Wikipedia:Artikel pilihan/Usulan/Orang utan

Orang utan

Pengusul: Glorious Engine (b • k • l)
Status:    Dalam diskusi

Artikel tentang salah satu primata terkenal di Nusantara. Telah diterjemahkan dan dikembangkan oleh bung Cahyogunadi dari enwiki dan bung RianHS bersedia untuk meninjaunya --Glorious Engine (bicara) 13 Desember 2022 13.15 (UTC)[balas]

Komentar RianHS

Terima kasih atas kerja keras penulis yang telah mengembangkan artikel ini. Sebelum meninjau secara detail, masukan awal saya adalah

Sementara ini dulu. — RianHS (bicara) 13 Desember 2022 13.25 (UTC)[balas]

Terima kasih mas @RianHS telah bersedia melakukan peninjauan. Kalau boleh, perkenankan saya memberikan tanggapan.

Nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital sehingga penulisan yang tepat adalah orang utan sumatra.

Maaf, tapi menurut saya dalam hal penulisan orang utan Sumatera, Kalimantan dan Tapanuli ini, konteks kapitalisasinya lebih condong masuk ke dalam point:
19. Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan asal daerah.
Sehingga huruf awal Sumatera pada orang utan Sumatera harus dikapitalkan, begitupula utk spesies Kalimantan dan Tapanuli-nya. Sebagaimana pula jika melihat penulisannya dalam bahasa Inggris.

Oh ya, sumatra tidak pakai huruf e.

Saya tidak yakin soal hal itu, soalnya di website2 resmi pemerintahan sendiri penulisannya menggunakan huruf e. Contoh 1 dan 2.

Frasa "yang mana" tidak baku. Tolong diganti.

Saya juga tidak begitu yakin dgn hal tsb, soalnya Mahkamah Agung sendiri dalam putusannya menggunakan frasa “yang mana”

… satuan daya VA (voltamper) yang mana KONSUIL juga menggunakan VA (voltamper) sebagai satuan perdagangan SLO

Sekian, mohon maaf bila ada salah2 kata, terima kasih. Cahyogunadi (bicara) 14 Desember 2022 10.24 (UTC)[balas]
Setuju dengan bung @Cahyogunadi:. Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan asal daerah. Lebih sesuai jika menuliskannya dengan nama "orang utan Kalimantan" dan seterusnya. ▪ ꦩꦣꦪ. Fazoffic ( ʖ╎ᓵᔑ∷ᔑ) 16 Desember 2022 07.56 (UTC)[balas]
Halo. Sepemahaman saya, semua nama takson merupakan nama jenis yang tidak pakai huruf kapital. Lihat contoh di halaman itu pada nomor 18. Lihat pula semua artikel pilihan serupa: badak sumatra, kukang jawa, dan harimau tasmania. Di artikel banteng juga dituliskan "sapi bali" berkali-kali. Sumatera vs Sumatra sudah dibahas berkali-kali bertahun-tahun yang lalu. Kalau tidak salah terakhir di WP:SUMATRA. Kata which atau where bisa digunakan sebagai konjungsi intrakalimat dalam bahasa Inggris. Namun, bahasa Indonesia tidak mengenal "di mana" atau "yang mana" sebagai konjungsi intrakalimat. Keduanya hanya dipakai sebagai frasa untuk bertanya. Lihat di sini. — RianHS (bicara) 23 Desember 2022 00.11 (UTC)[balas]
@RianHS

Sepemahaman saya, semua nama takson merupakan nama jenis yang tidak pakai huruf kapital.

