafiqi|Abderame]]; sementara mantan pemimpin dan pemimpin yang sekarang bertempur di medan peperangan, Eudes membakar perkemahan pemimpin yang sekarang.<ref name=Soulie1855/>{{rp|281}} "Kemenangan di [[Pertempuran Tours|perang di dekat Poitiers dan Tours]] nantinya akan menjadikan Karl sebagai [[Cognomen]] "Martellus" (untuk bahasa Latinnya, dan juga "Martel", bahasa PerancisnyaPrancisnya yang berarti: "palu") dari penulis kronik abad ke-9 yang di dalam pandangan Pierre Riche, "tampaknya telah… mengingat Judas Maccabaeus, 'yang berpalu,'" dari [[Kitab 1 Makabe|beberapa alkitab]], "yang dikaruniai oleh Tuhan yang memberkati dengan kemenangan" (kecuali, di dalam kasus sebelumnya, menyerang pasukan Suriah)."<ref name="Riche93">Riche, Pierre (1993) ''The Carolingians: A Family Who Forged Europe,'' [Michael Idomir Allen, transl.], Philadelphia, PA, USA: University of Pennsylvania Press, ISBN 0-8122-1342-4, see [https://books.google.com/books?isbn=0812213424], accessed 2 August 2015.</ref>{{rp|44}}
 
Banyak sejarawan, termasuk [[Edward Shepherd Creasy|Sir Edward Creasy]], percaya bahwa jika ia gagal di Poitiers, [[Islam]] mungkin akan membanjiri [[Galia]], dan mungkin sisa Eropa Barat. [[Edward Gibbon|Gibbon]] menjelaskan keyakinannyamenyakini bahwa tentara Umayyah didugaakan melakukan menyerangpenyerangan dari JepangJerman kesampai Rhine, dan bahkan Inggris, menguasai Selat Inggris untuk perlindungan, dengan mudah jika Karl tidak menang. Creasy mengatakan "kemenangan besar dimenangkan oleh Karl Martell ... yang memberikan cek yang menentukan untuk karier penaklukan Arab di Eropa Barat, menyelamatkan Kristen dari Islam, [dan] mengawetkan peninggalan kuno dan membebaskan kuman dari peradaban modern."
 
Keyakinan Gibbon bahwa nasib Kristen bergantung pada pertempuran ini dtirukan oleh sejarawan lainnya termasuk [[John B. Bury]], dan sangat populer bagi sebagian besar historiografi modern. Hal tersebut menjadi kuno dipada abad ke-20, ketika para sejarawan seperti [[Bernard Lewis]] berpendapat bahwa bangsa Arab memiliki sedikit niat untuk menduduki utara PerancisPrancis. Bagaimanapun baru-baru ini banyak sejarawan cenderung sekali lagi melihat Pertempuran Poitiers sebagai peristiwa yang sangat jelas di dalam sejarah Eropa dan Kekristenan. Sama juga, seperti [[William E. Watson]], yang masih percaya bahwa pertempuran ini adalah salah satu makrosejarah penting yang megubah dunia, jika mereka tidak pergi sejauh yang diperkirakan Gibbon.
 
Tentu saja 12 tahun kemudian ketika Karl tiga kali diselamatkanmenyelamatkan Galia dari serangan Umayyah, [[Antonio Santosuosso]] mencatat ketika ia menghancurkan tentara Umayyah yang dikirim untuk memperkuat pasukan serangan di dalam kampanye tahun 735, "Karl Martell sekali lagi datang menyelamatkan."<ref name=Santosuosso2004>{{cite book | last = Santosuosso | first = A. | authorlink = Antonio Santosuosso | title = Barbarians, marauders, and infidels: The ways of medieval warfare | url = https://archive.org/details/barbariansmaraud0000sant_p1u4 | location = New York, NY, USA | publisher = Perseus-[[Westview Press|Westview]] | year = 2004 | oclc = 433381450| isbn = 9780813391533 }}{{page needed|date=August 2015}}</ref>{{rp|TBD}}
 
==== Sejarawan kontemporer ====
[[Berkas:Steuben - Bataille de Poitiers.png|thumbjmpl|400px|''Bataille de Poitiers, en octobre 732'', oleh [[Charles de Steuben]], 1834–1837.<ref name=Soulie1855/>{{rp|TBD}}<ref>This painting was located in the Palace of Versailles as of this publication date. Height 4.65m, width 5.42m. First displayed at the Salon of 1838. Soulié (1855), op. cit.</ref>]]
Di era modern, [[Matthew Bennett (sejarawan)|Matthew Bennett]] berpendapat bahwa "beberapa pertempuran diingat selama 1,000 tahun kejadiannya ... namun Pertempuran Poitiers, (Tours) merupakan pengecualian... Karl Martell membalikkan serangan Muslim sehingga jika berlanjut mungkin dapat menaklukkan Galia."<ref name="Bennett05">[[Matthew Bennett (historian)|Matthew Bennett]] (2005) ''Fighting Techniques of the Medieval World.''{{full citation needed|date=August 2015}}</ref> [[Michael Grant]], penulis ''History of Rome'', menyatakan Pertempuran Tours penting sehingga ia mendaftarkannya di dalam tanggal makrohistoris dipada era Romawi."<ref name="Grant">[[Michael Grant (author)|Michael Grant]] (1978) ''History of Rome.''{{full citation needed|date=March 2016}}</ref>
 
Namun penting untuk dicatat bahwa sejarawan modern Barat, sejarawan militer, dan para penulis, pada dasarnya jatuh ke dalam tiga kamp. Pertama, mereka yang percaya bahwa Gibbon benar di dalam penilaiannya bahwa Karl menyelamatkan Kekristenan dan peradaban Barat dengan pertempuran ini, seperti yang ditandai oleh Bennett, Paul Davis, Robert Martin, dan pendidik Dexter B. Wakefield, yang menulis di dalam ''An Islamic Europe?'':
 
{{quote|Seorang Muslim PerancisPrancis? Secara historis hampir terjadi. Namun sebagai akibat dari perlawanan sengit Karl, yang mengkahiri kemajuan Muslim dan mengatur situasi selama berabad-abad peperangan setelahnya, Islam tidak bergerak lebih jauh di Eropa. Pelajar sekolah Eropa mempelajari tentang Pertempuran Tours di banyak cara yang sama bahwa siswa Amerika belajar mengenai Valley Forge dan Gettysburg."<ref>Wakefield, Dexter B. (2006) "An Islamic Europe?," in ''Tomorrow's World,'' (online), '''8'''(3), May–June, see [http://www.lcg.org/cgi-bin/tw/magazine/tw-mag.cgi?category=Magazine42&item=1149293702], accessed 2 August 2015.</ref>}}
 
