Sumatera Selatan

provinsi di Pulau Sumatera, Indonesia

Sumatra Selatan[6] adalah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian Selatan pulau Sumatera. Ibu kota Sumatera Selatan berada di kota Palembang, dan pada tahun 2021 penduduk provinsi ini berjumlah 8.550.849 jiwa. Secara geografis, Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kepulauan Bangka-Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Selain itu, ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena menjadi pusat Kedatuan Sriwijaya.

Sumatera Selatan
Sumatra Selatan
Transkripsi Melayu
 • Jawiسومترا سلاتن
 • Surat Ulu
Bendera Sumatera Selatan
Julukan: 
Bumi Sriwijaya
Motto: 
Bersatu teguh
Peta
Peta
Negara Indonesia
Dasar hukum pendirianUU No. 10 tahun 1948
Tanggal15 Mei 1946 (umur 78)[1]
Ibu kotaKota Palembang
Kota besar lainnya
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 13
  • Kota: 4
  • Kecamatan: 212
  • Kelurahan: 3081
Pemerintahan
 • GubernurAgus Fatoni (Pj.)
 • Wakil GubernurLowong
 • Sekretaris DaerahSuman Asra Supriyono
 • Ketua DPRDAnita Noeringhati
Luas
 • Total91.592,43 km2 (35,364,03 sq mi)
Populasi
 • Total8.657.008
 • Peringkat9 di Indonesia
 • Kepadatan95/km2 (240/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 94,24% Islam
  • 1,81% Buddha
  • 0,83% Hindu[3]
 • Bahasa
 • IPMKenaikan 73,18 (2023)
tinggi[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode area telepon
Daftar
  • 0702 — Tebing Tinggi (Kabupaten Empat Lawang)
  • 0711 — Kota Palembang — Pangkalan Balai - Betung (Kabupaten Banyuasin) — Indralaya (Kabupaten Ogan Ilir)
  • 0712 — Kayu Agung (Kabupaten Ogan Komering Ilir) — Tanjung Raja (Kabupaten Ogan Ilir)
  • 0713 — Kota Prabumulih — Pendopo Talang Ubi (Kabupaten Muara Enim)
  • 0714 — Sekayu (Kabupaten Musi Banyuasin)
  • 0730 — Kota Pagar Alam — Kota Agung (Kabupaten Lahat)
  • 0731 — Lahat (Kabupaten Lahat)
  • 0733 — Kota Lubuklinggau — Muara Beliti (Kabupaten Musi Rawas)
  • 0734 — Muara Enim (Kabupaten Muara Enim)
  • 0735 — Baturaja (Kabupaten Ogan Komering Ulu) — Martapura (Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur) — Muaradua (Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan)
Kode ISO 3166ID - SS
Pelat kendaraanBG
Kode Kemendagri16
Kode BPS16
DAURp 1.614.757.701.000,- (2021)[5]
Lagu daerahMelayu Palembang
"Gending Sriwijaya"
"Cup Mak Ilang"
"Palembang Bari"
"Pempek Lenjer"
Besemah/Pesemah
"Kebile-bile"
"Dek Sangke"
"Petanglah Petang"
"Sayang Selayak"
"Ribulah Ribu"
Ogan
"Caram Seguguk"
"Nasib Badan"
"Putri Pinang Masak"
"Sane Ayakh Ugan"
Komering
"Ombai Akas"
"Bumi OKU Timur"
"Dang Lupa Ko Komering"
"Mulang Do Kiyai
Rumah adatRumah Limas
Rumah Baghi
Rumah Rakit
Rumah Ulu
Senjata tradisionalKeris Melayu
Badik Komering
Pisau Ulu Pandak
Trisula
Flora resmiDuku
Fauna resmiIkan Belida
Situs websumselprov.go.id

Koordinat: 3°17′S 104°9′E / 3.283°S 104.150°E / -3.283; 104.150

Dari abad ke-7 hingga akhir abad ke-14, provinsi ini merupakan pusat Kerajaan Buddha Sriwijaya, yang memengaruhi sebagian besar kawasan Asia Tenggara.[7] Sriwijaya adalah pusat penting bagi perluasan agama Buddha di Kepulauan Nusantara pada abad ke-8 hingga abad ke-12. Sriwijaya juga kerajaan bersatu pertama yang mendominasi sebagian besar Nusantara yang kini disebut Indonesia.[8] Karena posisi geografisnya, ibu kota Sriwijaya, Palembang, menjadi pelabuhan berkembang yang sering dikunjungi oleh para pedagang dari Timur Tengah, Subbenua India, dan Tiongkok. Dimulai pada abad ke-13, Islam mulai menyebar di wilayah tersebut, secara efektif menggantikan agama Hindu dan Buddha sebagai agama dominan di wilayah tersebut.

