Martin Heidegger: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Deansyahrizky (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
 
(43 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7:
color = #B0C4DE |
 
image_name = Martin Heidegger for4 (1960) WPcropped.jpg|
image_size = 200px |
 
<!-- Information -->
name = Martin Heidegger |
birth_date = [[September 26]], [[1889]]
|birth_place = [[Messkirch|Meßkirch]], Germany
|death_date = {{dda|df=yes|1976|05|26|1889|09|26}}
Baris 23:
}}
 
[[Berkas:Geburtshaus Heidegger Sonne.JPG|jmpl|The Mesmerhaus di [[Meßkirch]], tempat Heidegger tumbuh]]
 
[[Berkas:GeburtshausGrab Heidegger Sonne.JPG|thumbka|The Mesmerhaus di [[Meßkirch]], tempatjmpl|Makam Heidegger tumbuh]]
'''Martin Heidegger''' ({{lahirmati|[[Meßkirch]], [[Jerman]]|26|9|1889||26|5|1976}}) adalah seorang [[filsuf]] asal [[Jerman]]. Ia belajar
[[Berkas:Grab Heidegger.JPG|right|thumb|Makam Heidegger]]
di [[Universitas Freiburg]] di bawah [[Edmund Husserl]], penggagas [[fenomenologi]], dan kemudian menjadi profesor di sana [[1928]]. Ia memengaruhi banyak filsuf lainnya, dan murid-muridnya termasuk [[Hans-Georg Gadamer]], [[Hans Jonas]], [[Emmanuel Levinas]], [[Hannah Arendt]], [[Leo Strauss]], [[Xavier Zubiri]] dan [[Karl Löwith]]. [[Maurice Merleau-Ponty]], [[Jean-Paul Sartre]], [[Jacques Derrida]], [[Michel Foucault]], [[Jean-Luc Nancy]], dan [[Philippe Lacoue-Labarthe]] juga mempelajari tulisan-tulisannya dengan mendalam. Selain hubungannya dengan fenomenologi, Heidegger dianggap mempunyai pengaruh yang besar atau tidak dapat diabaikan terhadap [[eksistensialisme]], [[dekonstruksi]], [[hermeneutika]] dan [[pasca-modernisme]]. Ia berusaha mengalihkan [[filsafat Barat]] dari pertanyaan-pertanyaan metafisis dan epistemologis ke arah pertanyaan-pertanyaan [[ontologi]]s, artinya, pertanyaan-pertanyaan menyangkut makna [[keberadaan]], atau apa artinya bagi manusia untuk berada. Heidegger juga merupakan anggota akademik yang penting dari [[Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei]].
'''Martin Heidegger''' ({{lahirmati|[[Meßkirch]], [[Jerman]]|26|9|1889||26|5|1976}}) adalah seorang [[filsuf]] asal [[Jerman]]. Ia belajar
di [[Universitas Freiburg]] di bawah [[Edmund Husserl]], penggagas [[fenomenologi]], dan kemudian menjadi profesor di sana [[1928]]. Ia memengaruhi banyak filsuf lainnya, dan murid-muridnya termasuk [[Hans-Georg Gadamer]], [[Hans Jonas]], [[Emmanuel Levinas]], [[Hannah Arendt]], [[Leo Strauss]], [[Xavier Zubiri]] dan [[Karl Löwith]]. [[Maurice Merleau-Ponty]], [[Jean-Paul Sartre]], [[Jacques Derrida]], [[Michel Foucault]], [[Jean-Luc Nancy]], dan [[Philippe Lacoue-Labarthe]] juga mempelajari tulisan-tulisannya dengan mendalam. Selain hubungannya dengan fenomenologi, Heidegger dianggap mempunyai pengaruh yang besar atau tidak dapat diabaikan terhadap [[eksistensialisme]], [[dekonstruksi]], [[hermeneutika]] dan [[pasca-modernisme]]. Ia berusaha mengalihkan filsafat Barat dari pertanyaan-pertanyaan metafisis dan epistemologis ke arah pertanyaan-pertanyaan [[ontologi]]s, artinya, pertanyaan-pertanyaan menyangkut makna [[keberadaan]], atau apa artinya bagi manusia untuk berada. Heidegger juga merupakan anggota akademik yang penting dari [[Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei]].
 
== Masa kecil dan pendidikan ==
 
Heidegger dilahirkan di sebuah keluarga desa di [[Messkirch|Meßkirch]], Jerman, dan diharapkan kelak menjadi seorang pendeta. DiPada masa remajanya, ia dipengaruhi oleh [[Aristoteles]] yang dikenalnya lewat [[teologi]] Kristen. Konsep tentang [[Ada]], dalam pengertian tradisional ini, yang berasal dari [[Plato]], adalah perkenalan pertamanya dengan sebuah gagasan yang kelak ditanamkannya pada pusaatpusat karyanya yang paling terkenal, ''[[Being and Time]]'' (bahasa Jerman: ''Sein und Zeit'') ([[1927]]). Keluarganya tidak cukup kaya untuk mengirimnya ke universitas, dan ia membutuhkan bea siswabeasiswa. Untuk maksud tersebut, ia harus belajar agama. Heidegger juga tertarik akan matematika. Ketika ia belajar sebagai mahasiswa, ia meninggalkan teologi dan beralih kepada filsafat, karena ia menemukan sumber pendanaan lain untuk studinya. Ia menulis disertasi doktoralnya berdasarkan sebuah teks yang saat itu dianggap sebagai karya [[Duns Scotus]], seorang pemikir etika dan keagamaan [[abad ke-14]], namun belakangan orang menduga itu adalah karya [[Thomas dari Erfurt]].
 
Heidegger mulanya adalah seorang pengikut [[fenomenologi]]. Secara sederhana, kaum [[fenomenologi|fenomenolog]] menghampiri filsafat dengan berusaha memahami pengalaman tanpa diperantarai oleh pengetahuan sebelumnya dan asumsi-asumsi teoretis abstrak. [[Edmund Husserl]] adalah pendiri dan tokoh utama aliran ini, sementara Heidegger adalah mahasiswanya dan hal inilah yang meyakinkan Heidegger untuk menjadi seorang fenomenolog. Heidegger menjadi tertarik akan pertanyaan tentang "Ada" (atau apa artinya "berada"). Karyanya yang terkenal ''Being and Time'' (Ada dan Waktu) dicirikan sebagai sebuah ontologi fenomenologis. Gagasan tentang Ada berasal dari [[Parmenides]] dan secara tradisional merupakan salah satu pemikiran utama dari filsafat [[Barat]]. Persoalan tentang keberadaan dihidupkan kembali oleh Heidegger setelah memudar karena pengaruh tradisi metafisika dari [[Plato]] hingga [[Descartes]], dan belakangan ini pada [[Masa Pencerahan]]. Heidegger berusaha mendasarkan Adakeberadaan di dalam waktu, dan dengan demikian menemukan hakikat atau makna yang sesungguhnya dalam artian kemampuannya untuk kita pahami.
 
Demikianlah Heidegger memulai di mana Ada itu dimulai, yakni di dalam filsafat [[Yunani]], dengan membangkitkan kembali suatu masalah yang telah lenyap dan yang kurang dihargai dalam filsafat masa kini. Upaya besar Heidegger adalah menangani kembali gagasan Plato dengan serius, dan pada saat yang sama menggoyahkan seluruh dunia Platonis dengan menantang saripati Platonisme - memperlakukan Ada bukan sebagai sesuatu yang nirwaktu dan transenden, melainkan sebagai yang imanen (selalu hadir) dalam waktu dan sejarah. Hal ini yang mengakibatkan kaum Platonis seperti [[George Grant]] yang menghargai kecemerlangan Heidegger sebagai seorang pemikir meskipun mereka tidak setuju dengan analisisnya tentang Ada dan konsepsinya tentang gagasan Platoniknya.
 