Kamp kedua sejarawan kontemporer percaya bahwa kegagalan Karl di Tours dapat menjadi bencana, yang menghancurkan apa yang akan menjadi peradaban Barat setelah [[Abad Renaisans]]. Semua sejarawan setuju bahwa tidak ada kekuatan tetap di Eropa yang mampu menghentikan ekspansi Islam jika Franka gagal: [[William E. Watson]], salah satu sejarawan yang paling dihormati dipada era ini, yang sangat mendukung Tours sebagai peristiwa makrohistoris, namuntetapi menjauhkan dirinya sendiri dari retorika Gibbon dan Drubeck, yang menulis misalnya, pentingnya pertempuran di Franka dan sejarah dunia dipada tahun 1993:
 
{{quote|Jelas ada beberapa pembenaran untuk peringkat Tours-Poitiers di antara peristiwa yang paling jelas di dalam sejarah Franka bila kita menganggap hasil pertempuran menerangkan rekor yang luar biasa dari pembentukan sukses oleh Muslim dari dominasi politik dan budaya Islam di sepanjang timur dan selatan bekas rim Kristen, dunia Romawi. Penaklukan cepat Muslim di Palestina, Suriah, Mesir dan pantai Afrika Utara sampai ke Maroko dipada abad ke-7 mengakibatkan pengenaan permanen dengan kekuatan budaya Islam ke dasar Kristen sebelumnya dan sebagian besar basis bukan-Arab. Kerajaan Visigoth jatuh ke penaklukan Muslim di dalam satu pertempuran yaitu di [[Pertempuran Guadalete]] di [[Sungai Barbate]] pada tahun 711, dan penduduk Kristen Hispanik memerlukan tujuh abad lamanya untuk mendapatkan kembali kekuasaan dari Semenanjung Iberia. Reconquista itu tentu saja selesai dipada tahun 1492, hanya sebulan sebelum Columbus menerima dukungan resmi untuk pelayaran naas melintasi Samudera Atlantik. Jika Karl Martell menderita di Tours-Poitiers nasib Raja Roderick di Sungai Barbate, diragukan bahwa kedaulatan wilayah Merovingia "tidak melakukan apa-apa" dapat kemudian berhasil dimana domus utamanya yang berbakat gagal. Karena Karl adalah nenek moyang dari keluarga Karoling penguasa suku Franka dan kakek Charlemagne, seseorang dapat memastikan bahwa sejarah Barat seterusnya akan berlanjut di arus yang berbeda jika ‘Abd ar-Rahman menang di Tours-Poitiers pada tahun 732.<ref>Watson, William, E. (1993) "The Battle of Tours-Poitiers Revisited,"" in ''Providence: Studies in Western Civilization'' vol. 2 no. 1, see [http://www.deremilitari.org/resources/articles/watson2.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080921205841/http://www.deremilitari.org/resources/articles/watson2.htm |date=2008-09-21 }}, see 2 August 2015.</ref>}}
 
Kamp yang terakhir sejarawan Barat percaya bahwa pentingnya pertempuran secara dramatis dibesar-besarkan. Pandangan ini ditandai oleh Alessandro Barbero, yang menulis, "Hari ini sejarawan cenderung mengecilkan arti dari pertempuran Poitiers, yang menunjukkan bahwa tujuan pasukan Arab yang dikalahkan oleh Karl Martell bukan untuk menaklukkan kerajaan Franka, namuntetapi hanya untuk menjarah biara kaya St. Martin di Tours".<ref>Barbero (2004), p. 10.</ref> Tomaž Mastnak menulis hampir mirip dengannya:
 
{{quote|Sejarawan modern telah membangun sebuah mitos yang menghadirkan kemenangan ini sebagai penyelamat Kekristenan Eropa dari Muslim. Edward Gibbon, misalnya, menyebut Karl Martell sebagai penyelamat Kekristenan dan pertempuran di dekat Poitiers adalah sebuah pertemuan yang mengubah sejarah dunia... Mitos ini bertahan dengan baik di jamanzaman kita sendiri... Namun kontemporer pertempuran, tidak dilebih-lebihkan arti pentingnya. Salah satu penerus penulis kronik Fredegar, yang diduga menulis dipada abad pertengahan ke-8, menggambarkan pertempuran hanya sebagai salah satu dari banyak pertemuan militer di antara Kristen dan Saracen, apalagi karena hanya satu di dalam serangkaian perang yang diperjuangkan oleh pangeran Franka untuk rampasan dan wilayah. Penerus Fredegar menyajikan pertempuran Poitiers seperti adanya: sebuah episode perjuangan di antara pangeran Kristen sebagai anggota keluarga Karoling yang berusaha untuk membawa Aquitaine di bawah kekuasaan mereka.<ref>Mastnak (2002), pp. 99–100.</ref>}}
 
Namun sangat penting untuk dicatat, ketika menilai kehidupan Karl Martell ini, yang bahkan mereka para sejarawan membantah pentingnya pertempuran ini sebagai peristiwa yang menyelamatkan Kekristenan, tidak terbantahkan bahwa Karl sendiri yang memiliki pengaruh besar di sejarah Eropa Barat. Sejarawan modern militer, [[Victor Davis Hanson]] mengakui perdebatan tentang pertempuran ini, yang mengutip baik untuk melawan penempatan makrohistorisnya:
{{quote|Para ulama baru menunjukkan Poitiers, tercatat begitu buruk di dalam sumber-sumber kontemporer, adalah serangan belaka dan dengan demikian konstruk Barat keputusan mitos atau bahwa kemenangan Muslim mungkin lebih baik untuk dominasi suku Franka seterusnya. Yang jelas Poitiers menandai kelanjutan umum pertahanan berhasil Eropa (dari Muslim). Disirami kemenangan di Tours, Karl Martell melanjutkan membersihkan PerancisPrancis selatan dari penyerang Islam selama beberapa dekade, menyatukan kerajaan-kerajaan yang berperang ke dalam pondasifondasi Kekaisaran Karoling, dan memastikan pasukan siap dan dapat diandalkan dari wilayah-wilayah lokal.<ref name=Hanson01>Hanson, Victor Davis (2001).</ref>{{rp|167}}}}
 
== Setelah Tours ==
 
=== Perkenalan ===
Pada dekade berikutnya, Karl memimpin pasukan Franka melawan adipati timur, Bayern dan Alemannia, dan adipati selatan, [[Aquitaine]] dan [[Provence]]. Ia mengalami konflik dengan [[Frisia]] dan [[Sachsen]] di timur laut dan beberapa kali berhasil, namuntetapi penaklukan penuh bangsa Sachsen dan penggabungan mereka ke dalam kerajaan Franka akan menanti cucunya, Charlemagne, terutama karena Karl menkonsentrasikan sebagian besar upayanya melawan ekspansi Muslim.
 
