Pijat
Pijat, pijit, atau urut adalah metode penyembuhan atau terapi kesehatan tradisional, dengan cara memberikan tekanan kepada tubuh, baik secara terstruktur, tidak terstruktur, menetap, atau berpindah tempat dengan memberikan tekanan, gerakan, atau getaran, baik dilakukan secara manual ataupun menggunakan alat mekanis. Pijat biasanya menggunakan tangan, jemari, sikut, lengan, kaki, atau alat pemijat. Pijat dapat memberikan relaksasi, rasa nyaman, dan kebugaran.[1][2]
Sejarah
suntingTerdapat catatan tertua mengenai sejarah pijat yang tertulis dalam Papyrus Ebers, yakni catatan kedokteran pada zaman Mesir Kuno. Ada pula catatan kedokteran tentang pijat dari India sekitar tahun 1.800 SM. Kedua buku tersebut memuat tentang seni pijat, diet, olahraga, dan berbagai catatan kedokteran lainnya yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Penggunaan pijat sebagai salah satu alternatif pengobatan ini didukung oleh para dokter dari Cina sekitar 5.000 tahun sham yang mempercayai bahwa pijat merupakan teknik pengobatan penting. Beberapa bukti penemuan tersebut menegaskan, bahwa sebenarnya seni pijat sudah banyak dipraktikkan dalam budaya umat manusia di dunia yang dilakukan secara turun-temurun. Meski banyak orang yang belum mengetahui tentang teknik pijat yang benar, tetapi secara tidak sadar mereka telah melakukan sentuhan-sentuhan yang tidak lain adalah bagian dari seni pijat itu sendiri.
Di India, pijat telah menjadi bagian dari tradisi dalam perawatan keseharian. Para Ibu di India mempelajari keterampilan tersebut dari mertua atau orang tuanya. Mereka cenderung mempertahankan budaya warisan leluhurnya. Bahkan, pijatan mulai dilakukan tak lama setelah bayi lahir atau setelah tali pusar bayi lepas (puput). Caranya pemijatannya cukup sederhana, yakni dengan melakukan gerakan-gerakan peregangan pada tubuh anak tanpa menyakitinya.
Di Benua Afrika, teknik pemijatan dan minyak pijat yang digunakan untuk anak dapat berbeda-beda antara negara yang satu dengan lainnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh tradisi masyarakat setempat. Misalnya, para Ibu di Nigeria lebih suka menggunakan minyak kelapa sawit, sedangkan masyarakat Ghana memilih shea butter, suatu jenis lemak nabati yang dieksstrak dari tanaman shea (Vitellaria paradoxa) yang tumbuh dl Afrika. Pijatan biasanya dilakukan setelah anak selesai mandi dengan memberikan tekanan yang agak kuat. Menurut keyakinan penduduk Afrika, pemijatan yang kuat akan lebih memberikan peningkatan flekslbllltas dan kekuatan bagi anak dalam masa tumbuh kembangnya kelak.[3]
Pelarangan
suntingTerapi pijat tidak boleh dilakukan kepada orang yang mengalami cedera kaki, luka, asam urat, atau peradangan di bagian kaki maka karena akan membuat cedera bertambah parah. Selain itu, pijat juga lebih baik dihindari oleh wanita yang sedang hamil, terutama ketika usia kehamilan masih berada pada trimester pertama. Tekanan yang diterima dari pijatan pada telapak kaki akan merangsang kontraksi yang cukup hebat pada ibu hamil. Pelarangan pijat juga berlaku untuk orang yang memiliki masalah pembekuan darah. Terapi refleksiologi yang dilakukan bisa meningkatkan sirkulasi yang berpotensi mengakibatkan gumpalan darah pada daerah jantung lalu akan menjalar ke bagian otak.[4]
Teknik