Meskipun Heidegger adalah seorang pemikir yang luar biasa kreatif dan asli, dia juga meminjam banyak dari pemikiran [[Friedrich Nietzsche]] dan [[Soren Kierkegaard]]. Heidegger dapat dibandingkan dengan [[Aristoteles]] yang menggunakan dialog Plato dan secara sistematis menghadirkannya sebagai satu bentuk gagasan. BagituBegitu juga Heidegger mengambil intisari pemikiran Nietzsche dari sebuah fragmen yang tak terbit dan menafsirkannya sebagai bentuk puncak metafisika barat. Karya Heidegger berupa transkrip perkuliahan selama [[1936]] tentang ''Nietzsche’s Will to Power as Art'' yang dirasa kurang bernilai akademis dibandingkan karyanya sendiri yang lebih asli. Konsep Heidegger tentang kecemasan angst dan das sein berasal dari konsep Kierkegaard tentang kecemasan, pentingnya relasi subjektivitas dengan kebenaran, eksistensi di hadapan kematian, kesementaraan eksistensi, dan pentingnya afirmasi diri dari Ada seseorang di dalam dunia.
 
Martin Heidegger dianggap sebagai salah satu filsuf terbesar dari [[abad 20]]. Arti pentingnya hanya dapat disaingi oleh [[Ludwig Wittgenstein]]. Gagasannya merasuki berbagai bidang penelitian yang luas. Karena diskusi Heidegger tentang ontologi maka dia kerap dianggap salah satu pendiri eksistensialisme dan gagasannya kerap mewarnai banyak karya besar filsafat seperti karya [[Jean-Paul Sartre|Sartre]] yang mengadopsinya banyak gagasannya, meskipun Heidegger bersikeras bahwa Sartre salah memahami gagasannya. Gagasannya diterima di seluruh Jerman, PerancisPrancis, dan Jepang hingga banyak pengikut di Amerka Utara sejak [[1970]]-an. Meskipun demikian, gagasannya dianggap sebagai tak bernilai oleh beberapa pemikir kontemporer seperti mereka yang di dalam [[Lingkaran Wina]],[[Theodor Adorno]], dan filsuf Inggris [[Bertrand Russell]] dan [[Alfred Ayer]].
 
Penolakan Heidegger akan konsep seperti pembedaan fakta dan nilai, penambahan komponen etis pada filsafatnya, kekritisannya terhadap sains dan [[teknologi]] modern, dan klaimnya akan kesalahpahaman akan pikirannya kerap membingungkan para filsuf lain. Serangan terhadap gagasannya nampaktampak menjadi satu-satunya kemungkinan yang dapat dilakukan, terlebih ditambah dengan tingkah laku pribadinya yang tampak secara moral dan politik ambigu.
 
== PhilosophyFilsafat ==
=== ''Sein und Zeit'' ===
 
Karya terpenting Heidegger adalah ''[[Being and Time]]'' ([[German (language)|German]] ''Sein und Zeit'', [[1927]]). Meskipun karya yang terbit hanyalah sepertiga dari total rencana keseluruhan sebagaimana tampak dalam pengantarnya namun karya ini menunjukkan satu titik balik dalam [[filsafat kontinental]]. Karya ini berpengaruh besar dan luas serta masih menjadi salah satu karya yang paling banyak dibicarakan pada abad ke-20. Banyak paham filsafat, seperti eksistensialisme dan dekonstruksi, yang berhutang banyak pada ''Being and Time''.
=== ''Being and Time'' ===
 
Dalam karya ini, Heidegger memepertanyakan makna dari ''ada'': apa maknanya bila sesuatu entitas dikatakan ''ada''? Pertanyaan ini adalah satu pertanyaan mendasar dalam caakupan wilayah ontologi. Dalam pendekatannya Heidegger terpisah dari tradisi Aristotelian dan Kantian yang mendekati pertanyaan itu dari sudut pandang logika. Secara implisit mereka mengatakan bahwa pengetahuan teoretis mewakili relasi mendasar antara individu dan ''ada'' di dunia sekitarnya (mencakup juga dirinya sendiri).
Karya terpenting Heidegger adalah ''[[Being and Time]]'' ([[German (language)|German]] ''Sein und Zeit'', [[1927]]). Meskipun karya yang terbit hanyalah sepertiga dari total rencana keseluruhan sebagaimana tampak dalam pengantarnya namun karya ini menunjukkan satu titik balik dalam filsafat kontinental. Karya ini berpengaruh besar dan luas serta masih menjadi salah satu karya yang paling banyak dibicarakan pada abad ke-20. Banyak paham filsafat, seperti eksistensialisme dan dekonstruksi, yang berhutang banyak pada ''Being and Time''.
 
Heidegger menolak tesis ini dengan mengawali pendekatannya dari fenomena keterlibatan yang disebutnya sebagai ''sorge''. Perilaku manusia adalah sebuah keterlibatan secara aktif dengan objek keseharian di sekelilingnya. Dia bukan seorang pengamat pasif yang mengambil jarak dari dunianya. Pendapatnya ini sekaligus sebuah kritik bagi pemikiran Cartesian yang mengagungkan "aku" sebagai objek berpikir murni yang terpisah dari dunianya. Heidegger mengritik pernyataan terkenal Descartes ''aku berpikir maka aku ada'' yang terlalu menekankan pada aku berpikir dan lupa bahwa seharusnya aku ada terlebih dahulu barulah kemudian aku bisa berpikir. Fakta mendasar dari eksistensi manusia adalah bahwa kita telah 'ada di dalam dunia'. Dunia adalah karakter dari ada di dalam dunia, yang selanjutnya disebut dengan das sein.
Dalam karya ini, Heidegger memepertanyakan makna dari ''ada'': apa maknanya bila sesuatu entitas dikatakan ''ada''? Pertanyaan ini adalah satu pertanyaan mendasar dalam caakupan wilayah ontologi. Dalam pendekatannya Heidegger terpisah dari tradisi Aristotelian dan Kantian yang mendekati pertanyaan itu dari sudut pandang logika. Secara implisit mereka mengatakan bahwa pengetahuan teoritis mewakili relasi mendasar antara individu dan ''ada'' di dunia sekitarnya (mencakup juga dirinya sendiri).
 
Selanjutnya Heidegger menolak kategori subjek-ojek yang kerap dikenakan oleh filsuf pasca Descartes. Sesuatu bermakna bagi kita hanya dalam penggunaannya pada konteks tertentu yang telah ditetapkan oleh norma sosial.
Heidegger menolak tesis ini dengan mengawali pendekatannya dari fenomena keterlibatan yang disebutnya sebagai ''sorge''. Perilaku manusia adalah sebuah keterlibatan secara aktif dengan objek keseharian di sekelilingnya. Dia bukan seorang pengamat pasif yang mengambil jarak dari dunianya. Pendaatnya ini sekaligus sebuah kritik bagi pemikiran Cartesian yang mengagungkan "aku" sebagai objek berpikir murni yang terpisah dari dunianya. Heidegger mengritik pernyataan terkenal Descartes ''aku berpikir maka aku ada'' yang terlalu menekankan pada aku berpikir dan lupa bahwa seharusnya aku ada terlebih dahulu barulah kemudian aku bisa berpikir. Fakta mendasar dari eksistensi manusia adalah bahwa kita telah 'ada di dalam dunia'. Dunia adalah karakter dari ada di dalam dunia, yang selanjutnya disebut dengan das sein.
 
Selanjutnya Heidegger menolak kategori subjek-ojek yang kerap dikenakan oleh filsuf pasca Descartes. Sesuatu bermakna bagi kita hanya dalam penggunaannya pada konteks tertentu yang telah ditetapkan oleh norma sosial.
 