Jadi bukannya berkonsentrasi di penaklukan timur, ia terus memperluas otoritas Franka di barat dan menentang pijakan Emir Córdoba di Eropa di sekitar wilayah Al-Andalus. Setelah kemenangannya di Tours, Karl melanjutkan kampanyenya tahun 736 dan 737 untuk mendorong tentara Muslim lainnya dari pangkalan di Galia setelah mereka berusaha kembali untuk memperluas di sekitar wilayah Al-Andalus.
 
=== Peperangan tahun 732–737 ===
[[FileBerkas:Carolus-Martell.jpg|thumbjmpl|250px|Karl Martell yang digambarkan di dalam sebuah buku PerancisPrancis yang berjudul ''"Promptuarii Iconum Insigniorum"'' oleh [[Guillaume Rouille]], yang dipublikasikan dipada tahun 1553.]]
[[FileBerkas:Vasconia wide 740 3 - 80.jpg|thumbjmpl|250px|Kampanye militer Karl Martell di Aquitaine, Septimania dan Provence setelah Perang Tour-Poitiers (734–742)]]
 
Di antara kemenangannya tahun 732 dan 735, Karl mengatur kembali Kerajaan [[Bourgogne]], dengan menggantikan sejumlah comte dan adipati dengan pendukung setianya, sehingga memperkuat cengkeramannya di atas tampuk kekuasaan. Karl didesak, atas upaya [[Radbod]], [[Daftar Penguasa Frisia|adipati Frisia]] (719–734), putra Adipati Aldegisel yang menerima [[Misionaris|misionaris]] Willibrord dan Bonifasius, untuk menyerang Frisia lagi yang berusaha merdeka dipada tahun 734. DiPada tahun itu, ia membunuh sang adipati, yang telah mengusir para misionaris Kristen, di dalam [[Pertempuran Boarn]] dan sepenuhnya ditundukkan rakyat (ia bahkan menghancurkan seluruh kuil pagan) dan negara menjadi damai selama dua puluh tahun setelah peristiwa itu.
 
Perubahan dinamis dipada tahun 735 karena kematian [[Eudes yang Agung]], yang dipaksa untuk mengakui kedaulatan Raja Karl dipada tahun 719. Meskipun Karl berharap untuk menyatukan kadipaten tersebut langsung ke dirinya sendiri dan pergi ke sana untuk memperoleh penghormatan yang layak dari bangsa Aquitaine, para bangsawan mengumumkan putra Eudes, [[Hunald I]], yang wilayah adipatinya diakui Karl ketika Umayyah menyerang Provence dipada tahun berikutnya, dan yang sama-sama didesak untuk mengakui Karl sebagai tuan karena ia tidak memiliki harapan untuk menangani Muslim sendirian.
 
Serangan A.L. Arab ini dipimpin oleh putra Abdul Rahman yang mendarat di [[Narbonne]] pada tahun 736 dan berpindah sekaligus untuk memperkuat [[Arles]] dan pindah ke pedalaman. Karl untuk sementara mengadakan gencatan sejata dengan Hunald dan turun ke benteng-benteng Umayyah di Provençal. DiPada tahun 736, ia merebut kembali [[Montfrin]] dan [[Avignon]], Arles dan [[Aix-en-Provence]] dengan bantuan [[Liutprand]]. [[Nîmes]], [[Agde]], dan [[Béziers]], yang dikuasai oleh Islam sejak tahun 725, jatuh ke tangannya dan benteng-benteng mereka dihancurkan.
 
Ia menghancurkan satu pasukan Umayyah di Arles, ketika pasukan tersebut berada di luar kota dan kemudian mengambil kota itu sendiri dengan serangan langsung di depan dan membakarnya sampai habis untuk mencegah penggunaannya kembali sebagai benteng ekspansi Umayyah. Ia kemudian bergerak cepat dan mengalahkan tuan rumah Narbonnea yang berkuasa di Sungai Berre, namuntetapi gagal untuk merebut kota tersebut. Sejarawan militer menduga ia dapat merebutnya jika ia mengikat seluruh sumber dayanya—namun ia mengira hidupnya akan segera berakhir, dan ia masih memiliki banyak tugas yang harus dilakukannya untuk mempersiapkan anak-anaknya sebagai ahli warisnya di kerajaan Franka.
 
Sebuah serangan langsung ke depan, seperti merebut Arles, menggunakan tali dan domba jantan ditambah beberapa katapel, tidak cukup untuk mengambil Narbonne tanpa kehilangan nyawa bagi suku Franka, pasukan Karl merasa ia tidak boleh kalah. Ia juga dapat menyisihkan kota yang kelaparan selama bertahun-tahun agar tunduk, tahun-tahun yang dibutuhkannya untuk mengatur administrasi kerajaan yang akan diperintah oleh ahli warisnya. Selain itu, ia menghadapi oposisi yang kuat dari penguasa regional seperti patrician Maurentius, dari Marseille, yang memberontak melawan pemimpin Franka. Selain itu, adipati Aquitaine Hunald mengancam jalur komunikasi dengan utara, sehingga ia memutuskan untuk mundur dari Septimania dan menghancurkan beberapa benteng (Béziers, Agde, dll). Karena itu ia meninggalkan Narbonne terisolasi dan dipagari, dan putranya akan kembali untuk menaklukkan kota tersebut untuk suku Franka.<ref>{{cite book |last=Lewis |first=Archibald R. |title= The Development of Southern French and Catalan Society, 718–1050 |year= 1965 | publisher= University of Texas Press |location=Austin, TX, USA |isbn=9780292729414 |page= |url=http://libro.uca.edu/lewis/sfcatsoc.htm |accessdate=}}{{page needed|date=August 2015}}</ref>
 
Yang penting mengenai kampanye-kampanye ini adalah penggabungan Karl, untuk pertama kalinya, kavaleri berat dengan sanggurdi untuk menambah [[Formasi falangs|falangsfalangsnya]]nya. Kecakapannya untuk mengkoordinasikan veteran-veteran infanteri dan kavaleri itu tiada bandingnya dipada era tersebut dan memungkinkannya untuk menghadapi sejumlah penjajah unggul, dan mampu mengalahkan mereka terus menerus. Beberapa sejarawan menduga pertempuran melawan pasukan Muslim di Sungai Berre, di dekat Narbonne, terutama sama pentingnya sebuah kemenangan bagi Kristen Eropa seperti Tours.<ref>See Santosuosso (1993), op. cit. Historian and professor emeritus [[Antonio Santosuosso]], [[University of Western Ontario]]—an expert historian in the era in dispute}—puts forth an opinion on Charles, Tours, and the subsequent campaigns against Rahman's son in 736–737. He presents the case that these later defeats of invading Muslim armies were at least as important as Tours in their defence of Western Christendom and the preservation of [[Western monasticism]], the monasteries of which were the centers of learning which ultimately led Europe out of her [[Middle Ages]]. He also makes the argument—referred to as "compelling"—that these later incursions were clearly armies of invasion, sent by the Caliph not just to avenge Tours, for the conquest of Christian Europe, with the aim to bring it into the Caliphate.{{synthesis inline|date=August 2015}}</ref>{{rp|TBD}}
 