Pada abad ke-17, Kesultanan Palembang didirikan dengan Palembang sebagai ibukotanya, pada saat itu pula orang-orang Eropa mulai berdatangan di wilayah ini. Belanda menjadi kekuatan dominan di wilayah tersebut. Melalui Vereenigde Oostindische Compagnie, Belanda memberikan pengaruh terhadap Kesultanan Palembang. Hingga pada akhirnya Kesultanan Palembang dibubarkan. Wilayah ini seperti wilayah lainnya di Indonesia, Belanda mengambil alih pemerintahan untuk abad berikutnya, tetapi selama Perang Dunia II, Jepang menyerang Palembang dan mengusir Belanda.

Jepang menduduki wilayah Sumatera Selatan sampai Agustus 1945, ketika mereka menyerah kepada pasukan Sekutu. Belanda berusaha untuk kembali ke wilayah tersebut, tetapi ini ditentang oleh Republik Indonesia yang baru dideklarasikan, sehingga terjadi Perang Kemerdekaan. Pada akhirnya, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia dan menarik diri dari wilayah tersebut pada tahun 1950. Provinsi Sumatera Selatan kemudian dibentuk pada 12 September 1950. Namun, berdasarkan peraturan daerah Provinsi Sumatera Selatan tentang hari jadi provinsi Sumatera Selatan maka pemerintah Sumatera Selatan menetapkan bahwa 15 Mei 1946 merupakan hari jadi provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Sejarah

 
Peta Keresidenan Palembang pada 1909

Provinsi Sumatera Selatan dikenal juga dengan sebutan "Bumi Sriwijaya". Pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini merupakan pusat Kedatuan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke Madagaskar di Benua Afrika.[butuh rujukan]

Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari negeri Tiongkok.[butuh rujukan] Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang.[butuh rujukan] Ketika masih berjaya, Kedatuan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.[butuh rujukan]

Menurut Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan pada 1926 menyebutkan, pemukiman yang bernama Sriwijaya itu didirikan pada tanggal 17 Juni 683 Masehi.[butuh rujukan] Tanggal tersebut kemudian menjadi hari jadi Kota Palembang yang diperingati setiap tahunnya.

Geografi

 
Peta Administrasi Provinsi Sumatera Selatan

Provinsi Sumatera Selatan secara astronomis terletak antara 1–4° Lintang Selatan dan 102–106° Bujur Timur, dan luas daerah seluruhnya adalah 87.017.41 km2.

Batas batas wilayah Provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut:

Secara topografi, wilayah Sumatera Selatan di Pantai Timur tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasinya berupa tumbuhan palmase dan kayu rawa (bakau). Sedikit makin ke barat merupakan dataran rendah yang luas. Lebih masuk kedalam wilayahnya semakin bergunung-gunung. Disana terdapat bukit barisan yang membelah Sumatera Selatan dan merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 900 – 1.200 meter dari permukaan laut. Bukit barisan terdiri atas puncak Gunung Seminung (1.964 m), Gunung Dempo (3.159 m), Gunung Patah (1.107 m) dan Gunung Bengkuk (2.125m). Disebelah Barat Bukit Barisan merupakan lereng. Provinsi Sumatera Selatan mempunyai beberapa sungai besar. Kebanyakan sungai-sungai itu bermata air dari Bukit Barisan, kecuali Sungai Mesuji, Sungai Lalan dan Sungai Banyuasin. Sungai yang bermata air dari Bukit Barisan dan bermuara ke Selat Bangka adalah Sungai Musi, sedangkan Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Kelingi, Sungai Lakitan, Sungai Rupit dan Sungai Rawas merupakan anak Sungai Musi.