Namun, semua norma-norma secara radikal kontingen. Kontingensi mereka terungkap dalam fenomena dasar Angst, di mana semua norma murtad dan makhluk muncul sebagai tidak ada yang khusus, dalam kesia penting mereka. (Berlawanan dengan beberapa interpretasi eksistensialis Heidegger, ini tidak berarti bahwa keberadaan semua tidak masuk akal, melainkan berarti keberadaan yang selalu memiliki potensi untuk absurditas.) Pengalaman Angst mengungkapkan keterbatasan penting dari manusia.
 
Fakta bahwa makhluk dapat muncul, baik sebagai bermakna dalam konteks atau sebagai berarti dalam pengalaman Angst, tergantung pada fenomena sebelumnya: bahwa makhluk dapat muncul sama sekali. Heidegger menyebut muncul makhluk "kebenaran", yang ia mendefinisikandefinisikan sebagai ''unconcealment'' daripada kebenaran. Ini "kebenaran makhluk", diri mereka wahyu, melibatkan jenis yang lebih mendasar kebenaran, "pengungkapan berada di mana makhluk makhluk ini yg tak disembunyikan." Inilah ''unconcealment'' menjadi yang mendefinisikan eksistensi manusia untuk Heidegger: manusia adalah bahwa menjadi untuk siapa makhluk adalah masalah, yaitu, untuk siapa yang muncul seperti itu (kata Heidegger untuk seperti suatu entitas, yang dibayangkan bisa memiliki non- instantiations manusia, adalah Da-sein). Inilah sebabnya mengapa Heidegger mulai penyelidikan ke dalam makna kebersamaan dengan penyelidikan esensi manusia; ontologi Da sein adalah ontologi fundamental. Para ''unconcealment'' menjadipada dasarnya adalah fenomena temporal dan historis (maka "waktu" di Menjadi dan Waktu); apa yang kita sebut masa lalu, sekarang, dan masa depan sesuai originarily untuk aspek ''unconcealment'' ini dan tidak untuk tiga wilayah yang saling eksklusif dari waktu homogen yang mengukur jam (meskipun jam-waktu adalah turunan dari waktu originary dari ''unconcealment'', seperti Heidegger mencoba menunjukkan dalam bab-bab sulit buku akhir).
 
Pemahaman total menjadi hasil dari penjelasan dari pengetahuan implisit menjadi yang melekat pada semua perilaku manusia. Filsafat demikian menjadi suatu bentuk penafsiran, inilah mengapa teknik Heidegger dalam Being and Time sering disebut sebagai fenomenologi hermeneutik. MenjadiMengada dan Waktu, yang tidak lengkap, berisi pernyataan Heidegger proyek ini dan penafsirannya tentang keberadaan manusia dan cakrawala temporal, tetapi tidak mengandung bekerja di luar makna menjadi seperti itu atas dasar penafsiran ini. Tugas ambisius diambil dengan cara yang berbeda dalam karya-karyanya berikutnya (lihat di bawah).
 
Sebagai bagian dari proyek ontologis nyaontologisnya, Heidegger melakukan reinterpretasi filsafat Barat sebelumnya. Dia ingin menjelaskan mengapa dan bagaimana pengetahuan teoritisteoretis datang tampak seperti hubungan yang paling mendasar untuk menjadi. Penjelasan ini mengambil bentuk sebuah ''destructuring'' (Destruktion) dari tradisi filsafat, strategi interpretif yang mengungkapkan pengalaman mendasar yang pada dasar filsafat sebelumnya. Dalam MenjadiMengada dan Waktu ia sempat destructures filsafat Descartes, dalam bekerja kemudian dia menggunakan pendekatan ini untuk menafsirkan filsafat [[Aristoteles]], [[Kant]], [[Hegel]], dan [[Plato]], antara lain. Teknik ini diberikan pengaruh yang besar pada pendekatan dekonstruktif [[Derrida]], meskipun ada perbedaan yang sangat penting antara dua metode.
 
MenjadiMengada dan Waktu adalah prestasi yang menjulang tinggi dari awal karirkarier Heidegger, tetapi ada karya-karya penting lainnya dari periode ini, termasuk Die Grundprobleme der Phänomenologie (Masalah Dasar Fenomenologi, 1927), Kant und das Masalah der Metaphysik (Kant dan Masalah Metafisika , 1929), dan "Apakah ist Metaphysik?" ("Apa itu Metafisika?", 1929).
 
Meskipun Heidegger mengklaim bahwa semua tulisannya bersangkutan satu pertanyaan, pertanyaan menjadi, pada tahun-tahun setelah penerbitan dan Waktu Menjadi fokus karyanya berangsur berubah. Perubahan ini sering disebut sebagai Heidegger Kehre (berbalik). Dalam karya-karyanya berikutnya, Heidegger berubah dari "melakukan" untuk "tinggal." Dia berfokus kurang pada cara di mana struktur yang terungkap dalam perilaku sehari-hari dan dalam pengalaman Angst, dan lebih pada cara di mana perilaku itu sendiri tergantung pada sebelum "keterbukaan menjadi." Esensi manusia adalah pemeliharaan keterbukaan ini. (Perbedaan antara karya Heidegger awal dan akhir lebih merupakan perbedaan penekanan dari istirahat radikal seperti bahwa antara karya-karya awal dan akhir dari Wittgenstein, tetapi cukup penting untuk membenarkan sebuah divisi dari korpus Heidegger menjadi "awal" (kira-kira, pra-1930) dan "terlambat" tulisan).
=== Later works ===
 
Heidegger menentang keterbukaan ini kepada "kehendak untuk berkuasa" dari subjek manusia modern, yang bawahan makhluk untuk tujuannya sendiri daripada membiarkan mereka "menjadi apa yang mereka." Heidegger menafsirkan sejarah filsafat barat sebagai periode singkat keterbukaan otentik untuk berada di saat-Sokrates pra, terutama [[Parmenides]], [[Heraclitus]], dan [[Anaximander]], diikuti dengan periode lama semakin didominasi oleh subjektivitas nihilistik, diprakarsai oleh Plato dan memuncak pada Nietzsche.
Although Heidegger claimed that all of his writings concerned a single question, the question of being, in the years after the publication of ''[[Being and Time]]'' the focus of his work gradually changed. This change is often referred to as Heidegger's ''Kehre'' (turn). In his later works, Heidegger turns from "doing" to "dwelling." He focuses less on the way in which the structures of being are revealed in everyday behavior and in the experience of [[Angst]], and more on the way in which behavior itself depends on a prior "openness to being." The essence of being human is the maintenance of this openness. (The difference between Heidegger's early and late works is more a difference of emphasis than a radical break like that between the early and late works of [[Ludwig Wittgenstein|Wittgenstein]], but it is important enough to justify a division of the Heideggerian corpus into "early" (roughly, pre-1930) and "late" writings.)
 
Dalam tulisan-tulisan kemudian, dua tema berulang yang puisi dan teknologi. Heidegger melihat puisi sebagai cara yang unggul di mana makhluk yang terungkap "dalam diri mereka." Para pemain bahasa puisi (yang, untuk Heidegger, esensi dari bahasa itu sendiri) mengungkapkan permainan keberadaan dan ketiadaan yang sedang sendiri. Heidegger berfokus terutama pada puisi Holderlin.
Heidegger opposes this openness to the "will to power" of the modern human subject, who subordinates beings to his own ends rather than letting them "be what they are." Heidegger interprets the history of western philosophy as a brief period of authentic openness to being in the time of the pre-Socratics, especially [[Parmenides]], [[Heraclitus]], and [[Anaximander]], followed by a long period increasingly dominated by [[nihilism|nihilistic]] subjectivity, initiated by [[Plato]] and culminating in [[Friedrich Nietzsche|Nietzsche]].
 