Selanjutnya, tidak seperti ayahandanya di Tours, putra Rahman dipada tahun 736–737 mengetahui bahwa Franka adalah kekuasaan sesungguhnya, dan bahwa Karl sendiri adalah sebuah kekuatan yang harus diperhitungkan. Ia tidak berniat untuk membiarkan Karl untuk menangkapnya tanpa sadar dan menentukan waktu dan tempat pertempuran, seperti ayahandanya. Ia berkonsentrasi hanya ke dalam perebutan sebagian besar dataran pantai di sekitar [[Narbonne]] dipada tahun 736 dan sangat memperketat [[Arles]] saat ia maju ke daratan.
 
Putra Abdul Rahman berencana dari sana pindah dari kota ke kota, dan memperkuatnya saat mereka disana, dan jika Karl berharap untuk menghentikan mereka dari membuat wilayah permanen untuk perluasan Kekhalifahan, ia harus mendatangi mereka dimana tidak seperti ayahandanya, yang akan mendikte tempat pertempuran. Semuanya berlangsung seperti yang diharapkannya, sampai Karl tiba meskipun lebih cepat daripada Moor yang menduga bahwa ia dapat memanggil seluruh pasukannya. Namun malangnya bagi putra Rahman, ia menganggap remeh Karl yang percaya bahwa ia akan mengembangkan kavaleri berat sama seperti milik bangsa Muslim.
 
kekhalifahan percaya itu akan memakan waktu satu generasi, namuntetapi Karl berhasil dalam lima tahun. Siap menghadapi falangs suku Franka, bangsa Muslim sama sekali tidak siap untuk menghadapi kekuatan campuran kavaleri berat dan infanteri di falangs. Dengan demikian, Karl sekali lagi membela Kekristenan dan menghentikan ekspansi Muslim ke Eropa. Kekalahan ini, ditambah dengan yang berasal dari tangan [[Leo III orang Isauria|Leo III]] dari [[Kekaisaran Romawi Timur]] di Anatolia, merupakan upaya terakhir ekspansi dengan Kekhalifaan Umayyah sebelum kehancuran dinasti pada [[Pertempuran Zab]], dan menghancurkan Kekhalifahan selamanya, terutama kehancuran total pasukan Kekhalifahan Umayyah di Sungai Berre di dekat Narbonne pada tahun 737.
 
=== [[Interregnum]] ===
 
Pada tahun 737, di ujung ekor kampanyenya di Provence dan [[Septimania]], Raja Theuderich IV meninggal. Karl menggelari dirinya sendiri ''maior domus'' dan ''princeps et dux Francorum'', tidak menunjuk seorang raja baru dan tidak ada orang yang mengakui pula. Takhta tetap kosong sampai kematian Karl. Seperti sejarawan [[Charles Oman]] ungkapkan "ia tidak peduli dengan nama dan gelar selama kekuasaan sesungguhnya berada di tangannya."<ref>Oman, Charles, ''The Dark Ages'', p. 297.</ref>
 
Gibbon mengatakan Karl "cukup senang dengan gelar-gelar Mayor atau Adipati Franka, namuntetapi ia pantas untuk menjadi ayahanda dari keturunan raja-raja," yang ia lakukan. Gibbon juga mengatakan bahwa ia, "di dalam bahaya umum, ia terpanggil oleh suara negaranya."<ref>{{cite book |last1=Gibbon |first1=Edward |year=1875 |title=The History of the Decline and Fall of the Roman Empire. Volume V |url=https://books.google.co.uk/books?id=1HUYAAAAYAAJ&pg=PA289&dq=%22in+the+public+danger,+he+was+summoned+by+the+voice+of+his+country.%22&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=%22in%20the%20public%20danger%2C%20he%20was%20summoned%20by%20the%20voice%20of%20his%20country.%22&f=false |location=Philadelphia |publisher=Lippincott |page=289 |access-date=27 September 2016 }}</ref>
 
Interregnum selama empat tahun terakhir kehidupan Karl, yang lebih damai daripada sebelumnya dan sebagian waktunya dihabiskan untuk rencana administrasi dan pengaturan untuk menciptakan sebuah negara yang lebih efisien. Padahal dipada tahun 738, ia mendesak Sachsen [[Westphalia]] untuk melakukan penghormatan kepadanya dan membayar upeti, dan dipada tahun 739 memeriksa pemberontakan di Provence, pemberontakan tersebut berada di bawah kepemimpinan Maurontus. Karl mengatur tentang pengintegrasian alam terpencil kerajaannya ke dalam gereja Franka.
 
Ia mendirikan empat keuskupan di Bayern ([[Keuskupan Agung Salzburg|Salzburg]], [[Keuskupan Regensburg|Regensburg]], [[Keuskupan Freising|Freising]], dan [[Keuskupan Passau|Passau]]) dan memberi mereka Bonifasius sebagai [[Uskup Agung]] dan [[Uskup metropolit|metropolitan]] atas seluruh Jerman timur Rhine, dengan kedudukannya berada di [[Mainz]]. Bonfasius berada di dalam perlindungannya sejak tahun 723 seterusnya; ia menjelaskan kepada sahabat lamanya, Daniel dari Winchester, bahwa tanpanya ia tidak dapat mengurus gerejanya, membela imamnya, maupun mencegah penyembahan berhala. Bonifasiuslah yang jelas-jelas membela Karl atas tindakannya di dalam merebut wilayah gerejawi yang membayar pasukannya ketika memimpin perjalanan ke Tours, sebagai salah satu tindakan yang harus dilakukannya untuk membela Kekristenan.
 
DiPada tahun 739, [[Paus Gregorius III]] memohon Karl untuk membantunya melawan Liutprand, namuntetapi Karl segan untuk melawan mantan sekutunya dan mengabaikan permohonan paus tersebut. Meskipun demikian, aplikasi kepausan untuk perlindungan Franka menunjukkan seberapa jauh perjalanan hidup Karl dari ia diekskomunikasi sampai menetapkan hal-hal bagi anak dan cucunya untuk mengatur ulang batas-batas politik Italia untuk memenuhi Kepausan dan melindunginya.
 
