Artefak virtual (AV) adalah objek atau artefak immaterial yang ada dalam pikiran manusia atau dalam lingkungan digital, misalnya Internet, intranet, realitas virtual, dunia maya, dll.[1]

Istilah "artefak virtual" telah digunakan dalam berbagai cara dalam wacana ilmiah dan publik. Biasanya artefak virtual mengacu pada berbagai objek (misalnya gambar, antarmuka pengguna, model, prototipe, animasi komputer, buku virtual) yang ada di lingkungan digital. Konsep dan definisi istilah tersebut berkembang dengan pesat seiring dengan munculnya fenomena baru di ranah virtual.

Dalam dunia digital sunting

Manusia telah memperluas lingkungan mereka ke domain virtual. Artefak virtual dapat dilihat sebagai fenomena budaya penting dalam masyarakat modern. Artefak virtual mengandung makna dan fungsi tersendiri seperti artefak dunia nyata, karena mereka adalah bagian dari dunia, artefak tersebut memengaruhi peristiwa dunia nyata dan kehidupan masyarakat.

Artefak virtual memiliki kesamaan tertentu dengan artefak kehidupan nyata meskipun mereka tidak memiliki sifat fisik seperti artefak dunia nyata. Namun, objek dan lingkungan kehidupan nyata dapat disimulasikan dalam lingkungan digital (seperti permainan komputer, pemodelan 3D, atau realitas virtual). Simulasi objek virtual (AV fotorealistik) dan lingkungan biasanya memiliki model di dunia nyata; namun, bergantung pada konteksnya, artefak virtual abstrak tidak selalu bergantung pada hukum fisika atau kausalitas.[2]

Beberapa artefak virtual murni bersifat abstrak, oleh karena itu mereka tidak dapat memodelkan objek atau fenomena kehidupan nyata. Misalnya, program komputer atau antarmuka pengguna digital, meskipun sering kali mengandung komponen representatif dari objek kehidupan nyata, mereka tidak dapat eksis secara fisik. Artefak virtual ini tidak harus dapat dipahami oleh manusia sama sekali; mereka bisa saja hanya dapat dibuat dan dipahami oleh kecerdasan buatan.

Artefak virtual dapat memiliki sifat fisik dan dimensi (misalnya warna, panjang) tergantung pada lingkungan tempat mereka berada. Sifat fisik ini dapat disajikan dan dirasakan menggunakan media tertentu seperti layar komputer. Di sisi lain, artefak virtual juga dapat berisi properti yang tidak terlihat. Karena sifatnya yang tidak material, mereka dapat diakses, direproduksi, dan diarsipkan secara fleksibel—bahkan secara bersamaan oleh banyak pengguna.

Catatan kaki sunting

  1. ^ Masaki Omata, Kentaro Go, Atsumi Imamiya. A Gesture-Based Interface for Seamless Communication between Real and Virtual Worlds. 6th ERCIM Workshop "User Interfaces for All" October 2000; Dmitry Sokolov, Dimitri Plemenos and Karim Tamine. Methods and data structures for virtual world exploration. The Visual Computer Volume 22, Number 7 / July, 2006; Janet Rountree and William Wong. Learning to Look: Real and Virtual Artifacts. Educational Technology & Society 5 (1) 2002; Shahram Izadi, Mike Fraser, Steve Benford, Martin Flintham, Chris Greenhalgh, Tom Rodden, Holger Schnädelbach. Citywide: Supporting Interactive Digital Experiences Across Physical Space. Personal and Ubiquitous Computing, Volume 6, Number 4 / September, 2002; Malcolm Mccullough. Abstracting Craft: The Practiced Digital Hand. MIT Press 1998; Peter McLaughlin. What Functions Explain: Functional Explanation and Self-Reproducing Systems. Cambridge University Press, 2001.
  2. ^ Vince, John. Introduction to virtual reality. Springer-Verlag London limited 2004.