Orang Asli Papua (disingkat sebagai OAP) menurut Undang-Undang Otonomi khusus Papua adalah orang yang berasal dari rumpun ras Melanesia yang terdiri dari berbagai suku-suku asli di Pulau Papua dan/atau yang diterima serta diakui sebagai orang asli Papua oleh masyarakat hukum adat Papua. Sebutan Orang Asli Papua melekat dengan istilah Masyarakat Hukum Adat (MHA) yang menggambarkan jati diri orang asli Papua itu sendiri termasuk dalam kontestasi pengelolaan sumber daya alam yang ada di tanah Papua.[2] Dalam hal ini, termasuk pada provinsi Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Tengah.

Orang Asli Papua
Jumlah populasi
± 2.693.630 (2010)[1]
Daerah dengan populasi signifikan
 Indonesia (Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua Selatan dan Papua Tengah)
Agama
Islam (minoritas)
Kelompok etnik terkait

Sejarah

Pada 21 November 2001, Undang-Undang Otonomi khusus bagi provinsi Papua dikeluarkan dan disahkan oleh Presiden Indonesia yang menjabat saat itu, Megawati Soekarno Putri, yakni Undang-Undang nomor 12 Tahun 2001. Pasal 1 Undang-Undang tersebut menyebut Orang Asli Papua adalah orang yang berasal dari rumpun ras Melanesia yang terdiri dari ratusan suku asli di provinsi Papua dan orang yang diterima dan diakui sebagai orang asli Papua oleh Masyarakat Adat Papua.[3]

Pengertian

Istilah Orang Asli Papua sering diartikan menjadi tentang garis keturunan laki-laki atau Patrilineal dari rumpun ras Melanesia yang ada di wilayah Papua. Wilayah tersebut secara de facto bisa bicara tentang wilayah teritori, sumber daya alam, budaya, kearifan lokal bahkan juga tentang religiusitas.[2][4]

Walau tidak disebutkan pada pasal tersebut bahwa status OAP hanya diwariskan melalui garis patrilineal,[3] ini dikarenakan pada umumnya masyarakat adat papua mewarisi fam atau marga dari ayahnya. Sehingga keturunan OAP secara matrilineal sering dipertanyakan. Hal inilah yang menyebabkan beberapa orang terpaksa menggunakan marga atau fam mamanya yang adalah perempuan asli Papua untuk dapat memperoleh pelayanan spesial sesuai pemberlakukan UU Nomor 21 Tahun 2001.[4] Walau status OAP sendiri sebenarnya juga bisa diberikan berdasarkan pengakuan dari Masyarakat Adat di Papua.[5]

Pada Sensus Penduduk Indonesia 2010, jumlah orang Papua sebanyak 2.693.630 jiwa atau 1,14% dari 236.728.379 jiwa penduduk Indonesia.[1]

Jumlah Menurut Kabupaten/Kota

Provinsi Papua

Pada Sensus Penduduk Indonesia 2010, Badan Pusat Statistik merilis jumlah penduduk di Papua berdasarkan Orang Asli Papua dan non Papua atau masyarakat migrasi ke Papua. Jumlah yang disebutkan adalah untuk laki-laki saja. Dari 9 kabupaten dan kota di provinsi Papua, terdapat 7 kabupaten dengan mayoritas Orang Asli Papua, sementara 1 kabupaten dan 1 kota, mayoritas warga atau masyarakat migrasi.

Adapun banyaknya jumlah Orang Asli Papua menurut jenis kelamin laki-laki dan wilayah kabupaten dan kota di provinsi Papua, yakni:[6][1]

 
Peta provinsi Papua.
No Kabupaten/Kota Papua
(Laki-laki)
% Non Papua
(Laki-laki)
% Total
1 Biak Numfor 48.021 73,20% 17.579 26,80% 65.600
2 Jayapura 35.621 59,84% 23.906 40,16% 59.527
3 Keerom 10.458 39,43% 16.068 60,57% 26.526
4 Kepulauan Yapen 32.815 76,38% 10.150 23,62% 42.965
5 Mamberamo Raya 8.979 91,97% 784 8,03% 9.763
6 Sarmi 12.190 66,77% 6.067 33,23% 18.257
7 Supiori 8.008 96,00% 334 4,00% 8.342
8 Waropen 10.707 81,50% 2.430 18,50% 13.137
9 Kota Jayapura 47.987 35,13% 88.600 64,87% 136.587
Papua 214.786 56,42% 165.918 43,58% 380.704

Papua Pegunungan

No Kabupaten/Kota Papua
(Laki-laki)
% Non Papua
(Laki-laki)
% Total
1 Jayawijaya 90.618 89,53% 10.599 10,47% 101.217
2 Lanny Jaya 79.608 99,90% 83 0,10% 79.691
3 Mamberamo Tengah 21.213 99,47% 114 0,53% 21.327
4 Nduga 42.721 99,13% 376 0,87% 43.097
5 Pegunungan Bintang 33.422 94,67% 1.883 5,33% 35.305
6 Tolikara 61.120 98,90% 681 1,10% 61.801
7 Yalimo 26.753 99,14% 232 0,86% 26.985
8 Yahukimo 85.234 98,27% 1.501 1,73% 86.735
Papua Pegunungan 440.689 96,61% 15.469 3,39% 456.158