== Kematian dan transisi di dalam pemerintahan ==
[[FileBerkas:Charles Martel bad.jpg|thumbjmpl|250px|Gambaran kematian Karl Martell dipada abad ke-14]]
Karl Martell meninggal pada tanggal 22 Oktober 741 di [[Quierzy]] di wilayah yang sekarang adalah [[Aisne]] ''[[Daftar departemen di PerancisPrancis|département]]'', [[Picardie]], [[PerancisPrancis]]. Ia dimakamkan di [[Basilika Saint-Denis]] di [[Paris]].
 
Wilayah-wilayahnya dibagikan di antara anak-anaknya dipada tahun sebelumnya: untuk [[Karlmann (Karoling)|Karlmann]] ia memberikan Austrasia, Alemannia, dan Thüringen, dan untuk [[Pippin yang Pendek|Pippin]] Neustria, Bourgogne, Provence, Metz dan Trier di dalam "Keadipatian Mosel"; [[Grifo]] diberikan beberapa wilayah di sekeliling kerajaan, namuntetapi hanya diberikan kemudian menjelang ajal Karl.<ref name=Riche93/>{{rp|50}}
 
Gibbon menyebutnya sebagai "pahlawan zaman" dan menyatakan "Kekristenan... dihantarkan... oleh seseorang yang jenius dan bernasib baik, Karl Martell."
 
== Peninggalan ==
Di awal karier Karl Martell, ia memiliki banyak lawan dari dalam negeri dan merasa perlu untuk menunjuk penuntut rajanya sendiri, Clotaire IV. Namun bagaimanapun, dinamika pemerintahan di Frankia telah berubah, tidak ada orang Merovingia yang diperlukan, baik untuk pertahanan atau legitimasi: Karl membegi kerajaannya di antara putra-putranya tanpa oposisi (meskipun ia mengabaikan putranya yang muda [[Bernard dari Saint Quentin|Bernard]]). Di antaranya, ia memperkuat negara Franka dengan konsisten mengalahkan, melalui ahli militer yang unggul, sejumlah negara asing yang bermusuhan yang menerka semua sisi, termasuk bangsa Sachsen non-Kristen, yang nantinya akan ditaklukkan sepenuhnya oleh cucunya, Charlemagne, dan Moors, yang ia hentikan di jalan dominasi benua.
 
[[FileBerkas:Charles Martel divise le royaume entre Pépin et Carloman.jpg|thumbjmpl|250px|Karl Martell membagi kerajaan di antara Pippin dan Karlmann. Grandes Chroniques de France. Bibliothèque Nationale.]]
Meskipun ia tidak pernah peduli dengan gelar, namuntetapi tidak begitu dengan putranya, [[Pippin yang Pendek|Pippin]] (Fr.: Pepin), dan akhirnya ia bertanya kepada [[Paus (Katolik Roma)|Paus]] "siapa yang harus menjadi Raja, ia yang memiliki gelar, atau ia yang memiliki kekuasaan?" Paus yang sangat bergantung pada pasukan Franka atas kemerdekaannya dari Lombardia dan kekuasaan ([[Daftar Kaisar Romawi Timur|Kaisar]] [[Daftar Kaisar Romawi Timur|Bizantium]] masih menganggap dirinya sebagai satu-satunya "[[Kaisar Romawi]]" yang sah, dan dengan demikian, merupakan penguasa seluruh provinsi [[Kekaisaran Romawi|Kekaisaran kuno]], diakui atau tidak), menyatakan "ia yang memiliki kekuasaan" dan segera memahkotai Pippin.
 
Beberapa dekade kemudian, dipada tahun 800, putra Pippin, [[Charlemagne]] dinobatkan sebagai kaisar oleh Paus, yang selanjutnya memperluas prinsip dengan mendelegitimasi kewenangan pemilihan Kaisar Bizantium di Semenanjung Italia (yang saat itu telah mencakup setidaknya [[Puglia]] dan [[Calabria]]) dan Galia Romawi kuno, termasuk pos-pos Iberia yang telah didirikan Charlemagne di ''[[Marca Hispanica]]'' di seberang [[Pirenia]], yang sekarang membentuk [[Catalunya]]. Singkatnya, meskipun Kaisar Bizantium menuntut kekuasaan atas seluruh [[Kekaisaran Romawi]] kuno, itu hanya sebagai Kaisar "Romawi" belaka.
 
Sebagian besar [[Kekaisaran Romawi Barat]] telah jatuh di bawah pemerintahan Karoling, Kaisar Bizantium hampir tidak memiliki kekuasaan di Barat sejak abad ke-6, meskipun Charlemagne, seorang politikus yang sempurna, lebih memilih menghindari pelanggaran terbuka dengan Konstantinopel. Sebuah institusi yang unik di dalam sejarah yang sedang dilahirkan: [[Kekaisaran Romawi Suci]]. Meskipun [[Voltaire]] yang sinis mengejek nomenklaturnya, mengatakan bahwa Kekaisaran Romawi Suci adalah "tidak Suci maupun Romawi, dan bukan sebuah Kekaisaran," itu merupakan suatu kekuatan politik yang sangat besar untuk sementara waktu, terutama di bawah kekuasaan wangsa-wangsa [[Wangsa Ottonian|Ottonian]] dan [[Wangsa Salier|Salier]] dan juga yang lebih kecil lagi, wangsa [[Wangsa Hohenstaufen|Staufer]]. Ini berlangsung sampai tahun 1806, dimana waktu tersebut tidak berarti. Meskipun cucunya menjadi kaisar pertamanya, "kekaisaran" seperti itu sebagian besar lahir di masa pemerintahan Karl Martell.
Baris 215:
Karl merupakan seorang tokoh yang paling langka di Abad Pertengahan: seorang jenderal strategis yang brilian, yang juga adalah seorang komandan taktis ''par excellence'', yang mampu di dalam panasnya pertempuran mengadaptasikan rencananya kepada pasukan musuh dan dengan gerakannya yang luar biasa dapat mengalahkan mereka berulang kali, terutama ketika di Tours, mereka jauh lebih unggul di dalam jumlah pasukan dan persenjataan seperti yang terjadi di Berre dan Narbonne. Karl memiliki kualitas besar yang menjabarkan kebesaran sejati sebagai komandan militer: ia meramalkan bahaya musuhnya, dan mempersiapkan untuk menghadapi mereka dengan teliti; ia menggunakan tanah, waktu, tempat dan kesetiaan besar pasukannya untuk mengimbangi persenjataan superior dan taktik musuhnya; ketiga, ia mengadaptasi berulang-ulang musuh di medan peperangan, pergeseran untuk mengimbangi serangan yang tak terduga dan yang tak terlihat.
 
