Anna Pijsel

misionaris wanita Belanda

Anna Pijsel (22 Mei 1878 – 16 Oktober 1929), atau lebih dikenal dengan nama Anna Kruyt, adalah seorang dokter dan misionaris wanita Belanda. Ia ditempatkan di Mojowarno, Jawa Timur pada tahun 1904 sebagai dokter sekaligus misionaris wanita pertama di Hindia Belanda.

Kehidupan pribadi sunting

Anna lahir di Hien, sebuah desa di Waal dekat Dodewaart. Ia merupakan putri pertama dari pasangan Daniël Hubertus Pijsel (1850-1914), seorang kepala sekolah reformed Belanda dan Jansje van Dooren (1851-1933). Anna memperoleh ijazahnya di Amsterdam, saat keluarganya pindah ke sana. Setelah menyelesaikan studi tata bahasa, ia mulai belajar kedokteran di Universitas Amsterdam. Selama masa studinya, Anna aktif di dewan Nederlandse Vrouwelijke Christen-Studenten Vereeniging atau NCSV (Asosiasi Mahasiswa Kristen Wanita Belanda). Setelah ia mendengar dari dokter sekaligus misionaris bernama Bervoets, berbicara tentang perlunya dokter dalam misi pekabaran injil dalam sebuah konferensi NCSV pada tahun 1903, ia mendaftar di Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG).

Misionaris dan pernikahan sunting

Permohonan Anna untuk menjadi seorang misionaris merupakan hal baru dalam pekabaran Injil. Dewan NZG menyatakan bahwa belum pernah ada dokter wanita yang dipekerjakan untuk melayani pekabaran Injil Belanda. Dewan NZG menyambut permohonan Anna namun mempertimbangkan pengangkatannya bergantung pada saran dari para koleganya di masa depan. Bukan hanya jenis kelaminnya yang berperan dalam pertimbangan ini, tetapi juga faktor keberatan terhadap fakta bahwa dia dilatih sebagai dokter wanita dan bukannya seorang misionaris.

Setelah Anna berhasil menyelesaikan ujian kedokterannya pada tahun 1904, NZG menunjuknya sebagai seorang dokter sekaligus misionaris. Setahun kemudian, ia berangkat ke Hindia Belanda dan ditempatkan di rumah sakit misi di Mojowarno, Jawa Timur. Ia memulai tugasnya sebagai pengganti Bervoets, yang sedang cuti ke Belanda selama tiga tahun. Anna diberi tanggung jawab khusus untuk pasien wanita dan anak-anak. Pada tahun 1905 —setahun setelah pengangkatannya— NZG juga menunjuk empat misionaris wanita, dua di antaranya ditempatkan di rumah sakit di Mojowarno. Selama masa tugasnya di Mojowarno, Anna sering kali berbeda pendapat dengan misionaris Arie Kruyt, seorang duda berusia delapan belas tahun yang telah bekerja dalam misi tersebut selama berpuluh-puluh tahun. Arie, yang terbiasa untuk dihormati, merasa tidak percaya ada seorang wanita berpendidikan tinggi yang membantahnya. Pada tahun 1907, mereka akhirnya menyelesaikan perbedaan pendapat mereka. Ketika masa tugasnya berakhir, Anna tetap terhubung dengan rumah sakit dan misinya. Pada tahun 1908, ia harus kembali ke Belanda karena mengalami penyakit disentri. Di sana, hubungannya dengan Arie yang juga berada di Belanda karena kesehatannya, menjadi semakin dekat dan mereka segera mengumumkan pertunangan mereka. Pada tahun 1909, mereka menikah di Arnhem, dan setelah itu kembali ke Mojowarno. Ketiga putri mereka lahir di sana: Jansje Kruyt (1910-1974), Maria Kruyt (1911-1953) dan Sophia Kruyt (1913-1995).

Setelah menikah, Anna sudah tidak lagi dipekerjakan oleh NZG. Namun dirinya tetap aktif sebagai dokter dalam misi tersebut. Pada tahun 1913, dia menjabat wakil kepala rumah sakit Mojowarno untuk jangka pendek. Kelahiran anak perempuan bungsu mereka bertepatan dengan pekerjaannya di rumah sakit Mojowarno. "Anna harus kembali bekerja sesegera mungkin. Dia pulang ke rumah untuk memberi makan bayi itu, dan rumah sakit berada di sisi lain jalan".[1] Arie tidak menerima fakta bahwa istrinya telah dikeluarkan dari daftar pekerja misi NZG dan meminta kepada dewan untuk menerimanya lagi. Pada tahun 1911, nama Anna Kruyt-Pijsel muncul lagi di daftar pegawai untuk tahun 1911, tetapi ia tidak berhak mendapatkan gaji atau tunjangan pensiun.

Arie meninggal pada tahun 1916, setelah bertahun-tahun menderita masalah kesehatan. Sebelum kematiannya, ia meminta Anna berjanji untuk kembali ke Belanda bersama anak-anak mereka. Karena Perang Dunia I sedang berlangsung, ia harus menunda kepergiannya. Dia bekerja sementara waktu pada tahun 1917 sebagai pengganti di rumah sakit misi di Bandung.

Kembali ke Belanda sunting

Pada tahun 1919, Anna kembali ke Belanda bersama ketiga putrinya. Dia menetap di Arnhem bersama ibunya, yang sekarang juga seorang janda. Dia bekerja sebagai asisten dokter sekolah dan mengadakan latihan untuk anak-anak di rumah. Bersama dengan temannya Christine Bader, dia mendirikan konsultan untuk bayi di Arnhem. Dia juga memegang berbagai posisi dewan, termasuk di Asosiasi Wanita Kristen Belanda. Anna juga terlibat dalam misi tersebut: dari waktu ke waktu dia menilai kesehatan calon misionaris, dan terutama wanita misionaris. Ketiga putrinya pada akhirnya juga bekerja dalam misi medis pada tahun 1936.

Kematian sunting

Pada tanggal 16 Oktober 1929, Anna meninggal dunia. Lima hari sebelumnya, ia pingsan dan kehilangan kesadaran setelah melakukan perjalanan bisnis. Dia dimakamkan di Arnhem. NZG mengenang Anna sebagai sebagai seorang dokter, istri dan ibu, dan wanita yang "menunjukkan bahwa dirinya ingin menempatkan kekuatannya untuk melayani Tuhannya".

Referensi sunting

  1. ^ Kruyt 1983, hlm. 64.

Sumber sunting

Pranala luar sunting