Andi Makkasau
- Ini adalah nama orang Bugis, nama keluarganya adalah Parenrengi
Andi Makassau Parenrengi adalah tokoh yang berasal dari Parepare, pejuang Kemerdekaan Indonesia di daerah bekas Ajatappareng (sekarang: Kota Parepare, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Barru dan Kabupaten Enrekang) dan bangsawan Kerajaan Suppa.[1]
Andi Makkasau | |
---|---|
Lahir | Andi Makassau Parenrengi Maret 1898 Cempaga, Sinjai, Hindia Belanda |
Meninggal | 28 Januari 1947 Suppa, Pinrang, Sulawesi |
Kebangsaan | Indonesia (1945–47) |
Nama lain | Datu Suppa |
Pekerjaan | Bangswawan |
Dikenal atas | Tokoh perjuangan Kemerdekaan Indonesia |
Andi Makkasau | |
---|---|
Datu Suppa Toa | |
Datu Suppa ke-24 | |
Berkuasa | 1926–1938 |
Pendahulu | La Parenrengi Karaeng TinggiMae Arung Malolo Sidenreng |
Pengganti | Andi Abdullah Bau Massepe |
Pasangan | Rachmatiah Daeng Baji' Andi Tappa'tana Petta Bau |
Anak Detail |
|
Ayah | Arung MaloloE Ri Sidenreng La Parenrengi Daeng Pabeso Karaengta Tinggimae Datu Suppa Toa |
Ibu | Risi Daeng Sibollo |
Biografi
suntingLatar Belakang
suntingAndi Makkasau merupakan putra kedua La Parenrengi Daeng Pabeso Karaengta Tinggimae Arung Malolo Sidenreng Datu Suppa Toa. Kakeknya bernama Ishak Manggabarani, seorang tokoh yang menyandang jabatan Karaeng Mangeppe, Arung Matoa Wajo, Datu Pammana, Karaeng Pabbicara Gowa, Jenderal Bone, Tellu Lattena Sidenreng.[2]
Sebelum Kemerdekaan Indonesia
suntingPada tahun 1926, Andi Makkasau dinobatkan sebagai Datu Suppa yang kemudian diberi gelar sebagai Datu Suppa Toa.[3] Penobatan rakyat kepada Andi Makkasau langkah dalam menyatukan warga Kerajaan Suppa terutama dalam usaha mereka menentang kekuasaan pemerintah Hindia Belanda di Parepare dan sekitarnya. Andi Makkasau juga membentuk dan mempelopori organisasi kemasyarakatan dan politik yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia diantarannya,: Partai Sarikat Islam di Parepare dibentuk pada tahun 1927, Sumber Darah Rakyat (SUDARA) dibentuk tahun 1944, Penunjang Republik Indonesia (PRI) dan pada tanggal 28 Agustus 1945 dibentuk Pandu Nasional atau Pemuda Nasional Indonesia (PNI).[2] Ia pernah mengundang tokoh nasional seperti Buya Hamka, AM Sangaji, H. Agus Salim, dan H.O.S Cokroaminoto ke Suppa, untuk memberikan pendidikan politik kepada rakyatnya.
Setelah Kemerdekaan Indonesia
suntingSebulan setelah Kemerdekaan Indonesia tepatnya tanggal 12 September 1945, bendera merah putih dikibarkan di Lapangan Labukkang, Suppa. Andi Makkasau juga ikut membuat deklarasi Jongayya pada 15 Oktober 1945, yang menyatakan mendukung Indonesia merdeka. Ketika pasukan Sekutu dan NICA datang kembali (masa Revolusi Nasional Indonesia), Andi Makkasau mengadakan Konferensi Parapare pada 1 Desember 1945. Dalam konfrensi tersebut, dibuat suatu keputusan untuk mendukung Sam Ratulangi sebagai Gubernur Sulawesi dan menolak kembalinya Belanda di Indonesia.
