Nasi kucing

salah satu jenis hidangan nasi
Revisi sejak 3 September 2020 03.41 oleh Rachmat04 (bicara | kontrib) (Reverted to revision 15307923 by IvanLanin (talk))

Nasi kucing (bahasa Jawa: ꦱꦼꦒ​ꦏꦸꦕꦶꦁ, translit. Sega Kucing)[1] adalah makanan yang berasal dari Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta. Porsi nasi kucing yaitu sedikit, biasanya ditambah sambal, ikan, dan tempe, lalu dibungkus daun pisang.

Nasi kucing
Nasi kucing dengan langgi serta sate ayam dan martabak
SajianMakanan utama
Tempat asalIndonesia
DaerahD.I. Yogyakarta
Jawa Tengah (Surakarta, Semarang)
Dibuat olehMasyarakat Jawa
Suhu penyajianDalam keadaan hangat
Bahan utamaNasi dengan porsi kecil ditambah beragam lauk dan dibungkus daun pisang
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Etimologi

Kata "nasi kucing" berarti "nasi untuk kucing", karena porsinya yang kecil. Kata tersebut berasal dari kebiasaan masyarakat Jawa yang memelihara kucing dan memberikan makanan untuk peliharaannya dengan porsi kecil.[2]

Asal

Nasi kucing berasal dari Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta.[3]

Penyajian

Nasi kucing memiliki porsi kecil yang ditambah dengan berbagai macam lauk. Jenis lauk yang disediakan biasanya ikan dan tempe.[2] Bahan lain yang dapat ditambahkan yaitu telur, ayam, dan mentimun.[3] Disajikan dengan daun pisang dan bisa langsung disantap.[2]

Variasi dari nasi kucing adalah sego macan, ukurannya tiga kali lebih besar dibandingkan nasi kucing. Biasanya disajikan dengan nasi yang dibakar, ikan, dan sayuran. Seperti nasi kucing, sego macan juga dibungkus daun pisang.[4]

Penjualan

 
Penjual di angkringan sedang menyiapkan nasi kucing

Nasi kucing biasanya dijual dengan harga murah (terkadang Rp 1000 untuk nasi kucing[5] dan Rp 4000 untuk sego macan[4]) di tempat yang kecil, maupun jajanan pinggir jalan yang disebut angkringan.Nasi ini sangat digemari oleh berbagai kalangan terutama kalangan muda seperti mahasiswa.[6]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Erwin & Erwin 2008, hlm. 6
  2. ^ a b c Mundayat 2005, hlm. 83
  3. ^ a b Hermanto; Purwadi, Trias; Jayadi, Fauzan (7 Februari 2007). "Nasi Kucing Juga Dikenal di Makkah". Suara Merdeka. 
  4. ^ a b "Sega Macan Bakal Saingi Nasi Kucing". Kompas. 11 Oktober 2010. 
  5. ^ Yudhono, Jodi (16 April 2011). "Nasi Kucing, soal Rasa Berani Bersaing". Kompas. 
  6. ^ Mundayat 2005, hlm. 73

Daftar pustaka