Alamanda[2] atau allamanda (Allamanda cathartica)[3] adalah tanaman hias yang umum disebut sebagai bunga alamanda dan juga sering disebut sebagai bunga terompet emas, bunga lonceng kuning, atau bunga buttercup.[4] Bunga alamanda berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan dan banyak ditemukan di Brasil di mana bunga ini umum digunakan sebagai hiasan karena bentuknya yang indah.[4]

Alamanda
Bunga Alamanda
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Asterid
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Allamanda
Spesies:
A. cathartica
Nama binomial
Allamanda cathartica
Universal Taxonomic Services[1]

Ciri-ciri

sunting
 
Bunga allamanda yang sedang mekar

Tanaman alamanda termasuk dalam golongan perdu berkayu dengan tinggi yang dapat mencapai 2 meter.[5] Tanaman ini bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun).[6] Batangnya yang sudah tua akan berwarna cokelat karena pembentukan kayu, sementara tunas mudanya berwarna hijau.[6] Daunnya memiliki bentuk yang melancip di ujung dengan permukaan yang kasar dengan panjang 6 hingga 16 cm.[5] Selain itu daun alamanda pada umumnya berkumpul sebanyak tiga atau empat helai. Bunga alamanda berwarna kuning dan berbentuk seperti terompet dengan ukuran diameter 5-7.5 cm.[5] Tanaman ini memiliki bunga yang harum.[5]

Habitat

sunting

Alamanda dapat ditemukan pada daerah sekitar sungai atau tempat terbuka yang terkena banyak sinar matahari dengan hujan yang cukup dan kelembaban tinggi sepanjang tahun.[6] Tanaman ini tidak mampu tumbuh pada tanah yang bergaram atau terlalu basa dan tanaman ini juga tidak tahan suhu rendah. Suhu -1 °C dapat mematikan tanaman tersebut karena tanaman ini sangat sensitif terhadap suhu dingin.[6]

Alamanda tumbuh dengan baik dan menghasilkan bunga pada intensitas matahari penuh tanpa halangan.[6] Jika diberi halangan maka produksi bunganya menurun.[6] Tanaman ini tumbuh baik dengan kondisi tanah berpasir, kaya bahan organik, serta beraerasi baik.[5] Secara keseluruhan, alamanda adalah tanaman yang mudah tumbuh pada kondisi yang sesuai sehingga pada beberapa daerah juga dipandang sebagai gulma.[5]

Iklim yang tepat untuk pertumbuhan alamanda adalah daerah dengan iklim tropis. Pada daerah dengan iklim tropis, alamanda dapat tumbuh hampir di sebagian besar lingkungan dengan laju pertumbuhan yang cukup cepat.[7] Di habitat aslinya, alamanda hidup pada ketinggian 0-700 meter dari permukaan laut (dpl) dengan curah hujan 1000 hingga 2800 mm per tahun.[5] Karena pertumbuhannya yang cepat, alamanda umum digunakan sebagai ornamen untuk menghias pagar dan tembok.[4]

Reproduksi

sunting
 
Allamanda cathartica

Tanaman alamanda berbunga sepanjang tahun di banyak habitat.[6] Tanaman ini dapat berkembangbiak dengan biji, namun perbanyakan yang umum dilakukan yaitu dengan stek batang. Hal ini disebabkan, beberapa varietas hibrida sulit memunculkan kapsul biji.[6] Alamanda tergolong tanaman yang tumbuhnya cepat sehingga harus sering dilakukan pemangkasan untuk menjaga penampilannya.[6]

Manfaat

sunting

Bunga alamanda diketahui memiliki beberapa fungsi medis, salah satunya dapat dipakai sebagai laksatif.[8] Getah tanaman ini memiliki sifat antibakteri. Bunga alamanda juga memiliki sifat antibiotik terhadap bakteri Staphylococcus.[8] Bunga tanaman ini juga umum dimanfaatkan sebagai obat untuk mencegah komplikasi dari malaria dan pembengkakan limpa.[8] Selain itu, akarnya juga dapat digunakan untuk mencegah penyakit kuning.[8]

Referensi

sunting
  1. ^ (Inggris) [UTS] Universal Taxonomic Services. 2008. The Taxonomicon [terhubung berkala]. http://taxonomicon.taxonomy.nl/ [21 Agu 2009].
  2. ^ (Indonesia) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia "Arti kata alamanda pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan". Diakses tanggal 2019-09-27. 
  3. ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2019-09-27. 
  4. ^ a b c (Inggris) Simoes AO, Castro MM de, Kinoshita LS. 2006. Calycine colleters of seven species of Apocynaceae (Apocynoideae) from Brazil. Botanic J Linn Soc 152(3):387-98.
  5. ^ a b c d e f g (Inggris) Thomas V, Dave Y. 1989. Histochemistry and senescence of colleters of Allamanda cathartica (Apocynaceae). Ann Bot 64:201-3.
  6. ^ a b c d e f g h i (Inggris) Francis JK. 2002. Allamanda cathartica L. [terhubung berkala]. http://www.fs.fed.us/global/iitf/pdf/shrubs/Allamanda%20cathartica.pdf [23 Agu 2009].
  7. ^ (Inggris) Austin DF. 2002. Healing plants of peninsular India. Eco Bot 56(3):292.
  8. ^ a b c d (Inggris) Nayak S, Nalabothu P, Sandiford S, Bhogadi V, Adogwa A. 2006. Evaluation of wound healing activity of Allamanda cathartica. L. and Laurus nobilis. L. extracts on rats. BMC Comp Alt Med 6:12.