Melawan kekuatan mengungkapkan puisi, Heidegger menetapkan kekuatan teknologi. Inti dari teknologi adalah konversi dari seluruh alam semesta makhluk menjadi dibeda-bedakan "berdiri cadangan" (Bestand) dari energi yang tersedia untuk penggunaan manusia yang memilih untuk meletakkannya. Cadangan berdiri mewakili nihilisme yang paling ekstrem, karena makhluk makhluk benar-benar tunduk pada kehendak subjek manusia. Heidegger tidak tegas mengutuk teknologi; ia percaya bahwa dominasi yang semakin meningkat bisa membuat itu mungkin bagi manusia untuk kembali ke tugas otentik tentang tugas sedang. Namun, banyak karya kemudian Heidegger dicirikan oleh nostalgia agraria jelas.
In the later writings, two recurring themes are poetry and technology. Heidegger sees poetry as a preeminent way in which beings are revealed "in their being." The play of poetic language (which is, for Heidegger, the essence of language itself) reveals the play of presence and absence that is being itself. Heidegger focuses especially on the poetry of [[Friedrich Hölderlin|Hölderlin]].
 
Karya-karya penting Heidegger kemudian termasuk Vom Wesen der Wahrheit ("Di Esensi Kebenaran," [[1930]]), Der Ursprung des Kunstwerkes ("Asal Karya Seni," [[1935]]), Bauen Wohnen Denken ("Membangun Berpikir Tempat Tinggal," [[1951]]), dan Die Frage nach der Technik ("Pertanyaan Mengenai Teknologi," [[1953]]) dan Apakah heisst Denken? ("Apa Apakah Disebut Berpikir?" [[1954]]).
Against the revealing power of poetry, Heidegger sets the force of technology. The essence of technology is the conversion of the whole universe of beings into an undifferentiated "standing reserve" (''Bestand'') of energy available for any use to which humans choose to put it. The standing reserve represents the most extreme nihilism, since the being of beings is totally subordinated to the will of the human subject. Heidegger does not unequivocally condemn technology; he believes that its increasing dominance might make it possible for humanity to return to its authentic task of the stewardship of being. Nevertheless, many of Heidegger's later works are characterized by an unmistakable agrarian nostalgia.
 
=== Pengaruh dan tanggapan Prancis yang sulit ===
Heidegger's important later works include ''Vom Wesen der Wahrheit'' ("On the Essence of Truth," 1930), ''Der Ursprung des Kunstwerkes'' ("The Origin of the Work of Art," 1935), ''Bauen Wohnen Denken'' ("Building Dwelling Thinking," 1951), and ''Die Frage nach der Technik'' ("The Question Concerning Technology," 1953) and ''Was heisst Denken?'' ("What Is Called Thinking?" 1954).
Heidegger, seperti [[Husserl]], adalah pengaruh secara eksplisit mengakui pada eksistensialisme, meskipun pengingkaran eksplisit dan keberatan, dalam teks-teks seperti "Surat tentang Humanisme," dari impor elemen kunci dari karyanya ke dalam konteks eksistensialis. Sementara Heidegger dilarang mengajar universitas untuk jangka waktu lama setelah perang karena aktivitasnya sebagai Rektor Freiburg, ia mengembangkan sejumlah kontak di Prancis yang terus mengajar karyanya dan membawa siswa mereka untuk mengunjunginya di Todtnauberg (lihat, misalnya, [[Jean-François Lyotard]] singkat rekening di "Heidegger dan 'Yahudi': Konferensi di Wina dan Freiburg," yang membahas konferensi Franco-Jerman yang diadakan di Freiburg pada tahun [[1947]], langkah pertama dalam menyatukan siswa Prancis dan Jerman setelah Perang). Heidegger kemudian melakukan upaya untuk terus mengikuti perkembangan dalam filsafat Prancis dengan cara rekomendasi dari [[Jean Beaufret]], seorang penerjemah Prancis awal, dan [[Lucien Braun]].
 
Dekonstruksi seperti yang umum dipahami (yaitu, sebagai fenomena Prancis dan Anglo-Amerika sangat berakar dalam karya Heidegger, dengan eksposur umum terbatas dalam konteks Jerman sampai tahun [[1980]]) menjadi perhatian Heidegger pada tahun [[1967]] dengan cara rekomendasi [[Lucien Braun]] kerja [[Jacques Derrida]] ([[Hans-Georg Gadamer]] hadir pada diskusi awal dan menunjukkan kepada Heidegger bahwa karya Derrida datang untuk perhatiannya dengan cara asisten). Heidegger menyatakan minatnya dalam memenuhi Derrida pribadi setelah yang terakhir mengirimnya beberapa karyanya. (Ada diskusi dari pertemuan pada tahun [[1972]], tetapi ini tidak terjadi.) Bunga Heidegger dalam Derrida dikatakan oleh Braun telah cukup besar (seperti yang dibuktikan dalam dua surat, tanggal [[29 September]] [[1967]] dan [[16 Mei]] [[1972]], dari Heidegger untuk Braun ). Braun juga dibawa ke perhatian Heidegger karya [[Michel Foucault]]. Hubungan Foucault untuk Heidegger adalah masalah kesulitan yang cukup; Foucault mengakui Heidegger sebagai filsuf yang ia membaca tetapi tidak pernah menulis tentang. (Untuk selengkapnya, baca Penser à Strasbourg, Jacques Derrida, dkk, yang meliputi reproduksi huruf dan account dengan Braun, "À mil-chemin entre Heidegger et Derrida").
=== Influences and difficulties of French reception ===
Heidegger, like Husserl, is an explicitly acknowledged influence on existentialism, despite his explicit disavowal and objection, in texts such as the "Letter on Humanism," of the importation of key elements of his work into existentialist contexts. While Heidegger was banned from university teaching for a period shortly after the war on account of his activities as Rector of Freiburg, he developed a number of contacts in France who continued to teach his work and brought their students to visit him in Todtnauberg (see, for example, [[Jean-François Lyotard|Jean-François Lyotard's]] brief account in "Heidegger and 'the jews': A Conference in Vienna and Freiburg," which discusses a Franco-German conference held in Freiburg in 1947, a first step in bringing together French and German students after the War). Heidegger subsequently made efforts to keep abreast of developments in French philosophy by way of recommendations from [[Jean Beaufret]], who was an early French translator, and [[Lucien Braun]].
 
Salah satu fitur yang mengumpulkan bunga awal dalam konteks Prancis (yang disebarkan agak cepat untuk sarjana sastra Prancis dan filsafat bekerja di universitas di Amerika) adalah upaya Derrida untuk menggantikan pemahaman karya Heidegger lazim di Prancis dari periode larangan terhadap ajaran Heidegger di Jerman universitas, yang berjumlah sebagian untuk menolak hampir grosir pengaruh Jean-Paul Sartre dan istilah eksistensialis. Dalam pandangan Derrida, dekonstruksi adalah tradisi yang diwariskan melalui Heidegger (istilah "dekonstruksi" Prancis adalah terjemahan dari "Destruktion" Heidegger - secara harfiah "kehancuran"), sedangkan interpretasi Sartre dari Dasein dan istilah Heidegger kunci adalah terlalu psychologistic dan (ironisnya) antroposentris, yang terdiri dari kesalahpahaman radikal terbatasnya jumlah teks Heidegger umumnya belajar di Prancis sampai saat itu (yaitu Menjadi dan Waktu, Apa Metafisika?, dan Kant dan Masalah Metafisika). Derrida, di sisi lain, adalah pada waktu disajikan sebagai ultra-ortodoks "Prancis Heidegger," sedemikian rupa bahwa ia, rekan-rekannya, dan mantan siswa yang dibuat untuk pergi proxy untuk terburuk Heidegger (politik) kesalahan, meskipun cukup bukti bahwa penerimaan karya Heidegger oleh praktisi kemudian dekonstruksi sama sekali tidak doktriner "Heideggerianism". Karya [[Philippe Lacoue-Labarthe]] dapat diambil sebagai teladan dalam hal ini dan sering dipuji seperti itu oleh Derrida, yang lebih kontras kerja diperpanjang Lacoue-Labarthe pada Heidegger dengan diam Foucault.
[[Deconstruction]] as it is generally understood (i.e., as French and Anglo-American phenomena profoundly rooted in Heidegger's work, with limited general exposure in a German context until the 1980s) came to Heidegger's attention in 1967 by way of [[Lucien Braun|Lucien Braun's]] recommendation of [[Jacques Derrida|Jacques Derrida's]] work ([[Hans-Georg Gadamer]] was present at an initial discussion and indicated to Heidegger that Derrida's work came to his attention by way of an assistant). Heidegger expressed interest in meeting Derrida personally after the latter sent him some of his work. (There was discussion of a meeting in 1972, but this did not happen.) Heidegger's interest in Derrida is said by Braun to have been considerable (as is evident in two letters, of 29 September 1967 and 16 May 1972, from Heidegger to Braun). Braun also brought to Heidegger's attention the work of [[Michel Foucault]]. Foucault's relation to Heidegger is a matter of considerable difficulty; Foucault acknowledged Heidegger as the philosopher whom he read but never wrote about. (For more on this see ''Penser à Strasbourg,'' Jacques Derrida, et al, which includes reproductions of both letters and an account by Braun, "À mi-chemin entre Heidegger et Derrida").
 
