Vyacheslav Mikhailovich Molotov[a] (/ˈmɒləˌtɒf, ˈm-/;[1] lahir dengan nama belakang Skryabin;[b] 9 Maret 1890 – 8 November 1986)[2] adalah seorang politikus dan diplomat Uni Soviet. Ia merupakan tokoh Bolshevik Lama dan salah satu figur utama dalam Pemerintahan Uni Soviet dari dasawarsa 1920-an, setelah ia menjadi orang kepercayaan Joseph Stalin. Molotov menjabat sebagai Ketua Dewan Komisar Rakyat (Perdana Menteri) dari 1930 hingga 1941, dan sebagai Menteri Luar Negeri dari 1939 sampai 1949 dan dari 1953 hingga 1956. Ia menjabat sebagai Wakil Pertama Perdana Menteri dari 1942 hingga 1957, ketika ia dicopot dari Presidium Komite Pusat oleh Nikita Khrushchev. Pada tahun 1961, Molotov terpaksa pensiun setelah ia dicopot dari segala jabatannya dan dikeluarkan dari Partai Komunis.

Vyacheslav Molotov
Вячеслав Молотов
Wakil Ketua Pertama Dewan Menteri Uni Soviet
Masa jabatan
16 August 1942 – 29 June 1957
Perdana MenteriJoseph Stalin
Georgy Malenkov
Nikolai Bulganin
Menteri Luar Negeri
Masa jabatan
5 Maret 1953 – 1 Juni 1956
Perdana MenteriGeorgy Malenkov
Nikolai Bulganin
Masa jabatan
3 Mei 1939 – 4 Maret 1949
Perdana MenteriJosef Stalin
Ketua Dewan Komisar Rakyat Uni Soviet
Masa jabatan
19 Desember 1930 – 6 Mei 1941
Wakil PertamaValerian Kuibyshev
Nikolai Voznesensky
Sebelum
Pendahulu
Alexei Rykov
Pengganti
Josef Stalin
Sebelum
Sekretaris Penanggung Jawab Partai Komunis Rusia (Bolshevik)
Masa jabatan
Maret 1921 – April 1922
Anggota penuh Politbiro
Masa jabatan
1 Januari 1926 – 29 Juni 1957
Calon anggota Politbiro
Masa jabatan
16 Maret 1921 – 1 Januari 1926
Anggota Sekretariat
Masa jabatan
16 Maret 1921 – 21 Desember 1930
Anggota Orgburo
Masa jabatan
16 Maret 1921 – 21 Desember 1930
Informasi pribadi
Lahir
Vyacheslav Mikhailovich Skryabin

(1890-03-09)9 Maret 1890
Kukarka, Kekaisaran Rusia
Meninggal8 November 1986(1986-11-08) (umur 96)
Moskwa, RSFS Rusia, Uni Soviet
KewarganegaraanUni Soviet
KebangsaanRusia
Partai politikPartai Komunis Uni Soviet
Tanda tangan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Molotov merupakan salah satu penandatangan utama pakta non-agresi dengan Jerman Nazi pada tahun 1939 (juga disebut Pakta Molotov–Ribbentrop). Isi-isi yang paling penting dari pakta tersebut ditambahkan dalam bentuk protokol rahasia yang mengatur rencana penyerangan Polandia dan pembagian wilayahnya. Molotov sendiri tahu bahwa aparat Soviet melancarkan pembantaian Katyn pada masa ini.

Seusai Perang Dunia II, (Perang Patriotik Raya), Molotov terlibat dalam proses perundingan dengan sekutu-sekutu Barat, dan selama proses tersebut ia dikenal akan kecakapan diplomasinya. Ia tetap menjadi diplomat dan politikus Soviet yang sangat berpengaruh hingga Maret 1949, ketika ia tidak lagi disukai oleh Stalin dan jabatan di kementerian luar negeri diserahkan kepada Andrei Vyshinsky. Hubungan Molotov dengan Stalin semakin memburuk, dan Stalin bahkan mengkritik Molotov dalam pidatonya selama Kongres Partai ke-19. Setelah Stalin menjemput ajalnya pada 1953, Molotov sangat menentang kebijakan de-Stalinisasi yang dilancarkan oleh Khrushchev. Molotov membela kebijakan-kebijakan dan tinggalan sejarah Stalin sampai ia meninggal pada 1986, dan ia sangat mengkritik para penerus Stalin, terutama Khrushchev.

Kehidupan awal dan karier

 
Tempat lahir Molotov di Sovetsk, Oblast Kirov.

Molotov lahir dengan nama Vyacheslav Mikhailovich Skryabin di desa Kukarka, Uyezd (Kabupaten) Yaransk, Kegubernuran Vyatka (sekarang Sovetsk di Oblast Kirov), sebagai putra dari seorang pembuat mentega. Terdapat kesalahpahaman umum bahwa ia adalah kerabat komponis Aleksandr Scriabin, tetapi hal ini sama sekali tidak benar.[3] Pada masa remajanya, ia disebut sebagai sosok yang "pemalu" dan "pendiam", dan ia selalu membantu ayahnya bekerja. Ia menuntut ilmu di sebuah sekolah menengah di Kazan, dan bergabung dengan Partai Buruh Demokrat Sosial Rusia pada 1906, kemudian masuk faksi Bolshevik radikal dalam organisasi tersebut yang dikepalai oleh V. I. Lenin.[4]

Skryabin menggunakan nama samaran "Molotov", yang berasal dari kata Rusia молот molot (berarti "palu"), karena ia merasa bahwa nama tersebut terkesan "industrial" dan "proletar".[4] Ia ditangkap pada 1909 dan menjalani hukuman dua tahun pengasingan di Vologda. Pada 1911, ia mulai mengenyam pendidikan di Politeknik St Petersburg. Molotov bergabung dengan staf editorial surat kabar bawah tanah Bolshevik baru yang bernama Pravda, dan di situ ia bertemu dengan Josef Stalin untuk pertama kalinya.[5] Namun, hubungan mereka hanya sebatas hubungan kerja, dan mereka tidak langsung menjalin hubungan politik yang erat.[5]