Gibbon, yang mencatat mengenai Karl, bukan hanya ia sendiri di antara sejarawan dipada era pertengahan yang memuji Karl; Thomas Arnold bahkan memperingkatkan kemenangan Karl Martell lebih tinggi daripada kemenangan [[Arminius]] di dalam [[Pertempuran Hutan Teutoburg]] di dalam akibatnya terhadap seluruh sejarah modern:
 
{{quote|Kemenangan Karl Martell di Tours ini merupakan salah satu pelepasan sinyal yang telah mempengaruhi kebahagiaan umat manusia selama berabad-abad.|History of the later Roman Commonwealth, vol ii. p. 317.}}
 
[[FileBerkas:Charles Martel Saint Denis.jpg|thumbjmpl|250px|Makam Karl Martell dipada abad ke-13, [[Basilika Saint-Denis]], yang dibuat di masa pemerintahan [[Louis IX dari PerancisPrancis]].<ref>R.E. Giesey (1960) ''The royal funeral ceremony in Renaissance France,'' p. 31, no. 13.</ref><ref>E.A.R. Brown (1988) ''The Oxford collection of the drawings of Roger de Gaignières and the royal tombs of Saint-Denis,'' p. 11, no. 15.</ref> ]]
[[FileBerkas:Karl Martell.JPG|thumbjmpl|250px|Makam Karl Martell, [[Basilika Saint-Denis]] (keterangan).]]
<nowiki>Para sejarawan Jerman sangat memuji Karl dan mereka yakin bahwa ia menyelamatkan Eropa dan Kekristenan dari seluruh penjajahpasukan Islammuslim, ia dipuji juga atas pemberantasannya terhadap barbar Sachsen yang ganas di wilayah-wilayah perbatasannya. Schlegel menyatakan "kemenangan yang gagah" dengan sesungguhnya dan menceritakan bagaimana "lengan Karl Martell disimpan dan menyelamatkan bangsa-bangsa Kristen Barat dari cengkeraman mematikan seluruh bangsa Islam yang menghancurkan", dan Ranke menunjukkan,
{{quote|sebagai salah satu zaman terpenting di dalam sejarah dunia, yang dimulai dipada abad ke-8, ketika di satu sisi agama Islam mengancam akan menyebarluaskan Italia dan Galia, dan di sisi lain penyembahan berhala kuno bangsa Sachsen dan Frisia yang sekali lagi dipaksa menyeberangi Rhine. Di dalam bahaya ini yayasan Kekristenan, seorang pangeran muda berkebangsaan Jermanik, Karl Martell, muncul sebagai juara mereka, memelihara mereka dengan seluruh tenaga yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri dari desakan luar, dan akhirnya memperpanjang mereka ke wilayah-wilayah baru.</nowiki>
 
DiPada tahun 1922 dan 1923, sejarawan Belgia [[Henri Pirenne]] menerbitkan serangkaian makalah yang dikenal sebagai "Pirenne Thesis", yang tetap berpengaruh sampai hari ini. Pirenne menyatakan bahwa Kekaisaran Romawi melanjutkan di Kerajaan Franka sampai di saat [[Sejarah Islam]] dipada abad ke-7. Penaklukan ini mengganggu perdagangan Mediterania yang menyebabkan penurunan ekonomi Eropa. Penurunan itu berlanjut terus dan dapat mengakibatkan suatu bencana besar jika Karl Martell tidak menghentikan ekspansi Islam ke Eropa dari tahun 732 seterusnya. Yang berhasil ia pertahankan menimbulkan [[Renaisans Karoling]], yang dinamakan sepertinya.
 
Professor Santosuosso diduga membuat ringkasan Karl yang terbaik ketika ia membicarakan tentang kedatangan Karl untuk menyelamatkan sekutu-sekutu Kristen di Provence, dan mendorong umat Islam kembali ke Semenanjung Iberia selamanya di pertengahan dan akhir tahun 730-an:
{{quote|Setelah membuat pasukan di Saragossa, bangsa Islam memasuki wilayah PerancisPrancis dipada tahun 735, menyeberangi Sungai Rhone, merebut dan menjarah Arles. Dari sana mereka menyerang ke jantung Provence, berakhir dengan perebutan Avignon, meskipun dengan perlawanan yang sengit. Pasukan Islam tetap berada di wilayah PerancisPrancis selama sekitar empat tahun lamanya, menjarah Lyon, Bourgogne dan Piedmont. Sekali lagi Karl Martell datang untuk menyelamatkan, merebut kembali hampir seluruh wilayah-wilayah yang hilang di dalam dua kampanye dipada tahun 736 dan 739, kecuali untuk kota Narbonne, yang akhirnya jatuh dipada tahun 759. Ekspedisi kedua (Muslim) mungkin lebih berbahaya dari yang pertama di Poitiers. Namun kegagalan (di tangan Karl) mengakhiri setiap ekspedisi serius Muslim di Pirenia (selamanya).<ref name=Santosuosso2004/>}}
 
Terampil sebagai administrator dan penguasa, Karl menyelenggarakan apa yang akan menjadi pemerintah Eropa abad pertengahan : sebuah sistem keadipatian, setia kepada para baron, comte, adipati dan akhirnya raja, atau di dalam kasusnya, hanya ''maior domus'' dan princeps et dux Francorum. ("[[Mayordomo]], [[Daftar Penguasa Franka|Adipati Franka]]") Koordinasi dekatnya gereja dengan negara memulai pola abad pertengahan bagi pemerintah tersebut. Ia menciptakan apa yang akan menjadi tentara Barat yang pertama berdiri sejak jatuhnya Roma dengan mempertahankan jantung para veteran yang setia di sekeliling dimana ia menyelenggarakan pungutan feodal biasa. Pada intinya, ia merubahmengubah Eropa dari gerombolan barbar yang bertengkar satu sama lain untuk sebuah negara yang terorganisir.
 