Setelah sebelumnya menyebutkan kontribusi dari Derrida, Lacoue-Labarthe, dan Lyotard untuk beasiswa pada Heidegger dan Sosialisme Nasional, perlu dicatat bahwa hubungan Heidegger untuk Holocaust dan Nazisme adalah subyek perdebatan besar dan kadang-kadang tersinggung di berbagai "dekonstruksi". Ini termasuk sejauh mana praktisi tertentu dari dekonstruksi yang sama sekali bisa melakukannya tanpa dekonstruksi Heidegger (seperti Lyotard khususnya mungkin berharap) atau yang - bukan - wajib untuk lebih lanjut (dan dalam kasus salah dan banyak kritik kurang informasi, ingat) sudah luas kritik Heidegger yang jauh mendahului (dalam kasus Derrida, dengan puluhan tahun) pengakuan luas dari kegiatan Heidegger sebagai Sosialis Nasional. Yang terakhir ini yang dipicu oleh perhatian pers ke buku Farias Victor "Heidegger et le nazisme" (Farias adalah mantan mahasiswa Heidegger) dan perawatan yang luas dari Holocaust dan implikasinya. Ini termasuk misalnya, prosiding konferensi pertama yang didedikasikan untuk karya Derrida, diterbitkan sebagai "Les Sirip de l'Homme" (esai dari mana judul yang diambil), Derrida "Feu la Kader / cio 'che Resta del Fuoco", atau studi tentang Celan oleh Lacoue-Labarthe dan Derrida yang segera mendahului studi terperinci politik Heidegger diterbitkan pada dan setelah [[1987]].
One feature that garnered initial interest in a French context (which propagated rather quickly to scholars of French literature and philosophy working in American universities) was Derrida's efforts to displace the understanding of Heidegger's work prevalent in France from the period of the ban against Heidegger teaching in German universities, which amounts in part to rejecting almost wholesale the influence of [[Jean-Paul Sartre]] and existentialist terms. In Derrida's view, deconstruction is a tradition inherited via Heidegger (the French term "déconstruction" is a translation of Heidegger's "Destruktion" - literally "destruction"), whereas Sartre's interpretation of Dasein and other key Heideggerian terms is overly psychologistic and (ironically) anthropocentric, consisting of a radical misconception of the limited number of Heidegger's texts commonly studied in France up to that point (namely ''Being and Time,'' ''What is Metaphysics?,'' and ''Kant and the Problem of Metaphysics''). Derrida, on the other hand, is at times presented as an ultra-orthodox "French Heidegger," to such an extent that he, his colleagues, and his former students are made to go proxy for Heidegger's worst (political) mistakes, despite ample evidence that the reception of Heidegger's work by later practitioners of deconstruction is anything but doctrinaire "Heideggerianism". The work of [[Philippe Lacoue-Labarthe]] may be taken as exemplary in this regard and was often commended as such by Derrida, who further contrasted Lacoue-Labarthe's extended work on Heidegger with Foucault's silence.
 
=== Kritik ===
Having earlier mentioned the contributions of Derrida, Lacoue-Labarthe, and Lyotard to scholarship on Heidegger and National Socialism, it is worth noting that Heidegger's relation to the Holocaust and Nazism was the subject of great and occasionally fractious debate across various [[Deconstruction|"deconstructions"]]. These included the extent to which specific practitioners of deconstruction could entirely do without Heideggerian deconstruction (as Lyotard in particular may have wished) or were - rather - obliged to further (and in the cases of many mis- and uninformed criticisms, recall) already extensive criticisms of Heidegger which considerably predated (in the case of Derrida, by decades) the broad recognition of Heidegger's activities as a National Socialist. The latter were precipitated by press attention to the Victor Farias book "Heidegger et le nazisme" (Farias was an ex-student of Heidegger) and extensive treatments of the Holocaust and its implications. These included for example, the proceedings of the first conference dedicated to Derrida's work, published as "Les Fins de l'Homme" (the essay from which that title was taken), Derrida's "Feu la cendre/cio' che resta del fuoco", or the studies on Celan by Lacoue-Labarthe and Derrida which shortly preceded the detailed studies of Heidegger's politics published in and after 1987.
Pentingnya Heidegger ke dunia filsafat kontinental (yang sebagian besar diciptakan, karena tidak ada perbedaan antara analitik dan filsafat kontinental sebelum dia) mungkin tak tertandingi. Penerimaan-Nya di antara filsuf dari sekolah analitik, bagaimanapun, ini lain cerita. Menyimpan review agak menguntungkan oleh Gilbert Ryle dalam Pikiran jurnal Mengada dan Waktu pada saat publikasi, sezaman Heidegger dari tradisi analitik (yang masih muda, tetapi sudah cukup tajam digambarkan dari cabang lain dari filsafat) umumnya dianggap baik konten, sejauh mereka percaya ada akan ada sama sekali, dan gaya dengan mana ia menyampaikan itu, sebagai bukti dari cara terburuk mungkin berfilsafat.
 
Tradisi kejelasan nilai-nilai ekspresi analitik, sedangkan Heidegger berpikir bahwa "membuat dirinya dimengerti adalah bunuh diri bagi filsafat." Terlepas dari tuduhan obskurantisme, filsuf analitik umumnya dianggap sebagai konten yang sebenarnya yang dapat dipetik dari kerja Heidegger untuk menjadi baik trivial palsu, tidak dapat diverifikasi atau tidak menarik. Pandangan ini sebagian besar telah selamat, dan Heidegger masih dibicarakan dengan cemoohan di tempat yang paling filsafat analitis, dan pengaruhnya dianggap telah bencana bagi filsafat, dalam garis yang jelas dapat ditelusuri dari itu untuk varietas yang paling pemikiran filsafat postmodern .
=== Criticism ===
 
== Heidegger dan Jerman Nazi ==
Heidegger's importance to the world of continental philosophy (which he largely created, there being no distinction between analytical and continental philosophy prior to him) is probably unsurpassed. His reception amongst philosophers of the analytic school, however, is quite another story. Saving a somewhat favorable review by Gilbert Ryle in the journal ''Mind'' of ''Being and Time'' at the time of its publication, Heidegger's contemporaries from the analytic tradition (which was still young, but already quite sharply delineated from other branches of philosophy) generally regarded both the content, insofar as they believed there to be any at all, and the style by which he delivered it, as evidence of the worst possible way of doing philosophy.
{{main|Martin Heidegger dan Nazisme}}
 