 
Molotov pada tahun 1917

Molotov bekerja sebagai seorang "revolusioner profesional" selama beberapa tahun; ia menyumbangkan tulisan-tulisannya untuk media partai dan mencoba memperbaiki organisasi partai.[5] Ia pindah dari Sankt Peterburg ke Moskwa pada 1914 pada saat meletusnya Perang Dunia I.[5] Pada tahun berikutnya, Molotov kembali ditangkap karena kegiatan partainya di Moskwa, dan kali ini ia dideportasi ke Irkutsk di Siberia timur.[5] Pada 1916, ia melarikan diri dari pengasingan dan kembali ke ibu kota yang sudah diganti namanya menjadi "Petrograd" oleh pemerintahan Tsar, karena nama Sankt Peterburg terdengar seperti bahasa Jerman.[5]

Molotov menjadi anggota komite Partai Bolshevik di Petrograd pada 1916. Pada saat Revolusi Februari meletus pada 1917, ia menjadi salah satu dari segelintir Bolshevik yang berada di ibukota. Di bawah kepemimpinannya, Pravda mengambil sikap politik yang semakin "kiri" untuk menentang Pemerintahan Sementara yang dibentuk seusai revolusi. Sekembalinya Josef Stalin di ibu kota, ia membatalkan tindakan Molotov;[6] namun saat pemimpin partai Lenin datang, ia membatalkan tindakan Stalin. Meskipun demikian, Molotov menjadi rekan dan pengikut setia Stalin.[7] Molotov menjadi anggota Komite Revolusioner Militer yang merencanakan Revolusi Oktober, yang berhasil membuat Bolshevik berkuasa.[8]

Pada 1918, Molotov dikirim ke Ukraina untuk ikut serta dalam perang saudara yang sedang berkecamuk di sana. Ia bukanlah seorang figur militer, sehingga ia tidak terjun secara langsung ke medan perang. Pada 1920, ia menjadi sekretaris Komite Pusat Partai Bolshevik Ukraina. Lenin memanggilnya kembali ke Moskwa pada 1921, mengangkatnya sebagai anggota penuh Komite Pusat dan Orgburo, dan memberikannya tanggung jawab atas sekretariat partai. Ia dipilih sebagai anggota yang tidak dapat memberikan suara dalam Politbiro pada 1921 dan menyandang jabatan Sekretaris Jenderal dan juga menikahi politikus Soviet Polina Zhemchuzhina.

 
Molotov berpidato di pertemuan petani wanita. 1925

Kiprahnya sebagai Sekretaris Jenderal dikritik oleh Lenin dan Leon Trotsky; Lenin bahkan menyoroti "birokratisme memalukan" dan perilaku bodohnya.[3] Atas nasihat Molotov dan Nikolai Bukharin, Komite Pusat memutuskan untuk mengurangi jam kerja Lenin.[9] Pada 1922, Stalin menjadi Sekretaris Jenderal Partai Bolshevik dengan Molotov sebagai Sekretaris Kedua secara de facto. Molotov mengagumi Stalin, namun ia tidak menyembahnya dan bahkan tidak ragu untuk mengkritiknya.[10] Berkat hubungannya dengan Stalin, Molotov diangkat menjadi anggota Politbiro pada 1926.[7]

Selama terjadinya perebutan kekuasaan yang dipicu oleh kematian Lenin pada 1924, Molotov tetap menjadi pendukung setia Stalin dan membantunya melawan pesaing-pesaingnya: pertama-tama Leon Trotsky, lalu Lev Kamenev dan Grigory Zinoviev, dan akhirnya Nikolai Bukharin. Molotov menjadi tokoh utama dalam "inti Stalinis" di Partai Komunis, yang juga meliputi Kliment Voroshilov dan Sergo Ordzhonikidze.[11] Trotsky dan para pendukungnya telah meremehkan Molotov, seperti banyak orang lainnya. Trotsky menyebutnya sebagai "personifikasi sifat yang biasa-biasa saja", sementara Molotov sendiri mengoreksi kamerad-kameradnya yang mengejeknya sebagai "Pantat Batu" (akibat jam kerjanya yang seolah tak kenal lelah) dengan mengatakan bahwa julukan yang sebenarnya disematkan oleh Lenin kepadanya adalah "Pantat Besi".[3]

Namun, di balik penampilannya yang biasa-biasa saja, terdapat pikiran yang tajam dan bakat administratif yang besar. Ia biasanya bertindak di balik layar dan membentuk citra birokrat yang tidak menarik. Contohnya, ia merupakan satu-satunya pemimpin Bolshevik yang selalu mengenakan setelan jas dan dasi.[12] Pada 1928, Molotov menggantikan Nikolai Uglanov sebagai Sekretaris Pertama Partai Komunis Moskwa dan memegang jabatan tersebut hingga 15 Agustus 1929.[13] Dalam sebuah ceramah panjang yang disampaikan di hadapan Komite Pusat pada 1929, Molotov berkata bahwa pemerintahan Soviet akan mengadakan kampanye kolektivisasi untuk memajukan pertanian di Uni Soviet agar tidak lagi terbelakang.[14]

Perdana Menteri (1930–1941)

 
Molotov sebagai perdana menteri.

Dalan sidang pleno Komite Pusat pada 19 Desember 1930, Alexey Rykov, Ketua Dewan Komisar Rakyat (setara dengan kepala pemerintahan di dunia Barat) digantikan oleh Molotov.[15] Pada masa jabatannya, Molotov mengawasi pelaksanaan kolektivisasi pertanian yang dicanangkan oleh rezim Stalin. Ia mengikuti teladan Stalin dengan menggunakan kekerasan dan propaganda untuk menindas upaya perlawanan terhadap kolektivisasi yang dilancarkan oleh kelompok petani, termasuk dengan mendeportasi jutaan kulak (petani kaya) ke gulag. Orang-orang yang menjadi korban deportasi banyak sekali yang meninggal akibat kondisi alam yang buruk dan kelelahan.[16] Molotov menandatangani Hukum Buliran[17] dan secara langsung memimpin Komisi Luar Biasa untuk Pengiriman Gandum di Ukraina,[18] yang dikabarkan telah menyita jutaan ton gandum dari kaum petani selama terjadinya bencana kelaparan yang kelak disebut sebagai "Holodomor" oleh bangsa Ukraina. Molotov juga mengawasi penerapan Rencana Lima Tahun Pertama untuk memesatkan proses industrialisasi.[19]

 
Kliment Voroshilov, Lazar Kaganovich, Alexander Kosarev, dan Vyacheslav Molotov selama Konferensi Liga Komunis Muda Leninis Seluruh Uni Soviet VII (Komsomol). Juli 1932.

