Antropologi visual


Antropologi visual merupakan suatu sub-bagian dari disiplin antropologi yang dalam penggunaannya menitikberatkan perhatian pada sistem dan budaya visual sebagai salah satu aplikasi lapangan penelitian antropologi.  Teori dan praktik antropologi yang membaca proses penciptaan, sirkulasi dan konsumsi visual dalam konteks keragaman budaya dan sejarah merupakan bagian dari antropologi visual tersebut.

Sejarah ilmu antropologi

sunting

Secara etimologi atau asal-usul kata, antropologi berasal dari dua kata dari bahasa Yunani: anthropos, yang memiliki makna manusia dan logos yang berarti ilmu. Sehingga secara etimologi, antropologi adalah ilmu yang memiliki metode dalam mempelajari, menjelaskan atau menerangkan gejala yang terjadi terhadap manusia.[1]

Antropologi Visual menjadi sub-bagian dari disiplin antropologi yang penting dikarenakan beberapa hal, yaitu : [2]

  • Dapat menangkap tiga momen penting dalam proses penelitian
  • Antropologi Visual terutama relevansi untuk proyek pengembangan penelitian yang mencari pemahaman berbagai penggunaan sosial media kontemporer
  • Para antropolog melihat bahwa mata mekanis kamera sebagai jaminan bahwa rekaman visual akan "objektif", yang tidak terpengaruh oleh bias subjektif.

Ragam kajian antropologi visual

sunting

Antropologi visual mencakup produksi media antropologi, seperti film etnografi, pameran dan fotografi serta menganalisis media yang ada sebagai bagian dari penyelidikan antropologi. Secara konseptual, antropologi visual terletak pada titik temu studi tentang persepsi dan imajinasi manusia, media audiovisual dan etnografi.[3] Keragaman seni budaya di Indonesia, menjadi topik yang sangat menarik untuk diterapkan pada ilmu antopologi visual. Beberapa penelitian mengenai kajian antopologi visual, khususnya Etnografi Visual dapat dilihat pada jurnal penelitian Antropologi yaitu kajian Etnografi Visual pada kain tapis [4] atau dari kajian yang mencakup kebudayaan lokal sebagai sumber inspirasi dari berbagai daerah di Indonesia.[5]

Dalam antopologi visual, ada tiga fokus utama yang perlu diperhatikan : [6]

  • Produksi dari materi visual oleh peneliti sebagai bagian dari proses penelitian
  • Analisis produksi materi visual oleh peserta secara spontan
  • Menggunakan perbandingan visual, dikombinasikan dengan materi lain, untuk merepresentasikan hasil dari penelitian

Sub disiplin antropologi visual

sunting

Studi tentang antopologi visual mencakup lebih banyak hal, termasuk tentang semua representasi visual seperti menari dan jenis pertunjukan lainnya, museum dan pengarsipan serta produksi dan media massa. Mengenai sejarah dari banyak budaya adalah merupakan bagian dari antopologi visual seperti penelitian yang meliputi lukisan pasar, tato, patung dan relief. Antopologi visual berkaitan dengan sistem dan bentuk visual serta keterlibatannya dalam proses produksi tentang pengetahuan antropologi.[7]

Dari berbagai pembahasan, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri sub disiplin antopologi visual adalah sebagai berikut : [8]

  1. Analisis dan pembentukan atau penataan realitas yang tercermin melalui produksi visual dan artefak.
  2. Kajian lintas budaya terhadap produksi visual ditinjau dari sudut pandang sosial, budaya dan sejarah.
  3. Studi tentang hubungan persepsi budaya dan visual
  4. Studi tentang bentuk-bentuk organisasi sosial seputar perencanaan, produksi dan penggunaan bentuk-bentuk simbolik visual.


Seiring dengan perkembangannya, antopologi visual juga mengikuti perkembangan penggunaan media teknologi, seperti kamera digital, kamera video, telepon genggam hingga pada penggunaan efek-efek yang dihasilkan oleh perangkat lunak komputer. Sebagai bentuk kajian Antropologi, diperlukan bentuk kerja sama dengan bidang pengetahuan lainnya, seperti kajian seni, fotografi, videografi, sinematografi, gender, arkeologi, kognitif antropologi.

Referensi

sunting
  1. ^ ANTROPOLOGI (PDF). 
  2. ^ Media Anthropology. 2005. 
  3. ^ "Antropologi visual". 
  4. ^ "PENELITIAN ANTROPOLOGI KAJIAN ETNOGRAFI VISUAL PADA KAIN TAPIS LAMPUNG". JURNAL SENI RUPA INSTITUT SENI BUDAYA BANDUNG. 
  5. ^ "KEBUDAYAAN LOKAL SEBAGAI SUMBER INSPIRASI (Tinjauan Antropologi Visual pada Pelukis di Kota Makassar)". Jurnal Seni Budaya GELAR ISI Surakarta. 
  6. ^ Media Anthropology. 
  7. ^ "Antropologi Visual dan Pelestarian Warisan Budaya Masyarakat". juniperpublishers.com. 
  8. ^ Rethinking Visual Anthropology.