Air Born Indonesia
P.T. Air Born Indonesia adalah maskapai perusahaan penerbangan swasta nasional yang menggunakan pesawat charter dan helikopter sebagai jasa penerbangannya. Air Born Indonesia didirikan pada tanggal 9 Desember 2010 dan memiliki kantor pusat berbasis di Bandar Udara Sepinggan, Balikpapan, Hanggar B-5 di Jalan Marsma R. Iswahyudi, Balikpapan, Kalimantan Timur. Air Born Indonesia merupakan perusahaan pesawat yang berspesialisasi dalam jasa transportasi jangka panjang untuk para pekerja dan kontraktor perusahaan tambang dan minyak dan gas (Migas)[1] di wilayah Air Born Indonesia beroperasi, seperti Papua dan Kalimantan Timur, seperti Balikpapan, Sangatta dan Muara Teweh (Kalimantan Tengah).[2] Air Born Indonesia juga menyediakan jasa survei pemetaan, evakuasi medis bagi para pekerja, menyediakan jasa pengiriman berbagai suku cadang yang diperlukan perusahaan, penerbangan pesawat jangka pendek untuk komersial dan VIP, serta pengaturan spot-charter, yakni pengangkutan kendaraan pada sejumlah perjalanan tertentu (atau trip).[3]
Didirikan | 9 Desember 2010 |
---|---|
Mulai beroperasi | 9 Desember 2010 |
Pusat operasi | Bandar Udara Sepinggan, Balikpapan, Hanggar B-5 |
Kota fokus | Perusahaan Tambang dan Minyak dan Gas (Migas) |
Tujuan | |
Kantor pusat |
|
Situs web | airbone.co.id (Tidak Aktif) |
Sejak didirikan pada tanggal 9 Desember 2010, Presiden Direktur Air Born Indonesia dipenggang oleh Sazahan Mohamad Yassin.[4] Setelah kepemimpinannya, Presiden Direktur Air Born Indonesia dipenggang oleh Ruel De Leon Nacachi.[2] Hingga saat ini, Air Born Indonesia belum memiliki kelengkapan standar International Standard for Business Aircraft Operations (IS-BAO), ARGUS Rating, The Air Charter Safety Foundation Industry Audit Standard (ACSF IAS), The Wingman Standard,[5] maupun Certificated of Airworthiness (C of A) dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU).[6]
Pesawat
suntingPesawat-pesawat yang dimiliki Air Born Indonesia berjumlah total 7 (tujuh) pesawat charter dan helikopter yang terdaftar, diantaranya:[1][7]
- 4 Pesawat tipe DHC6 (Pesawat Turboprop DeHavilland Twin Otter Series 300 STOL) berkapasitas 18 penumpang
- 2 Pesawat tipe BO105 (Helikopter Eurocopter Bolkow) berkapasitas 4 penumpang
- 1 Pesawat tipe BH430 (Helikopter Bell 430) berkapasitas 6 penumpang
Air Born Indonesia memesan 8 (delapan) unit pesawat N291 buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan P.T. Dirgantara Indonesia. Pesawat N291 dianggap memiliki jaminan kualitas, keamanan dan kenyamanan, dan kapasitas angkut yang lebih besar untuk kargo dan pertambangan.[4] Pembelian pesawat N291 tersebut berasal dari kredit investasi mitranya dari Malaysia dan berencana memasarkan pesawat N291 di Asia Tenggara dengan cara menyewakan pesawat tersebut.[8]
Selain itu, Air Born Indonesia juga menyewa 1 (satu) Helikopter Leonardo AW139 yang sebelumnya dioperasikan oleh CHC Helicopter dari pihak penyewa Waypoint Leasing (Ireland) Limited (Waypoint). Helikopter Leonardo AW139 dianggap memiliki kemampuan yang lebih fleksibel dan dapat memperluas permintaan perusahaan tambang.[9]
Rute Penerbangan
suntingAir Born Indonesia merupakan perusahaan jasa pesawat carter untuk perusahaan tambang, minyak, dan gas. Meskipun begitu, Air Born Indonesia juga membuka rute domestik untuk komersial di wilayah Air Born Indonesia beroperasi, khususnya di daerah perintis. Rute penerbangan yang dilewati oleh Air Born Indonesia antara lain:[2]
- Bandar Udara Nunukan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara menuju Bandar Udara Long Bawan Krayan (Bandar Udara Yuvai Semaring), Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, dan sebaliknya. Penerbangan tersebut disubsidi oleh pemerintah sebesar 6 Miliyar Rupiah.