Secara administratif Sumatera Selatan terdiri dari 13 (tiga belas) Pemerintah Kabupaten dan 4 (empat) Pemerintah Kota, dengan Palembang sebagai ibu kota provinsi. Pemerintah kabupaten dan kota membawahi pemerintah kecamatan dan desa atau kelurahan. Sumatera Selatan memiliki 13 kabupaten, 4 kota madya, 212 kecamatan, 354 kelurahan, dan 2.589 desa.[9] Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi Kabupaten dengan luas wilayah terbesar dengan luas 16.905,32 ha, diikuti oleh Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah sebesar 14.477 ha.

Terdapat empat sektor yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap PDRB. Pada 2010, empat sektor yang memberikan sumbangan terbesar adalah sektor industri pengolahan, diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian, sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan Restoran. Pada tahun yang sama, kontribusi masing-masing sektor diatas secara berurutan adalah 23,67%, 21,62%, 16,85%, 12,70%.[butuh rujukan]

Sebagai salah satu provinsi tujuan investasi, Sumatera Selatan memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang, di antaranya adalah Bandara S.M. Badaruddin II yang terdapat di Kota Palembang, Bandara Silampari yang terletak di kota Lubuklinggau, Bandara Tanjung Enim di Kabupaten Muara Enim, Bandara Banding Agung yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Pelabuhan Boom Baru yang terletak di Kota Palembang.

Iklim

Provinsi Sumatera Selatan mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan antara 9/7 – 492/23 mm sepanjang tahun 2003. Setiap bulannya hujan cenderung turun.Dipantai Timur tanah nya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengarui oleh pasang surut.Vegitasinya berupa tumbuhan palmase dan kayu rawa (Bakau).Sedikit makin kebarat merupakan dataran rendah yang luas.lebih masuk dalam wilayah semakin daerahnya bergunung-gunung. Sumatera Selatan memiliki Iklim Am, yaitu iklim tropis dengan musim kemarau yang pendek.

Politik dan pemerintahan

Gubernur

Gubernur adalah pimpinan tertinggi dalam pemerintahan provinsi Sumatera Selatan, dan bertanggungjawab atas wilayah tersebut. Saat ini, gubernur yang menjabat di Sumatera Selatan yakni Agus Fatoni sebagai penjabat sejak 2023.

Gubernur Potret Partai Mulai menjabat Akhir menjabat Masa jabatan Periode Wakil
Agus Fatoni
(Penjabat)
(lahir 1972)
  Independen 2 Oktober 2023 Petahana 228 hari Transisi Lowong

Dewan Perwakilan

 
Kantor DPRD Sumatera Selatan

DPRD Sumsel beranggotakan 75 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Sumsel terdiri dari 1 Ketua dan 3 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Sumsel yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 24 September 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Palembang di Gedung DPRD Provinsi Sumatera Selatan.[10] Komposisi anggota DPRD Sumsel periode 2019-2024 terdiri dari 11 partai politik dimana Partai Golkar adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 13 kursi, kemudian disusul oleh PDI Perjuangan yang meraih 11 kursi dan Partai Gerindra yang meraih 10 kursi. Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Sumsel dalam tiga periode terakhir.[11][12][13][14]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009-2014 2014-2019 2019-2024
Golkar 16   10   13
PDI-P 11   13   11
Gerindra 6   10   10
Demokrat 13   11   9
PKB 4   6   8
PKS 7   5   6
NasDem (baru) 5   6
PAN 4   6   5
Hanura (baru) 4   5   3
Perindo (baru) 3
PPP 5   2   1
PBB 3   2   0
PKPB 1
PPRN (baru) 1
Jumlah Anggota 75   75   75
Jumlah Partai 12   11   11


Kabupaten dan Kota

No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/Walikota Luas wilayah
(km²)[15]
Jumlah penduduk
(2023)[15]
Kecamatan Kelurahan/desa Lambang
 
Peta lokasi
1 Kabupaten Banyuasin Pangkalan Balai Hani Syopiar Rustam (Pj.) 12.262,76 850.022 21 16/288
 
