Pembela Tanah Air: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
terjemahan
 
(8 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 13:
|command_structure=
|current_commander=
|garrison=[[Bogor]], [[Jawa Barat]]
|ceremonial_chief=
|colonel_of_the_regiment=
Baris 27:
|colors_label= Warna panji
|identification_symbol=
|march= Mars Tentara Pembela
|mascot=
|battles= [[Pemberontakan PETA Blitar]]
|notable_commanders=
|anniversaries=[[3 Oktober]]
Baris 42:
[[Berkas:Peta_ri.jpg|kiri|jmpl|Tentara PETA sedang latihan di Bogor pada tahun 1944]]
 
{{nihongo|'''Tentara Sukarela Pembela Tanah AirPETA''' ({{lang-ja|郷土防衛義勇軍|Kyōdo Bōei Giyūgun|lead=yes}} atau{{lit|Kyōdobōeigiyūgun, Tentara Sukarela '''Pembela Tanah Air''' ('''PETA'''}}), adalahmerupakan satuan paramiliter yang dibentukdidirikan [[Kekaisaranoleh Jepang|Jepang]] di [[Indonesia]] padaselama [[masa pendudukan Jepang]]mereka. Pembentukan PETA dibentukdilakukan pada tanggal [[3 Oktober]] [[1943]] sebagai tentara sukarela, berdasarkan maklumat ''Osamu Seirei No. 44'' yang diumumkandikeluarkan oleh PanglimaLetnan [[AngkatanJenderal DaratKumakichi ke-16Harada, Panglima (Jepang)|Angkatan Darat ke-16]], [[Letnan Jenderal]] [[Kumakichi Harada]]. Pelatihan pasukan PETA dipusatkandilaksanakan di kompleks militer di [[Bogor]].
 
Tugas utama PETA adalah mempertahankan wilayah Indonesia dari serangan Blok Sekutu selama Perang Dunia II. Jumlah personel PETA mencapai sekitar 37.400 orang pada tahun 1945, dengan markasnya berlokasi di Bogor, Jawa. Bendera PETA terdiri dari warna ungu, hijau, merah, dan putih. Mars Tentara Pembela menjadi lagu kebangsaan mereka, dan setiap tanggal 3 Oktober dirayakan sebagai hari ulang tahun PETA.
Tentara PETA telah berperan besar dalam [[Perang Kemerdekaan Indonesia]]. Beberapa tokoh nasional yang dulunya tergabung dalam PETA antara lain mantan presiden [[Jenderal Besar (Indonesia)|Jenderal Besar TNI]] [[Soeharto]] dan [[Jenderal Besar (Indonesia)|Jenderal Besar TNI]] [[Soedirman]]. Veteran tentara PETA telah menentukan perkembangan dan evolusi [[militer Indonesia]], mulai dari pembentukan [[Badan Keamanan Rakyat]] (BKR), [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR), [[Tentara Keselamatan Rakyat]], [[Tentara Republik Indonesia]] (TRI), hingga akhirnya menjadi [[TNI|Tentara Nasional Indonesia]] (TNI). Karena hal ini, PETA dianggap sebagai salah satu cikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia.
 
Peran Tentara PETA telah berperan besar dalam [[Perang Kemerdekaan Indonesia]] sangatlah signifikan. BeberapaBanyak tokoh nasional yang dulunya tergabungmerupakan dalamanggota PETA, antara lain mantan presidentermasuk [[Jenderal Besar (Indonesia)|Jenderal Besar TNI]] [[Soeharto]] dan [[Jenderal Besar (Indonesia)|Jenderal Besar TNI]] [[Soedirman]]. Veteran tentaraTentara PETA telahini menentukanmemainkan peran penting dalam perkembangan dan evolusi [[militer Indonesia]],. mulaiMereka dariturut serta dalam pembentukan [[Badan Keamanan Rakyat]] (BKR), [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR), [[Tentara Keselamatan Rakyat]], [[Tentara Republik Indonesia]] (TRI), hinggadan akhirnya menjadi [[TNI|Tentara Nasional Indonesia]] (TNI). Karena hal ini, PETA dianggap sebagai salah satu cikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia.
 
Sebagai cikal bakal TNI, PETA memiliki kontribusi yang tak terhingga. Dalam perjalanan sejarah, PETA menjadi pondasi yang kuat bagi pembentukan TNI. Melalui perjuangan dan dedikasi mereka, PETA membantu membentuk struktur dan organisasi militer Indonesia yang mengarah pada pembentukan TNI.
 
Peran PETA dalam sejarah militer Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Keberadaan mereka menjadi saksi penting dari perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Pembentukan dan keberadaan PETA telah memberikan dorongan dan inspirasi bagi perkembangan militer Indonesia setelah kemerdekaan. Nilai-nilai kepahlawanan dan semangat nasionalisme yang dijunjung tinggi oleh PETA terus ditanamkan dalam tradisi dan budaya TNI hingga saat ini.
 
Dalam kesimpulan, Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) merupakan satuan paramiliter yang didirikan Jepang di Indonesia selama masa pendudukan. Meskipun ukurannya relatif kecil, PETA memiliki peran penting dalam sejarah militer Indonesia. Melalui keberadaan mereka, banyak tokoh nasional dan veteran PETA yang memberikan kontribusi besar dalam perkembangan dan evolusi militer Indonesia. Sebagai cikal bakal TNI, PETA membantu membentuk dasar-dasar penting yang membawa Indonesia menuju pembentukan Tentara Nasional Indonesia yang kuat. Keberadaan dan warisan PETA sebagai pasukan pembela tanah air terus dihormati dalam sejarah militer Indonesia.
 
== Sejarah ==
Baris 167 ⟶ 175:
| I [[Cilacap (kota)|Cilacap]]|| R. Soetirto || || R. Hartojo
|-
| II [[Sumpiuh, Banyumas|Sumpiuh]]|| [[Soesalit Djojoadhiningrat|R. Soesalit Djojoadhiningrat]] || || Zaelan Asikin
|-
| III [[Kroya, Cilacap|Kroya]]|| [[Soedirman]]|| Lulusan sekolah pendidikan guru [[Muhammadiyah]], guru sekolah Muhammadiyah || Soepardjo Roestam
Baris 209 ⟶ 217:
|-
| rowspan="3" |[[Keresidenan Bojonegoro|Bojonegoro]]
| I [[Babat, Lamongan|Babat]]|| [[Masjkur|K.H. Masjkur]]<br />[[H. Soedirman|Soedirman]] || Ulama || Oetojo Oetomo
|-
| II [[Bancar, Tuban|Bancar]]|| Masri || || R. Rachmat