Bahasa Proto-Melayik

bahasa purba hasil rekonstruksi dari bahasa rumpun Melayik, bagian dari rumpun bahasa Austronesia


Bahasa Proto-Melayik atau bahasa Purwa-Malayik merupakan rekonstruksi bahasa zaman purwakala yang dituturkan oleh orang-orang rumpun Malayik zaman purwakala sekaligus bahasa induk dari Rumpun bahasa Melayik modern yang dituturkan oleh berbagai etnis di Sumatra, Kalimantan, Semenanjung Malaya, Kepulauan Selat Melaka, serta Kepulauan Laut China Selatan.[1]

Proto-Melayik
Reka ulang dariRumpun bahasa Melayik
Leluhur
reka ulang
L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Bahasa Melayik tidak berarti bahasa tersebut adalah bahasa Melayu, dialek bahasa Melayu, atau turunan bahasa Melayu misalnya Iban, Kerinci, Minangkabau dianggap bahasa Melayik tetapi bukan berarti secara langsung berasal dari bahasa Melayu atau dialek Melayu, meskipun terkait dengan bahasa Melayu. (Adelaar, 1992)[2] Leluhurnya, bahasa Melayu-Polinesia Purba yang berasal dari bahasa Austronesia Purba, mulai terpecah setidaknya pada tahun 2000 SM akibat orang-orang Austronesia menyebar dari pulau Taiwan ke selatan menuju Filipina, Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi.

Bahasa Melayik Purba dituturkan di Kalimantan setidaknya pada tahun 1000 SM dan telah dikatakan bahwa bahasa ini adalah bahasa leluhur semua dialek Melayu berikutnya. Ahli bahasa umumnya setuju bahwa tanah air rumpun bahasa Melayik ada di Kalimantan berdasarkan sebaran geografisnya di pedalaman, variasinya yang bukan disebabkan oleh kontak bahasa, dan sifatnya yang kadang kala konservatif.[3] Diduga kuat bahasa ini berasal dari pulau bagian barat Kalimantan dan kemudian menyebar ke berbagai penjuru kepulauan Nusantara. Sekitar awal milenium pertama, penutur rumpun bahasa Melayik telah mendirikan permukiman di wilayah pesisir Vietnam Tengah-Selatan, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Luzon, Sulawesi, Kepulauan Maluku, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, dan Kepulauan Jawa-Bali modern.[4]

Fonologi sunting

Bahasa Melayik Purba mempunyai 19 konsonan dan 4 vokal.[5] Simbol yang ditulis tebal pada tabel merupakan ortografinya, sedangkan simbol yang ada di dalam tanda kurung merupakan simbol Alfabet Fonetik Internasional.

Konsonan Proto-Melayik
Bibir Rongga-gigi Lelangit Lelangit-belakang Celah suara
Letupan Nirsuara *p *t[a] *c *k
Bersuara *b *d *j /ɟ/
Sengauan *m *n /ɲ/
Geseran *s *r /ɣ/ *h
Hampiran-sisi *l
Hampiran *w *y /j/
Vokal Proto-Melayik
Depan Madya Belakang
Tertutup *i *u
Tengah
Terbuka *a

Ada 2 diftong:

  • *-aj
  • *-aw

Struktur kata sunting

Leksem Melayik Purba sebagian besar bersuku kata dua, meskipun beberapa leksem mempunyai satu, tiga, atau empat suku kata. Leksem mempunyai struktur kata berikut:[5]

* [K V (S)] [K V (S)] [K V (S)] S V S 

Catatan: K = konsonan, V = vokal, S = sengau

Catatan sunting

  1. ^ *t dicantumkan sebagai bunyi gigi oleh Adelaar (1992)

Rujukan sunting

  1. ^ https://www.researchgate.net/publication/36066036_Proto-Malayic_the_reconstruction_of_its_phonology_and_parts_of_its_lexicon_and_morphology
  2. ^ https://brill.com › article-p381_1 K. Adelaar The relevance of Salako for Proto-Malayic and for Old ... - Brill
  3. ^ Andaya 2001, hlm. 317
  4. ^ Andaya 2001, hlm. 318
  5. ^ a b Adelaar 1992, hlm. 102.

Templat:Rumpun bahasa Austronesia