Waduk Wadaslintang

salah satu danau di dunia
Revisi sejak 26 Desember 2022 08.08 oleh Ardfeb (bicara | kontrib) (→‎Referensi: Penambahan bagian referensi)

Waduk Wadaslintang adalah waduk yang terletak di wilayah Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia. Waduk Wadaslintang terletak di bagian selatan wilayah Kecamatan Wadaslintang berbatasan dengan kecamatan Padureso di Kabupaten Kebumen. Waduk ini menggunakan Kali Medono atau Kali Gede atau Kali Bedegolan sebagai sumber air utamanya dengan beberapa anak sungai kecil lainnnya yang menyuplai air ke Waduk Wadaslintang. Sungai tersebut antara lain Sungai Lancar, Sungai Waturangkang, Sungai Somagede dan Sungai Tritis. Waduk Wadaslintang memiliki luas Daerah Tangkapan Air (DTA seluas 196 Km.

Waduk Wadaslintang
LokasiWadaslintang, Wonosobo, Jawa Tengah
KegunaanSerbaguna
StatusBeroperasi
Mulai dibangun1982
Mulai dioperasikan1987
Biaya konstruksiRp 205 juta + US$ 87 juta
PemilikKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
KontraktorHRCC dan Brantas Abipraya
PerancangECI Group
Bendungan dan saluran pelimpah
Tipe bendunganUrugan
Tinggi122 m
Panjang650 m
Volume bendungan7.100.000 m3
Ketinggian di puncak191 mdpl
MembendungSungai Medono
Jumlah pelimpah1
Tipe pelimpahOgee
Kapasitas pelimpah1.570 m3 / detik
Waduk
Kapasitas aktif408.000.000 m3
Kapasitas nonaktif35.000.000 m3
Luas tangkapan196 km2
Luas genangan1.320 hektar[1]
PLTA Wadaslintang
PengelolaPLN Indonesia Power
JenisKonvensional
Kapasitas terpasang16 MW
Produksi tahunan92.000 MWh

Pembangunan

Dalam proses pembangunannya, Waduk Wadaslintang memakan beberapa desa sehingga mengharuskan warganya untuk berpindah tempat tinggal. Proses pembangunan waduk ini dilakukan dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto. Butuh waktu tujuh tahun untuk membagun waduk ini, pembangunan dimulai pada tahun 1982 dan selesai pada tahun 1988. Waduk ini terkenal sebagai lokasi favorit untuk rekreasi memancing bagi para penggemar olahraga memancing. Biasanya pada akhir pekan dan hari libur, banyak pemancing baik dari dalam maupun luar kota yang mengunjungi waduk ini. Waduk Wadaslintang memiliki keistimewaan selain panorama alam yang indah, di antaranya memiliki bendungan tertinggi di Indonesia pada Tahun 1988 yakni mencapai 125 meter. Selain itu juga dikerjakan dengan sistem pemadatan inti basah.

Pemanfaatan Irigasi

Waduk Wadaslintang secara garis besar dimanfaatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan sebagai sarana pembangkit listrik tenaga air. Untuk kebutuhan air daerah irigasi meliputi Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Purworejo yang dilayani dengan memperhitungkan pengaruh ketersediaan air pada sungai – sungai lain di hilir waduk yang meliputi Kali Luk Ulo, Kali Jaya, Kali Kedungbener, KaliLesung, Kali Kedunggupit, Kali Meneng, Kali Rebug, Kali Jali dan diperhitungkan pula aliran lateral Daerah Tangkapan Air (DTA) di pintu – pintu pengatur dari Bendung Pejengkolan, Bendung Bedegolan, Bendung Pesucen, Bendung Kuwarasan, Bendung Kaligending, Bendung Kedungsamak, Bendung Merden, Bendung Kedunggupit Wetan dan Kulon, Bendung Kali Meneng,Bendung Pekatingan, Bendung Rebug, Bendung Loning serta Bendung Bandung.

Waduk Wadaslintang mengairi lahan irigasi dengan pola tanam padi-palawija setiap tahun. Dari sejumlah air yang tertampung di waduk dan ketersediaan air hilir waduk, luas total potensi lahan irigasi wilayah Waduk Wadaslintang adalah ± 33.279 ha. Waduk Wadaslintang juga memiliki beberapa fungsi penting yang menopang kehidupan warga di sekitarnya. Beberapa fungsi utama Waduk Wadaslintang antara lain:

  1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
  2. Perikanan
  3. Pariwisata
  4. Mencegah Banjir
  5. Penampung Air

Galeri

Referensi

  1. ^ Sinaro, Radhi (2007). Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) (dalam bahasa Indonesia). Tangerang Selatan: Bentara Adhi Cipta. ISBN 978-979-3945-23-1. 

Pranala luar

Panorama

 
Waduk - Wadaslintang