- Pembantaian Westerling 1946–1947
Pembantaian Westerling ini juga disebut peristiwa korban 40.000 jiwa yang dilakukan militer Belanda dan dipimpin oleh Raymond Westerling dari 11 Desember 1946 hingga Februari 1947.[4] Serbuan Westerling ke Asuppo dihadang oleh pasukan Andi Makkasau. Namun, senjata yang terbatas dan personel yang kurang membuat laskar Andi Makkasau tidak bisa lama bertahan. Andi Makkasau tertangkap. Tapi, sekeluarnya dari penjara, ia kembali melawan. Westerling kembali dihadapinya dan ia kembali ditangkap, lalu ditahan dan di penjara di Sawitto Pinrang. Dalam masa tahanannya, terjadi penyiksaan fisik dan kemudian dieksekusi.[5] Dalam peristiwa ini pada 26 Februari 1947, Andi Makkasau bersama 25 stafnya diculik oleh militer Belanda. Mereka mengalami penyiksaan di lapangan Afdeling Parepare, kemudian Andi Makassau bersama 2 orang lainnya ditenggelamkan ke dalam lautan Suppa.[6]
Kematian
suntingAndi Makkasau wafat pada 28 Januari 1947 pada masa Revolusi Nasional, diduga dieksekusi oleh Belanda dengan dibuang di tengah laut. Pada 30 Januari 1947 Andi Makkasau ditemukan oleh warga Marabombang dalam keadaan terikat terdampar di pesisir pantai dengan tangan terikat.[2]
Peninggalan
suntingBeberapa tempat dan fasilitas umum di daerah Kota Parepare dan sekitanya memakai nama Andi Makkasau sebagai penghormatan dalam perjuangannya melawan Belanda, diantaranya:
- Nama Jalan
- Jalan Andi Makkasau: salah satu jalan utama Kota Parepare, terletak di Kecamatan Soreang.
- Jalan Andi Makkasau Timur: salah satu jalan Kota Parepare di sebelah timur Jalan Andi Makkasau, terletak pula di Soreang.
- Jalan Andi Makkasau, Pinrang: Nama jalan di Kabupaten Pinrang, terletak di Kecamatan Watang Sawitto
- Jalan Andi Makkasau, Mamuju: terletak di Kel. Binanga, Kec. Mamuju
- Jalan Andi Makkasau, Sidenreng Rappang: terletak di Kel. Pangkajene, Kec. Maritengngae
- Jalan Andi Makkasau, Makassar: terletak di Kel. Mangkura, Kec. Ujung Pandang
- Lapangan
- Lapangan Andi Makkasau Parepare: sarana olahraga umum terletak di Mallusetasi, Kecamatan Ujung, Kota Parepare.[7] Di lapangan ini terdapat Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun yang diresmikan pada 2015 yang didedikasikan untuk B. J. Habibie dan Hasri Ainun Besari
- Lapangan Andi Makkasau Pinrang: sarana olahranga umum terletak di Kabupaten Pinrang
- Fasilitas Kesehatan
- Rumah Sakit Umum Andi Makkasau: rumah sakit milik pemerintah daerah yang terletak di Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare[8][9][10]
- Puskesmas Makkasau: Puskesmas yang terletak di Makassar
- Markas Pasukan Tentara
- Batalyon Infanteri 721/Makkasau: Batalyon Infanteri yang berada dibawah komando Brigif 11/Badik Sakti, Kodam XIV/Hasanuddin, bermarkas di Benteng, Patampanua, Pinrang, Sulawesi Selatan[11]
Referensi
sunting- ^ "Andi Makkasau Datu Suppa (Andi Makkasau Parenrengi / Andi Wawo) (Datu Suppa periode 1926-1938)". Geni.com. Diakses tanggal 13 Mei 2020.
- ^ a b c Hasan, Sabriah (1977). Ronda, Andi Makmur; Makka, ed. Andi Makkasau Menakar Harga 40.000 Jiwa. Makassar: Wadah Pencinta Pena. ISBN 978-979-184080-4.
- ^ "Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Pahlawannya". TNI Angkatan Darat. 29 Januari 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-22. Diakses tanggal 13 Mei 2020.
- ^ Matanasi, Petrik (31 Januari 2019). "Seri Kekejaman Westerling: Korban Westerling 40.000 Jiwa, Dari Mana Datangnya Angka Itu?". Tirto.id. Diakses tanggal 13 Mei 2020.
- ^ Trust (12 November 2010). "Para Pahlawan Itu". Okezone.com. Diakses tanggal 13 Mei 2020.
- ^ Agussalim (2017). Pra Sejarah-Kemerdekaan di Sulawesi Selatan. Sleman: Deepublish Publisher. hlm. 225-227. ISBN 978-602-401-358-5.
- ^ Yusni (17 Juni 2019). "Lapangan Andi Makkasau". Pemerintah Kota Parepare. Diakses tanggal 16 Mei 2020.
- ^ "Andi Makkasau, RSUD". Pusat Data dan Informasi, Persatuan Himpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia. Diakses tanggal 13 Mei 2020.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Profil RSUD Andi Makkasau". Pemerintah Kota Parepare. Diakses tanggal 13 Mei 2020.
- ^ "Sejarah dan Perkembangan RSU Andi Makkasau". Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau Kota Parepare. Diakses tanggal 13 Mei 2020.
- ^ "Batalyon Infanteri Yonif 721 Makkasau". Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-24. Diakses tanggal 13 Mei 2020.