Kyoto

kota di Jepang
Revisi sejak 1 Agustus 2006 01.06 oleh YurikBot (bicara | kontrib) (robot Adding: tr:Kyoto)

Kyōto Sound dengarkan. (bahasa Jepang: 京都市; Kyōto-shi) adalah kota dengan banyak situs-situs bersejarah di Jepang. Kyoto mempunyai penduduk sebesar 1,5 juta jiwa. Kyoto merupakan ibu kota Prefektur Kyoto, serta merupakan bagian dari daerah metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto.

Kuil Kinkaku-ji

Ibu kota istana (都城, tojō) bernama Heian-kyō (平安京, ibu kota zaman Heian) ditetapkan sebagai ibu kota Jepang di tahun 974. Sebagai ibu kota (, miyako), tempat ini kemudian menjadi pusat pemerintahan dan budaya Jepang. Pada zaman itu, kyō no miyako (京の都) merupakan kata benda yang digunakan untuk menyebut ibu kota yang berubah arti menjadi nama tempat, sehingga kota ini dikenal sebagai Kyoto (京都).

Pada zaman dulu, Kyoto disebut Kyōraku (京洛), Rakuchū (洛中) atau Rakuyō (洛陽). Penamaan ibu kota seperti ini mengikuti kekaisaran Tiongkok yang mempunyai ibu kota di Rakuyō (洛陽). Kata benda untuk "pergi ke Kyoto" disebut Jōkyō (上京) atau Jōraku (上洛). Setelah ibu kota pindah ke Tokyo, hanya Jōraku suru yang berarti pergi ke Kyoto bagi orang-orang yang tinggal di kota-kota lain termasuk Tokyo.

Sejarah

Sejarah Kyoto dimulai sejak kaisar Kanmu (kaisar Jepang ke-50) memindahkan ibu kota dari Nagaoka-kyō ke Heian-kyō, akibat penanggung jawab pembangunan Nagaoka-kyō yang bernama Fujiwara Tanetsugu tewas dibunuh. Ada penjelasan yang mengatakan ibu kota harus dipindahkan ke Kyoto untuk mengatasi pengaruh agama Buddha di Nara yang kekuatannya terpusat di sejumlah kuil-kuil yang disebut Nanto-jiin(南都寺院). Penjelasan lain mengatakan ibu kota perlu dipindahkan dari ibu kota kekaisaran milik garis keturunan kaisar Tenmu ke ibu kota baru untuk kaisar dari garis keturunan kaisar Tenji.

Heian-kyō dibangun dengan mematuhi prinsip Feng shui. Kyoto dikelilingi gunung-gunung di empat penjuru angin. Di sebelah timur terdapat sungai Kamo, di sebelah barat terdapat sungai Katsura yang alirannya meliuk-liuk ke sebelah selatan. Istana didirikan di tengah kota dan wilayah kota dibagi ke dalam blok-blok berbentuk persegi empat meniru model ibu kota istana di Tiongkok. Di tengah-tengah kota terdapat jalan raya utara-selatan bernama Suzaku-Ōji yang sekarang menjadi Jalan Senbon-dōri. Gunung Funaoka menjulang di sebelah utara.

Ekonomi Heian-kyō berkembang dengan pesat karena sistem politik Ritsuryō-sei yang sudah tidak dipraktekkan lagi. Pusat kota berada di sekitar sungai Kamo dan Daidairi-Gosho.

Di zaman Kamakura, peran Kyoto sebagai kota pemerintahan mulai pudar karena pusat kekuasaan politik pindah ke Kamakura, tapi peran sebagai pusat ekonomi semakin kuat.

Perang Jōkyu yang dimenangkan Keshogunan Kamakura membuka kesempatan bagi pemerintah Keshogunan Kamakura untuk membangun kantor pemelihara keamanan di Kyoto yang disebut Rokuhara Tandai untuk mengawasi kegiatan kaum bangsawan istana.

Di akhir zaman Kamakura, shogun Ashikaga Takauji menghancurkan Rokuhara Tandai. Setelah kejatuhan pemerintah Keshogunan Kamakura, kaisar Godaigo memulihkan kekuasaan ke tangan kaisar (Kenmu-no-shinsei). Sistem pemerintahan baru ternyata mengundang ketidakpuasan di kalangan bushi. Ashikaga Takauji memberontak melawan kaisar dan membangun Istana Utara yang menandai dimulainya zaman Namboku-chō.

Di zaman Muromachi, Keshogunan Muromachi kembali menetapkan Kyoto sebagai ibu kota pemerintahan. Pada saat yang bersamaan, Kyoto mencatat pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pada zaman ini lahir tradisi pemerintahan kota oleh warga kota yang dipimpin pengusaha sukses yang berpengaruh.