 
2 Kabupaten Empat Lawang Tebing Tinggi Pauzan Khoiri Denin (Pj.) 2.234,10 336.694 10 9/147
 
 
3 Kabupaten Lahat Lahat Muhammad Farid (Pj.) 4.333,06 441.961 24 18/360
 
 
4 Kabupaten Muara Enim Muara Enim Ahmad Rizali (Pj.) 6.763,91 640.224 22 10/245
 
 
5 Kabupaten Musi Banyuasin Sekayu Sandi Fahlepi (Pj.) 14.550,79 707.290 14 13/227
 
 
6 Kabupaten Musi Rawas Muara Beliti Ratna Machmud 6.122,59 421.511 14 13/186
 
 
7 Kabupaten Musi Rawas Utara Rupit Devi Suhartoni 5.937,80 199.668 7 7/82
 
 
8 Kabupaten Ogan Ilir Indralaya Panca Wijaya Akbar 2.302,86 439.469 16 14/227
 
 
9 Kabupaten Ogan Komering Ilir Kayu Agung Asmar Wijaya (Pj.) 17.071,33 779.893 18 13/314
 
 
10 Kabupaten Ogan Komering Ulu Baturaja Teddy Meilwansyah (Pj.) 3.774,50 383.608 13 14/143
 
 
11 Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Muaradua Popo Ali Martopo 4.369,25 421.004 19 7/252
 
 
12 Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura Lanosin Hamzah 3.412,72 684.560 20 7/305
 
 
13 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir Talang Ubi Heri Amalindo 1.842,56 209.771 5 6/65
 
 
14 Kota Lubuk Linggau - Trisko Defriyansa (Pj.) 367,73 241.894 8 72/-
 
 
15 Kota Pagaralam - Lusapta Yudha Kurnia (Pj.) 625,91 150.881 5 35/-
 
 
16 Kota Palembang - Ratu Dewa (Pj.) 352,51 1.772.492 18 107/-
 
 
17 Kota Prabumulih - Elman (Pj.) 447,31 208.971 6 25/12
 
 


Kecamatan, kelurahan dan desa

Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari 13 kabupaten, 4 kotamadya, 241 kecamatan, 3.263 kelurahan / desa. Pada tahun 2023, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 8.889.913 jiwa[15] dengan total luas wilayah 91.592 km².

No. Kode
Kemendagri
Kabupaten/Kota Ibukota Luas Wilayah
(km²)
Penduduk
(jiwa) [1]
2023
Kecamatan Kelurahan/Desa
1 16.07 Kab. Banyuasin Pangkalan Balai 12.262,76 850.022 21 305
2 16.11 Kab. Empat Lawang Tebing Tinggi 2.234,10 336.694 10 156
3 16.04 Kab. Lahat Lahat 4.333,06 441.961 24 377
4 16.03 Kab. Muara Enim Kota Muara Enim 6.763,91 640.224 22 256
5 16.06 Kab. Musi Banyuasin Sekayu 14.550,79 707.290 15 243
6 16.05 Kab. Musi Rawas Muara Beliti 6.122,59 421.511 14 199
7 16.13 Kab. Musi Rawas Utara Rupit 5.937,80 199.668 7 89
8 16.10 Kab. Ogan Ilir Indralaya 2.302,86 439.469 16 241
9 16.02 Kab. Ogan Komering Ilir Kayu Agung 17.071,33 779.893 18 327
10 16.01 Kab. Ogan Komering Ulu Baturaja 3.774,50 383.608 13 157
11 16.09 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan Muaradua 4.369,25 421.004 19 259
12 16.08 Kab. Ogan Komering Ulu Timur Martapura 3.412,72 684.560 20 332
13 16.12 Kab. Penukal Abab Lematang Ilir Talang Ubi 1.842,56 209.771 5 71
14 16.73 Kota Lubuk Linggau - 367,73 241.894 8 72
15 16.72 Kota Pagar Alam - 625,91 150.881 5 35
16 16.71 Kota Palembang - 352,51 1.772.492 18 107
17 16.74 Kota Prabumulih - 447,31 208.971 6 37
TOTAL 91.592 8.889.913 241 3.263


Demografi

 
Rumah Limas, rumah tradisional Sumatera Selatan

Masalah kependudukan di antara lain meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal dasar pembangunan, tetapi dapat juga menjadi beban dalam proses pembangunan jika mempunyai kualitas yang rendah. Oleh sebab itu untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional dalam menangani permasalahan penduduk pemerintah tidak saja mengarahkan pada upaya pengendalian jumlah penduduk tetapi juga menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Di samping itu program perencanaan pembangunan sosial di segala bidang harus mendapat prioritas utama yang berguna untuk peningkatan kesejahteraan penduduk.

Pada tahun 2020 jumlah penduduk Sumatera Selatan sudah mencapai 8.497.196 jiwa, yang menempatkan Sumatera Selatan sebagai provinsi ke-6 terbesar penduduknya di Indonesia. Secara absolut jumlah penduduk Sumatera Selatan terus bertambah dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 1971 jumlah penduduk sebesar 2,931 juta jiwa, meningkat menjadi 3,975 pada tahun 1980, 5,493 juta jiwa pada tahun 1990 serta 6,273 pada tahun 2000. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar maka Sumatera Selatan dihadapkan kepada suatu masalah kependudukan yang sangat serius. Oleh karena itu, upaya mengendalikan pertumbuhan penduduk disertai dengan upaya peningkatan kesejahteraan penduduk harus merupakan suatu upaya yang berkesinambungan dengan program pembangunan yang sedang dan akan terus dilaksanakan.

Berikut adalah jumlah penduduk Sumatera Selatan dari tahun ke tahun:

Tahun 1971 1980 1990 2000 2003 2005 2010 2020
Jumlah penduduk 2.930.830   3.975.904   5.492.993   6.210.800   6.503.918   6.782.339   7.450.394   8.497.196
(Sensus 2020)
Sejarah kependudukan Sumatera Selatan
Sumber:[16]

Suku bangsa

 
Pakaian adat pernikahan orang Melayu Palembang.

Masyarakat Sumatera Selatan memiliki ragam etnis dan kelompok budaya, umumnya terbagi atas etnis pribumi (Iliran dan Uluan) dan etnis pendatang. Etnis pribumi berada dalam satu istilah kolektif "Melayu Palembang" yang terbagi menjadi dua, yaitu Orang Iliran dan Orang Uluan.[17] Di Sumatera Selatan, semua etnis hidup berdampingan dan damai, bahkan tidak pernah terjadi konflik antar etnis dan umat beragama.

Berdasarkan data dari Sensus Badan Pusat Statistik Tahun 2010. Berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di Provinsi Sumatera Selatan:[18]

No Suku Jumlah 2010 %
1 Asal Sumatera Selatan* 4.120.408 55,43%
2 Jawa 2.037.715 27,41%
3 Melayu 602.741 8,11%
4 Sunda 180.018 2,42%
5 Asal Sumatra lainnya 104.386 1,40%
6 Lampung 95.983 1,04%
7 Tionghoa 72.575 0,98%
8 Minangkabau 64.403 0,87%
9 Batak 45.709 0,61%
10 Bugis 42.977 0,58%
11 Bali 38.552 0,52%
12 Melayu Jambi 16.198 0,22%
13 Suku lainnya 63.377 0,85%
Sumatera Selatan 7.434.042 100%

Catatan:* Data yang dihitung adalah data yang tercatat, di luar data yang tidak diketahui, dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010. Suku asal Sumatera Selatan lainnya termasuk semua suku dari Sumatera Selatan seperti Melayu (Melayu Palembang dan Banyuasin-Pesisir) serta suku Daya, Enim, Gumai, Kayu Agung, Kikim, Kisam, Komering, Lematang, Lengkayap, Lintang, Lom, Mapur, Sekak, Meranjat, Musi Ulu, Musi Sekayu, Ogan, Orang Sampan, Pesemah, Pedamaran, Pegagan, Rambang, Ranau, Rawas, Saling, Semendo, Teloko, Ulu.[17][18] Selain itu, terdapat pula kelompok etnik Rejang asli Sumatera Selatan di daerah Ulu Rawas, Musi Rawas Utara.[19][20]

Bahasa

Sumatera Selatan memiliki beragam bahasa daerah, logat dan dialek yang sangat kaya dan berbeda. Bahasa daerah yang umum dipakai dan menjadi lingua franca antar suku di Sumatera Selatan adalah Bahasa Melayu Palembang. Selain itu, Di wilayah tenggara Sumatera Selatan yaitu wilayah Komering (OKU Timur dan OKI), Bahasa Komering menjadi bahasa utama di sana bagi ratusan ribu penduduknya namun di sisi lain Bahasa Ogan menjadi bahasa alternatif penghubung bagi masyarakat yang tinggal di wilayah OKU Raya (Ogan Komering Ulu, OKU Timur dan OKU Selatan). Di wilayah barat Sumatera Selatan tepatnya sepanjang dataran tinggi Gunung Dempo dan aliran Sungai Lematang, Bahasa Besemah menjadi bahasa utama antara masyarakat asli dan wilayah utara Bahasa Musi memegang peran dalam komunikasi sehari-hari masyarakat di sana.

Agama

Agama di Sumatera Selatan (2022)

  Islam (97.59%)
  Kekristenan (2.34%)
  Buddha (0.06%)
  Lainnya (0.01%)

Masyarakat di provinsi tersebut, seperti halnya wilayah lain di Sumatera kecuali provinsi Bangka Belitung dan Sumatera Utara, sebagian besar mengikuti mazhab Syafi'i hukum Islam Sunni. Agama ini sebagian besar dianut oleh suku Melayu, Jawa, Minangkabau, dan Sunda. Agama minoritas lainnya juga dianut; orang Tionghoa pada dasarnya menganut Buddha Mahayana dan Kristen.

Hingga 2022, Islam adalah agama terbesar di Sumatera Selatan, dianut oleh 97,59% penduduk. Agama minoritas adalah Kristen (Protestan dan Katolik Roma) dengan 2,34%, Budha 0,06%, dan lain-lain (termasuk agama Rakyat, Hindu, Konghucu dan Lainnya) 0,01% dari populasi.[21]

Galeri

Referensi

  1. ^ "PERDA Provinsi Sumatera Selatan No 5 Tahun 2007" (PDF). jdih.sumselprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-04-22. Diakses tanggal 22 April 2021. 
  2. ^ Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2023, Provinsi Sumatera Selatan Dalam Angka 2023 (Katalog-BPS 1102001.16)
  3. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Agama di Sumatera Selatan". www.sumsel.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-02. Diakses tanggal 16 Maret 2022. 
  4. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2023". www.bps.go.id. hlm. 8. Diakses tanggal 7 Desember 2023. 
  5. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2021" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2021). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 17 April 2023. 
  6. ^ "Cari "Sumatra Selatan" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)". Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 
  7. ^ Munoz, Paul Michel (2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. Singapore: Editions Didier Millet. hlm. 171. ISBN 9789814155670. 
  8. ^ Mohd Hazmi Mohd Rusli (31 August 2015). "The unsung Malay history". Astro Awani. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-07. Diakses tanggal 2021-10-26. 
  9. ^ "Daftar Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan". SIMATA (Sistem Informasi Satu Data Sumatera Selatan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-01. Diakses tanggal 2022-05-26. 
  10. ^ "75 Anggota DPRD Sumsel Dilantik". kaganga.com. Kanwil Kemenkumham Maluku Utara. 24-09-2019. Diakses tanggal 16-10-2019. 
  11. ^ "Komposisi Keanggotaan DPRD Provinsi Sumatera Selatan". dprd.sumselprov.go.id. 15-10-2015. Diakses tanggal 19-10-2019. 
  12. ^ "Ini Daftar Nama Anggota DPRD Sumsel yang Dilantik Hari Ini". rmolsumsel.com. 24-09-2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-18. Diakses tanggal 19-10-2019. 
  13. ^ "75 Anggota DPRD Sumsel Dilantik, Berikut Daftarnya…". sumeks.co. 24-09-2019. Diakses tanggal 19-10-2019. 
  14. ^ "Inilah 75 anggota DPRD Sumsel terpilih 2019 - 2024". antaranews.com. 12-08-2019. Diakses tanggal 19-10-2019. 
  15. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 4 April 2024. 
  16. ^ BPS Sensus 2010[pranala nonaktif permanen] www.bps.go.id
  17. ^ a b "Iliran dan Uluan: Dinamika dan Dikotomi Sejarah Kultural Palembang - PDF Download Gratis". docplayer.info. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-16. Diakses tanggal 2021-09-18. 
  18. ^ a b "Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (pdf). www.bps.go.id. hlm. 36–41. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-25. Diakses tanggal 22 September 2021. 
  19. ^ Bakaruddin, Supian, Sarkowi 2021, hlm. 45.
  20. ^ Departemen Penerangan Republik Indonesia 1993, hlm. 7-8.
  21. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Agama". Ministry of Religious Affairs. 31 August 2022. Diakses tanggal 29 October 2023. 

Daftar Pustaka

Pranala luar