Anwar Musaddad atau terkenal dengan sebutan Prof. K.H. Anwar Musaddad (03 April 1910 – 21 Juli 2000)[1] adalah seorang ulama terkemuka asal tanah Sunda, seorang guru besar Ilmu Perbandingan Agama dan kristologi serta seorang di antara lima ulama kharismatik (KH. Muhammad Ilyas Ruhiat, K.H. Totoh Abdul Fatah Ghazali, K.H. Irfan Hielmy, K.H. Abdulah Abbas) Jawa Barat yang hafidz al-Qur'an.[2]

Anwar Musaddad
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Masa jabatan
1968 – 1972
Informasi pribadi
Lahir(1910-04-03)3 April 1910
Garut, Hindia Belanda
Meninggal21 Juli 2000(2000-07-21) (umur 90)
Garut
Alma mater
ProfesiUlama
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Riwayat Hidup sunting

Masa Kecil sunting

K.H. Anwar Musaddad memiliki nama kecil Dede Masdiad.[3] Ia adalah putra dari pasangan Abdul Awwal bin Haji Abdul Kadir dan Marfuah binti Kasriyo.[3] Ia masih memiliki garis keturunan dari dua kesultanan besar, yakni Kesultanan Mataram dan Kesultanan Cirebon.[3][4][5] Ibunya adalah keturunan dari Pangeran Diponegoro dari Mataram, sedangkan dari pihak ayah masih memiliki garis keturunan dari Sunan Kalijaga dan Sunan Gunung Djati, Cirebon.[3][4]

Ketika Kiai Anwar berusia empat tahun, ayahnya meninggal.[6] Selanjutnya ia dibesarkan ibunya dan neneknya yang pada saat itu mengelola usaha batik dan Dodol Garut bermerek "Kuraetin".[6]

Pendidikan sunting

Sejak kecil Kiai Anwar memperoleh pendidikan agama Islam dari guru ngaji yang tidak jauh dari rumahnya.[3] Sedangkan pendidikan formal pertamanya ia tempuh dengan masuk ke HIS (Hollandsche Indische School) atau Sekolah Dasar milik Pemerintah Hindia Belanda.[2][3] Namun karena dipandang tidak memenuhi syarat, Kiai As'ad tidak diterima sekolah di sana dan akhirnya memilih masuk ke HIS Cristeljik, Sekolah Dasar milik lembaga pendidikan Nasrani.[3] Setelah menyelesaikan sekolah HIS nya dengan baik, Kiai As'ad melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) Cristeljik atau pendidikan tingkat SMP di Sukabumi.[2][3] Setelah itu, ia melanjutkan ke AMS (Algemene Middlebare School) atau tingkat SMA di Jakarta.[2][3] Pada saat itulah Kiai Anwar mulai banyak mempelajari kitab Injil (Perjanjian Baru) dan Kristologi (Ilmu Agama Kristen) dengan baik.[2]

Kondisi tersebut yang membuat orang tuanya khawatir apabila Kiai Anwar benar-benar masuk agama Kristen.[2] Kemudian Kiai Anwar dipanggil untuk pulang ke Ciledug untuk belajar ilmu-ilmu keislaman kepada K.H. Yusuf Tauziri, seorang ulama yang cukup berpengaruh di Garut.[2]

Pada tahun 1931, Kiai Anwar yang telah beranjak dewasa dikirim orang tuanya ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji dan melanjutkan belajarnya di sana.[2] Selama kurang lebih sebelas tahun belajar di Mekah, ia telah berguru kepada banyak ulama, baik yang berasal dari al-Jawi (melayu) maupun dari Timur Tengah.[2] Di sana ia berhasil menghafalkan al-Qur'an 30 juz dan lebih fasih dalam berbahasa Arab, disamping ia juga fasih berbahasa Belanda, Jerman, dan Inggris yang didapatnya ketika belajar di Jakarta.[2] Pulang ke tanah air, masa berakhirnya penjajahan Belanda. Pada masa penjajahan Jepang, ia diangkat menjadi kepala Kantor Urusan Agama Priangan.