Kalau dilihat di link yg mas bawakan sebelumnya ini, utk point ke-18 itu, contoh2 yg diberikan seperti: jeruk bali, kacang bogor, nangka belanda, dan petai cina.
Seluruhnya bukan spesies yg berasal dari wilayah2 yg namanya dikaitkan tsb.
Nangka belanda (sirsak) bukanlah jenis nangka dan bukan berasal dari Belanda, melainkan dari benua Amerika. Dinamakan demikian kemungkinan karena kesalahpahaman orang kita zaman dulu yg mengira buah itu adalah sejenis nangka yg berasal dari Belanda.
Kacang bogor (Voandzeia subterranea) juga bukan berasal dari Bogor melainkan dari Afrika.
Petai cina (Leucaena glauca) juga bukan native dari Cina, melainkan dari benua Amerika.
Jeruk bali (pomelo) juga bukan spesies endemik Bali.
Beda halnya dgn orang utan Sumatra, Tapanuli dan Kalimantan yg mana semuanya adalah berasal dari masing2 daerah tsb.
Beberapa contoh penamaan orang utan yang nama daerah asalnya yg dikaitkan dikapitalisasi, dapat dilihat seperti di (1) dan (2)

Kalau tidak salah terakhir di WP:SUMATRA.

Saya beberapa lama di Sumatera, sudah ke beberapa provinsinya, dan di mana2 kata yg digunakan adalah Sumatera bukan Sumatra.
Sumatra sepertinya justru berasal dari bahasa Inggris, Sumatran bukan Sumateran.
Tapi kalau orang2 penyusun KBBI—yg gak tau ntah pernah ke Sumatera atau gak—maunya begitu sih ya sudah.

Namun, bahasa Indonesia tidak mengenal "di mana" atau "yang mana" sebagai konjungsi intrakalimat.

Faktanya sih, UU RIS sendiri dari tahun 1950 menggunakan frasa “yang mana” sebagai penghubung antar dua klausa atau kalimat. Yang berarti penggunaannya setidaknya telah dikenal sejak awal2 kemerdekaan Indonesia.
Tapi tim redaksi dari Lembar Komunikasi sepertinya tidak berpikir demikian, dan ingin membatasinya, gak tahu apakah ini desperate attempt utk memperbanyak halaman bukunya atau gimana, tapi ya sudahlah.
Terima kasih mas @RianHS atas tanggapannya. Cahyogunadi (bicara) 23 Desember 2022 05.06 (UTC)[balas]
@Cahyogunadi: Jadinya pakai huruf kapital atau tidak, nih? Saya hanya menyarankan dengan pemahaman saya. Kalau tidak dipakai ya tidak apa-apa dan peninjauan saya juga sampai di sini saja. — RianHS (bicara) 23 Desember 2022 06.03 (UTC)[balas]
Menurut saya dikapitalkan saja mas @RianHS, sebagaimana yg telah diterapkan di artikel.
orang utan Kalimantan, orang utan Tapanuli, dan orang utan Sumatra.
Terima kasih atas tinjauannya. :) Cahyogunadi (bicara) 23 Desember 2022 07.43 (UTC)[balas]
@Cahyogunadi: Halo, lebih baik tetap gunakan kata baku "Sumatra" alih-alih menggunakan kata "Sumatera", saya paham Anda sudah lama berada di Sumatra tapi ini untuk penggunaan nama yang lebih baku dan sesuai dengan KBBI. Tentunya tidak mudah mengubah nama suatu provinsi atau nama daerah lainnya karena memerlukan suatu peraturan perundang-undangan. Terkait "di mana" dan "yang mana" memang tidak sesuai dengan EYD V, tapi itu lazim digunakan dalam bahasa hukum. Tapi kita tetap pada pedoman WBI dengan menggunakan EYD V dan KBBI. Saya menyarankan untuk lebih baik berpedoman pada kedua hal tersebut. Salam. Aviel Dase (Kirim Pesan) 28 Maret 2023 17.26 (WITA)
Terima kasih, Aviel Dase. Saya lihat sudah tidak ada lagi "Sumatera" dan "yang mana" di artikel ini; tinggal penulisan huruf kapital di nama jenis hewan. — RianHS (bicara) 30 Maret 2023 22.35 (UTC)[balas]
  Selesai @RianHS: kata "orang utan kalimantan", "orang utan sumatra" dan "orang utan tapanuli" saya jadikan huruf kecil --Glorious Engine (bicara) 31 Maret 2023 09.34 (UTC)[balas]
@Glorious Engine: Terima kasih. Ini kelihatannya hal yang sepele, tetapi memang penulisan nama jenis hewan (dan tumbuhan) adalah dengan huruf kecil. Lihat juga di sini dan di sini. Selain itu, penulisan nama jenis untuk hewan ini juga harus konsisten dengan artikel-artikel serupa yang sudah jadi AP. — RianHS (bicara) 31 Maret 2023 10.12 (UTC)[balas]