Sergei Kirov, kepala organisasi Partai di Leningrad, dibunuh pada 1934,[20] walaupun ada orang yang meyakini bahwa Stalin telah memerintahkan pembunuhannya. Kematian Kirov memicu krisis kedua, yaitu Pembersihan Besar-besaran.[21] Pada 1938, dari 28 anggota Komisar Rakyat dalam Pemerintahan Molotov, 20 dihukum mati atas perintah Molotov dan Stalin.[22] Pembersihan tersebut dilaksanakan oleh kepala kepolisian yang diangkat oleh Stalin;[23] Nikolai Yezhov berperan sebagai kepala pengorganisasian Pembersihan Besar-Besaran, sementara Kliment Voroshilov, Lazar Kaganovich, dan Molotov sangat terlibat dalam prosesnya.[24] Stalin seringkali meminta Molotov dan anggota Politbiro lainnya untuk menandatangani surat yang akan menjatuhkan hukuman mati kepada korban pembersihan yang terkenal, an Molotov selalu melakukannya tanpa ragu.[25]

Tak ada catatan sejarah yang menunjukkan bahwa Molotov berupaya mengurangi skala Pembersihan Besar-Besaran ataupun menyelamatkan seseorang, seperti yang telah dilakukan oleh beberapa pejabat Soviet lainnya. Selama peristiwa tersebut, ia menyetujui 372 daftar orang yang akan dihabisi, melebihi perwira Soviet lainnya, termasuk Stalin. Molotov adalah salah satu dari segelintir orang yang diajak membahas pembersihan tersebut secara terbuka oleh Stalin.[26] Meskipun Molotov dan Stalin menandatangani dekret publik pada 1938 yang mencoba menjauhkan diri mereka dari peristiwa Pembersihan Besar-besaran,[27] secara pribadi dan bahkan setelah kematian Stalin, Molotov mendukung Pembersihan Besar-besaran dan eksekusi-eksekusi yang dilakukan oleh pemerintahannya.[28]

Meskipun menelan banyak korban,[29] Uni Soviet di bawah kepemimpinan nominal Molotov berhasil memajukan pertanian dan industri. Kebangkitan Adolf Hitler di Jerman Nazi mempercepat pertumbuhan industri persenjatan modern di Uni Soviet.[30] Pada akhirnya, industri persenjataan ini (ditambah dengan program Lend-Lease Amerika Serikat) membantu Uni Soviet memenangkan Perang Patriotik Raya.[31]

 
Vycheslav Molotov, Ketua Dewan Komisar Rakyat (Perdana Menteri), dan Josef Stalin, Sekretaris Jenderal Partai Komunis pada 1932. Keduanya menandatangani daftar eksekusi massal selama Pembersihan Besar-Besaran

Namun, "pembersihan" yang dilancarkan terhadap para perwira Tentara Merah (yang juga dilakukan oleh Molotov) melemahkan pertahanan Uni Soviet dan menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan kekalahan besar Soviet pada tahun 1941 dan 1942.[32] Pembersihan tersebut juga berujung pada pembubaran pertanian swasta dan pendirian pertanian kolektif. Akibatnya, pertanian di Uni Soviet pun menjadi tidak efisien.[33]

Jurnalis Amerika Serikat John Gunther melaporkan pada 1938 bahwa Molotov adalah seorang vegetarian dan juga orang yang tidak minum alkohol.[34] Namun, Milovan Djilas mengklaim bahwa Molotov "lebih banyak minum ketimbang Stalin"[35] dan tidak menyebutkan vegetarianismenya meskipun ia pernah menghadiri beberapa acara perjamuan dengan Molotov.

Menteri Urusan Luar Negeri (1939–1949)

Pada 1939, setelah Perjanjian Munich tahun 1938 dan kemudian invasi Cekoslowakia oleh Hitler, Stalin meyakini bahwa Inggris dan Prancis tak akan menjadi sekutu melawan ekspansi Jerman sehingga ia menjalin hubungan dengan Jerman Nazi.[36] Pada Mei 1939, Maxim Litvinov, Komisar Rakyat untuk Urusan Luar Negeri, dipecat; tak jelas kenapa Litvinov dipecat namun peristiwa tersebut dibahas dalam Ch. 14 dari biografi Mazim Litvinov karya J. Holroyd-Doveton.[37] Molotov dipilih untuk menggantikannya.[38] Hubungan antara Molotov dan Litvinov bersifat buruk,[39] suatu pernyataan yang didukung sejumlah sumber. Maurice Hindus, pada 1954, diyakini adalah orang pertama di luar Uni Soviet yang mengetahui keretakan tersebut. Dalam buku Crisis in the Kremlin, ia berkata:

Diketahui di Moskwa bahwa Molotov selalu membenci Litvinov. Kebencian Molotov terhadap Litvinov murni bersifat pribadi. Tak ada satu pun warga Moskwa yang aku kenal, entah teman Molotov atau Litvinov, yang tidak memiliki pandangan ini. Molotov selalu dongkol dengan kefasihan Livinov dalam berbahasa Prancis, Jerman, dan Inggris, karena ia curiga dengan kemudahan Litvinov dalam bergaul dengan warga asing. Tak pernah tinggal di luar negeri, Molotov selalu mencurigai bahwa ada sesuatu yang tidak benar dan salah dalam keterbukaan pikiran Litvinov dan apresiasinya terhadap perababan Barat.[40]