Heidegger bergabung dengan Partai Nazi pada tanggal [[1 Mei]] [[1933]], sebelum diangkat rektor universitas di [[Freiburg]]. Dia mengundurkan diri dari ''rectorship'' pada bulan [[April]] [[1934]]. Selama ini mantan guru Heidegger, Husserl, yang Yahudi, ditolak penggunaan perpustakaan universitas di Freiburg karena hukum pembersihan rasial yang dikeluarkan oleh Partai Nazi. Heidegger juga dihapus dedikasi untuk Husserl dari Menjadi dan Waktu ketika diterbitkan kembali pada tahun [[1941]]. Heidegger kemudian mengklaim bahwa ini adalah akibat tekanan dari penerbit, [[Max Niemeyer]]. Selain itu, ketika Pendahuluan Heidegger untuk Metafisika (kuliah awalnya diberikan pada tahun 1935) diterbitkan pada [[1953]], ia menolak untuk menghapus referensi ke "kebenaran batin dan kebesaran dari gerakan [mati Innere Wahrheit und Große dieser Bewegnung]," yaitu Nasional Sosialisme. Alih-alih menghapus atau mengubah teks, ia hanya menambahkan gloss kurung, "(yaitu, konfrontasi teknologi planet dan manusia modern) (nämlich [mati] Begegnung der planetarisch bestimmten Technik und des neuzeitlichen Menschen)." Banyak pembaca, khususnya [[Jürgen Habermas]], datang untuk menafsirkan pernyataan ambigu sebagai bukti dari komitmen untuk Sosialisme Nasional.
The analytic tradition values clarity of expression, whereas Heidegger thought that "making itself intelligible was suicide for philosophy." Apart from the charge of obscurantism, analytic philosophers generally considered the actual content that could be gleaned from Heidegger's work to be either trivially false, non-verifiable or uninteresting. This view has largely survived, and Heidegger is still spoken of with derision in most quarters of analytical philosophy, and his influence is considered to have been disastrous for philosophy, in that a clear line can be traced from it to most varieties of postmodern philosophical thinking.
 
== Heidegger and Nazi Germany ==
 
Heidegger joined the [[Nazi Party]] on [[May 1]], [[1933]], before being appointed the rector of the university in [[Freiburg]]. He resigned from the rectorship in April [[1934]]. During this time Heidegger's former teacher [[Edmund Husserl|Husserl]], who was [[Jew]]ish, was denied the use of the university library at Freiburg because of the [[racial policy of Nazi Germany|racial cleansing laws]] issued by the Nazi Party. Heidegger also removed the dedication to Husserl from ''[[Being and Time]]'' when it was reissued in [[1941]]. Heidegger later claimed that this was due to pressure from his publisher, [[Max Niemeyer]]. Additionally, when Heidegger's ''Introduction to Metaphysics'' (lectures originally given in [[1935]]) was published in 1953, he declined to remove a reference to the "inner truth and greatness of this movement [''die innere Wahrheit und Größe dieser Bewegnung'']," i.e. [[Nazism|National Socialism]]. Instead of deleting or altering the text, he merely added the parenthetical gloss, "(namely, the confrontation of planetary technology and modern humanity) ''(nämlich [die] Begegnung der planetarisch bestimmten Technik und des neuzeitlichen Menschen)''." Many readers, notably [[Jürgen Habermas]], came to interpret this ambiguous remark as evidence of his continued commitment to National Socialism.
 
Critics further cite Heidegger's affair with [[Hannah Arendt]], when she was a doctoral student of his at the [[University of Marburg]]. This affair mostly went along in the 20s, some time before Heidegger's involvement in Nazism, but it did not end when she "fled" from him and moved to [[Heidelberg]] to continue with [[Karl Jaspers]], and she later spoke on his behalf at his [[denazification]] hearings. Jaspers spoke against him at these same hearings, suggesting he would have a detrimental influence on young German students because of his powerful teaching presence. Arendt, who was Jewish, resumed their friendship, if extremely cautiously, after the war, despite or even because of the widespread contempt that Heidegger was held in for his political sympathies, and despite his being forbidden from teaching for a number of years.
 
=== ''Der Spiegel'' interview ===
 
Some years later, hoping to quiet controversy, Heidegger gave an interview to ''[[Der Spiegel]]'' magazine, in which he promised to discuss the issue provided it was published posthumously. It should also be mentioned that the published version was not a real interview, but the protocol had been largely "corrected" on Heidegger's demand. In this interview, Heidegger's defense of his Nazi involvement runs in two tracks: first, he argues that there would have been no alternative; he says he had tried to save the university (and science in general) from being politicized and had to make compromises with the Nazi administration. Second, he saw an "awakening" ("Aufbruch"), something which might help to find a "new national and social approach". From 1934 on, he says, he would have been more critical towards the government. Heidegger is evasive on some questions in this interview. For example, when he talks about a "national and social approach" in national socialism he links this to [[Friedrich Naumann]]. But Naumann's "national-sozialer Verein" was not at all national socialist, but liberal. This confusion seems to be deliberately created by Heidegger. Also, he changes between his two arguments quickly, disregarding their contradictions. And his statements often tend to take the form "others were much more Nazis than me" and "the Nazis did bad things to me, too", both of which are true, but miss the point. Also, the ''Der Spiegel'' interviewers did not bring to question Heidegger's quote from 1949 where he compares engineered food production to [[the Holocaust]] ("essentially the same"); in fact, they were not in possession of much of the evidence for Heidegger's sympathies towards Nazism which is known today. To further evaluate this issue, read "Only a God Can Save Us," ''Der Spiegel'' interview with Heidegger (1966) and [[Jürgen Habermas]], "Work and Weltanschauung: The Heidegger Controversy from a German Perspective." translated by John McCumber, ''Critical Inquiry'' 15 (Winter 1989): pp. 431-456.
 
=== Obligations and unsplendid silence: Celan at "Todtnauberg" ===
 
Shortly after giving the ''Spiegel'' interview and following Celan's lecture at Freiburg, Heidegger hosted [[Paul Celan]] at his chalet at Todtnauberg. The two walked in the woods. Celan impressed Heidegger with his knowledge of [[botany]] (also evident in his poetry), and Heidegger is thought to have spoken about elements of his press interview. Celan signed Heidegger's guest book.
 
In his ''Poetry as Experience,'' Lacoue-Labarthe advanced the argument that, although Celan's poetry was deeply informed by Heidegger's philosophy, Celan was long aware of Heidegger's association with the Nazi party and therefore fundamentally circumspect toward the man and transformative in his reception of his work. Celan was nonetheless willing to meet Heidegger (although he may not have been willing to be photographed with him or to contribute to ''Festschriften'' honoring Heidegger's work). Heidegger was a professed admirer of Celan's writing, although he did not attend to it as [[Friedrich Hölderlin|Hölderlin]] or [[Georg Trakl|Trakl]] (neither did he attend to Celan as a Jewish poet working within that German tradition). "Todtnauberg", however, seems to hold out the unrealized possibility of a profound rapprochement between their work, albeit on the condition that Heidegger break a silence that virtually blanketed his work to the end (Lacoue-Labarthe has commented on the insufficiency of Heidegger's one known remark about the gas chambers, made in 1949). In this respect Heidegger's work was perhaps redeemable for Celan, even if that redemption or what need was had for it was never transacted between the two men. Lest one implicitly take this as Celan simply demanding an apology of Heidegger (such a scenario seems simplistic, the more so given that neither was given to simplism), there are reasonable grounds to argue that it was (and still is) at least as important to specify how the Nazi period is ''das Unheil'' (disaster, calamity) (which is to say: specificity as to a great deal more than counting the dead). What compelled Heidegger to write about poetry, technology, and truth ought to have compelled him to write about the German disaster, all the more so because, on the basis of his thought, Heidegger attributed an "inner greatness" to the movement that brought about that disaster.
 