=== Permulaan ''[[Reconquista]]'' ===
 
{{Further|Reconquista}}
Meskipun membutuhkan dua dekade bagi Franka untuk mendorong seluruh garnisun Arab keluar dari [[Septimania]] dan menyeberangi [[Pirenia]], penghadangan Karl Martell atas serangan wilayah PerancisPrancis menyumbat gelombang kemajuan Islam dan penyatuan kerajaan Franka di bawah pimpinan Karl, putranya [[Pippin yang Pendek|Pippin]], dan cucunya [[Charlemagne]] menciptakan kekuatan barat yang mencegah perluasan Emir Córdoba atas [[Pirenia]]. Karl yang dipada tahun 732 berada di ambang ekskomunikasi sebaliknya diakui oleh Gereja sebagai pendukung pentingnya. [[Paus Gregorius II]] menulis kepadanya lebih dari sekali, untuk meminta perlindungan dan bantuannya.<ref>Thatcher, Oliver J. & Edgar Holmes McNeal, eds. (1905) "Pope Gregory to His Most Excellent Son, Karl, Sub-King" ["Pope Gregory II – Appeal to Charles Martel, 739"], ''A Source Book for Medieval History,'' p. 102, New York, NY, USA: Scribners, 1905), see [http://www.fordham.edu/halsall/source/g2-martellet.html], accessed 2 August 2015.</ref>
 
Putra Karl, [[Pippin yang Pendek|Pippin]] menepati janji ayahandanya dan kembali untuk merebut Narbonne melalui pengepungan dipada tahun 759. Cucunya, [[Charlemagne]], mendirikan ''[[Marca Hispanica]]'' menyeberangi [[Pirenia]] di bagian dari apa yang sekarang [[Catalunya]], menguasai kembali [[Girona]] dipada tahun 785 dan [[Barcelona]] dipada tahun 801. Bangsa Karolingia menyebut wilayah yang sekarang adalah Spanyol "Perbatasan Moor", dan menganggapnya sebagai kurang lebih bekas wilayah Muslim di Hispania. Wilayah ini membentuk zona penyangga permanen terhadap Islam dan menjadi dasar, bersama dengan upaya-upaya [[Pelayu dari Asturia|Pelayo]] (Latin: Pelagius) dan keturunannya untuk [[Reconquista]].
 
==Peniggalan Peninggalan militer ==
[[FileBerkas:StrasbourgCath BasCoteN 10.JPG|thumbjmpl|350px|Jendela kaca patri yang menggambarkan Karl Martell di [[Katedral Strasbourg]].]]
[[Victor Davis Hanson]] berpendapat bahwa Karl Martell meluncurkan "perjuangan seribu tahun" di antara [[Infantri berat]] bangsa [[Eropa]] dan [[Kavaleri]] [[Muslim]].<ref name=Hanson01/>{{rp|141–166}} Tentu saja Karl juga adalah bapak dari kavaleri berat di Eropa, karena ia mengintegrasi kavaleri lapis baja berat ke dalam pasukannya. Penciptaan ini akan terus bermanjut di sepanjang pemerintahannya, dan juga putranya, [[Pippin yang Pendek|Pippin]], sampai cucunya, [[Charlemagne]], akan memiliki pasukan terbesar dan terbaik di dunia sejak kejayaan Roma.<ref name=Bennett05/> Bangsa Muslim menggunakan infantri yang serupa, pada Pertempuran Toulouse sebagian besar pasukan infantri mereka adalah infantri ringan. Sampai Abdul Rahman Al Ghafiqi membawa pasukan besar kavaleri Arab dan Berber bersamanya ketika ia mengambil emir Al-Andulus yang membuat pasukan Muslim menjadi kavaleri utama.
 
Pasukan Karl merupakan pasukan permanen pertama yang berdiri sejak Roma jatuh dipada tahun 476.<ref name=Bennett05/> Dengan intinya adalah tubuh yang kekar, infantri berat berpengalaman yang ditampilkan beresolusi luar biasa di Tours. Infantri Franka mengenakan seberat 70 pon armor, termasuk perisai kayu yang berat dengan sebuah bos besi. Berdiri berdekatan, dan memiliki disiplin yang baik, mereka tidak terpecahkan di Tours.<ref name=Hanson01/>{{rp|154}} Karl mengambil uang dan properti yang telah disitanya dari gereja dan membayar bangsawan lokal untuk memasok infantri yang terlatih siap di sepanjang tahun.
 
Ini adalah inti dari veteran-veteran yang melayaninya secara permanen, dan seperti yang dikatakan Hanson, "menyediakan pasokan tentara yang dapat diandalkan di sepanjang tahun." Sementara budaya Jermanik lainnya, seperti Visigoth atau Vandal, memiliki tradisi bela diri yang dapat dibanggakan, dan Franka sendiri mengerahkan tentara militer musiman, yang hanya bekerja sebagai tentara pada sekitar masa tanaman dan panen. Ini adalah ciptaan Karl dari sebuah sistem dimana ia dapat memanggil tentara yang bergilir di sepanjang tahun yang menjadikan Karolingia sebagai yang pertama dan permanen sejak jatuhnya Roma di barat.
 
Prestasi militer Karl yang terpenting adalah kemenangan di Tours. Creasy berpendapat bahwa kemenangan Karl "mengawetkan peninggalan kuno dan permata dari peradaban modern." Gibbon menyebut delapan hari dipada tahun 732, seminggu menuju ke Tours dan pertempuran itu sendiri, "peristiwa yang menyelamatkan nenek moyang kita dari Inggris, dan tetangga-tetangga kita di Galia [PerancisPrancis], dari penindasan sipil dan agama dari Al-Quran."
 
Karl menganalisis apa yang diperlukan baginya untuk menahan kekuatan yang lebih besar dan teknologi yang lebih tinggi (pasukan berkuda Muslim telah mengambil baju besi dan perlengkapan kavaleri berat dari kelas ksatria Sassanid, yang dapat membuat baju ksatria berlapis baja). Ia tidak berani mengirim beberapa penunggang kuda melawan kavaleri Islam, dan pasukannya harus melawan musuh di dalam formasi yang digunakan oleh bangsa [[Yunani Kuno]] untuk menahan jumlah pasukan yang lebih besar dan senjata yang lebih unggul, keberanian, dan kerelaan untuk berkorban demi negara: sebuah falangs. Ia melatih tentara-tentaranya di sepanjang tahun dengan menggunakan sebagian dana gereja, dan beberapa darinya telah ikut dengannya sejak kematian ayahandanya. Veteran-veteran yang berdisiplin tinggi inilah yang membawakannya kemenangan di Tours.
Baris 255:
 
[[Herbert George Wells]] mengatakan kekalahan yang menentukan Karl Martell bagi umat Islam di dalam bukunya "Short History of the World:
{{quote|Muslim ketika mereka menyeberangi Pirenia dipada tahun 720 menemukan kerajaan Franka ini di bawah kekuasaan praktis Karl Martell, Mayordomo yang berasal dari keluarga Clovis yang merosot pamornya, dan mengalami kekalahan yang menentukan dari Poitiers (732) di tangannya. Karl Martell ini praktis adalah tuan Eropa utara di Pegunungan Alpen dari Pirenia ke HongariaHungaria."<ref>Wells, H.G. (1922) "The Development of Latin Christendom" (Ch. 45)," in ''A Short History of the World,'' [Location:Publisher], see [http://www.bartleby.com/86/45.html], accessed 2 August 2015.</ref>}}
 
Namun ketika Muslim pertama menyeberangi Pirenia, Aquitaine sebenarnya merupakan sebuah kerajaan mandiri di bawah kekuasaan adipati Eudes dan [[Septimania]] Gothic di luar pemerintahan Franka. Eudes, yang merupakan saingan Karl di selatan, telah melanggar perjanjian perdamaian setelah perang saudara Franka di Neustria dan Austrasia, dan mengumpulkan banyak popularitas dan dukungan Paus atas kemenangannya dipada tahun 721 Pertempuran Toulouse melawan suku Moor. Di malam ekspedisi Muslim utara (731), Karl Martell menyeberangi Loire dan merebut kota Aquitaine, Bourges, sementara Eudes hanya menguasainya sebentar saja.
 