Meskipun Litvinov tak pernah menyebut hubungannya dengan molotov di komisariat asing, pejabat pers Narkomindel, Genedin, berkata: bahkan meskipun Litvinov tak pernah menyebut hubungan mereka (antara Litvinov dan Molotov), banyak yang tahu bahwa [hubungan] mereka buruk. Litvinov tidak senang dengan pembuat intrik yang berpikiran sempit dan kaki tangan dalam melaksanakan teror seperti Molotov, dan Molotov sendiri tidak menyukai Litvinov yang secara kebetulan menjadi satu-astunya komisioner rakyat yang tetap dapat mempertahankan independensinya.[41]

 
Daftar Pembersihan Besar-Besaran yang ditandatangani oleh Molotov, Stalin, Voroshilov, Kaganovich dan Zhdanov

Molotov diangkat pada jabatan Perdana Menteri oleh Stalin.[42]

Mula-mula, Hitler menjalin hubungan diplomatik dengan Soviet agar Stalin menghimpun perjanjian; namun pada awal 1939, Hitler memerintahkan Menteri Luar Negeri Joachim von Ribbentrop untuk memulai negosiasi serius. Perjanjian dagang dihimpun pada 18 Agustus; dan pada 22 Agustus, Ribbentrop terbang ke Moskwa untuk mengadakan perjanjian non-agresi formal. Meskipun perjanjian tersebut dikenal sebagai Pakta Molotov–Ribbentrop, perjanjian tersebut adalah perjanjian antara Stalin dan Hitler, dan bukannya antara Molotov dan Ribbentrop, yang memutuskan isi dari perjanjian tersebut.

Bagian paling epnting dari perjanjian tersebut adalah protokol rahasia, yang menyediakan pembagian Polandia, Finlandia dan negara-negara Baltik antara Jerman Nazi dan Uni Soviet dan untuk aneksasi Bessarabia (saat itu bagian dari Rumania, sekarang Moldova) oleh Soviet.[38] Protokol tersebut memberikan lampu hijau bagi Hitler untuk invasi Polandia-nya, yang dimulai pada 1 September.[43] Pada 5 Maret 1940, Lavrentiy Beria memberikan sebuah nota kepada Molotov, bersama dengan Anastas Mikoyan, Kliment Voroshilov dan Stalin, yang isinya memerintahkan eksekusi 25,700 perwira Polandia anti-Soviet, dalam apa yang menjadi dikenal sebagai pembantaian Katyn.[42]

Di bawah pemberlakuan Pakta tersebut, Hitler diberi hak untuk menduduki dua per tiga Polandia Barat, serta Lituania. Molotov memberikan kebebasan dalam hubungan dengan Finlandia. Pada Perang Musim Dingin, kombinasi pemberontakan Finlandia dan kesalahan manajemen Soviet mengakibatkan Finlandia kehilangan sebagian wilayahnya, namun tidak dengan kemerdekaannya.[44] Pakta tersebut kemudian diamandemenkan untuk mengalokasikan Lituania kepada lingkup Soviet dalam pertukaran untuk perbatasan yang lebih diinginkan di Polandia. Aneksasi tersebut berujung pada penderitaan mengerikan dan kehilangan nyawa di negara-negara yang diduduki dan dipisah oleh dua kediktatoran tersebut.[45]

Pada November 1940, Stalin mengirim Molotov ke Berlin untuk bertemu Ribbentrop dan Adolf Hitler. Pada Januari 1941, Menteri Luar Negeri Inggris Anthony Eden mengunjungi Turki dalam upaya agar Turki berpihak pada Sekutu dalam perang tersebut. Meskipun keperluan kunjungan Eden bersifat anti-Jerman alih-alih anti-Soviet, Molotov berasumsi lain, dan dalam serangkaian perbincangan dengan Duta Besar Italia Augusto Rosso, Molotov mengklaim bahwa Uni Soviet akan menghadapi invasi Inggris-Turki ke Krimea. Sejarawan Inggris D.C. Watt berpendapat bahwa, atas dasar pernyataan Molotov kepada Rosso, Stalin dan Molotov pada awal 1941 nampaknya memandang Inggris alih-alih Jerman sebagai ancaman utama.[46]

Pakta Molotov–Ribbentrop menghimpun hubungan Soviet-Jerman sampai Juni 1941 saat Hitler, yang menduduki Prancis dan menetralisasi Inggris, beralih ke timur dan menyerang Uni Soviet.[47] Molotov bertanggung jawab atas penyeruan orang Soviet terhadap serangan tersebut, saat ia alih-alih Stalin mengumumkan perang. Pidatonya, yang disiarkan oleh radio pada 22 Juni, mengkarakterisasikan Uni Soviet dalam sebuah peran mirip dengan yang disebarkan untuk Inggris oleh Winston Churchill dalam pidato-pidato masa perang awalnya.[48] Komite Pertahanan Negara kemudian didirikan setelah pidato Molotov; Stalin dipilih menjadi ketua dan Molotov dipilih menjadi wakil ketua.[49]

 
Molotov bertemu dengan Joachim von Ribbentrop sebelum menandatangani Pakta non-agresi Jerman–Soviet

Setelah invasi Jerman, Molotov mengadakan negosiasi dengan Inggris, dan kemudian, Amerika Serikat untuk aliansi masa perang. Ia melakukan penerbangan rahasia ke Glasgow, Skotlandia, dimana ia disambut oleh Eden. Penerbangan berresiko tersebut, dalam sebuah pesawat pengebom Tupolev TB-7 di ketinggian yang tinggi, terbang di sepanjang wilayah Denmark yang diduduki Jerman dan Laut Utara. Dari sana, ia berangkat menggunakan kereta menuju London untuk berdiskusi dengan pemerintah Inggris soal kemungkinan pembukaan front kedua melawan Jerman.

