Antikolinergik adalah kelompok obat yang bekerja dengan menghambat aksi dari neurotransmitter asetilkolin di dalam sistem syaraf parasimpatis. Neurotransmitter ini mempengaruhi berbagai fungsi dalam tubuh yang terkait dengan sistem saraf otonom, termasuk fungsi saluran pencernaan, pernafasan, dan sistem kardiovaskular.

Obat antikolinergik digunakan untuk mengatasi berbagai gejala seperti penyakit Parkinson, asma, diare, overactive bladder, gangguan pencernaan, alergi, dan beberapa kondisi lainnya. Antikolinergik bekerja dengan menghambat reseptor muskarinik dalam sistem saraf pusat, sehingga mengurangi aktivitas saraf parasimpatis. Hal ini menyebabkan efek meredakan gejala, seperti mengurangi iritasi pada saluran pernapasan dan saluran pencernaan, mengurangi cairan yang dihasilkan, dan mengurangi kejang otot.

Namun, seperti halnya obat-obatan lain, antikolinergik juga memiliki efek samping yang harus diperhatikan. Beberapa efek samping yang sering terjadi meliputi mulut kering, gangguan penglihatan, sulit berkemih atau retensi urin, sulit berkonsentrasi, dan pengurangan ingatan jangka panjang pada dosis yang lebih tinggi.

Selain itu, antikolinergik juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi, sehingga sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi jenis obat ini. Sebaiknya tidak mengonsumsi obat antikolinergik secara berlebihan atau lebih lama dari yang direkomendasikan oleh dokter untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan.