Thiwul

variasi makanan khas Indonesia
Revisi sejak 8 September 2023 16.01 oleh Thesillent (bicara | kontrib) (Perbaikan)


Tiwul atau Sego tiwul (bahasa Jawa: ꦱꦼꦒꦛꦶꦮꦸꦭ꧀, translit. sêgo thiwul, har. 'sêga thiwul') adalah panganan pokok khas Jawa sebagai pengganti nasi yang berbahan dasar ketela pohon atau singkong.[1] Masyarakat Jawa kususnya di Ponorogo[2], Trenggalek, Wonosobo, Gunungkidul,[3] Wonogiri,[4] Pacitan dan Blitar masih rutin mengkonsumsi jenis makanan ini, terutama saat musim paceklik. Dalam bahasa Jawa, nasi disebut sêgo (konsonan "o") atau sêga (konsonan "a").

Infotaula de menjarThiwul
ꦒꦩ꧀ꦧꦂꦱꦼꦒꦛꦶꦮꦸꦭ꧀ꦝꦫꦶꦧ꧀ꦭꦶꦠꦂ
Sêgo tiwul atau Sêga tiwul dari Blitar
Asal
WilayahJawa Tengah
Jawa Timur
D.I.Yogyakarta
Negara asalIndonesia
Keahlian memasakmasakan Indonesia
Rincian
JenisBersantap
Bahan utamasingkong
Sêga oyek, disajikan bersama kelapa parut dan tempe mendoan, dari eks Karesidenan Banyumas

Sego atau sega tiwul dibuat dari bahan gaplek.[1] Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras. Tiwul dipercaya mencegah penyakit maag, perut keroncongan, dan lain sebagainya. Tiwul pernah digunakan untuk makanan pokok sebagian penduduk Indonesia pada masa penjajahan Jepang dan sekarang tiwul dibuat jadi tiwul instan.[5] Selain itu tiwul identik makanan orang-orang miskin karena tidak mampu membeli beras, sehingga menjadikan tiwul sebagai alternatif dari nasi.[6][7]

Dari Kebumen, Banyumas dan Cilacap juga terdapat penganan serupa tiwul yang disebut Oyek.[8] Meskipun sama-sama berasal dari gaplek, kedua jenis makanan ini berbeda dalam proses pembuatannya, sehingga rasanya pun sedikit berbeda.

Sedangkan di Gresik, Tiwul menjadi buruan penikmat kuliner pagi hari yang biasanya habis dalam waktu 3 jam setelah buka.

Olahan Kuliner Tiwul

Seiring dengan perkembangan jaman, makanan tradisional yang berbahan baku gaplek ini sering juga di modifikasi menjadi makanan dengan nilai tambah sendiri yaitu dengan menambahkan bahan pelengkap seperti santan kelapa, coklat, nangka dan keju.

Rujukan

  1. ^ a b Lyliana, Lea (2021-12-04). Lyliana, Lea, ed. "Cara Olah Singkong untuk Bikin Tiwul, Dikeringkan Dulu Jadi Gaplek". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-01-03. 
  2. ^ Santoso, X.-Charolin Pebrianti, Redaktur: Satmoko Budi (2017-09-23). "Tiwul Goreng Makanan Lezat Khas Ponorogo". Cendana News. Diakses tanggal 2023-01-18. 
  3. ^ Lyliana, Lea (2021-12-05). Lyliana, Lea, ed. "Mengulik Usaha Tiwul Manis di Gunung Kidul, Oleh-oleh Favorit Wisatawan". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-01-03. 
  4. ^ Munandar, Aris (2021-03-09WIB16:15:23+00:00). "Deretan Kuliner Khas Wonogiri yang Dirindukan Kaum Boro, Dari Nasi Thiwul Hingga Tempe Besengek". Solopos.com. Diakses tanggal 2022-01-03. 
  5. ^ Lyliana, Lea (2021-12-04). Lyliana, Lea, ed. "Cara Membuat Tiwul Instan, Apa Sama dengan Tiwul Biasa?". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-01-03. 
  6. ^ Liputan6.com (2010-05-31). "Derita Kemiskinan, Puluhan Warga Makan Nasi Basi". liputan6.com. Diakses tanggal 2023-01-18. 
  7. ^ Media, Kompas Cyber (2020-08-12). "Sejarah Tiwul Khas Jawa, Makanan Pengganti Nasi karena Harga Beras Mahal Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-01-18. 
  8. ^ "Festival Oyek, Memasyarakatkan Kembali Makanan Tradisional Banyumas". Diakses tanggal 2022-01-03.