Papua Tengah

No Kabupaten/Kota Papua
(Laki-laki)
% Non Papua
(Laki-laki)
% Total
1 Deiyai 32.087 99,06% 304 0,94% 32.391
2 Dogiyai 42.051 98,85% 491 1,15% 42.542
3 Intan Jaya 20.709 99,83% 36 0,17% 20.745
4 Mimika 41.388 40,17% 61.639 59,83% 103.027
5 Nabire 32.850 47,36% 36.519 52,64% 69.369
6 Paniai 77.979 96,94% 2.458 3,06% 80.437
7 Puncak 48.885 99,24% 375 0,76% 49.260
8 Puncak Jaya 53.685 98,00% 1.094 2,00% 54.779
Papua Tengah 349.634 77,26% 102.916 22,74% 452.550

Papua Selatan

No Kabupaten/Kota Papua
(Laki-laki)
% Non Papua
(Laki-laki)
% Total
1 Asmat 35.592 88,49% 4.628 11,51% 40.220
2 Boven Digoel 19.401 63,80% 11.007 36,20% 30.408
3 Mappi 37.326 87,28% 5.439 12,72% 42.765
4 Merauke 37.731 36,60% 65.347 63,40% 103.078
'''Papua Selatan''' 130.050 60,08% 86.421 39,92% 216.471

Provinsi Papua Barat

Sementara di provinsi Papua Barat, dari 13 kabupaten dan kota, terdapat 11 kabupaten dengan mayoritas Orang Asli Papua, dan 1 kabupaten serta 1 kota masyarakatnya didominasi masyarakat migrasi. Pada Sensus Penduduk Indonesia 2010, data untuk Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Pegunungan Arfak, digabung dan masuk ke bagian Kabupaten Manokwari.[2] Jumlah penduduk provinsi Papua Barat pada tahun 2020 sebanyak 1.134.068 jiwa.[7]

Adapun banyaknya jumlah Orang Asli Papua menurut wilayah kabupaten dan kota di provinsi Papua Barat, yakni:[2]

 
Peta provinsi Papua Barat.
No Kabupaten/Kota Papua
(Laki-laki)
% Non Papua
(Laki-laki)
% Jumlah
(2020)
1 Fakfak 46.415 54,48% 38.782 45,52% 85.197
2 Kaimana 32.859 52,78% 29.397 47,22% 62.256
3 Manokwari (*) 153.288 57,45% 113.531 42,55% 266.819
4 Maybrat 41.289 96,04% 1.702 3,96% 42.991
5 Raja Ampat 47.022 73,31% 17.119 26,69% 64.141
6 Sorong 44.362 37,38% 74.317 62,62% 118.679
7 Sorong Selatan 42.900 81,76% 9.569 18,24% 52.469
8 Tambrauw 27.150 95,67% 1.229 4,33% 28.379
9 Teluk Bintuni 46.424 53,31% 40.659 46,69% 87.083
10 Teluk Wondama 31.928 76,67% 9.716 23,33% 41.644
11 Kota Sorong 92.604 32,56% 191.806 67,44% 284.410
Papua Barat 606.241 53,46% 527.827 46,54% 1.134.068

Catatan: (*) Jumlah digabung untuk Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Pegunungan Arfak.

Referensi

  1. ^ a b c "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010" (PDF). demografi.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 23, 36–41. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2017. Diakses tanggal 22 Februari 2022. 
  2. ^ a b c d "Orang Asli Papua Dalam Pengelolaan Pariwisata Berbasis Konservasi di Kepala Burung Papua" (pdf). balitbangda.papuabaratprov.go.id. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Papua Barat. 10 Oktober 2020. hlm. 9, 13–14. Diakses tanggal 22 Februari 2022. 
  3. ^ a b "UU Otonomi Khusus Papua" (pdf). www.walhi.or.id. 21 November 2001. Diakses tanggal 22 Februari 2022. 
  4. ^ a b "Mengetahui Orang Asli Papua". beritapapua.id. 13 Juli 2020. Diakses tanggal 22 Februari 2022. 
  5. ^ Nugroho, Bagus Prihantoro (2018-07-24). "Raja Kaimana: Pigai Tahu Ngabalin Asli Papua, Jangan Politisir!". detiknews. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  6. ^ Jumlah Penduduk menurut Klasifikasi Suku - Provinsi Papua Diarsipkan 13 November 2013 di Wayback Machine., Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Diakses 12 Maret 2022
  7. ^ "Jumlah Penduduk Papua Barat Hasil Sensus Penduduk 2020". papuabarat.bps.go.id. Diakses tanggal 12 Maret 2022.