Atiku Abubakar
Haji Atiku Abubakar (Turakin Adamawa), GCON (lahir 25 November 1946) adalah Wakil Presiden Nigeria sejak tahun 1999. Ia berasal dari Negara bagian Adamawa dan anggota dari Partai Demokrat Rakyat (PDR) hingga dipecat pada 2006. Saat ini ia tetap menjabat sebagai wakil presiden, tetapi afiliasi partainya dialihkan ke Partai Kongres Aksi.
Atiku Abubakar | |
---|---|
Wakil Presiden Nigeria | |
Mulai menjabat 29 Mei 1999 | |
Presiden | Olusegun Obasanjo |
Pengganti Petahana | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 25 November 1946 Negara bagian Adamawa, Nigeria |
Partai politik | Kongres Aksi |
Sunting kotak info • L • B |
Latar belakang
suntingAbubakar mencapai pucuk pimpinan PDR yang berkuasa terutama karena peranan penting yang dimainkan dalam pembentukannya. Ia juga merupakan musuh bebuyutan dari Presiden Sani Abacha, diktator Nigeria yang telah meninggal dunia. Sumber kekayaan Atiku telah menjadi eprtanyaan di antara rakyat Nigeria, tetapi itu pun berlaku bagi banyak warga Nigeria kaya lainnya, termasuk atasannya sendiri - Olusegun Obasanjo. Ia pernah mengatakan dalam sebuah biografi baru yang masih akan diterbitkan bahwa kekayaannya diperoleh, "melalui investasi yang bijaksana, kerja keras dan keuntungan semata-mata karena berada di tempat yang tepat dan di waktu yang tepat," namun banyak yang berpendapat bahwa pernyataannya ini hanyalah sekadar suatu tabir asap.
Abubakar bekerja sebagai seorang petugas bea cukai selama 20 tahun, dan berhasil mencapai kedudukan wakil direktur sebelum ia beralih ke bisnis dan politik pada 1989. Sementara menjabat sebagai petugas bea cukai yang menangani Bandara Internasional Murtala Muhammed Lagos pada 1984, terjadi skandal "53 koper" yang terkenal milik almarhum Emir dari Gwandu. Abubakar dituduh mengabaikan semua peraturan dan membiarkan sang Emir dan rombongannya berlalu bahkan tanpa diperiksa satu koperpun. Kebanyakan petugas bea cukai yang ada di situ merasa kaget. Belakangan juga dituduhkan bahwa banyak dari koper itu yang penuh berisi uang. Kejadian ini membuat marah Kepala Negara Bagian, Jenderal Buhari dan wakilnya, Brigadir Tunde Idiagbon, yang memerintahkan investigasi segera dan menyeluruh ke dalam masalah ini. Hal ini membuat geram Kepala Negara Bagian saat itu, Mayor Mustafa Jokolo, yang, kebetulan, adalah anak sulung sang Emir.
Menteri Keuangan saat itu, Onaolapo Soleye dan seorang perwira militer muda yang berpengaruh, Kol. Chris Alli, berusaha untuk mengajukan kasus Atiku ke hadapan Buhari dan Idiagbon, tetapi sia-sia. Belakangan tepat ketika kasusnya akan diajukan, Jenderal Ibrahim Babangida, dalam usaha untuk menyelamatkan dirinya sendiri, menggulingkan rezim Buhari. Hal ini sangat menolong Atiku Abubakar, yang akhirnya pelan-pelan diberhentikan dari jabatannya.
Wakil presiden
suntingSejak menjadi Wakil Presiden pada 1999, Abubakar telah memimpin Dewan Privatisasi Nasional. Pada masa ini, ratusan perusahaan publik yang merugi dan dikelola dengan buruk dijual dengan cara yang menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada menjawabnya. Ada berbagai tuduhan bahwa Abubakar terlibat dalam praktik-praktik curang dalam proses privatisasi terhadap sebagian dari perusahaan-perusahaan negara ini. Anak lelaki Presiden Obasanjo, Gbenga, merujuk kepada tuduhan ini dalam sebuah wawancara dengan sebuah jurnal yang berbasis Internet, Elendu Reports. Di situ ia mengatakan bahwa Atiku Abubakar "menjual Pentascope kepada dirinya sendiri".[1] Tuduhan-tuduhan ini, masih belum terbuka, meskipun banyak analis politik melihat Abubakar, dengan rasa simpatik, bahwa ia adalah orang yang cenderung terlibat masalah daripada persekongkolan. Atiku kadang-kadang menghadapi masalah karena ulahnya sendiri. Oleh banyak surat kabar dilaporkan bahwa sejumlah besar orang menyaksikan ia memerintahkan pembantu-pembantunya untuk menyerang secara fisik Akintunde Akinleye, seorang wartawan foto Daily Independent karena telah menulis artikel yang menjelek-jelekkannya. Beberapa minggu setelah kejadian ini, Atiku membuat pernyataan publik yang isinya, bukannya meminta maaf, malah membenarkan tindakannya ini dan mempersalahkan sang wartawan atas kejadiant ersebut. Meskipun demikian, Abubakar menawarkan penggantikan kamera Akinleye yang rusak. Kejadian ini dan yang lain-lainnya telah membuat ia tidak disukai oleh Persatuan Wartawan Nigeria, yang telah bangkit melawannya.
Di luar itu, masa depan politik Atiku tetap tidak pasti. Presiden Obasanjo telah meminta Senat untuk memeriksa laporan investigasi mengenai praktik-praktik curang yang dituduhkan kepada Wakil Presiden.
Pada 18 September 2006, Abubakar dituduh oleh Komisi Kejahatan Ekonomi dan Finansial, bahwa ia telah menggelapkan dana kampanye sebesar ₦71.123.250.000 dan melakukan berbagai suapan.[2]
Pencalonan diri sebagai presiden
suntingPada 25 November 2006 Abubakar mengumumkan bahwa ia akan ikut serta dalam pemilihan Presiden tetapi tidak segera menyatakan partai yang akan diwakilinya meskipun ia telah meresmikan sebuah komite kampanye presiden [1]. Hari Rabu, 20 Desember 2006, ia secara resmi bergabung dengan Kongres Aksi sebagai kandidat presiden mereka.
Proyek kampanye 2007 Atiku
suntingAliansi Bersatu untuk Perubahan
suntingReferensi
sunting- ^ Atiku's Mansion and the War on Corruption Elendu Reports, 17 Agustus 2005
- ^ PTDF: Forensic Investigation Indicts Atiku Diarsipkan 2007-03-15 di Wayback Machine. ThisDay, 18 September 2006