50:50 (film dokumenter 2019)
'''50:50 (fifty fifty) adalah sebuah film dokumenter pendek Indonesia tahun 2019 yang disutradarai dan ditulis oleh Rofie Nur Fauzie. Film ini menggambarkan tentang seorang transgender lansia di rumah tempat bersinggahnya, dan kehidupan sehari-harinya.
Hidup sebagai transgender lansia bukan hal yang mudah bagi Dona dan kawan-kawan. Sebagai kelompok marginal, mereka berbagi kehidupan di Kota Depok yang padat penduduk. Banyak di antara mereka yang hidup tanpa kartu identitas karena statusnya sebagai transgender. Kisah hidup Dona dimulai ketika ia melarikan diri dari rumahnya selepas SMA akibat masalah keluarga. Kala itu, ia dikenal sebagai Edo Kusuma. Nama Edo Kusuma beserta identitas sebagai seorang laki-laki telah melekat pada hidup Dona sejak kecil. Namun, ia merasa bahwa identitas tersebut bukanlah hal yang cocok untuknya. Ia pun melepaskan identitas lamanya ketika pergi ke perantauan.
Hingga sekarang, ia dikenal dengan nama Dona. Setelah menemukan jati diri sebagai transgender, hidup Dona tak jauh dari lika-liku. Ia sempat tinggal di Taman Lawang, Menteng, Jakarta Pusat, sebuah daerah yang menjadi tempat waria berkumpul. Kehidupannya sebagai pekerja seks sempat membuat Dona dijebloskan ke penjara. Kini, Dona bekerja di salon yang tak jauh dari rumah singgahnya. Soal cinta, Dona juga memiliki beberapa pengalaman dengan laki-laki.
Kekasihnya dulu tewas dalam peristiwa penembakan misterius di tahun 80-an. Dona juga pernah mengalami patah hati karena kekasihnya memilih untuk menikah dengan perempuan lain. Dona tak segan membagikan kisah ini pada transgender lain yang lebih muda. Di rumah singgah tersebut tinggal pula Fani, Bella, Elli, Intan, dan lainnya yang turut berbagi cerita di film ini. Sebagian besar dari mereka bekerja di sektor informal sebagai pengamen dan pekerja seks.
Rumah singgah menjadi tempat mereka berbagi kebahagiaan, berkegiatan, dan bersosialisasi. 50:50 (fifty-fifty) menekankan bahwa transgender lansia bukan orang-orang yang takut kehilangan kecantikan maupun kekuatan fisik mereka. Cerita-cerita lain mengenai transgender yang jarang disorot juga dijelaskan dalam film ini.
50:50 | |
---|---|
Sutradara | Rofie Nur Fauzie |
Perusahaan produksi | Epicroll |
Tanggal rilis | 2019 |
Durasi | 25 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Indonesia |
Sinopsis
suntingBeberapa orang takut menjadi tua, wanita seringkali takut kehilangan kecantikannya, laki-laki takut kehilangan kekuatannya, dan keduanya takut untuk menghadapi hal lain setelah hari tua. Lalu, apa yang dirasakan Dona, seorang waria lanjut usia yang dikatakan perpaduan antara keduanya? Film ini akan menampilkan realita kehidupan Dona dalam menjalani hari tua sebagai seorang waria di dalam rumah singgah.[1]
Penghargaan
suntingFilm ini dinominasikan untuk Film Dokumenter Pendek Terbaik Festival Film Indonesia di Festival Film Indonesia 2019,[2] Viddsee Juree Awards Indonesia 2020,[3] Nominasi Piala Maya 8, dan Nominasi Jakarta Independent Film Festival 2021.
Kru
suntingProduser : Rizky M Rayadi Sutradara : Rofie Fauzie DOP : Rahmat Nurhidayat Astrada : Rifqi Noeng, Fadly Fathul Ulum Manajer produksi : Andia Unit : Annisa Melina Operator kamera : Irafan Sudrajat, Yadi Jumadi Penata suara : Rifqi Noeng Penata musik : Ilham Jalu Penyunting gambar : Rayhan Fauzi Ashshiddieq , Kusnandar Penyunting suara : Ismail Farid, Ilham Jalu Penata grafis : Cikal Fadjar
Referensi
sunting- ^ "Log into Facebook". Facebook (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-10.
- ^ Asih, Ratnaning (2019-11-12). Nurul, Meiristica, ed. "Nominasi FFI 2019 Diumumkan, Simak Daftar Lengkapnya". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-06-10.
- ^ "Viddsee Juree Awards Indonesia 2020 | Viddsee". www.viddsee.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-10.
Pranala luar
sunting50:50 di Viddsee