[[John H. Haaren]] mengatakan di ''Famous Men of the Middle Ages'':
Baris 264:
Seperti cucunya, [[Charlemagne]], yang akan menjadi terkenal karena gerakannya yang cepat dan tak terduga di dalam kampanyenya, Karl terkenal karena tidak pernah melakukan apa yang telah diperkirakan musuh-musuhnya, dan karena bergerak jauh lebih cepat daripada yang dipercaya lawan-lawannya dapat ia lakukan. Perlu dicatat bahwa bangsa utara tidak memulai penggerebekan Eropa mereka sampai setelah kematian cucu Karl, [[Charlemagne]]. Mereka memiliki kapasitas A.L. untuk memulai penjarahan mereka setidaknya tiga generasi sebelumnya dan pertahanan yang dibangun terhadap serangan balik di darat, namun memilih untuk tidak menantang Karl, putranya Pippin, atau cucunya, Charlemagne.
 
== ReferensiConclusion ==
[[John Roberts (sejarawan)|J. M. Roberts]] menyatakan Karl Martell di dalam catatannya atas bangsa Karoling di ''History of the World''nya:<ref>J.M. Roberts (1993) ''History of the World,'' p. 315.</ref>
 
::(keturunan Karoling) ini membuat Karl Martell, prajurit yang membalikkan bangsa Arab kembali ke Tours, dan pendukung Santo Bonifasius, penginjil Jerman. Ini merupakan peninggalan besar di dalam sejarah Eropa."
 
Gibbon meringkas peninggalan Karl Martell dengan sangat fasih: "di dalam administrasi melelahkan selama 24 tahun ia memulihkan dan mendukung martabat takhta... oleh aktivitas pejuang yang di dalam kampanye yang sama dapat mengibarkan benderanya di Elbe, Rhone, dan pantai laut."
 
== Keluarga dan keturunan ==
Karl memiliki kehidupan keluarga yang aktif, seperti yang tertulis di dalam catatan-catatan. Karl Martell menikah dua kali, istri pertamanya adalah [[Rotrude dari Hesbaye|Rotrude]], putri baik [[Lambert (682-781)|Lambert II]], atau [[Liutwin]], Comte Trier. Mereka memiliki keturunan sebagai berikut:
{{colbegin|2}}
* [[Hiltrud]],
* [[Karlmann (Karoling)|Karlmann]],<ref name=Riche93/>{{rp|50}}
* Landrade, atau juga disebut Landres,
* [[Auda dari Prancis|Auda]], juga disebut Aldana atau Alane, dan
* [[Pippin yang Pendek]], juga disebut Pippin,<ref name=Riche93/>{{rp|50}}
{{colend|2}}
yang informasinya lebih lanjut dapat ditemukan di dalam artikel yang sesuai dengan mereka disini. Sebagian besar dari mereka menikah dan memiliki keturunan di dalam pernikahan tersebut, sehingga garis keturunan Karl berlanjut. Misalnya, [[Hiltrud]] menikah dengan [[Odilo dari Bayern|Odilo I]] (seorang [[Daftar Penguasa Bayern|Adipati Bayern]]). Landrade mungkin menikah dengan [[Sigramnus|Sigrand]] (Comte Hesbania) namun istri Sigrand mungkin adalah saudari Rotrude. [[Auda dari Prancis|Auda]] menikah dengan [[Thierry I]] (seorang Comte [[Autun]] dan [[Toulouse]]). Karl menikah yang kedua kalinya dengan [[Swanahild|Swanachild]], dan mereka memiliki seorang anak, [[Grifo]].<ref name=Riche93/>{{rp|50}}
 
Akhirnya, Karl Martell juga memiliki seorang gundik yang bernama [[Chrotais|Ruodhaid]], dengan siapa ia memiliki keturunan [[Bernard dari Saint Quentin|Bernard]], [[Hieronymus (Karoling)|Hieronymus]], dan [[Remigius dari Rouen|Remigius]], yang kemudian menjadi [[Keuskupan agung Katolik Roma Rouen|Uskup Agung di Rouen]].
 
== Referensi dan catatan ==
{{reflist}}
 
== Lihat juga ==
* [[Kelompok Charles Martel]]
 
== Pranala luar ==
{{NIE Poster|year=1905}}
{{Portal|Crusades}}
* [http://www.saudiaramcoworld.com/issue/199302/the.arabs.in.occitania.htm Ian Meadows, "The Arabs in Occitania"]: A sketch giving the context of the conflict from the Arab point of view.
* http://www.standin.se/fifteen07a.htm ''Poke's edition of Creasy's "15 Most Important Battles Ever Fought According to Edward Shepherd Creasy" Chapter VII. The Battle of Tours, A.D. 732.''
* Richard Hooker, [http://www.wsu.edu:8080/~dee/ISLAM/UMAY.HTM "Civil War and the Umayyads"]
* [http://www.lbdb.com/TMDisplayBattle.cfm?BID=250 "Leaders and Battles Database"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20020128121614/http://www.lbdb.com/TMDisplayBattle.cfm?BID=250 |date=2002-01-28 }}
* Robert W. Martin, [http://militaryhistory.about.com/b/a/118230.htm "The Battle of Tours is still felt today"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051018154547/http://militaryhistory.about.com/b/a/118230.htm |date=2005-10-18 }}, from [[About.com]]
* [http://www.fordham.edu/halsall/source/732tours.html Medieval Sourcebook: Arabs, Franks, and the Battle of Tours, 732]
* [http://www.fordham.edu/halsall/source/732tours.html Arabs, Franks, and the Battle of Tours, 732: Three Accounts] from the [[Internet Medieval Sourcebook]]
* [http://www.fordham.edu/halsall/source/g2-martellet.html Medieval Sourcebook: Gregory II to Charles Martel, 739]
* [http://fmg.ac/Projects/MedLands/FRANKSMaiordomi.htm#_Toc143752561 Medieval Lands Project]
* {{Cite EB1911|wstitle=Charles Martel |short=x}}
 
{{S-start}}
Baris 288 ⟶ 325:
[[Kategori:Mayordomo]]
[[Kategori:Penguasa Kekaisaran Karoling]]
[[Kategori:Wangsa Karoling]]