Setelah penandatanganan Perjanjian Inggris-Soviet 1942 pada 26 Mei, Molotov pergi ke Washington, D.C., Amerika Serikat. Molotov bertemu dengan Franklin D. Roosevelt, Presiden Amerika Serikat, dan meratifikasi Perjanjian Lend-Lease antara USSR dan AS. Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris berjanji membuka front kedua melawan Jerman. Pada penerbangan pulang menuju USSR, pesawatnya diserang oleh pesawat-pesawat penyerang Jerman, dan kemudian oleh pesawat-pesawat penyerang Soviet.[50]

Saat Beria berkata kepada Stalin tentang Proyek Manhattan dan pengaruhnya, Stalin menugaskan Molotov dalam proyek bom atom Soviet. Namun, di bawah kepemimpinan Molotov, dan dan proyek itu sendiri berkembang sangat lambat, dan Molotov diganti oleh Beria pada 1944 atas nasehat Igor Kurchatov.[51] Saat Harry S. Truman, presiden Amerika, berkata kepada Stalin bahwa Amerika telah membuat sebuah bom yang tak pernah dilihat sebelumnya, Stalin mengadakan pembicaraan kepada Molotov dan berkata kepadanya untuk mempercepat pengembangan. Atas perintah Stalin, pemerintah Soviet secara substansial meningkatkan investasi dalam proyek tersebut.[52][53] Dalam kolaborasi dengan Kliment Voroshilov, Molotov berkontribusi dalam hal musikal dan lirik untuk versi tahun 1944 dari Lagu Kebangsaan Uni Soviet. Molotov membujuk para penulis untuk mencantumkan satu atau dua baris tentang perdamaian. Menurut sejarawan Simon Sebag-Montefiore, [eran Molotov dan Voroshilov dalam membuat lagu kebangsaan Soviet yang baru adalah bertindak sebagai juri-juri musik untuk Stalin.[54]

Molotov menemani Stalin ke Konferensi Teheran pada 1943,[55] Konferensi Yalta pada 1945,[56] dan, setelah kekalahan Jerman, Konferensi Potsdam.[57] Ia mewakili Uni Soviet di Konferensi San Francisco, yang membentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.[58] Bahkan pada periode aliansi masa perang, Molotov dikenal sebagai negosiator alot dan pembela kepentingan Soviet. Molotov kehilangan jabatannya sebagai Wakil Ketua Tingkat Satu pada 19 Maret 1946, setelah Dewan Komisar Rakyat direformasi menjadi Dewan Menteri.

Dari 1945 sampai 1947, Molotov ikut serta dalam seluruh empat konferensi menteri luar negeri negara-negara pemenang dalam Perang Dunia II. Secara garis besar, ia dinilai berbeda karena memiliki sikap tak kooperatif terhadap blok-blok Barat. Atas perintah pemerintah Soviet, Molotov mengecam Rencana Marshall karena dinilai imperialistik dan mengklaim bahwa hal tersebut membagi Eropa menjadi dua kamp, satu kapitalis dan lainnya komunis. Tanggapannya, Uni Soviet bersama dengan negara-negara Blok Timur lainnya, menginisiasikan apa yang dikenal sebagai Rencana Molotov. Rencana tersebut menciptakn beberapa hubungan bilateral antara negara-negara Eropa Timur dan Uni Soviet; dan kemudian berubah menjadi Dewan Bantuan Ekonomi Saling Menguntungkan.[59]

Setelah perang, kekuasaan Molotov mulai berkurang. Tanda yang jelas dari posisi bergejolak Molotov adalah ketidakmampuannya untuk menghindari penangkapan pada Desember 1948, untuk "pengkhianatan" istrinya yang berdarah Yahudi, Polina Zhemchuzhina, yang telah lama tak dipercayai Stalin.[60] Molotov tak pernah berhenti mencintai istrinya, dan ia dikatakan memerintahkan para pelayannya untuk membuat makan malam untuk mereka berdua pada setiap sore untuk mengenangnya agar, dalam kata-katanya sendiri, "ia menderita karena aku".[61]

Polina Zhemchuzhina berteman dengan Golda Meir, yang datang ke Moskwa pada November 1948, sebagai duta Israel pertama untuk USSR.[62] Menurut kolaborator dekat Molotov, Vladimir Erofeev,[63] Golda Meir bertemu secara pribadi dengan Polina, yang merupakan teman sekolahnya di St. Petersburg. Tak lama setelahnya, Polina ditangkap dan dituduh berhubungan dengan organisasi-organisasi Zionis; ia menjalani satu tahun di Lubyanka, setelah itu ia diasingkan selama tiga tahun di sebuah kota Rusia yang tak disebutkan. Molotov tak berkomunikasi dengannya, kecuali sedikit kabar yang dibritahukan Beria kepadanya. Ia dibebaskan tak lama setelah kematian Stalin.[64] Menurut Erofeev, Molotov berkata kepadanya: "Ia tak hanya cantik dan cerdik, satu-satunya menteri wanita di Uni Soviet; ia juga merupakan Bolshevik yang sebenarnya, orang Soviet yang sesungguhnya." Pada 1949, Molotov digantikan pada jabatan Menteri Luar Negeri oleh Andrey Vyshinsky, meskipun masih menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Tingkat Satu dan anggota Politbiro.[61]

 
Konferensi Potsdam: Clement Attlee, Ernest Bevin, Molotov, Joseph Stalin, William Daniel Leahy, James F. Byrnes, Harry S. Truman dan lain-lain.

