Sejarah Dinasti Han: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 15:
Pada Juni 208 SM, Xiang Yu dan Xiang Lang mencoba membentuk kembali Kerajaan Chu dengan menyatakan [[Kaisar Yi dari Chu|Mi Xin]] (cucu [[Raja Huai I dari Chu]]) sebagai "Raja Huai II dari Chu" di pusat kekuasaan mereka di Pengcheng (kini [[Xuzhou]]). Sementara itu, kerajaan-kerajaan lain juga mulai dibentuk sebagai penerus berbagai Negara-negara Perang. Namun, Qin kemudian mengutus Zhang Han untuk memadamkan pemberontakan ini. Xiang Liang gugur dalam pertempuran melawan panglima Zhang. Sang panglima kemudian menyerang Zhao Xie (Raja Zhao) di ibu kotanya di [[Handan]], sehingga Zhao terpaksa melarikan diri ke [[Julu]]. Pasukan panglima Zhang kemudian mengepung kota ini. Kendati demikian, kerajaan Chu, Yan, dan Qi memutuskan untuk membantu Zhao. Xiang Yu akhirnya berhasil mengalahkan Zhang di Julu, dan pada tahun 207 SM Zhang terpaksa menyerah.{{sfn|Loewe|1986|p=114}}
 
Saat Xiang sedang disibukkan di Julu, Raja Huai II mengirim Liu Bang guna merebut wilayah utama Qin di [[Guanzhong]]. Mereka sebelumnya telah membuat perjanjian bahwa perwira pertama yang berhasil merebut wilayah ini akan menjadi rajanya.{{sfn|Loewe|1986|pp=114-115}}{{sfn|Loewe|2000|p=254}} Pada akhir tahun 207 SM, penguasa Qin, [[Ziying]] (yang telah mengklaim gelar yang lebih rendah dari kaisar, yaitu Raja Qin) memerintahkan pembunuhan kasim utamanya, [[Zhao Gao]], karena sang kasim terlibat dalam peristiwa pembunuhan Kanselir [[Li Si]] pada tahun 208 SM dan Kaisar Qin yang kedua, Qin Er Shi, pada tahun 207 SM. Ziying lalu menyatakan tunduk kepada Liu Bang, sehingga Liu Bang dapat menguasai ibu kota Qin di [[Xianyang]].{{sfn|Loewe|1986|p=115}} Penasihat utama Liu Bang, Zhang Liang (meninggal 189 SM), memberikan wejanganpetuah agar Liu Bang tidak membiarkan pasukannya menjarah kota tersebut. Oleh sebab itu, Liu Bang memutuskan untuk menyegel perbendaharaan Xianyang.{{sfn|Loewe|2000|p=255}}
 
== Perang Han-Chu ==