Pertempuran Metaurus

Pertempuran antara Romawi dan Kartago tahun 207 SM dekat sungai Metaurus dalam peristiwa Perang Punik II

Pertempuran Metaurus adalah pertempuran penting dalam Perang Punik II antara Romawi dan Kartago yang berlangsung pada 207 SM, dekat Sungai Metauro, Italia. Pasukan Kartago dipimpin oleh Hasdrubal Barca dan kakaknya Hannibal, sementara tentara Romawi dipimpin oleh konsul Marcus Livius dan Gaius Claudius Nero.

Pertempuran Metaurus
Bagian dari Perang Punik II

Garis pertempuran Romawi dan Kartago
Tanggal23 June 207 BC
LokasiSungai Metaurus, Marche, Semenanjung Italia
43°46′57″N 13°00′52″E / 43.7824°N 13.0145°E / 43.7824; 13.0145Koordinat: 43°46′57″N 13°00′52″E / 43.7824°N 13.0145°E / 43.7824; 13.0145
Hasil Kemenangan Romawi
Pihak terlibat
Republik Romawi Republik Kartago
Tokoh dan pemimpin
Marcus Livius
Gaius Claudius Nero
Lucius Porcius Licinus
Hasdrubal Barca 
Kekuatan
37,000 orang 30,000 orang
10 gajah
Korban
2,000–8,000 tewas 10,000 tewas
5,400 ditangkap
6 gajah tewas
4 gajah ditangkap
Pertempuran Metaurus di Italia
Pertempuran Metaurus
Lokasi di Italia

Claudius Nero baru saja melawan Hannibal dalam pertempuran sebelumnya di Grumentum, beberapa ratus kilometer di sebelah selatan sungai Metaurus dan bertemu dengan Marcus Livius beserta para pasukan paksa yang kedatangannya tidak diketahui oleh Hannibal dan Hasdrubal, sehingga pasukan Kartago menjadi kalah jumlah. Dalam pertempuran tersebut, pasukan Romawi yang unggul dalam jumlah pasukan, mengepung pasukan Kartago dan berhasil mengalahkannya. Kartago kehilangan 15.400 orang yang terbunuh atau ditangkap, termasuk Hasdrubal.

Pertempuran tersebut mengukuhkan supremasi Romawi atas Italia. Dalam menghadapi tekanan Romawi tanpa dukungan dari Hasdrubal, Hannibal terpaksa mengevakuasi kota-kota pro-Kartago di sebagian besar Italia selatan dan mundur ke Bruttium, yang kelak ia tinggali selama empat tahun.

Latar belakang

Operasi militer Hasdrubal di Italia untuk membantu kakaknya telah berjalan dengan sangat baik pada saat itu. Setelah melarikan diri dari Publius Scipio dalam pertempuran di Baecula, merekrut tentara bayaran di Celtiberia dan melakukan perjalanan ke Galia pada musim dingin 208 SM, Hasdrubal menunggu hingga musim semi 207 SM untuk dapat melewati Pegunungan Alpen menuju bagian utara Italia. Ia membuat kemajuan jauh lebih cepat dibandingkan kakaknya dalam perjalanan, sebagian karena konstruksi-konstruksi yang ditinggalkan oleh pasukan Hannibal satu dekade sebelumnya, juga disebabkan karena tidak adanya ancaman Galia yang mengganggu Hannibal selama perjalanan tersebut. Bangsa Galia menjadi takut dan menghormati bangsa Kartago. Hasdrubal tidak hanya diizinkan melewati Pegunungan Alpen tanpa gangguan, tetapi barisan pasukannya juga bertambah dengan banyaknya orang-orang Galia yang antusias. Hasdrubal berhasil membawa gajah perangnya yang dibesarkan dan dilatih di Hispania, melintasi Pegunungan Alpen.

Roma masih belum dapat pulih dari serangkaian kekalahan telak yang dilancarkan oleh Hannibal pada dekade sebelumnya dan Romawi takut dalam menghadapi kemungkinan melawan dua putra Hamilcar Barca sekaligus. Konsul yang dipilih secara tergesa-gesa, Claudius Nero dan Marcus Livius, masing-masing dikirim untuk menghadapi Hannibal dan Hasdrubal. Pada awalnya, tidak ada konsul yang menyerang target yang dituju. Pasukan Claudius Nero yang berjumlah lebih dari 40.000 orang terlalu tangguh bagi Hannibal untuk dilawan secara terbuka dan keduanya terlibat dalam pertempuran yang tidak produktif di Bruttium. Sementara itu, Marcus Livius, meskipun mendapat dua perlindungan tambahan dari banyak tentara Romawi yang tersebar di seluruh Italia, dengan hati-hati ia mengizinkan Hasdrubal untuk bergerak melewati Metaurus hingga ke selatan menuju kota Sena (kini Senigallia).

Pendahuluan

Sebuah keputusan akhirnya diambil setelah Hasdrubal mengirim para utusannya ke Hannibal. Hasdrubal berencana ingin bertemu dengan kakaknya di bagian selatan Umbria. Rencana ini dapat diketahui oleh konsul Claudius Nero setelah para utusan Hasdrubal ditangkap. Menyadari urgensi situasi dan ancaman besar yang akan ditimbulkan oleh penggabungan pasukan Kartago ke Roma, yakni gabungan pasukan Hasdrubal dan Hannibal, Nero memutuskan untuk menghindari kewenangan Senat, juga menyarankan mereka untuk mengatur pungutan demi perlindungan mereka sendiri. Nero meninggalkan kampnya di bawah komando Legatus Quintus Catius, kemudian ia bergerak cepat ke arah Utara untuk bergabung dengan Marcus Livius, bersama 7.000 orang terpilih dengan 1.000 di antaranya adalah pasukan kavaleri. Pasukan berkuda dikirim ke baris depan di sepanjang barisan dengan perintah kepada masyarakat desa untuk mempersiapkan perbekalan bagi pasukan, karena para pasukan hanya berbekal senjata yang diambil dari kamp. Pasukan Nero diikuti oleh para relawan muda dan veteran selama perjalanan.

