Kitab Yesus bin Sirakh

kitab Yesus bin Sirakh, terdapat dalam Deuterokanonika

Kitab Yesus bin Sirakh (atau Kebijaksanaan Ben Sira, atau Hikmat Yesua ben Sira atau Sirakh), disebut orang Kristen sebagai Ecclesiasticus. Kitab ini ditulis sekitar tahun 180-175 s.M. Penulisnya, Yesus bin Sirakh, adalah seorang Yahudi yang tingggal di Yerusalem, yang kemungkinan mempunyai alirannya sendiri dan menulis karyanya di Alexandria (Guillaume). Karyanya ditulis dalam bahasa Ibrani, dan diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani oleh cucunya di Mesir, yang menambahkan bagian pengantarnya.

Para Bapak Gereja Yunani menyebutnya "Hikmat yang Agung". Para Bapak Gereja Latin, sejak Siprianus (Testimonia, ii. 1; iii. 1, 35, 51, 95, et passim), menyebutnya Ecclesiasticus karena kitab ini seringkali dibaca di gereja-gereja, dan karena itu disebut liber ecclesiasticus ("kitab gereja"). Di masa kini kitab ini lebih sering disebut Bin Sirakh, atau Sirakh saja.

Meskipun tidak diterima sebagai bagian dari Tanakh, kanon Alkitab Yahudi, Kebijaksanaan Bin Sirakh dikutip, meskipun tidak begitu sering, di dalam Talmud dan karya-karya dalam sastra rabinik. Kitab ini termasuk dalam Septuaginta dan diterima sebagai bagian dari kanon Alkitab oleh Gereja Katolik Roma dan Ortodoks Timur, tetapi tidak oleh kebanyakan Gereja Protestan.

Penulis

Penulisnya disebutkan di dalam teks Yunani (1:27) "Yesus bin Sirakh dari Yerusalem." Dalam salinan yang dimiliki oleh Saadia Gaon tertulis "Shim'on, anak Yesua, anak El'azar bin Sira"; dan hal yang sama ditemukan di dalam Naskah B Ibrani. Dengan mengubah-ubah posisi dari nama-nama "Shim'on" dan "Yesua'," bunyi yang sama diperoleh seperti yang ditemukan dalam naskah-naskah lain. Ketepatan nama "Shim'on" dikukuhkan oleh versi Siriak, yang di dalamnya tertulis "Yesua', anak Shim'on, yang nama belakangnya adalah Bar Asira." Kesenjangan di antara kedua bacaan "Bar Asira" dan "Bar Sira" perlu dicatat, "Asira" ("tahanan") adalah sebuah etimologi populer dari "Sira". Bukti ini tampaknya menunjukkan bahaw nama si pengarang adalah Yesua, anak Shimon, anak Eleazar bin Sira. ("Yesus" adalah bentuk Indonesia dari "Yesua'". Nama Yunani Ιησους digunakan untuk Yesua' dan Yehosua'.)

Nama belakang Sira berarti "duri" dalam bahasa Aram. Bentuk Yunaninya, Sirach, menambahkan huruf chi, seperti halnya dengan Hakeldamach dalam Kisah 1:19.

Menurut versi Yunani, meskipun tidak ditemukan dalam versi Siriak, si penulis banyak berkelana (34:11) dan seringkali menghadapi bahaya maut (1b:12). Dalam nyanyian dari pasal 51, ia berbicara tentang segala jenis bahaya yang daripadanya Allah telah melepaskannya, meskipun hal ini mungkin hanyalah sebuah tema puitis yang meniru Mazmur. Cemooh yang dihadapinya di hadapan seorang raja tertentu, konon salah satu dari wangsa Ptolemeus, hanya disebutkan di dalam versi Yunani, dan diabadikan di dalam teks Siriak dan Ibrani. Satu-satunya fakta yang diketahui pasti, yang diambil dari teks itu sendiri, ialah bahwa Bin Sirakh adalah seorang sarjana, dan seorang ahli taurat yang sangat paham tentang Taurat, dan khususnya dalam "Kitab-kitab Hikmat."

Pengaruhnya dalam liturgi Yahudi

Bin Sirakh digunakan sebagai dasar dari dua bagian penting dari liturgi Yahudi. Dalam Mahzor (buku doa hari kudus), seorang penyair Yahudi abad pertengahan menggunakan Bin Sirakh sebagai dasar untuk sebuah puisi, KeOhel HaNimtah, dalam kebaktian musaf ("tambahan") Yom Kippur. Penelitian yang belakangan menunjukkan bahwa kitab ini merupakan dasar dari doa yang paling penting dari semua doa Yahudi, Amidah. Bin Sirakh tampaknya memberikan kosa kata dan kerangka bagi banyak dari berkat Amidah.

Pranala luar

Portal:Kristen