- Bandar Udara Tanjung Bara, Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur menuju Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Kota Balikpapan, Balikpapan Timur.[10]
Peristiwa
suntingPeristiwa-peristiwa yang dialami oleh Air Born Indonesia antara lain:
Penerbangan Nunukan - Krayan Tertunda
suntingPenerbangan Nunukan - Krayan tertunda pada tanggal 26 Agustus 2016 diakibatkan Air Born Indonesia belum beroperasi di rute penerbangan tersebut selama dua bulan dikarenakan alat yang didatangkan dari Amerika Serikat tertahan selama 10 hari di Singapura. Sehingga, penerbangan Air Born Indonesia kembali tertunda. Alasan Air Born Indonesia mendapatkan rute penerbangan tersebut dikarenakan Air Born Indonesia memenangkan lelang untuk kali pertama tahun 2016. Hal tersebut disebabkan Air Born Indonesia memiliki armada pesawat dengan kapasitas 18 penumpang, serta memiliki tiga armada cadangan.[11]
Pada tanggal 23 Desember 2016, penerbangan Nunukan - Krayan tertunda lagi diakibatkan pesawat carter Air Born Indonesia sedang melakukan pergantian ban.[12] Penerbangan Nunukan - Krayan tertunda lagi pada tanggal 25 Desember 2016 diakibatkan Air Born Indonesia kekurangan pilot yang menerbangkan rute tersebut, sehingga penerbangan rute tersebut belum bisa terlaksana dan kegiatan operasional Air Born Indonesia khususnya Nunukan - Krayan kembali dijadwalkan pada hari selanjutnya.[13]
Penerbangan ke Daerah Perbatasan
suntingAir Born Indonesia melakukan penerbangan di daerah perbatasan dari Bandara Nunukan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara menuju Bandara Long Bawan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yang berada dekat dengan Negeri Sarawak, Malaysia. Kebutuhan akses transportasi oleh masyarakat Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan masih terbatas dikarenakan penerbangan dari Bandara Nunukan hanya mengandalkan Susi Air yang masih belum bisa diandalkan.[14]
Referensi
sunting- ^ a b "Air Born Indonesia - PILOT CAREER CENTRE". pilotcareercentre.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-13. Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ a b c Aini, Nur. "Air Born, Tiket Pesawat Murah ke Perbatasan". www.tiket2.com. Diakses tanggal 2020-01-13.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "PT Air Born Indonesia". www.facebook.com. Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ a b "Air Born Pesan 8 Pesawat N291 | Ekonomi". Bisnis.com. Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ "Air Born Indonesia / Indonesia". www.charterbroker.aero. Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ prokal.co. "Belum Ada Sertifikat, Air Born Tak Layak Terbang | Radar Tarakan". kaltara.prokal.co (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ "PT AIRBORN INDONESIA". www.aircharterguide.com. Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ Cahyani, Dewi Rina (2015-12-11). "Delapan Unit Pesawat N219 Buatan PTDI Dipesan Malaysia". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ Release, ; Waypoint LeasingLimited Press. "Waypoint places AW139 on lease to PT Air Born Indonesia". Vertical Magazine (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ "Vivid Argarini - Truly Engaging Motivator: Sisa Cerita dari Sangatta - Serunya Naik Pesawat Baling-baling Air Born". Vivid Argarini - Truly Engaging Motivator. Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ prokal.co. "Laura Minta Air Born Segera Dievaluasi | Radar Tarakan". kaltara.prokal.co (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ prokal.co. "Alasan Ganti Ban, Air Born Ingkar Janji Lagi | Radar Tarakan". kaltara.prokal.co (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ prokal.co. "Pilot Kurang, Penerbangan Ditunda Lagi | Radar Tarakan". kaltara.prokal.co (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ Antara. "Pesawat Air Born Diharapkan Layani Masyarakat Perbatasan". nasional. Diakses tanggal 2020-01-13.