Ali Emran

dokter ahli bedah Indonesia

Brigadir Jenderal TNI (Purn.) dr. Ali Emran (lahir 16 April 1919) adalah seorang dokter militer perwira tinggi angkatan darat dari Indonesia. Ia pernah ditugaskan sebagai dokter militer pada berbagai kesatuan.

Ali Emran
Informasi pribadi
Lahir(1919-04-16)16 April 1919
Bukittinggi, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Karier militer
PihakIndonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Pangkat Brigadir Jenderal TNI
SatuanKesehatan (CKM)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kehidupan awal dan pendidikan

sunting

Ali Emran lahir di Bukittinggi pada 16 April 1919 sebagai anak bungsu pasangan Datuk Kakayo dan Siti Rawiah. Ayahnya merupakan Tuanku Laras Pariangan.[1] Ia meruapakan adik Djamaloeddin dan Harun Al-Rasyid Sutan Bandaro.[butuh rujukan]

Setelah menamatkan pendidikan dasar di Hollandsch-Inlandsche School dan menengah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, ia melanjutkan ke Ika Daigaku (Perguruan Tinggi Kedokteran) di Jakarta yang kelak menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).[butuh rujukan]

Ali Emran lulus dari FKUI sebagai dokter pada tahun 1952 dan menyelesaikan spesialisasi ilmu bedah urologi di Amsterdam.[2][3][4]

Kiprah

sunting

Pasca-proklamasi kemerdekaan, ia berkeliling Jawa Timur menyiarkan berita kemerdekaan, seperti Bojonegoro, Malang, dan Jember. Ia juga ikut membentuk Badan Keamanan Rakyat. (BKR) di Malang. Kembali ke Jakarta, ia sempat bertugas di Kementerian Penerangan bagian penyiaran berita ke luar negeri. Pada masa revolusi fisik, ia ikut berjuang mempertahankan RSUP Cipto Mangunkusumo dari pendudukan Tentara Belanda dan mengambil alih RS militer dari Tentara KNIL.[4][5]

Ali Emran bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat setelah lulus dari FKUI. Ia diangkat menjadi perwira dengan pangkat Kapten. Ia memulai kariernya sebagai perwira kesehatan (dokter militer) di Komando Militer Kota Besar Jakarta Raya. Ia kemudian ditugaskan ke Tentara dan Teritorium VII/Wirabuana di Sulawesi Selatan dari tahun 1954 hingga 1957 dan ke Resimen 23 di Kota Parepare. Ali kembali ke Jakarta pada tahun 1958 dan ditugaskan sebagai perwira kesehatan pada bagian bedah di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD). Ia juga diperbantukan pada Rumah Sakit Pusat Pertamina di Jakarta. Ia bertugas di RSPAD hingga 1969 dan pada tahun 1972 menjabat sebagai Kepala Subbidang Bedah di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Ia pensiun pada tahun 1974.[2]

Kehidupan pribadi

sunting

Ali Emran menikah dengan Hasni Ismail pada 7 Agustus 1954.[5] Pasangan ini dikaruniai tiga putri dan seorang putra. Salah seorang putri mereka, yakni Linda Emran.[6]

Referensi

sunting
  1. ^ Djamaloeddin (H.); Lesmana, Tjipta (1995). 50 tahun mengabdi scalpel: biografi Prof. Dr. H. Djamaloeddin. 
  2. ^ a b Bachtiar, Harsya W. (1988). Siapa dia? Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Jakarta. hlm. 107. ISBN 9789794281000. 
  3. ^ "Examens". Java-bode. 29 Desember 1951. Diakses tanggal 28 Desember 2023. 
  4. ^ a b Lahirnya satu bangsa dan negara. Penerbit Universitas Indonesia. 1997. ISBN 978-979-456-173-7. 
  5. ^ a b Maharaja, Moh Ali Hanafiah gelar Sutan (1977). 77 tahun riwayat hidup. Maharaja. 
  6. ^ Majalah Gadis. No. 3. Th. IV. hlm 36-27.