Lacoue-Labarthe and [[Jacques Derrida]] have both commented extensively on Heidegger's corpus, and both have identified an idiomatically Heideggerian National Socialism that persisted until the end. It is perhaps of greater importance that Lacoue-Labarthe and Derrida, following Celan to a degree, believed Heidegger to be also capable of a profound criticism of Nazism and the horrors it brought forth. They consider Heidegger's greatest failure not to be his involvement in the National Socialist movement but his "silence on the extermination" (Lacoue-Labarthe) and his refusal to engage in a thorough deconstruction of Nazism beyond laying out certain of his considerable objections to party orthodoxies and (particularly in the case of Lacoue-Labarthe) their passage through [[Nietzsche]], [[Hölderlin]], and [[Richard Wagner]], all taken to be susceptible to Nazi appropriation. It would be reasonable to say that both Lacoue-Labarthe and Derrida regarded Heidegger as capable of confronting Nazism in this more radical fashion and have themselves undertaken such work on the basis of this (one ought to note in due course the questions raised by Derrida in "Desistance" in calling attention to Lacoue-Labarthe's parenthetical comment: "(in any case, Heidegger never avoids anything)").
 
=== Conclusion ===
 
Heidegger's involvements with the Nazis and the lack of a clear apology for them complicated many of his friendships, and continues to complicate the reception of his work. It is disputable whether Heidegger was [[antisemitism|antisemitic]] or if he was taken in by the charismatic projections of Nazi propaganda, but he had clear sympathies for certain elements of Nazism. Whether this is in any way a result of his philosophy is still contested. It has also been noted that many parts of "Sein und Zeit" can be read as anti-democratic, anti-modernist and anti-liberal, e.g. the condemnations against the "lordship of the ''they''" (Herrschaft des Man), the "chatter" (Gerede) and the Dasein's ''Verfallenheit'' (roughly, being-fallen-to) the world. However these critisims misunderstand Heidegger. Heidegger took pains to ensure that his use of terms like "Verfallenheit" were not interpreted as having negative implications. He states this explicitly in the opening paragraph of section 38 of "Being and Time".
 
The possibility that Heidegger's affiliation with the Nazi party was the result of his philosophy would lead many to discredit Heidegger as a philosopher solely on this basis, as [[Jean-François Lyotard]] remarked, the formula becomes "if a Nazi, then not a great thinker" or, conversely, "if a great thinker, then not a Nazi") -->
 
== Karya ==
Baris 121 ⟶ 95:
* Sein und Zeit (1927)
 
<!- -
Bacaan lebih lanjut == ==
== Further reading ==
 
Ada banyak literatur sekunder besar pada filsafat Heidegger. Komentar diakses di'' dan'' Waktu Menjadi termasuk
There is a large secondary literature on Heidegger's philosophy. Accessible commentaries on ''Being and Time'' include
 
* ''Being Menjadi-in-the-WorldDunia'' byoleh [[Hubert Dreyfus]],
* ''The GenesisKejadian ofMakhluk Heidegger's Being anddan TimeWaktu'' byoleh [[Theodore Kisiel]], anddan
* '' Heidegger anddan BeingMenjadi and Timedan'' byWaktu oleh Stephen Mulhall.
* '' Heidegger onpada BeingMenjadi anddan ActingBertindak: FromDari PrinciplesPrinsip toke AnarchyAnarki'' byoleh [[Reiner Schürmann]].
 
Sejauh ini biografi terbaik dan paling bahkan tangan dari Heidegger, yang juga mungkin adalah pengantar terbaik untuk pemikirannya, adalah
By far the best and most even-handed biography of Heidegger, which also is perhaps the best introduction to his thought, is
 
* [[RüdigerRudiger Safranski]] 's '' Heidegger. BetweenAntara GoodBaik anddan EvilJahat''
 
whichyang ismerupakan theterjemahan Englishbahasa translation of hisInggris dari''Ein Meister nya Ein aus Deutschland'' (thejudul titleadalah issebuah anreferensi allusion toterhadap [[Paul Celan]] 's "Todesfugue").
 
Informasi lebih lanjut tentang masalah sejarah politik Heidegger dapat ditemukan dalam
More information on the subject of Heidegger's political history can be found in
 
* [[Victor Farías]] 's 1987 bookbuku, '' [[Heidegger anddan NazismNazisme]]''.
 
Perlu dicatat bahwa dalam banyak lingkungan filosofis, argumen Farias 'yang kontroversial, dan banyak dari kesimpulan dilombakan.
It should be noted that in many philosophical circles, Farias' arguments are controversial, and many of his conclusions are contested.
 
* [[Dominique Janicaud]] 's '' The Shadow of That ThoughtItu''. Pemikiran.
* [[Hans Sluga]] 's buku'' Krisis Heidegger: Filsafat & Politik di Nazi Jerman''
 
memberikan pemeriksaan wajar hubungan antara filsafat dan politik. Pertanyaan serupa telah diambil dari perspektif filosofis oleh (antara lain)
*[[Hans Sluga]]'s book ''Heidegger's Crisis: Philosophy & Politics in Nazi Germany''
 
* [[Jacques Derrida|Derrida]] di'''' Tentu Roh,
gives a fair examination of the relations between philosophy and politics. Similar questions have been taken up from a philosophical perspective by (among others)
* [[Philippe Lacoue-Labarthe]] di tipografi''''
* '' Heidegger, Seni, dan Politik: The Fiksi dari Politik'' trans. Chris Turner (Oxford: Basil Blackwell, 1990) dan
* '' Puisi sebagai'' Pengalaman,
* [[Bourdieu]] di'' The Ontologi Politik Martin Heidegger'', dan
* [[Lyotard]] di'' Heidegger dan "orang Yahudi"''.
 
Juga dikutip di atas:
*[[Jacques Derrida|Derrida]] in ''Of Spirit'',
*[[Philippe Lacoue-Labarthe]] in ''Typography''
*''Heidegger, Art, and Politics: The Fiction of the Political'' trans. Chris Turner (Oxford: Basil Blackwell, 1990) and
*''Poetry as Experience'',
*[[Bourdieu]] in ''The Political Ontology of Martin Heidegger'', and
*[[Lyotard]] in ''Heidegger and "the Jews"''.
 
* [[Jacques Derrida|Derrida]], dkk di'' Penser à Strasbourg''
Also cited above:
* [[Jean-François Lyotard|Lyotard]] dalam Tulisan-tulisan'' Politik''
 
Terpilih == Bibliografi ==
*[[Jacques Derrida|Derrida]], et al in ''Penser à Strasbourg''
(Karya utama dalam huruf tebal)
*[[Jean-François Lyotard|Lyotard]] in ''Political Writings''
 
* '' '[[Pertanyaan Mengenai Teknologi]]'''
==Selected Bibliography==
* '' Gelassenheit'' (1959). Diterjemahkan sebagai Wacana'' Di'' Berpikir.
(major works in bold)
* '' Identität und Differenz'' (1955-57). Diterjemahkan sebagai Identitas'' dan'' Perbedaan.
* '' Kant und das Masalah der Metaphysik'' (1929). Diterjemahkan sebagai'' Kant dan Masalah Metafisika''.
* '' Der Satz vom Grund'' (1955-1956). Diterjemahkan sebagai'' Prinsip'' Alasan.
* '' Sein und Zeit'' (1927). Diterjemahkan sebagai'' '[[Being and Time]]'''.
* '' Unterwegs zur Sprache'' (1959). Diterjemahkan sebagai'' Di Way Untuk'' Bahasa dengan penghilangan esai'' Die Sprache'' ('''' Bahasa) dengan pengaturan dengan Herr Heidegger.
 
Cinema == ==
*'''[[Question Concerning Technology]]'''
*''Gelassenheit'' (1959). Translated as ''Discourse On Thinking''.
*''Identität und Differenz'' (1955-57). Translated as ''Identity and Difference''.
*''Kant und das Problem der Metaphysik'' (1929). Translated as ''Kant and the Problem of Metaphysics''.
*''Der Satz vom Grund'' (1955-56). Translated as ''The Principle of Reason''.
*''Sein und Zeit'' (1927). Translated as '''[[Being and Time]]'''.
*''Unterwegs zur Sprache'' (1959). Translated as ''On the Way To Language'' with the omission of the essay ''Die Sprache'' (''Language'') by arrangement with Herr Heidegger.
 