Saran lagi, ya:

RianHS (bicara) 23 Desember 2022 00.30 (UTC)[balas]

Komentar Agus Damanik

  • "Yang orang setempat awalnya menggunakan istilah ini untuk merujuk pada manusia penghuni hutan yang sebenarnya. Namun pada tahap awal dalam sejarah Melayu, istilah ini mengalami perluasan semantik untuk mencakup kera dari genus Pongo. → Warga lokal menggunakan istilah ini untuk menyebut manusia penghuni hutan. Namun pada periode awal sejarah Melayu, istilah ini mengalami perluasan semantik sehingga juga digunakan untuk kera dari genus Pongo." ." "
  • "sumber-sumber pramodern dalam bahasa Jawa Kuno. → pramodern dijelaskan tahun berapa soalnya sumbernyatain dari abad ke-9 sampai abad ke-15. Jawa kunonya dipranalain dalam
  • "Salah satunya yang terawal adalah pada Kakawin Ramayana, sebuah → Salah satu sumber awal bersumber dari Kakawin Ramayana yang merupakan karya adaptasi dari bahasa Sansekerta ke dalam bahasa Jawa dari karya Ramayana yang ditulis pada abad kesembilan atau awal abad kesepuluh.

ini dulu ya Agus Damanik (bicara) 8 Januari 2023 01.56 (UTC)[balas]

  • "di bukunya yang dirilis pada 1631 yakni Historiae naturalis et medicae Indiae orientalis. → di dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1631 yang berjudul Historiae naturalis et medicae Indiae orientalis."

ini dulu ya Agus Damanik (bicara) 11 Januari 2023 23.21 (UTC)[balas]

  • Menurut bukti molekuler, di antara kera (superfamili Hominoidea), owa berpisah pada awal Miosen antara 24,1 dan 19,7 juta tahun lalu, dan orang utan berpisah dari garis keturunan kera besar Afrika antara 19,3 dan 15,7 juta tahun yang lalu. - Berdasarkan penelitian pada tingkat molekuler untuk garis keturunan kera (superfamili hominoidea), owa berpisah menjadi spesies berbeda pada awal periode Miosen, yaitu sekitar antara 24,1 hingga 19,7 juta tahun lalu. Sedangkan, orang utan diperkirakan berpisah antara 19,3 dan 15,7 juta tahun lalu. (Kalimatnya kubagi dua, terlalu banyak untuk satu kalimat
  • tingkat molekulernya dipranalain dalam ke jam molekuler
  • bahwa berdasarkan lokus mitokondria, lokus yang berkaitan dengan kromosom X, dan kromosom Y pada spesies orang utan Sumatra dan Kalimantan berpisah antara 4,9 dan 2,9 juta tahun yang lalu. - bahwa orang utan Sumatra dan orang utan kalimantan berpisah antara 4,9 hingga 2,9 juta tahun yang lalu bila merujuk pada penelitan terhadap lokus mitokondria yang merupakan lokus yang saling berkaitan dengan kromosom X dan kromosom Y pada kedua spesies ini.
  • Sumber-sumbernya, tanggal akses masih bahasa inggris
  • Tiongkok selatan dipranalain dalam karena bukan nama negara.
  • Asia Tenggara daratan - ini juga dipranalain dalam.