suntingTerknik dalam melakukan pijatan yang populer digunakan ada 5. Pertama, teknik pijat jaringan dalam biasa digunakan sebagai perawatan bagian tubuh yang mengalami rasa nyeri. Misalnya keseleo dan nyeri pada bahu, nyeri persendian, atau leher tertekan. Pijatan ini sering diterapkan pada para atlet walaupun rasanya cukup menyakitkan. Kedua, terapi pijat batu panas yang menggunakan batu basal dengan kandingan zat besi yang ada di dalamnya. Batu ini berguna menahan panas yang ada dalam tubuh. Memijat dengan batu basal dapat melemaskan ketegangan otot, meningkatkan peredaran atau sirkulasi darah, dan membuat pikiran menjadi tenang. Pijatan ini bisa membuat tubuh rileks dan tidak stres. Ketiga, perawatan pijat Thai terkenal dengan gerakan yang menyerupai senam. Terapis menggunakan kaki dan lutut untuk menekan tubuh. Keuntungan menggunakan teknik ini adalah saat dipijat masih bisa mengenakan pakaian, tidak menggunakan lotion, batu, atau minyak untuk memijat. Keempat, pijat Jepang atau pijat shiatsu memiliki arti tekanan jari. Pijatan ini dilakukan khusus untuk menenangkan pikiran atau meningkatan peredaran darah pada sistem saraf.[5] Kelima, teknik pijat Swedia sangat sederhana untuk merangsang jaringan lunak. Hanya membutuhkan bahan minyak aromaterapi. Pijatan ini memerlukan tekanan yang cukup lembut dengan tekanan dalam untuk meningkatkan peredaran darah dalam tubuh dan mengurangi rasa sakit. Gerakan memutar lembut membantu relaksasi otot dan mendorong pelepasan hormon endorfin yang merupakan penghilang sakit alami tubuh.[6]
Manfaat
suntingDalam penerapannya sebagai terapi kesehatan, pijat memiliki beberapa manfaat yaitu, mengurangi ketegangan yang terasa ketika nyeri otot, meningkatkan sirkulasi pada tubuh, menstimulasi imunitas atau sistem kekebalan tubuh, mengurangi hormon yang dapat menyebabkan stres, menjaga keseimbangan pada tekanan darah, meningkatkan kelenturan sendi-sendi, membantu pemulihan penderita cedera, bisa dijadikan sarana refleksi terutama untuk meredakan rasa cemas atau depresi,[7] membantu pasien arthritis dengan cara meredakan otot yang kaku, mengurangi rasa nyeri dan melancarkan gerakan dan mengurangi efek samping pengobatan kanker seperti kelelahan, mual, depresi, pembengkakan, dan rasa sakit.[8]
Lihat juga
suntingReferensi
sunting- ^ "Definition of ''massage'', Prescottlmt.com". Medterms.com. 2012-03-19. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-11. Diakses tanggal 2013-02-26.
- ^ "What is Massage Therapy?". Altmedicine.about.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-03-25. Diakses tanggal 2013-02-26.
- ^ Suranto, Adji (2011). Pijat Anak. Depok: Penebar PLUS+. hlm. 7. ISBN 978-602-8661-60-7.
- ^ Safitri, Adelia Marista (2020-12-25). "Pijat Refleksi, Apa Manfaatnya? Siapa yang Tak Boleh Pijat Refleksi?". Hello Sehat. Diakses tanggal 2022-02-25.
- ^ Sudrajat, Sausan (2021-01-26). "5 Teknik Pijat Paling Populer di Dunia, Bikin Badan Jadi Rileks : Okezone Lifestyle". lifestyle.okezone.com. Diakses tanggal 2022-02-25.
- ^ Davies, Kim (2007). Buku Pintar Nyeri Tulang & Otot. Jakarta: Penerbit Erlangga. hlm. 163. ISBN 978-979-015-634-0.
- ^ Adlina, Atifa (2021-09-16). "7 Terapi Pijat dan Manfaatnya untuk Kesehatan". SehatQ. Diakses tanggal 2022-02-25.
- ^ Audinovic, Vizcardine (2013-05-20). "8 Keistimewaan pijat yang jarang diketahui". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-25.