Karir pasca-perang (1949–1976)

Di Kongres Partai XIX pada 1952, Molotov dipilih untuk penggantian pada Politbiro, Presidium, namun tak didaftarkan di antara para anggota badan rahasia yang baru didirikan yang dikenal sebagai Biro Presidium; mengindikasikan bahwa ia tak lagi disukai oleh Stalin.[65] Di Kongres XIX, Molotov dan Anastas Mikoyan disebut telah melakukan kesalahan besar oleh Stalin, yang meliputi publikasi pidato masa perang buatan Winston Churchill dalam rangka upaya masa perang Uni Soviet.[66] Molotov dan Mikoyan makin tak disenangi, dengan Stalin berkata kepadaBeria, Khrushchev, Malenkov dan Nikolai Bulganin bahwa ia tak ingin melihat Molotov dan Mikoyan berada di sekitarnya. Pada ulang tahun ke-73, Stalin memperlakukan keduanya dengan buruk.[67] Dalam pidatonya dalam Kongres Partai XX pada 1956, Khrushchev berkata kepada para delegasi bahwa Stalin berencana untuk "mengakhiri" Molotov dan Mikoyan setelah Kongres XIX.[68]

Setelah kematian Stalin, perombakan kepemimpinan memperkuat posisi Molotov. Georgy Malenkov, penerus Stalin dalam jabatan Perdana Menteri, mengangkat kembali Molotov sebagai Menteri Urusan Luar Negeri pada 5 Maret 1953.[69] Meskipun Molotov dipandang sebagai penerus Stalin tak lama setelah kematiannya, ia tak pernah menjadi pemimpin Uni Soviet.[70] Sebuah Troika didirikan tak lama setelah kematian Stalin, yang terdiri dari Malenkov, Beria, dan Molotov,[71] namun berakhir saat Malenkov dan Molotov memperdaya Beria.[72] Molotov mendukung pemecatan dan kemudian eksekusi Beria atas perintah Khrushchev.[73] Sekretaris Partai yang baru, Khrushchev, kemudian diangkat menjadi pemimpin Uni Soviet yang baru. Ia memimpin liberalisasi domestik bertahap dan pencairan dalam kebijakan luar negeri, seperti yang nampak dalam rekonsiliasi dengan pemerintahan Josip Broz Tito di Yugoslavia, yang dikeluarkan oleh Stalin dari gerakan komunis. Molotov, seorang Stalinis garda lama, makin nampak kehilangan tempat dalam lingkungan baru,[74] namun ia mewakili Uni Soviet di Konferensi Jenewa 1955.[75]

Posisi Molotov menjadi makin tergerus setelah Februari 1956, saat Khrushchev meluncurkan pengecaman tak diinginkan terhadap Stalin di Kongres XX Partai Komunis. Khrushchev menyerang Stalin atas pembersihan 1930an dan kekalahan tahun-tahun awal Perang Dunia II, dimana ia mengecam sikap terlalu percaya Stalin terhadap Hitler dan pembersihannya terhadap struktur komando Tentara Merah. Karena Molotov adalah kolaborator Stalin paling senior yang masih ada dalam pemerintahan dan memainkan peran utama dalam pembersihan tersebut, pernyataan Khrushchev terhadap masa lampau membuktikan kemungkinan akibat dari kejatuhan kekuasaan Molotov, dan ia menjadi pemimpin faksi garda lama yang berniat untuk melengserkan Khrushchev.[76]

 
Molotov (paling kiri) dengan Khrushchev (kedua dari kanan) dan Perdana Menteri Nikolai Bulganin (kiri Khrushchev) pada 1955 dalam resepsi gala di Mokwa untuk kunjungan Kanselir Jerman Barat Konrad Adenauer (tengah)

Pada Juni 1956, Molotov dilepaskan dari jabatan Menteri Luar Negeri.[77] pada 29 Juni 1957, ia dikeluarkan dari Presidium (Politbiro) setelah upaya gagal untuk melengserkan Khrushchev dari jabatan Sekretaris Tingkat Satu. Meskipun faksi Molotov awalnya memenangkan suara dalam Presidium, 7-4, untuk melengserkan Khrushchev, Khrushchev menolak untuk mundur tanpa keputusan dari plenum Komite Pusat.[78] Dalam plenum tersebut, yang bertemu dari 22 sampai 29 Juni, Molotov dan faksinya kalah.[76] Kemudian, ia dibuang dan dijadikan duta besar untuk Republik Rakyat Mongolia.[78] Molotov dan para rekannya dikecam sebagai "Kelompok Anti-Partai", meskipun tak menjadi subyek perlakuan tak menyenangkan semacam itu seperti yang menjadi kebiasaan bagi para pejabat yang dikecam pada masa pemerintahan Stalin. Pada 1960, ia diangkat menjadi perwakilan Soviet untuk Badan Tenaga Atom Internasional, yang nampak sebagai rehabilitasi sebagian.[79] Namun, setelah Kongres Partai XXII pada 1961, Molotov (bersama dengan Lazar Kaganovich) dilepaskan dari seluruh jabatan dan dikeluarkan dari Partai Komunis.[65] Pada 1962, seluruh dokumen dan berkas partai Molotov dihancurkan oleh otoritas.[80]

Pada masa pensiun, Molotov masih tak mengakui perannya di bawah kekuasaan Stalin.[81] Ia mengidap serangan jantung pada Januari 1962. Setelah perpecahan Tiongkok-Soviet, ia dikabarkan sepakat dengan kritikan yang dibuat oleh Mao Zedong terhadap "revisionisme" kebijakan-kebijakan Khrushchev. Menurut Roy Medvedev, putri Stalin Svetlana Alliluyeva menyatakan bahwa istri Molotov berkata kepadanya: "Ayahmu jenius. Tak ada jiwa revolusioner seperti itu pada masa sekarang, bersikap oportunisme dimana saja"[82] dan "Tiongkok satu-satunya harapan kita. Mereka satu-satunya yang menjaga jiwa revolusioner tetap hidup".[83]