Masa Kemerdekaan Indonesia sunting

Pada masa revolusi kemerdekaan (1945-1949), bersama KH Yusuf Taujiri dan KH Mustofa Kamil, ia memimpin pasukan Hizbullah untuk melawan agresi Belanda yang ingin kembali menjajah RI. Sempat ditangkap Belanda (1948) dan mendekam di penjara, ia baru dibebaskan setelah pengakuan kedaulatan (1950).[1]

Pada tahun 1953, ia mendapat tugas dari Menteri Agama KH. Fakih Usman untuk mendirikan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN) di Yogyakarta, yang menjadi cikal-bakal Institut Agama Islam Negeri (IAIN), yang kini berkembang menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Ia diangkat menjadi guru besar dalam bidang Ushuluddin (akidah Islam) di IAIN Yogyakarta dan menjadi fakultas tersebut pada tahun 1962-1967.[1] Dalam Dies Natalis IAIN Al-Jami’ah ke-5, Ia menyampaikan pidato berjudul Peranan Agama dalam Menyelesaikan Revolusi. Kemudian pada tahun 1967, ia ditugaskan merintis IAIN Sunan Gunung Djati Bandung dan kemudian menjadi rektor pertamanya hingga tahun 1974.[1] Selain itu, di bidang pendidikan, untuk mengggembleng sumberdaya manusia yang lengkap sempurna, ketika menjadi Rektor IAIN Sunan Gunung Jati, Anwar Musaddad juga mendirikan Sekolah Persiapan IAIN (SP IAIN) di Garut, Cipasung, Tasikmalaya (Institut Agama Islam Cipasung), Cilendek Bogor, Ciparay, Bandung, dan Majalengka. Tujuannya, agar jumlah mahasiswa IAIN meningkat. Tujuan lainnya, sebagai perwujudan obsesi Anwar Musaddad “mengulamakan intelektual” dan “mengintelktualkan ulama”.[1]

Karier Politik sunting

Di bidang politik, Anwar Musaddad menjadi anggota parlemen (DPR) dari Partai Nahdlatul Ulama (NU) hasil Pemilihan umum tahun 1955 dan menjadi anggota DPR-GR 1960-1971.[1]

Kiprahnya di NU adalah menjadi Wakil Rais ‘Am PBNU pada Muktamar NU di Semarang (1980). Sejak tahun 1976, Anwar Musaddad tinggal di Garut dengan mendirikan Pesantren Al-Musaddadiyah yang mengelola pendidikan tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Kiai yang terkenal sebagai ahli perbandingan agama, khususnya kristologi ini wafat pada tahun 2000 dalam usia 91 tahun.[1]

Kiprah Sang Ulama Kharismatik sunting

Ia adalah pendiri sekaligus rektor pertama Universitas Islam Negeri (UIN) Gunung Jati, Bandung.[2] Ia juga pendiri Pondok Pesantren dan Yayasan Pendidikan Al-Musaddadiyah di Garut.[6][7] Kiai Anwar juga pernah menjabat sebagai Wakil Rais Am Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan ketua K.H. Bisri Syansuri.[7] Kemudian ia menjabat sebagai Dewan Penasihat (Musytasar) PBNU hingga akhir hayatnya.[2]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g "Riwayat Hidup dan Perjuangan Ajengan KH Anwar Musaddad". www.nu.or.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-31. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l H.M. Bibit Suprapto (2009). Ensiklopedi Ulama Nusantara. Gelegar Media Indonesia. ISBN 979-980661114-5.  Halaman 252-257.
  3. ^ a b c d e f g h i Yies Sa'diyah (2012). Prof. K.H. anwar Musaddad: Biografi, Pengabdian, dan Pemikiran Ulama-Intelektual. Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. ISBN 978-602-8766-50-0.  Halaman 23-35, 101-109.
  4. ^ a b www.scribd.com: Prof KH Anwar Musaddad. Diakses 25 April 2014
  5. ^ Supriadin, Jayadi (2019-05-14). Apriyono, Ahmad, ed. "KH Anwar Musaddad, Ulama Kharismatik Pencetus Konsep Universitas Islam di Indonesia". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-31. 
  6. ^ a b c www.pariwisata.garutkab.go.id: Tokoh Sejarah - Anwar Musaddad Diarsipkan 2014-04-25 di Wayback Machine.. Diakses 25 April 2014
  7. ^ a b www.nu.or.id: Anwar Musaddad, Kiai yang Dosen Diarsipkan 2014-05-22 di Wayback Machine.. Diakses 25 April 2014
Didahului oleh:
Tidak ada
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung
8 Agustus 19681972
Diteruskan oleh:
Letkol H. Abjan Soelaeman