Itu dulu ya. nanti dilanjutAgus Damanik (bicara) 26 Maret 2023 04.07 (UTC)[balas]


  • Tangan orang utan memiliki empat jari yang panjang, tetapi jempol yang jauh lebih pendek untuk cengkeraman yang kuat pada cabang-cabang saat mereka berayunan di pepohonan. - Tangan orang utan memiliki empat jari yang panjang dengan jempol yang jauh lebih pendek dari jari lainnya untuk menghasilkan cengkeraman yang kuat pada cabang-cabang saat mereka berayunan di pepohonan.

Segitu dulu ya. Mohon diperbaiki lagi artikelnya dengan memperhatikan KBBI. setelah namun harus ada koma dan peraturan seperti itu. Kalau masalah kecil itu tidak diperbaiki, saya ragu mendukung artikel ini

Agus Damanik (bicara) 27 Maret 2023 17.29 (UTC)[balas]

Orang utan berpindah di pepohonan dengan cara memanjat vertikal dan suspensi- Orang utan berpindah dari pohon ke pohon dengan cara memanjat secara vertikal dan menggantung

ini lagi diperbaiki.Agus Damanik (bicara) 29 Maret 2023 04.36 (UTC)[balas]

-pemakan buah-buahan dipranala ke frugivor

Itu dulu diperbaiki Agus Damanik (bicara) 1 April 2023 22.20 (UTC)[balas]

  • perkembangan yang tertahan- ini pranala dalam ke neoteni
  • kopulasinya salah pranala dalam itu harusnya pranala dalam ke pemaksaan sanggama pada hewan
  • Perilaku homoseksual ini juga dipranala dalam ke perilaku seksual pada hewan
  • pembengkakan seksual ini dipranala dalam
  • terpanjang di antara kera besar lainnya. - ini diganti terlama karena menandakan waktu
  • membangun sarang ini dipranala dalam ke pembangunan sarang pada primata
  • perpindahan benda - dipranala dalam ke permanen objek
  • Kebun Binatang Atlanta dipranala dalam
  • Kebun Binatang Leipzig - pranala dalam
  • timbal balik yang diperhitungkan- resiprositas yang diperhitungkan
  • resiprositas dipranala dalam
  • engan harapan akan dibayar kembali - dengan harapan mendapatkan ganjaran atas apa yang dilakukan
  • stilah ini juga muncul dalam beberapa deskripsi zoologi Indonesia dalam bahasa Jerman pada abad ke-17. Ada yang berpendapat bahwa istilah ini -Istilah ini juga muncul dalam beberapa deskripsi zoologi Indonesia dalam bahasa Jerman pada abad ke-17 dan mungkin juga secara khusus berasal dari ragam bahasa Melayu Banjar

Masukan penyamaran opini

  • Berdasarkan sumber lain, catatan Bontius tidak merujuk pada kera - Namun, catatan dari Jacobus Bontius tidak merujuk pada kera
  • Orang Eropa pertama yang mencatat penggunaan istilah ini adalah Jacobus Bontius, di dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1631 yang berjudul Historiae naturalis et medicae Indiae orientalis. Dia mencatat bahwa orang-orang Melayu memberitahunya kalau kera tersebut dapat berbicara, tetapi memilih untuk tidak "agar dia tidak dipaksa untuk bekerja - (Orang Eropa pertama yang mencatat penggunaan istilah orang utan adalah Jacobus Bontius. Dia menulis kata ini di dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1631 yang berjudul Historiae naturalis et medicae Indiae orientalis. Dia mencatat bahwa orang-orang Melayu memberitahunya kalau orang utan tersebut dapat berbicara, tetapi memilih untuk tidak "agar dia tidak dipaksa untuk bekerja")

Itu dulu, ternyata banyak yang tidak dipranala dalam. Beberapa kalimat kuparafrasa biar tidak penyamaran opini dan lebih jelas maksud dari sumbernya Agus Damanik (bicara) 3 April 2023 04.11 (UTC)[balas]