* Sebuah [[2004]] film,'' [[The ister]],'' didasarkan pada 1942 Heidegger kuliah tentang Friedrich [[Friedrich Holderlin|Holderlin]], dan fitur [[Jean-Luc Nancy]], [[Philippe Lacoue-Labarthe]], [[Bernard Stiegler]], dan [[Hans-Juergen Syberberg.]] * [Official site http://www.theister.com/]
==Cinema==
* Sebuah [[1979]] film,'' [[Menjadi Ada]]'', didasarkan atas politik, [[satir]] 1971 novel karya [[Jerzy Kosinski]], dan merupakan spoof komedi dari gagasan Heigegger dari '' Dasein'' (Menjadi Ada) dan kembali ke akar seseorang (lupa kami Menjadi). Para bintang film [[Peter Sellers]], [[Shirley MacLaine]], [[Melvyn Douglas]], [[Jack Warden]], [[Richard A. Dysart]] dan [[Richard Basehart]].
*A [[2004]] film, ''[[The Ister]],'' is based on Heidegger's 1942 lectures on Friedrich [[Friedrich Hölderlin|Hölderlin]], and features [[Jean-Luc Nancy]], [[Philippe Lacoue-Labarthe]], [[Bernard Stiegler]], and [[Hans-Juergen Syberberg]]. * [http://www.theister.com/ Official site]
*A [[1979]] film, ''[[Being There]]'', is based upon a political, [[satirical]] 1971 novel by [[Jerzy Kosiński]], and is a comedic spoof of Heigegger's notions of ''Dasein'' (Being There) and getting back to one's roots (our forgetfulness of Being). The film stars [[Peter Sellers]], [[Shirley MacLaine]], [[Melvyn Douglas]], [[Jack Warden]], [[Richard A. Dysart]] and [[Richard Basehart]].
 
Harga ==Quotes == <!--This dataData wasini movedtelah fromdipindahkan thedari oldtemplate Filsuf Infobox Philosophertua templatepada on9 September 9!. Silakan Pleasememindahkan moveini thiske toWikiquote Wikiquote-->
'' "TheYang mostpaling thought-provokingpemikiran thinghal indalam our thought-provokingpemikiran timemasa iskita thatadalah webahwa arekita stillmasih nottidak thinkingberpikir." <br />-WhatApa isyang CalledDisebut ThinkingBerpikir?''
 
== Pranala luar ==
{{wikiquoteWikiquote}}
{{Commonscat |Martin Heidegger}}
* [httpHttp://www.transordinator.de/erzaehler/1.html BeJadilah sana there...] ActBertindak outkeluar Heidegger'skonsep concept ofHeidegger timewaktu.
* [httpHttp://www.phainomena.de phainomena.de] '' Heidegger-Blog (GermanJerman)'' – Literature-, activitiesSastra kegiatan anddan newsberita abouttentang HermeneuticalFenomenologi Phenomenologyhermeneutis
* [httpHttp://www.iep.utm.edu/h/heidegge.htm "Martin Heidegger" (Internet Encyclopedia of Philosophy)] - Informativeartikel articleInformatif, summarizingmeringkas filsafat Heidegger's philosophy, includingtermasuk histeori-teorinya theories ontentang Angst''Angst'', and criticismsdan fromkritik otherdari philosophersfilsuf suchlain asseperti Husserl.
* [httpHttp://www.denisdutton.com/heidegger.htm "Kaufmann, Heidegger, anddan NazismNazisme"] by{{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060404105532/http://www.denisdutton.com/heidegger.htm |date=2006-04-04 }} oleh Denis Dutton, ''Philosophy andFilsafat dan LiteratureSastra'' 12 (1988): 325-36. ASebuah positivetinjauan reviewpositif ofdari [[Walter Kaufmann]] 's anddan [[George Steiner]]' s negativeperawatan treatmentsnegatif ofdari Heidegger
* [[Emmanuel Faye]] , '' Heidegger. ThePengantar Introductionke ofFilsafat NazismNazisme intodalam PhilosophyTerang inSeminar Lighttidak ofdipublikasikan the Unpublished Seminars ofdari 1933-1935'', Diterjemahkan Translated byoleh Michael B. Smith, ForewordKata byPengantar oleh Tom Rockmore, Yale University Press,, 2009, 436 phal. ForewordKata Pengantar Award: Book of theBuku yeartahun 2009 foruntuk PhilosophyFilsafat.
* [httpHttp://www.egwald.com/ubcstudent/theory/heidegger.php HearingMendengar Heidegger anddan Saussure] by{{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060314135644/http://www.egwald.com/ubcstudent/theory/heidegger.php |date=2006-03-14 }} oleh Wiens Elmer G. Wiens.
* [httpHttp://www.waste.org/~roadrunner~V ~ buletin /writing tulisan / thesis.htm "Viewing Power inMelihat di Heidegger anddan Levinas"]{{Pranala bymati|date=Mei Mitchell2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Cowen oleh Mitchell Verter
 
[[Menjadi: Марцін Хайдэгер]]
{{Jerman-bio-stub}}
[[Adalah: Martin Heidegger]]
[[Sederhana: Martin Heidegger]]
 
{{DEFAULTSORT:Heidegger, Martin}}
[[Kategori:FilsufFilosuf Jerman]]
 
{{Link FA|de}}
 
[[am:ማርቲን ሄድጋ]]
[[ar:مارتن هايدغر]]
[[be:Марцін Хайдэгер]]
[[bg:Мартин Хайдегер]]
[[bn:মার্টিন হাইডেগার]]
[[br:Martin Heidegger]]
[[bs:Martin Heidegger]]
[[ca:Martin Heidegger]]
[[ckb:مارتن ھایدگەر]]
[[cs:Martin Heidegger]]
[[cv:Хайдеггер Мартин]]
[[da:Martin Heidegger]]
[[de:Martin Heidegger]]
[[el:Μάρτιν Χάιντεγκερ]]
[[en:Martin Heidegger]]
[[eo:Martin Heidegger]]
[[es:Martin Heidegger]]
[[et:Martin Heidegger]]
[[eu:Martin Heidegger]]
[[fa:مارتین هایدگر]]
[[fi:Martin Heidegger]]
[[fr:Martin Heidegger]]
[[fy:Martin Heidegger]]
[[gl:Martin Heidegger]]
[[he:מרטין היידגר]]
[[hr:Martin Heidegger]]
[[hu:Martin Heidegger]]
[[hy:Մարթին Հայտըկէր]]
[[io:Martin Heidegger]]
[[is:Martin Heidegger]]
[[it:Martin Heidegger]]
[[ja:マルティン・ハイデッガー]]
[[ka:მარტინ ჰაიდეგერი]]
[[ko:마르틴 하이데거]]
[[la:Martinus Heidegger]]
[[lt:Martin Heidegger]]
[[lv:Martīns Heidegers]]
[[mk:Мартин Хајдегер]]
[[mt:Martin Heidegger]]
[[nl:Martin Heidegger]]
[[no:Martin Heidegger]]
[[oc:Martin Heidegger]]
[[pl:Martin Heidegger]]
[[pms:Martin Heidegger]]
[[pt:Martin Heidegger]]
[[qu:Martin Heidegger]]
[[ro:Martin Heidegger]]
[[ru:Хайдеггер, Мартин]]
[[sh:Martin Haidegger]]
[[simple:Martin Heidegger]]
[[sk:Martin Heidegger]]
[[sl:Martin Heidegger]]
[[sq:Martin Heidegger]]
[[sr:Martin Hajdeger]]
[[sv:Martin Heidegger]]
[[tl:Martin Heidegger]]
[[tr:Martin Heidegger]]
[[uk:Мартін Гайдеггер]]
[[vi:Martin Heidegger]]
[[yo:Martin Heidegger]]
[[zh:马丁·海德格尔]]
[[zh-min-nan:Martin Heidegger]]
[[zh-yue:海德格]]