Shogun Ashikaga Yoshimitsu mendirikan rumah kediaman mewah yang bernama Hana-no-Gosho di wilayah Kitakoji, Muromachi (sekarang di distrik Kamigyō). Hana-no-Gosho yang menjadi tempat tinggal keluarga Ashikaga Yoshimitsu habis terbakar di masa Perang Ōnin (1467-1477). Shogun Ashikaga Yoshimitsu tinggal di Kitakoji Muromachi, sehingga dikenal sebagai Muromachi-dono (Tuanku Muromachi).

Di masa Perang Ōnin yang mengawali zaman Sengoku, sebagian besar kota Kyoto sudah habis terbakar dan menjadi lebih terpuruk lagi setelah berulang kali dilanda peperangan.

Pada zaman Sengoku, Kyoto dijadikan kota benteng. Kamigyō dan Shimogyō dipisahkan oleh parit pertahanan yang diberi nama O-kamai (御構). Parit digali mengelilingi masing-masing wilayah untuk memisahkan Kamigyō yang dikuasai pasukan timur (Higashi-gun) dan Shimogyō yang dikuasai pasukan barat (Nishi-jin). Kedua wilayah ini dipisahkan ladang-ladang dan dihubungkan oleh jalan Muromachi-dōri.

Kyoto bangkit di bawah perlindungan Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi dan warga kota yang berpengaruh. Pembangunan kembali ibu kota dilakukan dalam skala besar di bawah pimpinan Toyotomi Hideyoshi. Hideyoshi membangun rumah kediaman resmi yang disebut Jurakudai, kompleks kediaman samurai, dan memusatkan kuil agama Buddha yang tersebar di banyak tempat ke dalam daerah khusus. Hideyoshi memperbaiki istana kaisar dan membangun tempat kediaman para bangsawan. Tata kota yang terencana rapi masih bisa dilihat hingga saat ini di Kyoto.

Peran Kyoto sebagai "ibu kota" tidak berubah walaupun di abad ke-17, pusat pemerintahan dipindahkan ke Edo. Kyoto semakin makmur sebagai kota perdagangan, menempati urutan ketiga setelah Edo dan Osaka, dan jumlah penduduk bertambah mencapai setengah juta orang.

Prefektur Kyoto didirikan setelah Restorasi Meiji. Kyoto dibagi menjadi dua distrik, distrik Kamigyō dan distrik Shimogyō. Pada tahun 1889, distrik Kamigyō dan distrik Shimogyō bergabung membentuk kota Kyoto yang berada di bawah yurisdiksi Prefektur Kyoto. Kota lama Kyoto yang terkenal sejak sebelum zaman Edo bisa dikatakan hanya menempati sebagian daerah dalam kota Kyoto, karena Kyoto menjadi semakin luas dengan penggabungan beberapa kota dan desa di sekitarnya.

Universitas di Kyoto

Kyoto dikenal sebagai kota pelajar di Jepang. Di Kyoto terdapat lebih dari 37 universitas dan akademi. Tiga universitas terbesar dan paling terkenal yang ada di Kyoto adalah Universitas Kyoto, Universitas Dōshisha dan Universitas Ritsumeikan. Universitas Kyoto dianggap sebagai salah satu perguruan tinggi negeri yang paling prestisius di Jepang dan telah menghasilkan beberapa penerima hadiah Nobel.

Transportasi

Kyoto dapat dicapai dengan kereta Shinkansen, dua jam lebih dari Tokyo dan sekitar 15 menit dari Osaka. Jaringan kereta JR, Keihan, Hankyu, dan Kintetsu menghubungan Kyoto dengan kota-kota lain di daerah Kansai.

Kereta ekspress JR Haruka menghubungkan Bandar Udara Internasional Kansai dengan Stasiun JR Kyoto.

Kereta bawah tanah, bis kota, dan taksi adalah pilihan transportasi di dalam kota Kyoto.

Tempat-tempat wisata

 
Kuil Ginkaku-ji
 
Kiyomizudera di musim Sakura
 
Taman batu kerikil di kuil Ryoanji

Kyoto yang sarat dengan peninggalan budaya merupakan tujuan pariwisata budaya paling utama di Jepang. Kyoto selalu indah sepanjang tahun, salju di musim dingin, mekarnya bunga Sakura di musim semi, bukit-bukit yang sejuk di musim panas, dan pemandangan warna-warni daun musim gugur.

Distrik

Kyoto mempunyai 11 distrik (ku):

Demografi

Hingga 2003, kota Kyoto mempunyai jumlah penduduk sebesar 1.466.163 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 2.402,68 orang per km². Total luas wilayahnya adalah 610,22 km².

Kota kembar

Kyoto mempunyai hubungan kota kembara dengan:

Pranala luar