Claudius Nero kemudian bertemu dengan Marcus Livius, yang mendirikan kamp di Sena bersama praetor Porcius Licinius. Kamp Hasdrubal berjarak kira-kira setengah mil ke utara. Kehadiran Claudius Nero tidak diketahui oleh pasukan Romawi hingga keesokan harinya karena ia datang pada malam hari. Kedatangannya baru diketahui ketika pasukan Romawi tengah bersiap untuk berperang. Hasdrubal juga tengah mempersiapkan pasukannya, tetapi setelah ia mengamati lebih dekat pasukan yang berada di hadapannya, Hasdrubal menyadari bahwa pasukan Marcus Livius menjadi bertambah banyak sepanjang malam dengan kontingen tentara berkuda yang jauh lebih besar. Hasdrubal mengingat bahwa ia mendengar suara terompet kedua di kamp Romawi pada malam sebelumnya, yang menandakan kedatangan seorang tokoh penting. Ia mengenali suara terompet tersebut karena keterlibatannya dengan Romawi di Hispania. Hasdrubal menyimpulkan bahwa ia kini berhadapan dengan dua tentara Romawi, lalu memutuskan untuk mundur dari arena, karena takut menderita kekalahan.

Saat malam hari, Hasdrubal diam-diam memimpin pasukannya keluar dari kamp yang bertujuan untuk mundur ke Galia, agar ia dapat menjalin komunikasi secara aman dengan Hannibal. Hasdrubal dikhianati oleh pemandunya, yang membuat pasukannya tersesat dan penuh kebingungan di sepanjang sungai Metaurus, sambil berupaya untuk menyeberangi sungai, tetapi upaya ini sia-sia.

Malam berlalu tanpa ada perubahan pada Hasdrubal dan pasukannya, saat pagi hari ia mendapati pasukannya berantakan, kurang tidur dan terjebak di tepi sungai Metaurus dengan banyak tentara Galianya dalam keadaan mabuk. Hasdrubal dengan enggan, bersiap untuk berperang, ketika kavaleri Romawi yang mendekat dengan cepat dan legiun di bawah dua konsul Romawi berada tidak jauh di belakang.

Kekuatan

Pertempuran tersebut terjadi di tepi sungai Metaurus, dekat Montemaggiore al Metauro.[1] Tidak diketahui pasti jumlah pasukan dari kedua belah pihak. Bangsa Romawi memperkirakan terdapat 8.000 orang Liguria di pasukan Hasdrubal, yang merupakan sepertiga dari infanterinya.[2] Data yang berasal dari sumber-sumber kuno seringkali tidak cukup atau sangat kontradiktif. Sejarawan Appianos misalnya, mengatakan bahwa pasukan Kartago berjumlah 48.000 tentara infanteri, 8.000 kavaleri dan 15 pasukan gajah.[3] Sementara, sejarawan Livy mengklaim bahwa terdapat 61.400 tentara Kartago yang terbunuh atau ditangkap pada akhir pertempuran dan masih banyak lagi tentara yang lolos dari pembantaian tersebut.[4]

Angka-angka ini sepertinya berlebihan, terutama ketika sejarawan Polibios yang memperkirakan hanya 10.000 orang Kartago dan Galia yang tewas. Perkiraan modern menunjukkan bahwa pasukan Hasdrubal berkekuatan sekitar 30.000 orang[5] dan pasukan Marcus Livius berjumlah kurang lebih sama. Promagistrat L. Porcius Licinius memimpin dua legiun yang kira-kira jumlah tentaranya sama dengan konsul. Artinya, Marcus Livius dan Porcius Licinius mempunyai empat legiun, yakni berkisar antara 32.000–40.000 orang, termasuk jumlah sekutu-sekutunya. Jumlah kontingen sekutu bisa jadi lebih sedikit dari biasanya, karena penolakan beberapa relasi Romawi untuk menyediakan pasukan tambahan. Pasukan Porcius kekurangan kekuatan.[6] Kekuatan Romawi kemungkinan semakin berkurang karena pertempuran sebelumnya dengan Hasdrubal dengan bukti keberadaan 3.000 orang tahanan di kamp Hasdrubal. 7.000 tentara Claudius Nero bergabung dengan sekitar 2.000 orang relawan dalam perjalanan dan ketika ia bergabung, pasukan Romawi memiliki 37.000 tentara yang melawan Hasdrubal.[6]

Referensi

  1. ^ G. Baldelli, E. Paci, L. Tomassini, La battaglia del Metauro. Testi, tesi, ipotesi, Minardi Editore, Fano 1994; M. Olmi, La battaglia del Metauro. Alla ricerca del luogo dello scontro, Edizioni Chillemi, Roma 2020.
  2. ^ Hoyos 2015, hlm. 193.
  3. ^ Appian, History of Rome, The Hannibalic War, 52 Diarsipkan 20 Oktober 2015 di Wayback Machine.
  4. ^ Livy, The History of Rome, 27.49 Diarsipkan 16 Februari 2011 di Wayback Machine.
  5. ^ Barceló, Pedro (1998). Hannibal (dalam bahasa Jerman). C.H.Beck. hlm. 78. ISBN 3-4064-3292-1. OL 9026313M. 
  6. ^ a b Hoyos 2015, hlm. 194.

Pustaka