Warisan

Pada 1968, United Press International melaporkan bahwa Molotov telah merampungkan memoirnya, namun mereka nampaknya tak akan menerbitkannya.[84] Tanda pertama dari rehabilitasi nampak pada masa pemerintahan Leonid Brezhnev, saat informasi tentangnya kembali diijinkan untuk dicantumkan dalam ensiklopedia-ensiklopedia Soviet. Hubungannya, dukungannya dan kerjanya dalam Kelompok Anti-Partai disebutkan dalam ensiklopedia-ensiklopedia yang terbit pada tahun 1973 dan 1974, namun kemudian menghilang bersamaan pada pertengahan sampai akhir 1970an. Pemimpin Soviet Konstantin Chernenko makin merehabilitasi Molotov. Pada 1984, Molotov bahkan diijinkan untuk menjadi anggota Partai Komunis.[85] Sebuah kumpulan wawancara dengan Molotov dari 1985 diterbitkan pada 1994 oleh Felix Chuev dengan judul Molotov Remembers: Inside Kremlin Politics. Pada Juni 1986, Molotov dibawa ke rumah sakit Kuntsevo di Moscow dan ia wafat dalammasa pemerintahan Mikhail Gorbachev, pada 8 November 1986.[86][87] Selama jangka panjang, Molotov mengidap tujuh serangan jantung, namun hidup sampai 96 tahun dan dikebumikan di Pemakaman Novodevichy, Moskwa.[81]

Seperti Stalin, Molotov tak mempercayai orang lain secara patologis, dan karena itu, kebanyakan informasi krusial lenyap. Molotov sempat berkata, "Seseorang harus menyimak mereka, namun buruh pengecekan terhadap mereka. Pejabat intelijensi dapat membawamu menuju posisi yang sangat berbahaya... Terdapat banyak provokator disini, disana, dan dimanapun."[88] Molotov masih mengklaim, dalam serangkaian wawancara yang diterbitkan, bahwa tidak pernah ada kesepakatan teritorial rahasia antara Stalin dan Hitler dalam Pakta Nazi–Soviet.[89] Seperti Stalin, ia tak pernah mengakui Perang Dingin sebagai sebuah peristiwa internasional. Ia memandang Perang Dingin kurang lebih sebagai konflik sehari-hari antara komunisme dan kapitalisme. Ia membagi negara-negara kapitalis dalam dua kelompok "imperialis yang cerdas dan berbahaya" dan "bodoh".[90] Sebelum pensiun, Molotov berrencana mendirikan konfederasi dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRC). Molotov meyakini bahwa negara-negara sosial adalah bagian dari sebuah entitas supranasional yang lebih besar.[91] Pada masa pensiun, Molotov mengkritik Nikita Khrushchev sebagai "deviasionis sayap kanan".[92]

Bom Molotov adalah sebuah istilah yang dicetuskan oleh bangsa Finlandia pada Perang Musim Dingin, sebagai sebuah nama generik yang dipakai untuk sebuah ragam dari senjata bakar terimprovisasi.[93] Pada Perang Musim Dingin, angkatan udara Soviet memakai alat bakar dan bom kluster melawan pasukan dan bentang Finlandia. Saat Molotov mengklaim dalam siaran radio bahwa mereka tak mengebom, namun mengirim makanan kepada orang-orang Finlandia yang kelaparan, orang-orang Finlandia mulai menyebut bom-bom udara sebagai keranjang roti Molotov.[94] Kemudian, mereka menanggapinya dengan menyerang tank-tank yang maju dengan "koktail-koktail Molotov" (bom-bom Molotov) yang merupakan "minuman yang datang dengan makanan." Menurut Montefiore, bom Molotov adalah salah satu bagian dari "kultus personalitas Molotov agar jabatan Perdana Menteri tak sepenuhnya diapresiasi."[95]

Winston Churchill dalam memoir masa perangnya mencantumkan beberapa pertemuan dengan Molotov. Menyebutnya sebagai "pria berkemampuan menonjol dan kekejaman berdarah dingin," Churchill menyatakan: "Dalam rangka urusan luar negeri, Mazarin, Talleyrand, Metternich, akan menyambutnya dengan kelompok mereka, jika terdapat dunia lain dimana Bolshevik membolehkan diri mereka sendiri untuk pergi."[96]

Pada akhir 1989, dua tahun sebelum kejatuhan akhir Uni Soviet, Kongres Wakil Rakyat Uni Soviet dan pemerintahan Mikhail Gorbachev resmi mengecam Pakta Molotov–Ribbentrop.[97]

Pada Januari 2010, pengadilan Ukraina menuduh Molotov dan pejabat Soviet lain mengadakan sebuah bencana kelaparan buatan manusia di Ukraina pada 1932–33. Pengadilan yang sama kemudian mengakhiri proses kriminal melawan mereka, sebagai pengadilan anumerta.[98]

Catatan

  1. ^ bahasa Rusia: Вячесла́в Миха́йлович Мо́лотов; IPA: [vʲɪt͡ɕɪˈslaf mʲɪˈxajləvʲɪt͡ɕ ˈmolətəf]
  2. ^ bahasa Rusia: Скря́бин

Referensi

  1. ^ "Molotov". Random House Webster's Unabridged Dictionary.
  2. ^ Jessup 1998, hlm. 480.
  3. ^ a b c Montefiore 2005, hlm. 40.
  4. ^ a b Roberts 2012, hlm. 5.
  5. ^ a b c d e f Roberts 2012, hlm. 6.
  6. ^ Молотов, Вячеслав Михайлович [Mikhailovich Molotov, Vyacheslav] (dalam bahasa Russian). warheroes.ru. Diakses tanggal 22 May 2017. 
  7. ^ a b Montefiore 2005, hlm. 36.
  8. ^ Molotov, Chuev & Resis 1993, hlm. 94.
  9. ^ Service 2003, hlm. 151.
  10. ^ Montefiore 2005, hlm. 40–41.
  11. ^ Montefiore 2005, hlm. 36–37.
  12. ^ Rywkin 1989, hlm. 159–160.
  13. ^ Service 2003, hlm. 176.
  14. ^ Service 2003, hlm. 179.
  15. ^ Montefiore 2005, hlm. 63–64.
  16. ^ Montefiore 2005, hlm. 47.
  17. ^ Montefiore 2005, hlm. 94.
  18. ^ Montefiore 2005, hlm. 46.
  19. ^ Montefiore 2005, hlm. 45 dan 58.
  20. ^ Montefiore 2005, hlm. 148–149.
  21. ^ Brown 2009, hlm. 71.
  22. ^ Montefiore 2005, hlm. 244.
  23. ^ Montefiore 2005, hlm. 222.
  24. ^ Montefiore 2005, hlm. 240.
  25. ^ Montefiore 2005, hlm. 237.
  26. ^ Montefiore 2005, hlm. 225.
  27. ^ Montefiore 2005, hlm. 289.
  28. ^ Montefiore 2005, hlm. 260.
  29. ^ Montefiore 2005, hlm. 125.
  30. ^ Scott Dunn 1995, hlm. 22.
  31. ^ Willian Davies 1994, hlm. 250–251.
  32. ^ Brown 2009, hlm. 65.
  33. ^ "Stalin's legacy". country-data.com. Diakses tanggal 17 January 2011. 
  34. ^ http://ww2db.com/person_bio.php?person_id=58 In 1938 American journalist John Gunther wrote: " He [Molotov] is... a man of first-rate intelligence and influence. Molotov is a vegetarian and a teetotaler."
  35. ^ Milovan 1962, hlm. 59.
  36. ^ Brown 2009, hlm. 90–91.
  37. ^ Holroyd-Doveton 2013, hlm. 351-359.
  38. ^ a b Service 2003, hlm. 256.
  39. ^ Holroyd-Doveton 2013, hlm. 488.
  40. ^ Hindus 1953, hlm. 48.
  41. ^ Medvedev 1984, hlm. 488.
  42. ^ a b Brown 2009, hlm. 141.
  43. ^ Brown 2009, hlm. 90–92.
  44. ^ Service 2003, hlm. 256–257.
  45. ^ Montefiore 2005, hlm. 320, 322 dan 342.
  46. ^ Cameron Watt 2004, hlm. 276–286.
  47. ^ Service 2003, hlm. 158–160.
  48. ^ Service 2003, hlm. 261.
  49. ^ Service 2003, hlm. 262.
  50. ^ Montefiore 2005, hlm. 417–418.
  51. ^ Montefiore 2005, hlm. 508.
  52. ^ Montefiore 2005, hlm. 510.
  53. ^ Zhukov, Georgi Konstantinovich. "The Memoirs of Marshal Zhukov." New York: Delacorte Press, 1971.
  54. ^ Montefiore 2005, hlm. 468.
  55. ^ Montefiore 2005, hlm. 472.
  56. ^ Montefiore 2005, hlm. 489.
  57. ^ Montefiore 2005, hlm. 507.
  58. ^ Montefiore 2005, hlm. 477.
  59. ^ Roberts 1999, hlm. 284–285.
  60. ^ Brown 2009, hlm. 199–201.
  61. ^ a b Montefiore 2005, hlm. 604.
  62. ^ Johnson 1987, hlm. 527.
  63. ^ Erofeev 2005.
  64. ^ Montefiore 2005, hlm. 666.
  65. ^ a b Brown 2009, hlm. 231.
  66. ^ Montefiore 2005, hlm. 640.
  67. ^ Montefiore 2005, hlm. 645–647.
  68. ^ "Russia: The Survivor". Time. 16 September 1957. Diakses tanggal 19 January 2010. 
  69. ^ Montefiore 2005, hlm. 662.
  70. ^ Brown 2009, hlm. 227.
  71. ^ Marlowe, Lynn Elizabeth (2005). GED Social Studies: The Best Study Series for GED. Research and Education Association. hlm. 140. ISBN 0-7386-0127-6. 
  72. ^ Taubman 2003, hlm. 258.
  73. ^ Brown 2009, hlm. 666.
  74. ^ Brown 2009, hlm. 236–237.
  75. ^ Bischof 2000, hlm. 284–285.
  76. ^ a b Montefiore 2005, hlm. 666–667.
  77. ^ Brown 2009, hlm. 245.
  78. ^ a b Brown 2009, hlm. 252.
  79. ^ Montefiore 2005, hlm. 668.
  80. ^ Goudoever 1986, hlm. 100.
  81. ^ a b Montefiore 2005, hlm. 669.
  82. ^ Nikolaevna Vasilʹeva 1994, hlm. 159.
  83. ^ Medvedev 1984, hlm. 109.
  84. ^ Shapiro, Henry (August 29, 1968). "Rare Historic Memoir May Never See Light". The Daily Colonist (Victoria, Canada). United Press International. Diakses tanggal 24 September 2018. 
  85. ^ Goudoever 1986, hlm. 108.
  86. ^ Человек, который знал всё. Личное дело наркома Молотова aif.ru. 09/03/2014.
  87. ^ Times, Raymond H. Anderson and Special To the New York. "VYACHESLAV M. MOLOTOV IS DEAD; CLOSE ASSOCIATE OF STALIN WAS 96". nytimes.com. 
  88. ^ Zubok & Pleshakov 1996, hlm. 88.
  89. ^ Felix, Chuev (1993). Molotov Remembers: Inside Kremlin Politics – Conversations with Felix Cheuv. Chicago, IL. hlm. 84. 
  90. ^ Zubok & Pleshakov 1996, hlm. 89.
  91. ^ Zubok & Pleshakov 1996, hlm. 90–91.
  92. ^ Zubok & Pleshakov 1996, hlm. 90.
  93. ^ Montefiore 2005, hlm. 335.
  94. ^ Langdon-Davies, John (June 1940). "The Lessons of Finland". Picture Post. 
  95. ^ Montefiore 2005, hlm. 328.
  96. ^ Churchill, Winston (1948). The Gathering Storm. 1. Houghton Mifflin Harcourt. hlm. 368–369. ISBN 0-395-41055-X. 
  97. ^ W. Borejsza, Jerzy; Ziemer, Klaus; Hułas, Magdalena (2006). Totalitarian and Authoritarian Regimes in Europe. Berghahn Books. hlm. 521. ISBN 1-57181-641-0. 
  98. ^ Kyiv court accuses Stalin leadership of organizing famine, Kyiv Post (13 January 2010)

Daftar pustaka

Sumber primer

  • Molotov, Vyacheslav Mikhaylovich, dan Feliz Chuev. Molotov Remembers: Inside Kremlin Politics (Ivan R. Dee, 2007)

Pranala luar